𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀 𝐏𝐔𝐓𝐈𝐇 𝐄𝐏𝐈𝐒𝐎𝐃𝐄 𝟔 : [ 𝐏𝐀𝐑𝐓 𝐁​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ 𝐊𝐔𝐏𝐀𝐒𝐓𝐈𝐊𝐀𝐍 𝐊𝐄𝐋𝐀𝐊 ]

 


 POV YOGA
[Rabu, 25 Mei 2022]

Di 2 hari terakhir ini, Mila dan Andre sudah mulai berkomunikasi dengan sangat mesra bagai pasangan kekasih melalui chat. Sepertinya mudah bagi mereka menumbuhkan kembali perasaannya, maklum sepertinya dulu mereka pernah benar-benar jatuh cinta. Sejak pukul 2 siang tadi, Mila sudah bermesraan dengan Andre.

“Ayang aku… rasanya hari ini kok lama banget yaaa….”, ucap Mila tiba-tiba mengirimkan pesan pada Andre.

“Kirain Mas aja yang ngerasa gitu hehehe…. Tapi kayanya Mas mau pulang dulu deh abis kerja… paling kesitu jam 8’an.. Mas udah bilang kok sama Akang..”, balas Andre.

“Yah, Ayaaang… lama ah!”, jawab Mila sepertinya kecewa karena sudah tak tahan menahan rindu.

* Emoticon menangis dari Mila

“Kan mau potong rambut dulu… kemaren kan Ayang minta Mas potong rambut biar rapi…”, ucap Andre.

“Oh ya ya ya…. Makin ganteng pasti Ayang-nya aku”, jawab Mila antusias.

* Tiga buah emoticon love dari Mila

“Makanya sabar dong, Sayaaang… Pacar-nya Mas juga dandan yang cantik yah”, kata Andre menimpali.

“Iyaaa…”, jawab Mila.

“Mainnya dua kali ya, malam nanti… hahaha”, ucap Andre semangat.

“Iiiiih…”, balas Mila.

“Oh ga mau?”, tanya Andre.

“MAUUU!!!”, jawab Mila cepat.

“Kirain ga mau…. Takutnya ga enak hahaha”, ucap Andre.

“Enak banget tau, Yang….”, jawab Mila tanpa malu-malu.

“Apanya yang enak?”, tanya Andre memancing istriku.

“Itunya Ayang… gede banget”, jawab istriku tegas.

“Itunya apa? Sebutin dong…”, desak Andre seolah menggoda.

“Ngga ah… ntar aja disebutin nya”, balas istriku sepertinya malu.

“Bener ya nanti sebutin….”, goda Andre lagi.

“Eh ngga, ngga…. Ngga mau!”, jawab Mila cepat-cepat meralat ucapannya.

“Yaah…”, balas Andre kecewa.

“Emangnya boleh gitu ngucapin kaya gitu sama suami aku?”, tanya Mila seperti ragu.

“Boleh lah… nambah cepet berdiri pastinya..”, jawab Andre sok tahu. Tapi sebetulnya benar juga, semakin istriku liar dan berkata jorok, sepertinya aku semakin menikmatinya.

Begitulah percakapan mereka yang aku lihat dari aplikasi kloningan, yang sampai sekarang Mila belum tahu kalau ponselnya telah diretas. Walaupun demikian, kini Mila selalu memberitahu padaku setiap usai berkomunikasi dengan Andre dan memintaku untuk memeriksa chat-nya yang tak satupun dia hapus, dia khawatir percakapannya itu telah melewati batas. Tapi aku tetap berpura-pura tak tahu dan mengatakan padanya kalau aku tak perlu tahu.
----++----​

Malam pun tiba, Sejak pukul 7 tadi, Mila sudah serius berdandan… kini dia sudah jauh lebih cantik dan lebih siap dibandingkan dengan pertemuan pertama. Istriku tidak menggunakan pakaian yang formil tapi justru dia sudah mengenakan lingerie sexy berwarna putih.

Saat ini Andre datang menggunakan mobil, Aku dan Mila langsung bergegas membuka pintu depan untuk menyambut kedatangannya, begitu turun dari mobil aku melihat ada sesuatu yang berbeda pada diri Andre, sepertinya dia sudah memotong rambutnya sesuai permintaan istriku, kini Andre tampak lebih rapi meski tetap mempertahankan kumis dan brewok tipisnya. Aku melirik pada Mila, sepertinya dia cukup terpesona dengan penampilan Andre malam ini yang harus kuakui bahwa dia memang tampan. Mata istriku berbinar dan tanpa malu-malu ia lemparkan senyuman indahnya pada Andre sejak pertama menatapnya. Ketika mereka beradu tatap, sangat jelas terlihat jika mereka sudah tumbuh chemistry dan ketertarikan melebihi hari sebelumnya. Ada perasaan cemburu datang padaku dan yang membuat hatiku panas melihat gerak-gerik mereka, tapi tentu saja rasa cemburu itu membuatku semakin bergairah.

Andre terlebih dahulu ku persilahkan duduk di ruang tamu. Aku melihat Andre dan Mila sudah tidak canggung lagi mengobrol. Meskipun terlihat dari tatapan wajah mereka yang mungkin dalam hatinya ingin saling memuji penampilan pasangannya di malam ini, tapi mungkin karena ada aku disana, mereka hanya berbincang basa-basi saja.

Aku sebentar meninggalkan mereka untuk mengambil charger-an di ruang kerjaku, tapi begitu kembali ke ruang tamu.. aku begitu terkejut sehingga aku mundur lagi ke belakang dan bersembunyi di belakang lemari dengan gemuruh jantung bertalu-talu. Tadi aku melihat posisi duduk mereka yang awalnya berjauhan kini berdampingan erat sambil berpelukan dan mereka berciuman dengan penuh gairah!!!

Saking asyiknya berciuman tadi, rupanya mereka tidak menyadari kedatanganku. Sekarang aku pun tidak berusaha mengintip atau melihat dari kamera pengintai… aku hanya mencuri-curi dengar…

Mmmpphh ssshhhh ahhhhh shroooupppp shhhh ahhhh

“Ayang… ganteng banget sih…”, ucap istriku manja dan sedikit berbisik-bisik.

“Kamu juga cantik banget, Sayang… malam ini pasti Mas bakalan puas banget…”, balas Andre yang sepertinya kali ini lebih memikirkan kepuasan dirinya dibandingkan dengan tugasnya yang sekedar membantuku.

Aku sudah tidak sabar dan segera masuk lagi ke ruang tamu, tampak mereka kaget dan duduknya pun kembali menjauh tapi aku tanggapi dengan santai… “Ga apa-apa, kok…. Santai aja, kan udah dibilang kalian boleh pacaran”, ucapku sambil tersenyum walau di sisi lain sebenarnya hati ini meronta melihat istriku bermesraan dengan lelaki lain.

Aku pun kemudian mengajak mereka langsung ke kamar. Mila berjalan denganku sambil menggandeng tanganku erat, sementara Andre berjalan di belakang mengikutiku.

Di dalam kamar, tanpa aku perintah Mila segera naik ke atas tempat tidur seperti yang sudah tak sabar dan segera ingin mulai mereguk kenikmatan bersama Andre.

Begitu pula Andre tanpa meminta izin dariku langsung membuka celananya. Kulihat Mila melirik ke arah penisnya Andre yang masih belum ereksi. Entah apa yang dipikirkan oleh Mila, yang pasti kini dia tersenyum penuh arti sambil menggigit bibir bawahnya dengan tatapan yang terus melihat pada penis kekasihnya itu.

Melihat tingkah Mila seperti itu, membuatku semakin berdebar dan berharap permainan mereka akan lebih panas dari malam sebelumnya. Aku masih berdiri sambil men-charge ponselku… “udah naik duluan aja Ndre…”, ucapku pada Andre yang sepertinya salah tingkah dengan apa yang harus dilakukannya saat ini.

Ketika Andre naik ke tempat tidur, Mila langsung melorotkan celana dalamnya yang membuat lingerie yang dipakainya tersibak hingga ke pinggang. Vagina Mila sekarang terekspos dengan jelas.

Aku kaget, vagina Mila dicukur tampak mulus dan licin tanpa bulu sedikitpun. Sejak kapan dia mencukurnya? Istriku sepertinya benar-benar telah mempersiapkan malam ini dengan sangat serius. Apakah yang dilakukannya ini untukku? Atau untuk Andre? Entahlah.

Pandangan mataku kemudian tertuju pada celana dalam merah yang telah dilepaskan Mila, terlihat di area vagina celana dalamnya itu terlihat jelas sudah basah.

Andre tak langsung menindih Mila meskipun aku telah melihat Mila sudah sangat siap dengan posisi kakinya yang sudah mengangkang, Andre berbaring tepat disebelah Mila. Salah satu tangan Andre langsung menggapai jemari tangan Mila, kemudian mencium telapak tangannya dengan mesra. Mila tersenyum dengan pandangannya yang sangat dalam kepada Andre begitupun Andre memandang mata istriku dengan tatapan orang yang dimabuk cinta.

Andre pun melepas tangan Mila yang sebelumnya ia genggam dan tanpa meminta izin dariku tangan kanannya menyentuh vagina Mila yang tampak licin itu. Tangannya itu masuk diantara celah kangkangan kaki Mila. Mata mereka masih saling pandang dengan ekspresi penuh gairah dan nafsu diwajah mereka berdua.

Mereka benar-benar seolah menghiraukanku di malam ini. Aku masih berdiri menikmati mereka dari kejauhan, aku tak mau merusak mood mereka, biarkan saja mereka menikmati ini toh aku juga ikut menikmatinya, yang kali ini aku pun sudah melepas celanaku.

Aku langsung berlari keluar kamar untuk mengambil kursi dari ruang kerjaku, terdengar suara istriku memanggil sepertinya dia bingung dan khawatir dengan sikapku ini, tapi aku tak menghiraukannya.

Begitu aku masuk kembali mereka sudah berciuman dan dua jari Andre sudah keluar masuk ke dalam vagina Mila. Mereka sempat melirikku yang masuk kamar sibuk sambil mendorong kursi. Mereka hanya melirik saja kemudian kembali melanjutkan kegiatannya seolah tadi aku sempat mengganggunya. Aku pun duduk di kursi dengan sandaran itu dengan jarak sekitar 2 meter dari tempat tidur, menyaksikan istriku sedang dalam rengkuhan lelaki lain. Tanpa sadar aku mulai mengocok penisku pelan.

Aku mulai mendengar suara desahan kecil dari mulut Mila dan matanya terpejam menahan nikmat. “Sssshhh… Ayang, aku gggaaa kuattt…”, desah pelan Mila mulai meracau. Jari Andre semakin cepat keluar masuk vagina istriku.

Di moment ini aku merasakan sensasi yang begitu hebat, nafasku berat dan jantungku sangat berdebar. Aku perhatikan tubuh istriku sedikit bergoncang pelan seperti mengikuti ritme kocokan jarinya Andre. Mila terus menerus mengeluarkan desahan kecil seperti terengah dan kembali badannya berayun ringan naik turun, matanya tetap terpejam seakan sedang menikmati sesuatu.

“Maaasss… Aku nyampeee…”, jerit Mila tiba-tiba mengagetkanku. Tubuhnya menggelinjang, dengan pelan Andre mencabut dua jarinya itu yang tampak basah dengan lendir.

Setelah Mila berhenti getarannya, Andre kemudian menoleh ke arahku kemudian bertanya, “Kang, udah siap?”, tanyanya.

“Belom Ndre… terusin aja dulu”, jawabku sambil berusaha mengocok penisku yang masih kadang turun kadang naik ini.

Andre pun mulai menindih tubuh istriku, kelamin mereka kini tampak bersentuhan.. "Eeemh... Yang, buka aja bajunya… gerah..", lenguh istrikuku di bawah tubuh Andre yang menindihnya. Andre tampak ragu-ragu dengan permintaan istriku ini, karena di pertemuan pertama baju dia tak pernah dilepas.

“Kang, ga apa-apa?”, tanya Andre tampak khawatir.

“Ga apa-apa…. Baju istriku juga di buka aja, Ndre”, jawabku yang sudah di bawah pengaruh fantasiku.

Mereka pun kini sudah telanjang bulat, saling memandang tubuh pasangannya dengan tatapan kagum. Mila terlihat nyaman mengusapkan tangannya di dada Andre yang dipenuhi oleh bulu-bulu halus. Begitu juga jemari Andre yang mulai meremas buah dada istriku dengan begitu cekatan.

"Sayang... kamu cantik banget malam ini...", ucap Andre yang sudah berani memuji istriku di depanku.

Wajah Mila tampak memerah, kemudian Andre mengecup dan melumat bibir istriku. Payudara Mila diremasnya dengan penuh nafsu, setelah puas bermain-main dengan ciumannya, kini Andre mulai melumat kedua puting Mila lalu dihisap yang membuat istriku itu melenguh nikmat.

"Oooughh... Mas Andreee...", lenguh Mila sambil memeluk erat kepala Andre seolah belum mau dilepaskan, sesekali tubuhnya menggelinjang.

Puas dengan payudara, Andre turun ke bawah sehingga wajahnya kini tepat diantara kedua paha Mila yang sudah mengangkang. Mereka sempat beradu tatap, tampak Mila tersipu malu melihat kekasihnya itu yang terlihat begitu bernafsu dihadapan vaginanya.

"Ooouuffhhh... teruusshh Sayaang…. Geliii….", racau istriku disaat Andre mulai berciuman dengan vaginanya.

Aku bisa melihat dengan jelas ketika lidah Andre menjilat klitoris istriku, dia dengan rakus menjilati setiap jengkal vagina Mila.

Penisku semakin mengeras tapi aku tak mau menghentikan aksi mereka, aku masih ingin melihat mereka bercumbu, kini aku lebih memilih merasakan kenikmatan dengan cara mengocokkan tangan di penisku ini dengan semakin cepat.

Sekitar 3 menit kemudian kepala Andre bangkit, rupanya dia masih belum mau memasukkan penisnya itu ke vagina istriku.

"Berdiri dulu, Sayang…. isepin punya Mas...", pinta Andre seraya mengulurkan tangannya untuk membuat istriku bangkit. Mila menurut saat Andre yang kini berbaring dan meminta Mila untuk mengangkangi wajahnya sambil menghisap kontol besar itu. Kini mereka mengambil posisi 69, Mila dengan penuh nafsu menjilati penis Andre, begitu pun Andre masih terus bermain dengan lidahnya di area vagina istriku.

Tangan Andre sesekali meremas bokong istriku, sesekali juga Andre kembali memainkan jarinya di vagina Mila yang membuat tubuh istriku menggelinjang nikmat.

"Cepet masukin, Sayang...", pinta Mila seperti memohon.

Tanpa mendapat persetujuanku dan juga Andre, istriku langsung mengambil posisi mengangkangi pinggul Andre dengan selangkangannya yang sudah tepat di atas penis.

“STOP!!”, teriakku panik. Mila dan Andre langsung menatapku dengan wajah bingung dan cemas.

“Pake dulu kondomnya, Ndre”, perintahku yang baru menyadari kalau Andre memang belum memakai pengaman. Dia langsung bergegas turun dari tempat tidur dan merogoh kotak kecil di saku celananya. Dengan buru-buru, sepertinya sudah sangat bernafsu…. Andre memasang kondom di penisnya yang sudah berdiri dengan begitu gagahnya.

"Cepetan, Sayaang..", rengek istriku sambil memainkan jari di vaginanya ketika melihat Andre yang sedang memakaikan kondomnya itu. Istriku sudah benar-benar terbakar gairah dan sama sekali sudah tak menghiraukanku.

Andre langsung kembali ke tempat tidur dan membaringkan dirinya, tubuh langsing dan seksi Mila kembali mengangkangi selangkangan lelaki pujaannya itu. Tangan lentiknya dengan cepat meraih kontol itu dan langsung mengarahkan ke lubang kenikmatannya. Kepala penis Andre mulai terbenam tak nampak lagi, sudah berada di dalam vagina istriku.

"Aaaagghhh... Sayang, enaaak bangettt geddeee…", jerit istriku yang sudah tak malu-malu mengeluarkan desahan dan racauannya di hadapanku. Begitu menggairahkan!!!.

Tubuh putih istriku dengan pinggulnya mulai mengayun di atas selangkangan Andre, tangan lelaki itu mengelus lembut paha mulus Mila. Satu tangannya lagi seakan tak mau kalah meremas payudara kenyal istriku. Mereka berdua sangat terlihat menikmati permainannya, wajah cantik istriku terpejam dengan mulut menganga.

"Enak, Sayang...?", ucap Andre seolah ingin mempertegas kejantanan miliknya itu.

"Ooougghh... enak banget, Massh...", jawab Mila melenguh dengan begitu menggairahkan.

"Nikmatin malam ini ya, Sayang...", ucap Andre dengan nafsu memburu sambil tatapannya tak penah dilepaskan pada wajah cantik istriku ini. Mereka seolah lupa bahwa ada aku di sampingnya, yang sedang menunggu giliran sesuai dengan tujuan awal. Tapi aku juga sudah tak begitu peduli, semakin panas permainan mereka… aku justru semakin menikmatinya. Penis kecilku ini sepertinya lebih kuat bertahan di dalam kocokan genggaman tanganku dibanding jika dibenamkan pada vagina istriku.

Pinggul Mila terus mengayun seperti coba mencapai kenikmatan dari batang kemaluan Andre. "Ooouughhh... Sayaang. ga kuaat... ini enakk bangettt", jerit Mila dengan mata terpejamnya yang terlihat cantik sekali di malam ini.

"Keluarin aja, Sayang...", balas Andre sambil terus meremas kedua payudara istriku yang bergantung bulat dan indah.

"Ooooouufffggghhhh.... Mass… aku nyampeee.. sssssshhhh mmppphhhh aahhhhh", ungkapan kenikmatan keluar dari bibir Mila bersamaan dengan tubuhnya yang bergetar hebat mencapai orgasmenya.

Aku masih asyik menonton persetubuhan istriku ini, masih menikmati kocokan tanganku sendiri.

Kini tubuh Mila merebah di atas dada berbulu Andre, tangan Andre memeluknya dengan erat.

"Udah keluar sayang...?", bisik Andre pada istriku yang tampak terpuaskan sekali malam ini.

"Iya, Sayang… udah....", jawab Mila disela deru nafasnya yang tak teratur.

“Kang…. Mau sekarang?”, tanya Andre kepadaku. Pertanyaan yang aneh, aku ditawari tubuh istriku sendiri oleh orang lain.

Aku pun bangkit, bagaimanapun aku harus kembali pada rencanaku untuk menyetubuhi istriku dan menyemburkan spermaku ke dalam lubang vaginanya. Begitu aku bangkit, Andre langsung membalikkan tubuh Mila yang masih bergetar hebat dan mencabut penisnya itu.

"Giliran Papah ya, Sayang…", ucapku pada Mila sambil kusibak lebar-lebar kedua pahanya, tepat di mulut vaginanya yang sudah sangat basah dan kemerahan kubenamkan penis kecilku. Tak kudengar lenguhan atau desahan saat penisku ini terbenam di vaginanya.

Plock... Plock... Pleck... Plock... Plock... Pleck...

Aku langsung memompa penisku sambil tanganku ini mencengkeram pinggulnya.

"Maaah, kamu cantik banget...", pujiku dengan birahi yang sudah tak terbendung. Mila hanya tersenyum kecil ke arahku dengan tatapan sayu dan keringat mengucur di dahi dan pelipis wajahnya. Jika tubuhnya masih sesekali melonjak dan bergetar kuyakin itu adalah sisa kenikmatan yang diperolehnya tadi bersama Andre, bukan karena dia merasakan kenikmatan dari penisku ini.

Lubang vagina ini terasa longgar dan tak menjepit sama sekali penis kecilku. Jujur, aku tak merasakan kenikmatan saat penisku terbenam seperti ini, genggaman tanganku sendiri tadi jauh lebih mencengkram dan membangkitkan gairahku dibandingkan vagina Mila. Penisku pun perlahan mulai turun saat aku masih berusaha untuk menggenjot istriku ini.

"MAH… MENDESAH MAH… SEBUT NAMA ANDRE!!!!", ucapku dengan nada tinggi karena panik ketika aliran darah ke penisku semakin melemah.

“Mas Andree…. Tadi enak banget, Sayangg… aku masih mau lagi, Mas”, ucap istriku yang sepertinya jujur sekaligus merespon permintaanku.

Andre yang sepertinya sedang duduk di tepian tempat tidur, kini langsung memburu bibir istriku dan meremas payudaranya… mereka berciuman lagi dengan sangat liar disaat aku masih menggenjot vagina istriku.

Penisku kembali menegang, sambil kutatap ciuman mereka yang sepertinya sudah sangat menggunakan perasaan, akhirnya sesaat kemudian penisku ini berhasil menyemburkan sperma di dalam vagina Mila, kusiramkan benihku di rahimnya walau jumlahnya tak sebanyak hari Senin kemarin, aku ingin benihku ini berenang cepat membuahi sel telur istriku.

"Uuugghhhh...", kurebahkan tubuhku di samping Mila sesaat setelah lepas semua spermaku. Tampak Mila masih fokus berciuman penuh gairah, tak menghiraukan sedikitpun kehadiranku, bahkan sperma yang barusan tumpah di vaginanya seperti tak disadarinya.

Tiba-tiba tubuh Andre naik dan siap beraksi kembali, Andre tampak terburu-buru ingin segera menikmati vagina istriku ini. Aku yang berbaring di samping istriku akhirnya mengalah dan turun kembali dari tempat tidur yang sepertinya malam ini jadi kekuasaan Andre.

"Eemmmhh... Sayaang...", desah Mila ketika kepala kontol Andre mulai menyentuh bibir vaginanya. Perlakuan yang sangat jauh berbeda ketika dia bermain denganku tadi.

"Aaahhh.. geliii, Ayang...", ucap Mila sambil melotot ke arah Andre, matanya yang membulat membuat ekspresi wajahnya semakin menggemaskan.

"Iya gitu..?", balas Andre tersenyum yang tampak seperti menggoda.

"Geli, Sayaaang…. kalo kena itu aku...", ucap Mila manja menahan rasa gelinya.

"Ooh itilnya geli yaa...?", seloroh Andre yang sudah tak ragu lagi berkata jorok.

"Emhh iya, Sayang…..", balas istriku sambil memukul manja tubuh Andre, sepertinya dia malu.

"Aku masukin yaa..", ucap Andre, tanpa diminta tangan Mila membimbing penis Andre ke lubang kemaluannya.

"Ooougghhh... sshhh mmpfff, kerassa bangettt kalo kena kontol Mas….", racau istriku yang sepertinya tak sadar kalau ucapannya itu telah merendahkan diriku.

Beberapa saat kemudian Andre menggenjot langsung dengan tempo cepat, tangan kekarnya kembali menggerayangi payudara istriku, kontolnya besarnya yang keras di balik kondom, keluar masuk dengan cepat di vagina Mila. Tampak cairan putih ikut keluar setiap penisnya bergerak keluar. Sepertinya spermaku yang tadi sudah masuk terganggu dan keluar lagi akibat gerakan Andre yang sangat cepat itu. Tapi aku sudah tak peduli, entah mengapa… aku merasa malam ini aku menyerah dan semakin tak percaya diri… mungkin rencanaku ini tak akan berhasil.

"Oooouggh... aaahhhh... Mass… pelan, Sayaang", ratap istriku yang sepertinya kewalahan namun tak bisa dibohongi jika ia begitu menikmati kontol lelaki itu.

Andre tak menghiraukan permintaan istriku, sama sekali gerakan memompanya tak melaju lambat. Penisku menegang lagi, aku mulai mengocok lagi sambil berdiri dan mendekati posisi mereka di tempat tidur.

"Ooooh... kontol Mas Andre enak, Pah...", desah istriku sambil melihat ke arahku. Ekspresinya terasa begitu nikmat. Aku sangat suka sekali istriku disetubuhi, aku ketagihan menyaksikan persetubuhan mereka.

PLOCK PLOCK PLECK PLOCK PLOCK PLECK

Tanpa ampun kontol Andre menghujam begitu cepat dan dalam menyodok lubang vagina istriku. Istriku semakin tak karuan, mendesah, meracau, menjerit. Kepalanya bergerak kesana kemari menahan rasa nikmat.

“Ndre!!!! Buka kondomnya, puasin istriku, HAMILIN ISTRIKU, NDREEE!!!!!”, teriakku yang sudah kehilangan akal sehatku sambil terus mengocok penisku.

Seketika itu juga Andre menghentikan gerakannya, mereka berdua melihat ke arahku dengan wajah terkejut.

"Pah!!!", ucap istriku sedikit membentak. Sepertinya dia tak menyangka aku mengucapkan kalimat itu.

Aku naik ke tempat tidur, menjejalkan penisku ini ke mulut istriku… Mila masih dengan raut kebingungan kemudian menghisap dan melumat penisku ini.

“Ayo, Ndre… hamilin aja istriku… kupastikan kelak anakmu nanti kurawat dan kuanggap sebagai anakku sendiri. Please.. Ndre, tolong aku!!!”, ucapku sambil melenguh karena merasakan nikmat hisapan mulut istriku ini.

Andre langsung mencabut penisnya dari vagina istriku dan membuka kondomnya, tanpa menunggu perintahku lagi dia dengan cepat menyodokkan kembali kontolnya. Istriku melepaskan hisapan penisku, kini ia menggelepar merasakan kenikmatan tepat di depanku.

"Ooh.. aaaah. ooh.. Paaah", nafas Mila terengah kini tengannya mencengkram kuat tubuhku yang ikut berbaring di sampingnya, aku semakin sayang pada istriku.

"Paaaahh....", Mila melolong memanggil namaku tapi merasakan kenikmatan dari lelaki lain. Tubuhnya semakin menggelinjang menerima kontol Andre yang menghunjam begitu cepat dan dalam.

"Nikmatin, Sayang... Papah sayang banget sama kamu", bisikku di telinga Mila.

Ayunan pinggul Andre terus menggenjot dengan liar, istriku terus menerus meracau dan mendesah.

"Oouughhh.. Masss... udah Masss.. ooooh...ampuun... Sayaang...", teriak istriku sepertinya sudah sangat kepayahan. Andre menyondongkan tubuhnya untuk melumat bibir istriku.

"Sayaang.. ooooh... Mas Andre, Sayaaang oooh...", jerit istriku sepertinya kembali mendapatkan orgasme, dia kembali mengejang, kepalanya mendongak dan sesaat kemudian tubuhnya bergetar hebat.

"Ooough Sayang... Mas juga keluarrr uuughh...", geram Andre sepertinya spermanya kini sudah menyembur di dalam vagina istriku. Aku memeluk tubuh Mila dengan erat.

Tubuh mereka merapat, Andre menindih tubuh Mila yang membuat aku harus kembali mengalah dan turun dari tempat tidur. Sepertinya mereka telah kehabisan energi. Tampak tangan Mila mengusap lembut rambut Andre yang kepalanya dibenamkan di samping wajah Mila.

Setelah menunggu sekitar 10 menit dan aku melihat sudah tak ada lagi getaran di tubuh mereka. Aku pun mulai berkata pada mereka yang masih berpelukan erat, “Kalau kalian masih mau lanjut lagi, saya tunggu di luar ya…. Pokoknya harapan saya ada di kamu, Ndre…. Tolong puasin istriku dan beri kami anak…”, ucapku sambil melangkah keluar kamar.​


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com