𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀 𝐏𝐔𝐓𝐈𝐇 𝐄𝐏𝐈𝐒𝐎𝐃𝐄 𝟔 : [ 𝐏𝐀𝐑𝐓 𝐀​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ 𝐊𝐀𝐑𝐄𝐍𝐀 ]


POV YOGA
[Minggu, 22 Mei 2022]

Setelah hampir satu minggu berada di Sukabumi dan hari ini kami pulang kembali ke rumah. Saat istriku selesai menstruasinya di Sukabumi kemarin, aku sempat mencoba melakukan hubungan suami istri namun gagal, penisku tak berdiri sama sekali.

Aku pun mengutarakan maksud rencanaku lagi yang telah kubuat dengan melibatkan Andre, istriku tampak ragu dan takut kejadian dengan Dani terulang lagi, tapi aku tetap bersikukuh untuk menjalankan rencana ini, aku sudah sangat ingin segera punya anak. Akhirnya dengan berat hati istriku menyetujuinya.

Setibanya di rumah, aku langsung menghubungi Andre tanpa sepengetahuan istriku untuk memintanya membantu program kehamilan. Rencananya besok Andre akan datang ke rumah sepulang kerja.

[Senin, 23 Mei 2022]

Waktunya akan segera tiba, sekitar pukul 7 malam aku memerintahkan Mila untuk berdandan dan mengatakan bahwa kita akan pergi keluar di malam ini. Aku memang belum memberitahu secara detail rencanaku ini pada Mila, bahkan dia tak tahu kalau malam ini Andre akan datang… biar saja ini menjadi surprise untuk istriku yang tentunya akan membuat gairahku semakin naik jika ini berjalan alami tanpa pengarahan skenario dariku.

Mila tampak sangat cantik sekali sore ini dengan riasan make-up nya. Baju yang dikenakkan hari ini adalah mini dress sexy berwarna hitam yang cukup ketat sehingga memperlihatkan lekuk tubuhnya.

Setelah selesai berdandan ia duduk di sampingku yang masih bersantai di ruang tamu.

“Mau pergi jam berapa, Sayang?”, tanyanya sambil bergelayut manja bersender di tubuhku.

“Nunggu temen Papah dulu mau kesini”, jawabku tenang, ketika tubuhnya berdekatan seperti ini, parfumnya yang begitu harum ini tercium begitu menggoda.

“Yaaah…. Jadi kita ga akan pergi?”, balas istriku kecewa namun dengan nada yang tetap manja.

“Liat aja nanti… Sayang temenin aja Papah disini, jangan diganti dulu bajunya.. Mamah cantik dan sexy banget malam ini..”, ucapku sambil tersenyum dan memuji penampilannya.

Terus terang, kini perasaan cemburu datang menghampiri membayangkan Istriku akan melakukan seks bersama Andre. Meskipun rencana ini aku yang menyusunnya sendiri, namun tetap saja ada perasaan tidak rela jika istriku yang begitu cantik dan menggairahkan ini dinikmati oleh lelaki lain. Tapi justru inilah yang aku cari, rasa cemburu yang mengantarkan penisku mencapai ketegangan yang maksimal, sehingga aku bisa melakukan penetrasi dan akhirnya memuntahkan sperma di dalam rahim istriku... semoga saja rencana kali ini berhasil dan istriku bisa hamil dengan segera.

Ada juga rasa khawatir yang berkecamuk di pikiranku, aku takut kejadian Mila bersama Dani terulang, bukan hubungan badannya yang aku khawatirkan… tapi aku takut kalau Mila kembali bermain perasaan dengan Andre. Bagaimanapun 2 tahun yang lalu mereka pernah saling mencintai, ditambah lagi harus kuakui kalau Andre ini cukup tampan sehingga mereka tampak serasi. Arrrgghh, penisku mulai menegang.

Tiba-tiba terdengar suara motor memasuki halaman rumahku, sepertinya Andre yang datang. Aku melihat Mila, dari raut wajahnya terlihat tenang, sepertinya dia masih tak menyadari kalau Andre yang datang di malam ini.

Aku menggandeng tangan Mila untuk menyambut tamu special ini. Aku membuka pintu, terlihat Andre sedang menyimpan jaketnya di jok motornya yang terparkir di sebelah mobil kami, aku melihat raut wajah bingung bercampur tegang di wajah istriku, dia mencubit lenganku… sepertinya dia baru sadar bahwa saat ini aku akan menjalankan rencanaku.

Aku mempersilahkan Andre untuk masuk ke ruang tamu, badannya tercium harum sekali di malam hari ini, tampaknya dia sengaja mempersiapkan diri untuk moment special ini. Andre sempat bertatapan dengan istriku, tampak ada kegugupan diantara mereka saat bersalaman.

Kami bertiga ngobrol santai di ruang tamu, aku melihat Mila dan Andre tampak canggung dan malu-malu, terpaksa aku yang mendominasi percakapan. Kali ini aku tidak ingin terburu-buru, aku ingin diantara mereka cair terlebih dahulu. Aku pun mengatakan di hadapan mereka berdua agar tak canggung dan melupakan kejadian di masa lalu. Aku sudah menganggap Andre sebagai sahabat... aku mengatakan pada Mila bahwa Andre sudah siap membantu rencanaku di hari ini, walau aku masih tak mengatakan detailnya. Istriku tampak shock namun mencoba bersikap tenang.

Andre kemudian izin ke toilet, saat dia di dalam toilet, Mila mencubit pahaku dengan keras, “Papah kok ga bilang-bilang sih?”, tanyanya dengan wajah merona merah.

“Biar surprise….”, jawabku santai sambil mencolek hidungnya yang mancung.

“Terus aku harus gimana? Ngobrol disini… terus Papah di belakang lemari lagi?”, tanya istriku kebingungan dengan menanyakan detail rencanaku.

“Ga usah, Papah ga akan ninggalin Mamah kali ini…. takut Mamahnya pengen.. hahaha”, jawabku menggodanya.

“Iiiiih Papah….!!”, balas Mila malu sambil memukul lenganku.

“Mamah pengen kaaan?”, aku semakin menggodanya.

“NGGA!!!”, tukas Mila marah, tapi aku tahu marahnya ini hanya bercanda karena dari rona mukanya masih ramah dan terlihat semakin lucu menggemaskan.

Aku langsung melumat bibirnya…. “Kalo Mamah pengen, Papah izinin kok kalo sama Andre”, ucapku sambil berbisik di telinganya usai melepaskan pagutanku.

“Iiiiih Papah….!! Ngga lucu ah, ntar Papah marah lagi… ”, balas Mila malu sambil memukul lenganku.

“Ga akan marah soalnya ini bukan perselingkuhan, jangan pake perasaan ya Sayang….”, ucapku mengingatkannya.

Istriku diam tak menjawab, entah apa yang sedang dipikirkannya… yang pasti dia terlihat semakin tegang dan gugup.

“Ke kamar yuk…”, ucapku sambil langsung menggendong tubuh sintal istriku ini. Istriku sepertinya semakin tidak mengerti dengan apa yang kuperbuat ini tapi dia tampak pasrah. Apalagi saat dia kubaringkan di atas tempat tidur, wajah cantiknya terlihat semakin bingung.

“Papah udah berdiri?”, tanyanya sambil mengelus area selangkanganku saat tubuhku ini tepat berada di atas tubuhnya.

“Belom terlalu…”, jawabku jujur.

Tak berselang lama kudengar dari arah luar kamar, Andre membuka pintu kamar mandi.

“Ndre, sini… kita di kamar…!”, teriakku dari dalam kamar. Istriku melotot kepadaku, dia semakin tak mengerti.

Cukup lama sampai akhirnya Andre muncul di pintu kamar yang memang sengaja tak kututup, sepertinya dia ragu melangkahkan kakinya ke kamar ini. Dia sudah membuka kemejanya dengan kaos dalam ketat swan warna putih.

Andre melihat kami sudah berbaring diatas ranjang dalam keadaan aku menindih Mila meskipun masih mengenakan pakaian. Raut wajah Andre terlihat gugup, begitupun Mila.

“Sini Ndre naik…”, perintahku pada Andre untuk segera naik ke atas tempat tidur.

Lagi-lagi Mila melotot ke arahku seolah tak setuju dengan perkataanku ini. Andre tampak ragu dan melihat ke arahku, aku memberikan kode anggukan mengizinkan dia untuk naik ke atas ranjang. Lelaki tinggi besar itu hanya duduk di tepian kasur, aku pun menggulingkan badanku ke arah kiri tubuh Mila.

“Naik Ndre…, disitu ke sebelah Mila”, aku memberi perintah sekali lagi kepada Andre yang tampak salah tingkah.

Andre mulai naik dan berbaring di samping Mila. Kini Mila berada di tengah-tengah antara aku dan Andre. Dia hanya diam dan tak berkata sepatah katapun, mukanya pucat dan tampak keluar keringat.. matanya ditatapkan ke arah langit-langit atau sesekali menatap ke arahku… sepertinya dia sangat kaku dengan keberadaan Andre di sampingnya.

Mereka berdua terlihat canggung, Andre sesekali curi pandang ke arah Mila, tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut mereka. Seperti sepasang kekasih yang pertama kali berkencan dan dilihat oleh orangtuanya.

“Kalian ngobrol aja dulu, daritadi keliatanya kaya ga kenal gitu…”, ucapku santai sambil mengarahkan pandangan ke langit-langit. Maksudku untuk memberi kesempatan pada mereka untuk berkomunikasi, pastinya mereka malu jika aku lihat.

Setelah kutunggu hingga satu menit, mereka masih tidak mengobrol. Akhirnya aku berinisiatif, aku sedikit menaikkan tubuhku dan bertumpu pada siku tanganku, aku belai mesra rambut istriku dan mencium kening dan pipinya. Andre melirik.

“Cantik ya Ndre, istriku ini….”, ucapku seolah memancing Andre untuk bereaksi. Tapi Andre hanya tersenyum malu-malu ke arahku.

“Cantik ngga?”, tanyaku lagi.

“Eh… mmh… Iya, Kang…. pangling banget….. makin cantik aja…”, jawab Andre kepadaku.

“Bilang langsung ke orangnya dong, masa bilang cantik ke saya…”, ucapku menggoda Andre sambil tertawa yang dibalas oleh pukulan istriku yang semakin salah tingkah.

Aku menaikkan kepalaku ke arah kepala tempat tidur, sehingga kepalaku tepat di atas kepala Mila. Dari posisi itu aku memberikan kode dengan gerakan mata dan kepala kepada Andre untuk segera melakukan apapun yang dia mau… mudah-mudahan dia mengerti.

Andre mulai mendekatkan posisi kepalanya semakin dekat di samping Mila, kini posisi tubuhnya menyamping menghadap ke Mila yang masih kaku memandang ke arah langit-langit kamar.

“Kamu cantik banget, Mil….”, bisik Andre malu-malu.

Mila tetap diam namun sekarang dia melirik ke arahku mungkin dia khawatir aku akan marah mendengar ada lelaki yang sedang mencoba merayunya. Aku yang sudah berbaring lagi di sampingnya pura-pura tak melihat itu, mataku tetap memandang ke atas.

Karena suasana masih juga canggung, akhirnya aku berbisik ke telinga istriku, meski berbisik tapi aku yakin perkataanku ini bisa didengar oleh Andre.

“Sayang, kamu dipuasin dulu sama Andre ya… ntar kalo punya Papah udah berdiri, papah yang gantian masukin…” ucapku yang tidak dijawab dengan ucapan apapun oleh Mila. Istriku itu hanya menggenggam tanganku.

“Udah buka celananya Ndre?”, tanyaku basa-basi karena sebenarnya aku tahu dia masih berpakaian lengkap. Genggaman tangan Mila di tanganku semakin erat.

“Oh, dimulai sekarang Kang?”, jawab Andre yang sepertinya sama basa-basinya. Aku hanya mengangguk.

Andre langsung menanggalkan celana dan celana dalamnya sambil berbaring. Kemudian celananya itu dia lipat dan disimpan di lantai samping tempat tidur. Aku sempat melirik ke arah kemaluan Andre…. Luar biasa aku dibuat minder di malam ini. Aku kemarin pernah melihat penis besar milik Dani, tapi itu tidak ada apa-apanya dibandingkan miliknya Andre ini, walaupun masih terkulai tapi sudah menampakkan kegagahannya.

“Kondomnya pake, Ndre”, ucapku lagi mengingatkannya.

“Oh iya, Kang”, jawab dia sambil kembali mengambil sesuatu dari saku celana yang sudah tergeletak di lantai.

“Bentar, Kang… masih belum berdiri…”, ucap Andre lagi sambil mengocok penisnya itu untuk membuat berdiri sehingga bisa terpasang kondom.

“Mah, mau bantuin punyanya Andre biar cepet berdiri?”, tanyaku pada istriku yang disambut dengan gelengan kepala sambil melihat ke arahku. Dari tadi memang Mila tak sekalipun menoleh ke arah Andre.

Setelah berusaha sendiri, akhirnya miliknya Andre telah siap dan telah terpasang kondom yang hanya menutupi ¾ bagian panjang batangnya saja. Andre meminta izin padaku untuk memulai.

“Oke Ndre….”, jawabku mengizinkan.

Aku pun membalikkan badan sementara agar mereka tak terlalu canggung. Genggaman tangan Mila pun pelan-pelan terlepas setelah aku mulai mendengar suara ciuman di belakangku. Aku benar-benar cemburu, penisku mulai mengeras saat mendengar suara beradunya lidah itu sambil membayangkan sebentar lagi lubang kemaluan istriku akan dimasuki oleh rudal besar milik Andre.

Aku tak mendengar ada suara pecakapan diantara mereka, namun tampaknya sudah ada gerakan. Aku menoleh ke belakang, ternyata tangan Andre sedang mencoba menurunkan celana dalam istriku. Mereka memandangiku dengan wajah yang cemas, bahkan terlihat istriku menahan tangannya Andre untuk menghentikan gerakan melucuti celana dalamnya.

Aku langsung memburu bibir istriku yang baru saja baru beradu dengan bibir Andre…… Kami berpagutan cukup liar, Andre kemudian melanjutkan untuk membuka celana dalam istriku hingga terlepas.

Aku melepaskan pagutan, Andre tampak sudah menyingsingkan dress hitam Mila hingga ke perut, vagina Mila kini bisa dilihatnya dengan jelas.

“Dibuka kakinya, Sayang…”, ucapku pada Mila yang posisi kakinya masih merapat.

Mila pun mulai melebarkan kakinya hingga mengangkang, tampak Andre sudah siap untuk menindih tubuh sexy Mila, kini ia sedang mengarahkan kontolnya ke lubang kenikmatan milik istriku ini. Aku pun membalikkan badanku lagi.

Tak berselang lama kurasakan tempat tidur ini mulai bergerak pelan, tangan Mila mencengkram kuat punggungku. Ada desahan kecil dari suara istriku… aku menduga dia berusaha menahan desahannya itu untuk menghargai perasaanku. Aku yakin penis milik Andre sudah masuk ke dalam vaginanya Mila.

Cukup lama tidak ada gerakan apapun, namun aku kembali mendengar mereka berciuman lagi. Kasur mulai bergerak pelan sepertinya Andre sudah mulai menggenjot vagina Mila.

Aku penasaran, aku pun kembali membalikkan badanku ke arah mereka, aku perlu cemburu.. aku ingin melihat istriku disetubuhi untuk membuat penisku benar-benar tegang.

Andre memompa dengan tempo perlahan, tapi reaksi yang ditunjukan Mila sudah membuat aku terbakar cemburu hebat. Setiap hentakan dari penisnya Andre membuat Mila menggigit bibir bawahnya dan sesekali menutup mulutnya itu dengan telapak tangannya. Mata Mila terpejam, dia seolah tak menghiraukanku merasakan kenikmatan yang dirasakannya. Ekspresi wajah istriku yang sedang dilanda gairah yang hebat itu membuat penisku semakin tegang. Aku mulai membuka celana dan celana dalamku. Tampak Andre melirik ke arah milikku, jujur saja aku sangat malu dengan penis mungilku yang hanya berukuran 11,5 cm ini jika dibandingkan dengan miliknya yang mungkin bisa mencapai 18 cm serta diameter yang jauh lebih besar dariku. Tapi bagaimanapun aku harus membuka celanaku untuk membuat penisku ini bisa tegak dengan sempurna.

Jemari tangan Mila mencengkram sprei kuat-kuat, gerakan pinggul Andre masih bergerak naik turun memompa Mila dalam tempo lambat. Mata Andre terus tertuju pada wajah Mila dan sesekali ke arah payudara Mila yang membusung di balik dress hitamnya yang masih terpakai.

Mungkin sudah hampir 10 menit sejak Andre melakukan penetrasi pada istriku tanpa jeda sedikitpun, tiba-tiba aku melihat Mila menutup mulutnya dengan kedua tangannya, kepalanya bergoyang-goyang ke kanan dan ke kiri. Tubuhnya bergetar hebat, Andre segera menghentikan geraknya dan menunggu Mila yang sepertinya sudah mencapai orgasme.

Setelah itu aku melihat Mila tersenyum malu-malu kepadaku dengan wajah memerah. Aku membalas senyumannya dan mencium keningnya.

“Kang, Akang udah siap?”, tiba-tiba Andre bertanya kepadaku.

Aku melirik penisku yang memang sudah maksimal, “OK, Ndre..”, jawabku.

Andre langsung menarik penisnya dari vagina istriku yang diiringi sebuah desahan dari istriku.

Setelah itu aku bersiap untuk melakukan penetrasi. Penisku mulai ditancapkan dengan begitu mudahnya ke dalam lubang istriku yang sudah melebar dan sangat basah oleh cairannya sendiri. Aku mulai memompa penisku namun yang kulihat ekspresi wajah Mila sangat jauh berbeda dengan ekspresi yang ditunjukkan saat dia digenjot oleh Andre. Mila dengan tenang tersenyum menatapku. Memang senyuman yang cantik, tapi seolah-olah gerakan cepat pompaan penisku ini tak berarti apa-apa bagi kenikmatannya.

Terus terang aku hilang percaya diri di tengah penetrasiku ini, penisku tampak mulai menciut, dengan cepat aku berkata pada Andre yang terbaring di samping Mila.

“Ndre, tolong ciumin istriku, Ndre… cepet”, ucapku buru-buru agar mereka segera melakukan hal yang membuatku cemburu lagi sehingga penisku bisa tegang kembali.

Dengan antusias dan tanpa jawaban, kepala Andre langsung berada di atas kepala istriku. Mereka pun berciuman seperti perintahku. Andre menciumi bibir tipis istriku, mereka saling bertukar air liur, lidahnya saling membelit… ooough, itu membuatku terangsang lagi, namun aku ingin yang sedikit lebih untuk lebih memantapkan penisku juga memuaskan fantasiku.

“Tolong remesin susunya, Ndre”, ucapku lagi sambil terus menggenjot vagina istriku.

Tangan Andre pun untuk pertama kalinya di malam ini mulai menggerayangi payudara istriku, tanpa diperintah olehku telapak tangannya menyelusup ke balik dress sehingga tangannya itu kini langsung bersentuhan dan meremas buah dada Mila. Aku terbakar gairah, begitupun Mila. Aku yakin bukan dari genjotanku jika kini kudengar Mila mendesah-desah, tapi itu akibat payudaranya yang menerima rangsangan dari tangan Andre yang aktif meremas dengan penuh nafsu.

Tak berapa lama aku sudah tak bisa menahan lagi, aku melenguh panjang saat spermaku akhirnya tumpah di dalam vagina istriku… CRRTTTT CRTTTTT CRTTTTT CROTTTTTT.

Kini aku ditatap oleh mereka berdua, aku sedikit salah tingkah.

“Papah banyak banget keluarnya…..”, ucap istriku seperti takjub, ucapannya itu sepertinya tulus keluar dari dalam hati. Aku pun memang merasakan bahwa malam ini spermaku keluar dengan jumlah yang lebih banyak dari biasanya.

Akupun membaringkan tubuhku lunglai di samping istriku, sambil kupeluk dari samping.

“Kayaknya ini bakalan berhasil, Sayang….. makasih ya, Ndre”, ucapku pada Mila sekaligus Andre yang tiba-tiba membawa dua buah bantal.

“Ini ga tau betul atau ngga, tapi kalo saya sama istri lagi program kehamilan, setelah keluar biasanya pinggulnya saya ganjal pakai bantal…”, ucap Andre seolah meminta izin untuk melakukan hal itu. Aku pun tak tahu apa yang diucapkannya itu fakta atau mitos, yang pasti melihat track record Andre yang sudah memiliki 4 orang anak akhirnya aku mengangguk dan istriku pun mengangkat pinggulnya untuk diganjal oleh dua buah bantal.

Pada saat aku berbaring, aku baru terpikir sesuatu yang sama sekali tidak dipikirkan saat kemarin aku membuat rencana ini. Apakah setelah aku ejakulasi, lantas Andre harus menyudahi aksinya? Atau meneruskan hingga dia pun ejakulasi?

Rasanya terlalu egois jika aku menghentikan kegiatan ini begitu saja, mengingat Andre pun tidak menuntut imbalan materi. Sepertinya aku akan membiarkan Andre menuntaskan hajatnya, setidaknya aku pun harus memikirkan kepuasan istriku yang tampaknya masih menggantung. Mudah-mudahan jika mereka melakukannya lagi, penisku ini bisa kembali berdiri sehingga di malam ini aku bisa 2 kali memuntahkan spermaku, semakin sering maka semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan anak.

“Mah, lagi yah… bikin Papah berdiri lagi…”, ucapku pada Mila yang sedang melamun dengan tatapan kosong. Ucapanku ini juga langsung membuat Andre menoleh di saat dia sama-sama melamun di tepian tempat tidur.

Tak lama kemudian, Andre kembali meminta izin kepadaku untuk mulai menyetubuhi istriku lagi, aku menganggukkan kepala.

Tanpa basa-basi penis Andre sudah menancap di dalam vagina istriku. Pada permainannya yang kedua ini Andre menaikan tempo gerakannya menjadi lebih cepat dari sebelumnya. Sesekali pinggulnya menghentak kuat yang membuat gerakan Mila bergerak tak tentu arah, wajahnya memerah.

Masih dengan tempo yang cepat, Andre mulai menyondongkan tubuhnya ke arah Mila, mereka saling bertatapan sampai akhirnya mereka berciuman dengan begitu hebatnya tepat di sebelahku. Jantungku kembali bergoncang menyaksikan istriku begitu menikmati permainan ini, penisku perlahan mulai berdiri lagi.

Posisi mereka bersentuhan erat, tubuh Andre tampak menindih payudara Mila yang jika tak ditindih akan bergoyang kesana kemari meskipun saat ini masih mengenakkan bra dan dress yang masih terpasang di tubuhnya.

Mila menahan desahan sambil matanya terpejam setiap kali Andre memasukan penisnya lebih dalam dan lebih cepat.

POCK PLOCK PLOCK PLECK PLOCK

Aku begitu terpana dan sangat terangsang menyaksikan permainan mereka. Jika aku yang melakukan tempo genjotan secepat Andre tentu saja sperma ini sudah berhamburan dengan cepat. Tapi tidak bagi Andre, kuperhitungkan sudah hampir 20 menit Andre melakukannya namun belum ada tanda-tanda untuk menghentikan genjotannya.

Kali ini Mila terus menerus menutupi mulutnya untuk menahan desahan. Sampai akhirnya kaki Mila bergetar hebat sepertinya dia mendapatkan orgasmenya lagi, begitu juga Andre yang tiba-tiba merebah jatuh menindih Mila setelah tadi badannya sempat bangkit. Mereka berpelukan kembali dengan sangat erat, sepertinya keduanya telah mencapai kenikmatan yang sama.

Kepala Andre rebah di samping kepala Mila, sehingga dari samping tempatku berada kepalanya tertutup oleh kepalanya Mila. Aku melihat Mila masih menggelinjang tapi kini gerakan kepalanya seperti menahan geli, rupanya di samping sana Andre sedang menciumi entah leher atau telinga Mila. Sambil mengatur nafas aku melihat Mila sedikit tersenyum meskipun senyumannya itu ia lemparkan tidak kepada siapapun.

Penisku yang semakin mengeras membuatku bangkit. Gerakanku yang tiba-tiba ini mengagetkan Andre yang masih menindih tubuh istriku. Dia pun mencabut penisnya dan menjauh dari tubuh Mila. Aku langsung menancapkan penisku pada memek istriku yang sudah sangat merekah ini…. aku genjot langsung dengan cepat kini istriku merespon dengan mengulurkan tangannya memintaku untuk menindihnya dan menciuminya. Aku pun mengikuti keinginannya dan begitu bibir kami bersentuhan, kulihat wajah sexy-nya semakin merangsang spermaku untuk keluar lagi lebih cepat dari sebelumnya. CRTTTT CRTTTTT CRRRRTTTT CROTTTT.

Permainan malam ini usai, aku rasa rencanaku ini sangat-sangat berhasil. Aku berhasil dua kali memuntahkan spermaku di dalam vagina istriku, fantasiku pun benar-benar terpuaskan apalagi Andre aku nilai sebagai orang yang tepat dan bisa diajak bekerja sama. Aku juga menduga baik Andre maupun istriku telah merasakan kepuasan dari hubungan badannya. Semuanya telah terpuaskan.

Sebelum Andre pulang, kami bertiga sempat mengobrol lagi di ruang tamu setelah berpakaian lengkap. Aku meminta Andre untuk datang lagi 2 hari kemudian, dan dia pun langsung menyanggupinya.

“Cuma nanti Rabu, kalian jangan terlalu kaku lah…. makin kalian mesra, makin cepet punyanya saya ini berdiri…”, ucapku yang disambut tawa malu-malu dari Andre dan pukulan kecil Mila ke lenganku.

“Malu, Kang… udah lama ga ketemu tiba-tiba harus gini. hehehe”, jawab Andre membela diri.

“Ya udah mulai malam ini, kalian boleh teleponan atau chat-an mesra-mesraan biar nanti Rabu ga canggung ya… anggap aja kalian pacaran…. Tapi inget semuanya harus terkontrol dan ga boleh sembunyi-sembunyi maen di luar, hubungan kalian ini waktunya cuma sampe hari Jumat… setelah itu ga boleh lagi..”, ucapku memberi ide lain yang lebih liar.

“Iiiih Papaaah…..”, teriak Mila sepertinya malu mendengar ideku ini tapi terlihat dari raut wajahnya ia menyukai dengan ideku ini.

“Ngga lah, Kang…. ga mungkin lagi saya bertindak bodoh kelewatan kaya dulu… lagian saya juga sekarang udah sadar kalo punya keluarga… tapi kalo buat nambah sensasi nanti di hari Rabu, boleh lah, hahahaha… mudah-mudahan kalian bisa cepet punya anak”, ucap Andre sepertinya menyetujui ideku ini.​



Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com