𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀 𝐏𝐔𝐓𝐈𝐇 𝐄𝐏𝐈𝐒𝐎𝐃𝐄 𝟓 : [ 𝐏𝐀𝐑𝐓 𝐁​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ 𝐊𝐇𝐈𝐀𝐍𝐀𝐓𝐈❗❗❗ ]

 


POV YOGA
[Minggu, 15 Mei 2022]

Dani kemudian berdiri dari kursi ruang tamu dan dengan cekatan mengangkat tubuh istriku dengan begitu mudahnya. Dia menggendong istriku menuju kamar dengan posisi kepala yang sesekali masih dibenamkan di payudara istriku. Mereka pun masuk kamar, sepertinya istriku sengaja menutup pintunya, mungkin dia sudah merasa mendapatkan lampu hijau dariku untuk berbuat sepuasnya sehingga aku tak perlu mengintipnya lagi.

Tapi dia tak tahu kalau di kamarku ini sudah kupasang kamera pengintai. Aku tetap mendekati pintu kamar untuk menangkap suara dari dalam kamar, sementara untuk tampilan visual aku lihat dari layar ponselku.

Aku hentikan kocokan di penisku ini. Aku khawatir rencanaku nanti tak berhasil karena aku terlanjur kehabisan sperma. Ya, rencananya memang setelah Dani, giliran aku yang melakukan penetrasi pada istriku.

"Ouughh... Kakak cantik...", gumam Dani merasakan nikmat ketika istriku kembali menghisap kontolnya begitu mereka telah berada di atas ranjang yang biasanya hanya aku dan istriku yang bermesraan disana.

Istriku tampak sekali menggairahkan ketika mulut kecilnya sesak dengan kontol besar lelaki lain, sesekali lidahnya menjilati kepala penis itu… istriku tampak seperti pelacur yang berpengalaman. Dani memegangi kepala istriku sambil mengayunkan pinggulnya hingga mulut istriku tinggal menganga saja disaat kontol itu maju mundur keluar masuk di mulutnya.

Dani mencabut kontolnya kemudian kembali melumat bibir istriku dengan gemasnya. Tanpa diperintah kini istriku mulai berbaring terlentang, tubuh kekar Dani lalu menindih diatas tubuh sexy istriku, sambil terus saling melumat bibir dengan liar dan penuh nafsu.

"Ooooohhh... Dani kesayangan Kakak……", lenguh istriku pelan seperti yang tak ingin terdengar suaranya dari luar saat mulut Dani berpindah dan beralih menjilati puting coklat Mila yang dihisap bergantian sambil dengan perlahan meremas gundukan buah dada yang sangat indah itu, terlihat tubuh istriku terangkat menggelinjang menahan nikmat.

Mereka tak juga penetrasi, kini seolah tak puas-puas Dani kembali mengarahkan wajahnya tepat di depan selangkangan istriku, dan Mila terus menerus mendesah dan mendesis nikmat saat ‘adik kesayangannya’ itu menciumi dan menjilati vaginanya. Lidah Dani begitu liar menguasai area klitoris yang membuat Mila sesekali menjerit-jerit dan memukul-mukul punggung Dani.

Jari Dani mulai menyeruak masuk membelah lubang kenikmatan istriku, gerakan tubuh Mila semakin tak terkendali sesekali kulihat mulutnya ditutup oleh telapak tangannya agar suara teriakan nikmatnya tak terdengar olehku. Mila memegangi kepala Dani dan mencengkram dengan kuat hingga kepala kekasih gelapnya itu terbenam di pangkal selangkangannya.

"Oooouughhhh... Sayang, memek Kakak banjir…. Enak bang—ggettt ini Sayaaang", racau istriku dengan nafas menderu dan volume suara yang cukup keras.

"Daaan... cepet masukin aaaahhh...", pinta istriku yang sepertinya sudah tidak tahan lagi.

Akal sehatku seketika muncul di tengah luapan birahiku melihat istriku disetubuhi lelaki lain. Aku baru sadar kalau mereka bermain tanpa kondom, segera kuhubungi istriku.

BLEESSSSHHHH

Kontol Dani sudah masuk terbenam di vagina istriku ketika suara dering ponsel itu mulai terdengar. Istriku yang sedang merasakan kenikmatan yang tak pernah didapatkan dariku, beberapa saat menghiraukan panggilan teleponku.

"Eemhh... iya Pah….", ucap istriku setelah akhirnya mengangkat telepon dariku. Suaranya tampak dibuat normal tapi tetap saja tak menutupi deru nafasnya yang tak teratur, sementara itu Dani belum menggerakkan pinggulnya dan menatap istriku dengan perasaan khawatir.

“Sayang, inget….. suruh dia keluarinnya jangan di dalem yah….”, ucapku dengan suara setengah berbisik.

“Iya… iya…”, jawab istriku kemudian menutup teleponku.

“Bapak udah mau pulang Kak?”, tanya Dani was-was.

“Jangan dipikirin, Sayaaang, pokoknya Ayang tenang aja entotin Kakaknya sampe puass…..”, jawab istriku. Dani pun tersenyum lega.

“Sun dulu, Ayaaang….”, rengek istriku manja sambil mengulurkan tangannya untuk memeluk Dani, mereka pun berciuman lagi sambil berpelukan erat, saling melumat dan menghisap lidah yang sesekali terjulur keluar. Sementara itu tampak pinggul Dani mulai terangkat dan memompa memek istriku dengan perlahan.

"Sssshhh ennnakkk…. Ouuoooghhhh...", lenguh istriku ketika Dani mengayunkan pinggulnya, kini tampak Dani sesekali menyodok kontolnya itu kuat-kuat menghunjam memek istriku dengan penuh nafsu.

"Oough Kak...", Dani pun ikut melenguh merasakan nikmatnya memek sempit istriku.

Setelah beberapa saat, terdengar istriku berbicara.., "Sayang... aku pengen diatas...", pintanya, dengan cekatan Dani membaringkan diri dan kelamin istriku tepat di atas kelamin ‘adik’nya itu, Mila lalu membimbing penis besar itu ke liang vaginanya.

Setelah kontol itu tertanam di dalam vagina, istriku mulai menaikkan pinggulnya dan semakin kesini semakin cepat, istriku tampak menikmatinya sekali, kepalanya terus menerus menggeleng dengan mata terpejam. Pinggul Mila semakin mengayun liar dengan desahan yang semakin keras terdengar hingga keluar kamar.

"Mmmhhppfffhh... Dani sayaaang... kontol kamu oouughhh..", ucap istriku mendesah lumayan keras.

"Kenapa kontol aku Kak... enak?", tanya Dani. Kedua tangannya kini meremas ranumnya buah dada istriku yang bergelantungan dengan indah.

"Ga ada yang seenak kontol adikku ini… enak banget...ssshhhhh... mmpphhfff kontol gede, enak banget.... AAAAh... aaarggghh…..", racau istriku semakin frontal.

Tak berapa lama kemudian, tanpa aba-aba istriku menjerit dengan sangat keras "OOOOOOOOUGGGGGGHHHHH....", pekiknya dan tubuhnya langsung mengejang bergetar hebat, sepertinya dia telah mencapai orgasme. Dani memeluk mesra tubuh istriku yang kini merebah di atas tubuh atletisnya.

Anjng!!!! Aku belum pernah sekalipun membuat istriku seperti ini…… pengkhianatan istriku yang disusun bersama ini tampaknya begitu memberikan kenikmatan yang luar biasa bagi istriku.

"Enak Kak...? waktu berlayar aku selalu mimpiin bisa ngentotin Kakak kaya gini", tanya Dani sambil mengusap-usap lembut punggung istriku.

"Enak banget Sayang… Kakak juga mimpiin kamu terus… akhirnya kita bisa kaya gini lagi ya, Sayang….", bisik istriku dengan pengakuannya sambil terengah, suara bisikan itu masih bisa terdengar samar.

Dani seolah memberi waktu pada Mila untuk menikmati kenikmatan orgasmenya. Setelah beberapa saat Dani bangkit dan melepaskan pelukan istriku.

"Kakak mau nungging ga...?", ucapnya seperti ragu-ragu.

Istriku tak menjawab pertanyaan itu, tapi dia langsung menopangkan tangannya dan menungging di hadapan Dani. Lelaki itu tampak bahagia, kini ia mengelus dan meremas pantat Mila yang kemudian posisi tubuhnya semakin dekat dan mengarahkan kontolnya masuk ke lubang kenikmatan itu.

"Aaaargghhhh... ssshhh Dannnn….", jerit istriku begitu kontol Dani mulai menusuk masuk liang memeknya itu.

PLLOOOCKK PLOOCK PLEECKK PPLEEK PLLOKKK

Kini terdengar dengan jelas dari dalam kamar suara tubuh mereka yang beradu. Dani mengayunkan pinggulnya yang membuat tubuh istriku terhentak-hentak ke depan dengan memejamkan mata dan mulut menganga.

Gerakan Dani semakin cepat, pinggulnya semakin ditekan dalam-dalam, lagi-lagi membuat istriku kewalahan, kepalanya terdongak dan kembali meracau dengan keras.

"Ooouooggghhhh... Daaannnnn.... ahh ahhhh…. Ga kuattt sayang… ini ennakkkk…… Kakak keluarrr lagiiiii", jerit istriku tampak kembali mengejang sepertinya mencapai orgasmenya lagi.

Kali ini Dani tak memberi kesempatan istriku untuk beristirahat, dia terus saja mengayunkan pinggulnya semakin kencang.

Tampak Dani membalikkan tubuh istriku untuk kembali terlentang dan ia menekan lagi kontolnya itu ke memek istriku.

"Ooooosssh..... entotin Kakak terussh saayaaang", desah Mila seolah menyemangati Dani yang dari gerakannya sepertinya lelaki itu sebentar lagi akan keluar.

"Daniiiiii... Kakak sayang kaaamuuuu…… aaaaaaahhhhhh sampeeee lagiiiiiii", istriku kembali menjerit. Gila! Dia sudah orgasme sebanyak 3 kali oleh lelaki itu.

Dani masih dengan begitu liarnya menusuk-nusuk memek istriku yang sudah merekah basah. Istriku masih mengejang tak berdaya.

Dani kemudian melenguh keras dengan pinggul menghentak hebat sepertinya sudah menyemburkan spermanya di dalam vagina istriku!!! Mengapa istriku membiarkannya?

Tubuh Dani langsung terhuyung menindih tubuh istriku, dia tergeletak lemas. Mereka saling berpelukan erat dan dengan sangat mesra mereka kembali berciuman seperti sepasang kekasih yang telah menuntaskan kenikmatan bercintanya…. "Makasih Kakak sayaang...", ucap Dani sambil terengah.

Aku langsung menelepon istriku, menyuruh Dani untuk segera pulang. Tampak istriku menggapai-gapai ponselnya yang tak jauh tergeletak di posisi berbaringnya.

“Cepetan Sayang suruh Dani pulang…. mumpung kontol Papah masih berdiri….”, perintahku cepat pada istriku.

“Iya.. iya…”, jawab istriku cepat sepertinya terganggu karena masih menikmati sisa-sisa kenikmatan persetubuhannya.

“Dan… suamiku bentar lagi nyampe!!!! Cepetan pulang!!!”, kata istriku menakut-nakuti pasangan mesumnya itu.

Dani dengan tubuh kekarnya langsung loncat ketakutan dan tampak kebingungan mencari bajunya.

“Itu masih di ruang tamu!!”, ujar istriku lagi.

“Kamu cepetan langsung pulang, Dan… jangan keliatan nongkrong dulu di pos Satpam…. nanti suamiku curiga…”, ucap istriku di ruang tamu saat Dani memakai bajunya dengan terburu-buru. Aku tahu maksud ucapannya itu, kalau Dani berada di pos satpam nanti Dani tahu kalau sebenarnya aku tak pernah melewat ke jalan itu.

Tanpa sepatah katapun, Dani langsung kabur keluar rumah seperti maling yang tak bernyali.
--+++--​

Aku langsung memburu tubuh telanjang istriku di ruang tamu dan dengan terburu-buru segera mengajaknya masuk ke dalam kamar… namun…..

HOEEEKKKK….

Sprei di ranjangku ini sudah basah bahkan terlihat lendir kental di beberapa titik, bau keringat Dani pun menyeruak di dalam kamar ini… aku ingin muntah!!

Langsung kuajak istriku keluar dan aku akan menggagahinya di sofa ruang keluarga. Kubaringkan tubuh istriku dengan kaki mengangkang, kontol imutku ini langsung melesak mantap di liang vagina istriku.

Namun begitu kontolku masuk aku kembali hilang gairah… kontolku langsung menciut dan segera kucabut dari vagina itu… tampak penis yang baru menancap ini sudah penuh dengan cairan berwarna putih.

Anjng!!!! Aku segera berlari ke kamar mandi untuk membersihkan sperma lelaki sialan itu. Persetubuhan pun gagal!!!
--+++--​

Aku jadi benar-benar bad mood, bentakan demi bentakan pada istriku terus kulakukan setelah kegagalan rencanaku ini. Setelah mengganti sprei dan menyemprotkan pengharum ruangan ke seluruh rumah, istriku langsung mendatangiku… tampaknya dia menyadari ke-bete-anku ini.

“Udah aku bilang ini ga akan berhasil, Pah”, ucap istriku seperti membela diri dari kegagalan rencanaku ini.

“Ini bisa berhasil kalo kamu ga gatel sama lelaki itu!!! Trus ngapain juga kamu biarin dia keluar di dalem…. Kamu ga mikir kalo kamu nanti hamil sama dia?!?!?!!!!!”, balasku dengan sangat marah.

“TUH KAN UDAH GINI AKU YANG DISALAHIN…. DARI KEMAREN AKU UDAH NOLAK RENCANA INI… SAMPE TADI PUN AKU MASIH NGIKUTIN PERINTAH PAPAH!!!! PAPAH YANG NGIZININ, KENAPA SEKARANG PAPAH MARAH?!?!?!”, bentak istriku, baru kali ini aku melihat istriku semarah ini. Belum sempat kubalas perkataannya, istriku masuk ke dalam kamar dan membanting serta mengunci pintu kamarnya.

[Senin, 16 Mei 2022]

Aku terbangun jam 7 pagi setelah semalaman tidur di atas sofa di ruang keluarga. Aku lihat pintu kamar masih tertutup dan tidak ada aktifitas di dapur seperti yang biasa Mila lakukan setiap pagi hari. Sepertinya dia masih marah.

Sampai jam 9, setelah aku mandi pun Mila tak juga keluar kamar. Sebenarnya aku ingin membicarakan lagi permasalahan kemarin dengan kepala dingin, tapi sepertinya pagi ini belum memungkinkan. Akhirnya aku pergi untuk menemui seseorang demi mempertahankan rencanaku ini.

Semalaman aku berpikir, sepertinya Mila memang tak puas dengan permainan seksku selama ini. Maka rencanaku nanti aku akan membiarkan Mila untuk kembali berhubungan dengan lelaki lain… tapi harus menggunakan kondom dan aku akan menyaksikan langsung di ruang yang sama tanpa harus sembunyi-sembunyi lagi, dan setelah penisku mengeras aku yang akan mengambil alih untuk melakukan penetrasi.

Aku akan merelakan tubuh Mila ditiduri oleh lelaki lain, dengan catatan lelakinya harus aku yang memilih. Aku tak mau lagi istriku berhubungan dengan Dani, ada beberapa hal yang membuat aku tak suka dengannya. Maka aku sudah memutuskan sepertinya Andre adalah lelaki yang tepat untuk rencana ini, aku rela jika harus berbagi kehangatan dan keindahan tubuh istriku dengannya. Karena itu aku akan menemuinya langsung untuk meminta bantuannya.

Begitu tiba di Resto tempat Andre bekerja, aku mengatakan pada pelayan ingin menemui dengan Manajer Resto tersebut. Aku menunggu di salah satu meja, Resto terlihat masih tak ada satupun pengunjung di pagi ini. Tak lama kemudian Andre muncul dan menghampiriku dengan raut wajah kaget dan gelisah.

“Eh, Kang…”, ucap Andre seperti kikuk sambil menyalamiku.

“Lagi sibuk Ndre?”, tanyaku ramah.

“Euuh… ngga sih Kang, santai… ada keperluan apa ya?”, jawab Andre yang sepertinya bertanya-tanya, ada apa lagi aku datang ke tempat kerjanya.

“Kemaren istriku ngehubungin kamu?”, tanyaku langsung.

“Kang…. Sumpah!! aku ga ngebalesnya, Kang…”, tampak wajah Andre memerah dan semakin panik.

“Santai Ndre, iya saya tau…. Kemaren emang saya yang nyuruh Mila ngehubungin kamu..”, balasku sambil tersenyum, aku pikir Andre sudah berpikiran kalau aku datang kesini untuk melabraknya lagi.

“Eh.. euh.. emang ada keperluan apa ya, Kang?”, tanya Andre semakin kebingungan.

“Gini Ndre, kita udah sama-sama dewasa, saya pengen ngobrol sesuatu sama kamu… mungkin agak panjang, kamu ada waktunya kapan?”, ucapku untuk mulai masuk ke bahasan rencanaku.

“Euh… sekarang juga santai sih, Kang…”, jawab Andre yang masih tampak tegang.

“Ga apa-apa nih ngeganggu lagi kerja?”, aku bertanya lagi untuk memastikan.

“Ga apa-apa, Kang..”, jawab Andre cepat.

“Okey.. tolong jawab jujur ya… kamu masih suka sama Mila?”, tanyaku ingin mengetahui dulu tentang perasaannya pada istriku, kalau dia sudah tak suka maka rencana ini tentunya tak akan bisa berjalan.

“Nggg… Kang… dulu aku khilaf, Kang… sumpah!”, sambut Andre gugup dan penuh rasa takut.

“Saya ga mau bahas masalah yang dulu, yang saya tanya itu sekarang… kamu masih suka ngga?”, tanyaku lagi sedikit mencecarnya.

“Ngga tau, Kang… udah ga mikirin lagi… lagian kan udah ga pernah ketemu lagi… tanya aja sama istri Akang… emang ada apa sih, Kang?”, jawab Andre panik dan kembali bertanya.

Aku langsung mencari foto terbaru Mila di ponselku, kemudian saya perlihatkan foto istriku itu pada Andre.

“Cantik ngga?”, tanyaku tanpa basa-basi.

“Eh, maaf.. Kang, ini maksudnya gimana?”, Andre semakin gugup, tampak dari gestur tubuhnya semakin tak nyaman, walaupun aku melihat sekilas dari raut wajahnya tampak ada rasa takjub ketika melihat foto dari istriku itu.

“Ya jawab dulu… cantik ngga Mila? Kalo pun kamu bilang cantik atau ngga… Saya ga akan marah… tapi tolong jawab jujur…”, ujarku seolah memaksa.

“I…. Iya sih, Kang… cantik”, jawab Andre yang akhirnya berani mengatakannya.

“Ok, sebenernya saya kesini mau minta tolong sama kamu…”, kataku setelah yakin dengan perasaan lelaki itu.

“Minta tolong gimana, Kang?”, tanya Andre semakin penasaran.

“Jadi sebenernya saya ada masalah sama alat vital, baru bisa berdiri kalo udah cemburu… harus ngeliat dulu istri saya mesra-mesraan sama orang lain, baru bisa berdiri….”, ucapku tanpa ragu membuka aib yang selama ini kurahasiakan.

“Maaf, Kang… kalo saya salah…. Apa Akang ini cuckold?”, tanya Andre seperti hati-hati mengungkapkannya. Aku sebenarnya tahu istilah itu.

“Apapun istilahnya, saya ga peduli… yang pasti memang kenyataannya seperti yang saya bilang barusan”, jawabku.

“Terus apa hubungannya dengan saya, Kang?”, tanya Andre lagi.

“Saya dan Mila ini lagi program kehamilan… pengen bisa punya anak di tahun ini, tapi dengan kondisi alat vital yang begini, rencana itu sepertinya sulit terwujud… kecuali kamu mau bantu”, ujarku dengan yakin.

“Eh… gimana maksudnya… bantu gimana, Kang?”, tanya Andre yang semakin kesini nada suaranya semakin gemetar.

“Maaf ya, saya bicara langsung aja blak-blakan…. Kamu bisa tolong ‘nidurin’ istri saya ngga? Tapi pake kondom… nanti setelah ‘punya’ saya berdiri… baru giliran saya penetrasi ke istri saya…”, jawabku akhirnya sampai pada intinya.

“Duh… mmh…”, Andre tampak ragu untuk menanggapi pertanyaanku tadi.

“Gimana?”, tanyaku lagi setelah melihat Andre masih tak juga menjawab.

“Saya mainnya diliatin Akang maksudnya?”, tanya Andre tampak malu-malu.

“Iya…”, jawabku tegas.

Andre tak langsung menjawab, seperti berpikir keras. Dari gestur tubuhnya dan pandangannya yang dia arahkan ke arah lain semakin menandakan kalau ada keraguan besar dalam dirinya.

“Euh… kalo saya sih terserah Akang sama Mila… saya akan bantu, Kang…. Semoga bisa nebus kesalahan saya dulu sama Akang”, begitu jawabannya pada akhirnya.

“Ya udah, OK… makasih ya Ndre”, ucapku lega.

“Sama-sama, Kang… eh tapi ini kapan rencananya?”, tanya Andre lagi.

“Saya sama Mila tanggal 29 bulan ini rencananya pindah ke Inggris… jadi ya sebelum tanggal itu… kalo bisa sih kita jalanin programnya tiap 2 hari sekali. Cuma besok semingguan saya sama Mila mau ke Sukabumi dulu pamitan sama keluarga besar, paling minggu depan saya hubungi kamu lagi…”, jawabku memberikan penjelasan.

“Oh, siap Kang… saya sih nunggu dari Akang aja buat waktunya”, sambutnya lagi mengakhiri pembicaraan pokok kami di pagi ini.​


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com