Cuaca mendung dan semilir angin yang berhembus melenakan kedua sejoli berbeda usia. Keduanya bersender pada dinding gazebo dengan nafas terengah-engah. Rona wajah mereka memancarkan kebahagian setelah keduanya berhasil mencapai puncak kenikmatan bergantian.
"Di minum dulu kopinya Rian." Ujar Bu Anis setelah melihat Adrian mampu mengatur nafas dengan baik.
"Kalau saya memacari Tiara gimana Bu?"
Adrian bertanya tiba-tiba setelah menyeruput kopi yang sudah tidak lagi panas. Bu Anis menoleh dengan mimik muka yang kebingungan.
"Jangan terburu-buru mau macari Tiara, dia kan masih sekolah, dan kamu juga belum kerja. Emang kamu gak mau kuliah?" Elak Bu Anis sambil bertanya.
"Sepertinya otak saya susah untuk diajak berpikir terlalu sulit Bu, hahaha." Jawab Adrian enteng demgan tertawa.
"Kebanyakan mesum sih." Goda Bu Anis.
"Gimana nggak mesum kalau syarat untuk mengantar jemput cewek aja kudu ngentotin ibu nya dulu, hahaha."
Tawa Adrian terbungkam oleh bibir Bu Anis yang langsung melumat bibirnya.
"Muaachh..mmmppphhh..mppphhhh.."
Keduanya kembali berciuman dengan ganas. Bu Anis yang sudah terbakar gairah setelah wajahnya disemprot pejuh Adrian, berusaha membangkitkan kembali keperkasaan kontol Adrian yang masih lemah. Tangannya bergerak aktif mengelus peler dan batang kontol remaja yang mampu membuatnya terbuai dalam syahwat.
"Karena hanya kontol mu yang bisa bikin Ibu menggelepar karena orgasme." bisik Bu Anis di telinga Adrian sambil menjilat daun telinganya.
Sambil menatap Adrian penuh gairah, Bu Anis mengangkat lepas kaos Adrian, lalu menjilati kedua puting remaja itu. Tangannya pun semakin cepat mengocok kontol yang perlahan mulai membengkak di dalam telapak tangannya.
"Ssssshhhh..calon mertua binal..eeehhhhhh.."
Adrian mendesah dan meracau,
"Apa kamu bilang?" Bisik Bu Anis sambil menyedot puting Adrian.
"Aaaaahhhh...calon mertua binal..ssssshhh.."
Adrian berkata agak keras. Bu Anis bukannya marah malah semakin liar melancarkan ciuman dan jilatan di sekujur badan Adrian, hingga mulutnya tepat di atas kontol yang sudah menegang.
"Sejak kapan kamu merasa bakal menjadi calon menantuku?" Goda Bu Anis sambil menyedot kepala kontol Adrian.
"Aaaaaahhh..sejak Ibu meminta syarat agar saya bisa menjemput Tiara...ssssshhhh.."
Bu Anis menatap mata Adrian dengan sunggingan senyum yang menggoda birahi. Dengan pelan lidahnya bergoyang menjilati lubang kencing kontol Adrian.
"Aaaaaaahhhh..geliiiiii..sssshhhh.." desis Adrian.
"Bukan Tiara yang akan jadi kekasihmu, tapi aku Rian." Ujar Bu Anis sambil menjilati seluruh batang kontol hingga peler remaja itu.
"Sluurrpp..sluuurrrppp..sluurrrppp."
Adrian menarik lepas kontolnya, lalu bangkit berdiri. Bu Anis pun sigap mengikuti pergerakan Adrian dan mulutnya dengan cepat mengulum kontol Adrian.
"Ibu masih berharap untuk menggantikan posisi Bu Kartika di hati ku?" Tanya Adrian sambil menahan kepala Bu Anis dan menggerakkan pinggulnya hingga kontolnya keluar masuk dengan pelan di mulut Bu Anis.
"Cleeegggghh..cleeeeegggghhh.."
"Aaaahhhhh..mulut Ibu seenak memek Ibu..eeehhhh..eeehhh.."
Bu Anis tidak mampu bersuara, hanya suara kecipak ludahnya yang beradu dengan kontol Adrian di dalam mulutnya.
Setelah beberapa menit, Adrian kembali menarik kontolnya keluar dari mulut Bu Anis. Lalu berlutut dan keduanya kembali berciuman dengan liar.
"Muaaachh..mmpphh..mmmpphh.."
Dengan lembut, Adrian menjatuhkan tubuh Bu Anis ke lantai. Tangannya memegang kontolnya dan menggesek-gesekkannya di permukaan memek Bu Anis.
"Mmmpphhh..mmppphhh..ssssshhhh..masukin Rian.."
Adrian mengambil bantal dan mengganjal bokong Bu Anis sehingga memek tembem itu seakan menengadah bersiap menerima hujaman daging kenyal nan keras Adrian. Demgan perlahan, Adrian mengarahkan kontolnya dan mendorong pelan agar membelah memek itu. Memek Bu Anis semakin terbuka tatkala kontol Adrian memasuki ruang terbuka di tengah selangkangan Bu Anis, kenikmatan pun menyeruak ke seluruh syaraf tubuh keduanya.
"Adriaaaaaaann..aaaaaaaahhhhh.." Bu Anis menjerit pelan.
"Eeeeeegghhhh..memek Ibu semakin sempit rasanya.." desah Adrian.
Keduanya saling bertatapan mesra penuh syahwat. Dengan meremas kedua toket besar Bu Anis, Adrian menarik kontolnya hingga tersisa kepala kontolnya lalu menghujamkannya kuat.
"Aaaaahhhhh..Riaaaaannn..oooouuuuhhh.."
Bu Anis mendongak memejamkan mata dengan mulut terbuka. Adrian mengulangi gerakannya beberapa kali.
"Ini yang Ibu rindukan, Rian..sssshhh...eeeegghh.." desis Bu Anis.
Hujaman kontol Adrian yang kuat dan dalam menerobos hingga ke rahim disertai remasan di payudara dan pilinan di kedua putingnya membuat Bu Anis tidak mampu bertahan lama, hanya lima menit kemudian,
"Riaaannn..oooouuuhhh..geli bangeeet..aaaaacchhhh..aku keluaaaarrr...sssshhhhh..ooouuugghhhh.."
Tubuh Bu Anis kembali menggelepar, jepitan kedua kakinya pada pinggang Adrian mengencang. Tangannya kuat mencengkeram lengan Adrian yang menapak meremas kuat kedua payudaranya. Nafasnya memburu dengan wajah memerah penuh gairah. Kenikmatan orgasme yang telah beberapa bulan hilang sekarang kembali mendatanginya.
Adrian tersenyum bangga dengan dirinya sendiri yang merasa semakin perkasa dalam hal bermain cinta. Sedikit push up dan sit up setiap hari yang rutin dilakukannya membawa hasil yang signifikan bagi staminanya. Waktu masih panjang baginya untuk membuat wanita paruh baya yang bahenol ini semakin tergila-gila padanya.
Ia pun menggulingkan tubuh Bu Anis miring lalu berbaring di belakangnya. Kontolnya kembali di arah kan ke lubang memek Bu Anis dengan 1 kaki diangkatnya. Dengan tenang kembali ia menghujamkan kontolnya mengaduk-aduk memek yang telah basah itu.
"Eeeggghh...eeeghhhh..eeegghh.."
Kali ini Adrian melakukan penetrasi dengan gerakan pelan dan konstan. Ia tidak ingin terburu-buru untuk menjaga ketahanan fisiknya.
"Eeeegggghhh...sssshhhh..oooohhhh...oooohhh.."
Bu Anis hanya bisa pasrah menerima entotan kontol Adrian pada memeknya. Orgasmenya yang belum reda oleh Adrian coba ditimbulkan kembali. Bu Anis yang sudah terbakar birahi sejak pertama Adrian datang kesulitan untuk mengendalikan api gairahnya. Seluruh syaraf di tubuhnya terasa gatal terutama di klitorisnya yang tergesek dengan teratur oleh batang kontol Adrian. Sensasi kegelian pada syarafnya kembali mencapai puncaknya setelah beberapa menit entotan kontol Adrian berlangsung.
"Eeegghhh..Riaaan..eeeghhh..kontol mu makin enak..eeeehhhhh..eeehhhh.." racau Bu Anis.
"Memek Ibu kenapa bisa menyempit gini sih..eeehhh..eeehhh.." puji Adrian sambil terus memompa kontolnya di dalam memek Bu Anis.
"Uuuuhhhh..kamu sih lama nggak mau ngentotin aku..ooohhh...ooohhh..Riaaan.." desah Bu Anis semakin binal.
Sebelah tangan Bu Anis hanya mampu meremas pantat Adrian yang konstan bergerak maju mundur. Kakinya yang terangkat menekuk, mengempit lengan Adrian yang menahannya agar tidak menurun. Kembali Bu Anis merasakan kedutan pada memeknya yang semakin basah
"Plok..plok..plok..plok.."
Suara kecipak basah memeknya yang tersodok kontol Adrian berpadu dengan suara pertemuan paha adrian dengan bokongnya yang sedikit menungging. Hingga akhirnya, kembali Bu Anis harus menerima kekalahan keduanya.
"Oooouuuhhh..Adriaaaaaannn..aku...aaaaahhh..aakuuu..eeeggghh..eeeghhh..aku nggak kuat..aaaahhhmmpppp...ooouuhhhmmmppp..ooouuuhhhmmpp.."
Bu Anis membekap mulutnya sendiri agar suara jeritan orgasmenya yang kedua tidak terdengar dari luar. Walaupun suara kendaraan lalu lalang lebih bising, tapi ia pun merasa malu andai ada orang yang berjalan di depan rumahnya mendengar jeritan kenikmatannya.
Cairan kenikmatannya semakin deras mengucur hingga merembes ke pahanya. Tubuhya kembali menggelinjang dan keringatnya membasahi tubuh daster putih yang masih dipakainya.
"Apakah orgasme kedua ini sudah memenuhi syarat agar saya bisa memacari Tiara?" Bisik Adrian di telinga Bu Anis yang sedang menggelepar pelan.
Bu Anis tidak menjawab pertanyaan Adrian, kegelian pada seluruh syarat di tubuhnya menyebabkan jatungnya berdetak cepat dan pernafasannya pun memburu. Setelah hampir satu menit kemudian,
"Belum, keperkasaan kontol mu belum sepenuhnya teruji." Kata Bu Anis.
Bu Anis mendorong tubuh Adrian hingga telentang, lalu dengan cepat ia pun menaiki tubuh remaja itu dan mengarahkan kembali kontol yang masih tegak menjulang itu tepat di memeknya dan menenggelamkannya di dalam memeknya.
"Sssssshhhh..kalau kali ini kamu kalah, kamu harus mengulangi syarat dari ku..ooouuuhhhh.."
Dengan posisi berlutut dan memek yang terganjal oleh kontol Adrian, dan kedua tangan menapak di dada Adrian, Bu Anis mendesah untuk memulai serangannya.
"Syarat apalagi sih Bu?" Tanya Adrian bingung.
"Ssshhhhh..empotan memek Ibu semakin nikmat..eeeggghhh..eeeghh.."
Adrian memuji gerakan kegel memek Bu Anis yang dipakai sebagai awal serangan.
"Membuat ku orgasme setidaknya 3x sebelum kamu keluar..aaaaahhh..kontol mu keras banget..ssshhhh..aaahhhh.."
Bu Anis yang mencoba menaklukkan remaja itu justru mengerang keenakan saat Adrian pun mempraktekkan kegel yang sudah dipelajarinya. Dengan menahan nafas teratur, kedutan kontolnya terasa keras dan berkedut di dalam memek Bu Anis. Keduanya seakan adu kuat di babak ke tiga pertempuran syahwat mereka.
"Oooouuuuhhh...oooouuuhhh..mmmmppphhh..mmmppphhh.."
Bu Anis mulai menggerakkan pantatnya naik turun dengan cepat, ia ingin segera menaklukan Adrian sehingga ia bisa mendapatkan lebih banyak orgasme seandainya Adrian kalah dalam posisi women on top, posisi andalannya yang selalu bisa membuat suaminya menyerah kalah dalam hitungan detik.
"Ssshhh..aaahhhh..aaahhh..ooouuuhhh.."
Tapi, sepertinya Bu Anis terlalu terburu nafsu sehingga staminanya yang telah dikuras oleh 2x orgasme semakin payah. Goyangannya semakin melemah hanya dalam waktu tak lebih dari 7 menit. Adrian pun melancarkan serangan balik. Ditahannya pantat Bu Anis, lalu dengan cepat, ia menyodokkan kontolnya bertubi-tubi.
"Eeeggghhh..eeeggghhhh..eeeggghhh.."
"Aaaauuuhhhh...ooouuuuhhh..Riaaaaaaannn...gilaaaa...geliiiii...aaahhh...aaahhhh..ampppuuunn...geliii bangeeet...aaaaahhh..aaaahhhh..."
Bu Anis meracau, mengerang, mendesah tidak karuan. Ia tidak menyangka serangan Adrian begitu ganas dan menimbulkan kenikmatan yang semakin menjadi-jadi. Bu Anis tidak ingin menyerah kalah kali ini. Ia mencoba bertahan sekuat tenaga dengan mencoba mengganti gaya, ia memutar tubuhnya membelakangi Adrian yang masih telentang.
Pemandangan bulatan bokong nan putih mulus berpengaruh besar pada keperkasaan kontol Adrian. Apalagi saat bokong bohay itu bergerak naik turun disertai,
"Sssshhhh..aaaaahhhh..dalam banget Riaaaaann..kontol mu dalem banget..aaaaahhhh..oooouuuhhhh.."
Desahan dan racauan binal Bu Anis semakin memperlemah kekuatan kontol Adrian.
"Eeeegghhhh..eeeggghhh..memek Ibu semakin basah..uuuhhhh.." Adrian pun tidak mau kalah membalas kebinalan Bu Anis.
Keduanya berupaya keras untuk saling mengalahkan. Tapi bagaimana pun, birahi Bu Anis yang terlanjur tinggi membuatnya tidak mampu bertahan lagi. Saat Adrian turut menghujamkan kontolnya dengan keras dan dalam, goyangan bokong Bu Anis pun berubah menjadi getaran.
"Riaaaaan..mmmmppphhhh..akuuuuu...aaaaaahhhhh..aaaaaahhhh..ooouuuhhhh..."
Bokong itu gemetaran karena orgasme ke 3x nya. Serangan tajam kontol Adrian yang menusuk hingga ke rahim Bu Anis membuatnya tergelepar dalam kenikmatan bercinta. Cairan cintanya mengucur membasahi paha Adrian saat bokongnya terangkat dan squirt melandanya. Kaki Bu Anis terlihat bergetar hebat. Tubuhnya mengejang beberapa kali sebelum akhirnya ia terduduk di lantai karena kakinya terasa lemah untuk menopang tubuhnya.
Adrian memeluk Bu Anis dari belakang untuk meredakan guncangan kenikmatan yang dialami Bu Anis. Ia menolehkan kepala Bu Anis dan melumat bibir yang terengah-engah itu. Mata keduanya terpejam seakan menikmati puncak asmara di hati mereka. Tangan Adrian memeluk perut berlemak Bu Anis dengan kontol kerasnya menempel erat di punggung.
"Kamu semakin kuat, semakin romantis, Ibu takut jatuh cinta padamu." Bisik Bu Anis sambil memeluk lengan Adrian yang melingkar di lehernya setelah melepaskan bibir mereka.
"Saya ingin mencintai Tiara Bu, Ibu adalah bonusnya." Kata Adrian sambil tersenyum menciumi rambut Bu Anis.
Sikap Adrian semakin meluluh lantahkan hati Bu Anis. Hampir saja ia tidak merelakan remaja itu untuk mencoba mendekati putrinya demi keegoisannya. Tapi status dan usia sedikit banyak memberinya kesadaran akan keadaan yang dialaminya sekarang atau esok nanti. Ia pun berbalik, menganguk dan kembali mencium bibir Adrian dengan mesra.
"Ibu duduk menungging di anak tangga, saatnya Doggy Style..hehehe." pinta Adrian mesum.
Bu Anis pun sepertinya memahami keinginan Adrian agar ia pun bisa mengeluarkan pejuhnya. Tubuh keduanya sudah berlumuran keringat tapi semangat bercinta mereka seakan mengalahkan rasa gerah yang melanda mereka.
Adrian berdiri di rerumputan, dan Bu Anis duduk menungging di anak tangga kedua dengan bantal kecil menjadi alas untuk melindungi lututnya.
"Ssssshhhh..eeeegghhhh..keluarkan pejuhmu Rian..sirami Ibu dengan pejuhmu.." ucap Bu Anis binal sambil menoleh ke arah Adrian dengan senyum genit.
"Plak..plak..plak.."
Adrian membalas ucapan binal Bu Anis dengan menampari bokong mulusnya.
"Aduuuuhhh..sssshhhh.." desis Bu Anis.
Tanpa basa-basi, kontol yang sudah ngaceng maksimal itu menghujam memek Bu Anis dari belakang. Dengan memegang pinggang Bu Anis, pinggul Adrian bergerak dengan cepat.
"Oouuuuhhh..Adriaaann..eeeghhhh...eeeggghhh..eeghhh.."
Syahwat Bu Anis langsung melonjak akibat ulah nakal pinggul Adrian, kegelian di memeknya perlahan meningkat.
"Eeeghhh..eeggghhh..eeeggghhh.."
Adrian menarik kedua tangan Bu Anis sambil terus menyodokkan kontol kerasnya. Tubuh Bu Anis terlihat terhentak-hentak, payudara besarnya bergoyang, kepalanya menggeleng-geleng. Memeknya pun merespon dengan semakin banyak mengeluarkan cairan.
"Ooouuuhhh..enak banget Riaaann..eeegghhhh..geliii..bangeeett...aaahhhh..aaahhhh..."
Kali ini Bu Anis tidak mampu membekap mulutnya sendiri sehingga racauannya terdengar jelas.
"Eegghhh..eeeggggh...eeeggghhh.."
Adrian mengatur nafas agar kontolnya tidak buru-buru mengeluarkan pejuh. Kenikmatan pada seluruh bagian kontolnya. Kenikmatan itu menjalar cepat ke seluruh bagian tubuhnya. Otak dan hormonnya otomatis mengikuti aliran kegeliannya. Tubuh bahenol Bu Anis di posisi menungging begini membuat Adrian lepas kendali atas syahwatnya.
"Oooooohhhh...Riaaaaan..kontol mu...aaaahhh..aaahhhh.."
Adrian seakan tidak mempedulikan desahan, erangan dan racauan Bu Anis yang menambah api gairahnya semakin membakar tubuhnya. Frekuensi kedutan di kontolnya pun semakin cepat. Sedikit kesadaran untuk membuat Bu Anis kembali orgasme mengingatkannya untuk mengontrol nafsunya. Tapi itu tidak mampu bertahan lama, setelah 10 menit kontolnya mengobok-obok memek Bu Anis,
"Aku keluaaaaarr...aaaaahhhh..Riaaaaannn..ooouuuuhhhh...eeeehhhhh...eeehhhh.."
Bu Anis kembali meregang, tubuhnya kembali bergemetar dan menggelinjang, empotan memeknya bekerja otomatis membuat kontol Adrian semakin berkedut.
"Aaarrrghhhh...aaaaahhhhh.." Adrian mengerang, dan..
"Crot..crot..crot.."
Pejuhnya menyemprot memek Bu Anis dengan kencang dan banyak.
"Aaaaaaahhhh..angeeettt Riaaan..ouuuhhh..ooouuuhhh.."
Bu Anis melenguh dan Adrian mengerang. Pejuh Adrian dan cairan cinta Bu Anis bercampur meleleh keluar dari memek yang masih menungging lemah. Adrian mendekap tubuh Bu Anis seakan menindihnya. Nafas keduanya memburu setelah api gairah yang membakar mereka berdua perlahan padam.
BERSAMBUNG ...