𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀 𝐏𝐔𝐓𝐈𝐇 𝐄𝐏𝐈𝐒𝐎𝐃𝐄 𝟒 : [ 𝐏𝐀𝐑𝐓 𝐂​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ 𝐀𝐏𝐀 𝐘𝐀𝐍𝐆 𝐊𝐀𝐔 𝐁𝐄𝐑𝐈 𝐔𝐍𝐓𝐔𝐊𝐊𝐔❓ ]

 

POV YOGA
[Rabu, 23 Juni 2021]

Setelah Dani pulang, tadinya aku akan menutup aplikasi dari kamera pengintai ini, tapi begitu melihat istriku membuka pakaiannya di ruang tengah, aku menghentikan niatku. Penisku memang sejak tadi menegang, dan kini aku terangsang melihat tubuh telanjang istriku melalui kamera pengintai.

Istriku kemudian masuk ke kamar mandi yang berada di dalam kamar kami. Aku mulai mengocok penisku di balik meja kerja di ruangan kantorku. Baru pertama ini aku melihat tubuh telanjang istriku dari kamera, rasanya seperti sesuatu yang berbeda.

Tak diduga, ternyata istriku memainkan vaginanya sesaat ia menyelesaikan kencingnya di atas closet. Dari wajahnya aku melihat dia begitu menikmati sentuhan di vaginanya sendiri, wajahnya kadang menengadah dengan mulut menganga.

Setelah beberapa lama, istriku bangkit kemudian berjalan menuju washtafel, aku pikir dia sudah mengakhiri masturbasinya dan melanjutkan untuk menggosok gigi. Tapi ternyata dia meraih ponselnya sampai tiba-tiba terdengar notifikasi dari aplikasi kloningan di ponselku.

Istriku mengirim pesan pada nomor yang tak dikenal, “Dan….”, begitu bunyi pesannya. Dia mengirimkan pesan itu untuk siapa? Apa maksudnya? Dan?…… Dani? Sejak kapan dia memiliki nomor satpam itu? Tak ada aktifitas lagi di ponselnya, orang yang dihubunginya pun tidak memberi jawaban apapun.

Kulihat kini tubuh istriku menyandar di tembok kamar mandi, kakinya sedikit mengangkang dan ia mulai kembali memainkan vaginanya. Dibalik kenikmatan menyaksikan istri sendiri bermasturbasi, aku merasakan kegetiran… kasihan istriku itu, jarang sekali mendapatkan kepuasan dariku, maafkan aku istriku…

Dari mini spy-cam yang aku simpan tersembunyi di celah-celah roster, sangat jelas kini tubuh Mila menghadap kamera sambil bermasturbasi, seolah-olah dia tahu kalau aku sedang mengamatinya. Apakah dia tahu kalau aku menyimpan kamera itu disana? Apakah ini hadiah ulang tahun untukku, Mila-ku Sayang? Apa yang kau beri untukku kali ini benar-benar aku nikmati…. terima kasih sayaang…. Aku semakin cepat mengocok penisku.

Tubuh istriku sempat mengejang, lalu dia kembali memainkan vaginanya bahkan kini dia sambil memainkan indahnya gundukan payudaranya. Dia memainkan putingnya dengan menggigit bibir bawahnya, wajahnya sangat sexy, berkali-kali aku lihat dari mulutnya mendesah seperti mengucapkan sesuatu namun aku tak bisa mendengar suara apapun…. Ketika istriku kembali mengejang, sepertinya dia mencapai klimaksnya, begitu pun penisku yang sudah tak tahan lagi mengeluarkan sperma yang aku tak peduli muncrat ke kolong meja kerjaku… CRTTT CRTTTT CRTTTT.

POV MILA
[Rabu, 23 Juni 2021]

Sepulangnya Dani, aku yang sudah kegerahan setelah berolahraga langsung membuka seluruh pakaianku sejak dari tengah rumah. Aku melangkah ke kamar mandi dengan tubuh telanjangku sambil membawa ponsel.

Setelah kencing di closet, kubasuh vaginaku dengan shower yang menyembur keras… ohhh tiba-tiba aku merasakan sensasi yang berbeda. Memang sejak olahraga tadi aku sudah sangat terbakar gairah, apalagi setelah acara senamku tadi dilihat dan dibantu oleh Dani yang terkadang dia juga juga menyentuhku.

Untuk pemuda yang satu itu, aku memang sudah menyimpan hasrat sejak kegiatan lari pagi di hari minggu kemarin. Bukan perasaan cinta atau sayang, tapi nafsu!! Ya, entah mengapa aku begitu bernafsu setiap kali melihat tubuhnya yang kekar berotot itu, memang akhir-akhir ini, sejak sering melihat video gym aku jadi terobsesi pada lelaki berotot, dan itu dimiliki oleh Dani.

Postur tubuh Dani yang paling berotot diantara Faisal dan Andre, walaupun untuk Andre aku tak sempat melihatnya membuka baju. Tapi tinggi badan Dani paling pendek diantara keduanya, bahkan dibandingkanku juga, mungkin sekitar 166-167cm, sementara aku 169cm.

Wajah Dani itu sebenarnya biasa-biasa saja, kulitnya sedikit gelap dengan rambut cepak khas potongan tentara. Mungkin wajahnya bisa dibilang laki-laki banget dengan tulang pipinya yang tegas. Berbeda dengan Faisal yang tampan dengan kulit putihnya sehingga terasa teduh jika dilihat, atau Andre yang manis dengan ketampanan khas timur tengah.

Kembali ke kejadian di hari Minggu, awalnya kami hanya lari pagi biasa, setelah beberapa putaran Dani mulai curhat masalah pribadi dan keluarganya serta rencananya yang akan bekerja di pelayaran, hingga akhirnya aku mengizinkan dia untuk memanggilku dengan sebutan ‘Kakak’ karena dia tidak memiliki saudara perempuan.

Di putaran ke-8 dari rencana 10 putaran lari pagi di hari itu, aku mulai kehabisan stamina. Aku mulai berjalan, tapi tak lama karena kakiku begitu letih sehingga aku sempat jongkok, kemudian Dani menyarankan agar aku meluruskan kakiku, setelah beberapa saat.. aku kembali memutuskan untuk melanjutkan berjalan, disitu mulai ada sentuhan fisik karena aku memegangi lengan atau bagian tubuhnya yang lain.

Baru berjalan beberapa langkah, aku menyerah… akhirnya Dani menawarkanku untuk menggendongku sampai ke rumah, belum juga aku menyetujuinya dia sudah mengangkat tubuhku ini. Aku yang begitu letih, merebahkan tubuh ini erat di punggunya. Libidoku naik ketika tangannya menyentuh bagian bawah pahaku serta payudaraku yang menempel di punggungnya, aku semakin bergairah ketika mencium aroma keringatnya, bukan bau badan… tapi aromanya begitu pekat khas orang-orang pekerja lapangan usai bekerja keras.

Ketika sampai di jalan lurusan rumahku, aku meminta untuk turun karena takut diketahui oleh suamiku yang staminanya begitu loyo dan sedang berbaring tak berdaya di gazebo, tapi Dani tidak menurunkan tubuhku sampai ke rumah. Begitu pintu rumah kubuka, aku meminta Dani untuk membawaku ke kamar.

Dia kemudian duduk di tepian pinggir tempat tidur untuk menurunkanku, di tempat tidur itu pun aku pun pelan-pelan melepaskan tubuhku dari tubuhnya, sebenarnya aku masih ingin berlama-lama mendekap tubuhnya. Aku berbaring dengan kaki yang masih terjuntai ke lantai, tanpa diminta Dani membukakan sepatuku.

Dani pun pamit untuk keluar, tapi aku memintanya untuk mengangkat tubuhku dulu hingga berbaring lurus sejajar dengan posisi tempat tidur. Dani pun menggendong tubuhku lagi dengan jemarinya yang menyelusup ke pinggang dan belakang kepalaku, saat mengangkat dan menurunkan itu jarak wajahnya dengan wajahku begitu dekat, jujur saja….. jika Dani melakukan hal apapun kepadaku di saat itu aku tak akan menolaknya, aku lihat pandangan Dani pun sudah terlihat berbeda, tapi sepertinya dia ragu… hingga akhirnya di hari itu kami tidak melakukan apapun.

"Eemhh... Dan…", lenguhku menyebut namanya di kamar mandi ini saat jariku menyentuh lubang vagina sambil membayangkan kejadian di hari Minggu itu, ada rasa nikmat yang kurasakan.

Sampai kami baru bertemu lagi di hari ini, tadi saat senam tangannya menyentuh kaki hingga ke pahaku sempat membuatku terkejut dan sepersekian detik tubuhku menggelinjang merasakan sensasi yang luar biasa, juga di akhir-akhir sit-up-ku tangannya menyentuh kulit perutku sambil menjelaskan manfaat sit-up untuk membentuk otot perut, penjelasannya tak kudengar.. hanya sentuhannya yang kurasakan.

Ketika sit-up selesai, dari mulut Dani keluar perkataan yang membuatku terkejut… mungkin bagi dia hal biasa atau tidak merasa kalau hal itu adalah perkataan yang cabul.. “Olahraganya cukup dulu Kak hari ini… tuh keringetnya udah banyak banget sampai memek Kakak basah…”, ucapnya dengan begitu polosnya.

Aku tidak marah mendengar dia mengucapkan hal itu, hanya risih tapi sekaligus juga terangsang sehingga aku pun memukul lengannya dengan gemas. Kemudian aku melihat legging-ku yang memang sudah sangat basah di area selangkangan, aku memang tidak terbiasa menggunakan celana dalam ketika memakai legging.. aku langsung menutupinya dengan tanganku karena malu.

Ketika Dani pamit, aku kembali ke dapur untuk menyiapkan nasi kuning untuk dia bawa pulang. Dani kemudian menghampiri dan membantuku untuk mengemasi makanan untuknya itu, sambil sesekali tubuh kami berdempetan dan sempat tonjolan penis di balik celananya itu menggesek pantatku walau hanya sekilas. Dani pun meminta nomor teleponku, dengan alasan agar kalau aku ada perlu apa-apa mudah untuk menghubunginya. Dia juga mengajakku untuk lari pagi lagi besok, tentu saja aku tak menolaknya….

Kini di kamar mandi ini pikiranku melayang dengan mata terpejam bersamaan dengan bayangan saat penisnya tadi menggesek pantatku… aku menduga ukurannya cukup besar.

"Aaah... kontolin Kakak, Dannn…", desahku pelan sambil mengusap-usap klitorisku sendiri. Kubayangkan tubuh Dani yang begitu atletis itu menindihku…. Kuusap klitorisku semakin kencang sambil merbayangkan Dani yang sedang menyetubuhiku.

Tiba-tiba di roster kamar mandi terlihat sebuah bayangan… aku menduga itu adalah orang yang mengintipku lagi. Karena aku sedang dikuasai birahi, maka aku biarkan saja sampai tiba-tiba aku teringat pada Dani, kenapa tidak minta bantuan pada Dani untuk menangkap pelakunya? Aku pun bangkit dari closet dengan tenang agar tak membuat si pengintip itu curiga kalau aku sudah mengetahui keberadaannya. Aku ambil ponselku yang kuletakkan di meja kaca kecil yang ada di atas dinding washtafel. Langsung kukirim pesan pada Dani.

“Dan….”, begitu pesan pembuka dariku.

Begitu terkejutnya aku ketika di balik tembok kamar mandi terdengar suara nada di sebuah ponsel seperti memberi notifikasi pesan masuk. Bayangan di roster itu langsung menghilang. Dani?! Jadi yang selama ini yang mengintipku itu Dani????

Aku semakin terbakar nafsu, kini aku menyender ke tembok… tubuhku berhadapan langsung dengan roster, aku sudah tak melihat bayangan itu tapi aku tetap mengangkangkan kakiku sambil kembali memainkan vaginaku….

Mungkin sekitar 1 menit kemudian bayangan itu muncul lagi, aku semakin bergairah ketika masturbasiku ini diintip oleh seseorang… aku akan memberikan pemandangan ini untuk Dani, pemuda yang menganggapku sebagai Kakaknya.

"Ooh... Daniii… ini memeknya Kakak... Daan…. Aaaaaghhhh", desahku lumayan keras yang memang sengaja agar Dani bisa mendengarkan suaraku memanggil namanya. Tubuhku mengejang sesaat, meraih kenikmatan orgasmeku sendiri di kamar mandi.

Ini masturbasi ternikmat dalam hidupku, aku jamah lagi klitorisku dan kembali mengusapnya. Menikmati setiap sentuhannya dengan mata terpejam, satu tanganku meremas kedua buah payudaraku dan memainkan putingnya. Usapan di klitorisku semakin cepat.

"Ssshhhh... oooh… Dani Sayaaang…..", aku kembali mendesah dengan suara pelan sambil benar-benar menikmatinya, meskipun pelan tapi aku yakin dia mendengarnya karena jarakku dengan dia mungkin hanya sekitar kurang dari 3 meter saja.

"Entotin Kakak besok DAAANNN... AAAAAGHH OUUUGGGH…..", jeritku sudah tak sadar dengan apa yang kuucapkan. Tubuhku kembali bergetar hebat mencapai orgasme lagi.

Suara nada ponsel di balik tembok kamar mandi itu terdengar lagi. Bayanganpun kembali hilang, setelah sekian lama bayangan itu tak datang lagi, akhirnya aku akhiri masturbasiku dan aku pun mulai mandi.

Sampai malam tiba, pesanku pada Dani tak dibalas juga.. mungkin dia bingung untuk menjawabnya setelah melihat masturbasiku memanggil-manggil namanya, kini aku merasa malu sendiri. Ah, bagaimana dengan besok? Apakah aku benar-benar akan bersetubuh dengan Dani seperti racauanku sesaat menjelang orgasme? Atau malah rencana lari pagi besok bisa berantakan karena suasana pasti menjadi serba canggung. Entahlah…​



Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com