𝐏𝐞𝐭𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐀𝐝𝐫𝐢𝐚𝐧 𝐁𝐚𝐛 𝟏

 


"Dhaaaarr!!!"
"Jedheeeerrrr!!!"

Gemuruh guntur dan kilau petir bersahut-sahutan di tengah hari.Langit yg gelap memuntahkan berkubik2 air yang dihempaskan oleh angin kencang.Tengah hari itu langit berkecamuk seakan murka dengan sang bumi yang hanya bisa diam dan pasrah menerima kemarahan..

Di sebuah emperan toko seorang remaja kurus berkulit sawo matang berdiri menunggu hujan reda.Seragam sekolahnya basah kuyup, helm di kepalanya pun tetap menutupi kepalanya seakan enggan untuk dilepas dan motor astrea prima terongok di tepi jalan terguyur air seakan bahagia karena tak pernah dimandiin si empunya..

Remaja 16 tahun itu menggigil dan menyalakan rokok untuk menghangatkan tubuhnya sembari memaki saat cipratan air menghantam dirinya akibat lalu lalang kendaraan.

"Asu!!!"
"Matane ki lho!!"

Umpatan khas ibukota jawa tengah itu berkumandang merdu dari mulutnya.

"Tiiiitt.. Tiiitttt"

Suara klakson motor di depannya memaksa dia menoleh dan melihat seorang pengendara motor yg berhenti.
Pengendada yg memakai jas hujan model kelelawar membuka kaca helmnya dan dengan tawa renyah dia menunjukkan muka girang

"Ayo ke rumah ku"

"Dingin" sahutnya

"Nanti mandi di rumah ku pakai air hangat"
Suara si pengendara setengah memaksa
Remaja kurus langsung menstarter motor nya melaju mengikuti temannya.

Mereka berdua berhenti di depan sebuah rumah berpagar besi..pengendara berjas hujan itu membuka pagar
"Motor mu masukin rian"

Remaja kurus itu ikut memasukan motor nya ke garasi lalu menutup pagar itu.
Si empunya rumah setelah membereskan jas hujan masuk dan kembali membawa selembar handuk..si kurus yg menggigil kedinginan melangkah masuk
"Di mana kamar mandi nya?"
"Itu di sebelah dapur,masuk aja adrian"
Dengan tergesa-gesa dan tergopoh-gopoh karena pakaiannya yang basah kuyup,remaja yang dipanggil adrian itu segera berjalan menuju ke kamar mandi.
Setelah melepas pakaiannya dan bertelanjang bulat dia lalu membuka kran air panas,mandi dan membersihkan diri sembari menghangatkan tubuh kurusnya yg kedinginan.

Setelah mengeringkan badannya si pemuda kurus yang bernama adrian ini kebingungan karena dia lupa kalau tidak membawa pakaian ganti.
"Bagaimana ini?"
Dia mau keluar hanya pakai handuk pun malu karena dia juga tidak tau di mana letak kamar temannya tadi.

Tok tok tok!!
Suara ketukan terdengar,

"Siapa di dalam?"

Terdengar suara merdu seorang wanita bertanya.Mendengar suara panggilan yg agak berat sepertinya seorang wanita dewasa batin adrian

"Saya adrian yang di dalam,saya temannya fajar,tadi fajar ngajakin mampir karena lihat saya kehujanan tapi saya lupa kalau saya tidak punya pakaian ganti"

Tidak terdengar sahutan dari luar,adrian semakin bingung dengan keadaannya,dia cm berdiam diri sembari menempelkan punggungnya di tembok kamar mandi

"Adrian,buka,ini baju gantinya"
Suara Fajar temannya,

"Terima kasih jar"
Adrian membuka pintu setengah sembari menerima pakaian ganti itu.

Keluar dari kamar mandi dia melihat fajar sedang berdiri sambil mengunyah kue kering,
"Ke kamar ku yuk"

Adrian berjalan mengikuti Fajar sambil menggosok rambutnya dengan handuk saat tiba-tiba ada suara yang tadi terdengar saat dia di dalam kamar mandi,

"Teman mu diajak makan dulu fajar"

"Nanti dulu bu setelah fajar mandi,adrian mau ku ajak ke kamar ku dulu" sahut fajar.

Fajar mengambil handuk di kamar lalu masuk ke kamar mandi

Adrian berdiri dan menatap seorang ibu berusia kisaran 42th yangberwajah manis dengan kulit tangan yangputih,gamisnya bercorak bunga sesuai denganj ilbab yang bercorak sama.

"Maaf bu,tadi saya kelamaan di kamar mandi" sapa adrian kepada ibu nya fajar.

"Iya gak apa-apa,tadi ibu ngingetin fajar kalau temannya di kamar mandi nggak bisa keluar karena tidak punya pakaian ganti" jawab si ibu.

"Sana ke kamar dulu,nanti setelah fajar mandi kalian makan bareng ibu"

"Baik Bu"

Jawab adrian seraya berjalan masuk ke dalam kamar fajar.

Setelah fajar selesai mandi,mereka berkumpul di meja makan.
Adrian makan dengan lahap karena kedinginan yg menyebabkan rasa laparnya meningkat.

"Pulangnya nunggu hujan reda saja adrian,main di sini dulu" kata ibu fajar.

"Sepertinya hujannya bakalan lama bu,nggak enak kalau saya kelamaan main nanti saya dicariin kakak saya" jawab adrian.

"Jar..kalau hujannya nggak reda-reda nanti kamu anterin adrian pakai mobil ibu biar dia nggak kehujanan lagi" perintah ibunya ke fajar.

"Siap bos" sahut fajar.

"Adrian teman sekelas fajar?" Tanya ibu fajar

"Iya bu"

"Adrian belum pernah main ke sini ya?"

"Belum pernah bu"

"Yang sering main ke sini itu si fauzi,ari,sama puji"

"Mereka anak-anak yang rajin belajar bu hehehe" kata adrian sambil tersenyum malu

"Emang adrian nggak rajin sekolahnya?" Tanya ibu fajar lagi

"Adrian itu di kelas pendiam bu,tapi sering cabut main PS hahaha" sahut fajar

"Jar!!!" Kata adrian agak jengkel

"Ck ck ck bengal juga km rian" kata ibu fajar sambil beres-beres meja makan

"Biar adrian aja bu..adrian biasa nyuci piring kalau di rumah" kata adrian

"Eh,hei jar..lihat ini..adrian rajin dalam hal lain yang tidak kamu punya" ucap ibu fajar

"Fajar capek kan bu belajar terus masak masih harus nyuci piring??? Adrian kan nggak capek belajarnya hahaha" kata fajar lalu kembali ke kamarnya..

"Ibu nggak kerja?" Tanya adrian iseng sambil mencuci piring

"Hari ini ibu cuti rian..eh.***k papa kan ibu manggil kamu rian?" Jawab Ibu fajar sambil bersih-bersih meja makan

"Nyantai roket bu..heheh" adrian mencoba
bercanda

"Roket aja cepet lho rian mana bisa nyantai hahaha" ibu rian menjawab sambil tersenyum

Buli mata lentik dan pipi yang chubby serta bibir merah muda yg agak tebal diselimuti kulit putih yang bersih membuat senyum ibu fajar terlihat menawan dan mempesonakan si remaja kurus itu

"Hei rian!! Itu piringnya masih banyak..kok cuma 1 itu diairin terus? Hahaha" kata ibu fajar geli melihat adrian yang menatapnya tanpa berkedip

"Eh..eh..iya bu..maaf..hehehe"

Adrian sangat malu karena tertangkap basah sedang terpesona melihat paras manis ibu temannya.

"Rian itu kayak nggak pernah lihat wanita aja..eh ibu lupa..rian sekolah di STM kok ya hahahaha" ibu fajar semakin menggoda adrian.

Adrian hanya tersenyum malu tanpa berani mengucapkan sepatah kata pun.

"Sudah selesai rian?"

"Sudah bu,ditaruh mana ini piring dan sendoknya?"

"Udah biarin aja di situ nanti ibu beresin,kamu mau ke kamar fajar atau menunggu di ruang tamu?"

"Sebenarnya saya nggak akrab sama fajar bu,seperti yang fajar bilang tadi makanya kami di kelas punya semacam geng2 sendiri gitu tapi semua tetap kompak kalau soal kelas"Jawab adrian sambil berdiri menunduk di belakang si ibu

"Duduklah di kursi tamu rian nanti ibu temani,fajar ngapain juga ngajak teman tapi ditinggal masuk kamar" omel ibu nya

Adrian berjalan santai menuju ruang tamu.Pandangannya menyapu bingkai-bingkai foto yang tertempel di tembok,Foto pernikahan orang tua fajar dan foto keluarga fajar terpampang besar di sebelah-sebelahnya foto-foto adik-adik fajar.
Ya..fajar adalah anak pertama dan dia punya 1 adik perempuan dan yang paling kecil laki-laki.

Ayah fajar seorang PNS itu terlihat dari baju seragam yang beliau kenakan di foto yang adrian lihat.

"Apa pekejaan ibu fajar?" Tanya adrian dalam hati

"Adiknya fajar yang cewek bentar lagi pulang,dia sekolah di SMP Negeri 2,yang kecil sekolah di SD Negeri Sompok" terang si ibu sambil duduk di depan adrian.

"Mereka pulang dijemput siapa bu?"

"Klo ibu libur gini biasanya ibu yang jemput mereka,kamu mau ikut nggak? Daripada di rumah saja nunggu hujan nggak reda-reda" tawar si ibu

"Rian mager rasanya bu,efek kekenyangan hahaha"

"Masih sejam lagi kok,mau tiduran di sofa dulu?"

"Nggak usah bu,rian duduk di sini aja,kalau ibu sibuk silahkan dilanjut aja bu"

"Ibu mau bersih-bersih rumah tapi kok rasanya malas..efek kekenyangan juga kali ya? Hahaha"

Kembali adrian terpesona dengan suara tawa merdu dan wajah ceria si ibu.Kecerian wajah itu bagaikan mentari yang mengintip di kala langit mendung menggayung.

"Untung ibu gak lihat saat aku memandanginya" batin adrian sambil memalingkan muka

"Nanti jadi ikut jemput gak rian?" Tanya ibu fajar seperti berbisik

"Eh.." adrian terkaget

"Hahahaha..ngelamunin apa sih kok kaget gt?"

"Ngelamunin ibu" sahut rian agak jengkel

"Ibu ada di depan mu kok dilamunin,ada-ada aja kamu tu" kembail si ibu tertawa ceria dan lagi-lagi adrian terpesona.

"Kenapa sih aku ini" adrian menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Mencoba menghilangkan lamunan ya? Hahaha" kembali si ibu menggoda.

Adrian merasa sebal dan gemas.

"Ibu jangan bikin saya gemas"

"Rian gemas kenapa?"

"Ibu godain saya terus"

"Ibu mau ganti baju dulu,rian ikut ibu aja"

Si ibu melangkah masuk ke kamar dan menutup pintu.

Tak berapa lama si ibu keluar kamar.
Menggunakan kaos dan celana panjang serta hijab menutupi dada membuat adrian semakin terpana tanpa sadar adrian mengucap

"Ibu sangat cantik"

Reflek adrian menutup sembari menampar mulutnya sendiri beberapa kali.

"Hahaha..ayo berangkat rian"

"Jar..ibu ajak rian jemput adik-adik mu!!" Teriak si ibu dan tidak ada sahutan apapun dari dalam kamar fajar.

Di dalam mobil rian duduk di sebelah si ibu,matanya menatap ke jalanan yg penuh air akibat hujan yang tak kunjung reda.

"Kenapa kamu memuji ibu tadi?"

"Eh..maaf bu"

"Ibu kan tanya,kok malah minta maaf"

"Mulut saya reflek bu makanya saya meminta maaf"

"Rian beneran ngalamunin ibu?"

"Nggak kok bu,tadi bercanda aja"

"Kalau bukan ibu yang rian lamunin,nggak mungkin rian reflek ngatain ibu cantik"
"Iya nggak?"

Rian hanya diam,matanya tetap berpaling menatap jalanan.Dalam hati dia mengutuki hatinya yang terpesona dengan ibu temannya ini.

"Ibu kerja di mana?" Tanya adrian mengalihkan pembicaraan

"Hahaha..remaja 1 ini..pintar sekali mengalihkan pembicaraan"

"Ibu kerja di bank swasta rian"

"Oohh..enak dong bu tiap hari pegang uang hehehe"

"Sayangnya..ibu tidak di bagian yang pegang tuh hahaha"

"Ibu ini menggemaskan" adrian kembali berpaling.

"Emang kenapa kalau ibu menggemaskan?"

"Rian mau ngapain ibu klo menggemaskan?"

"Hahaha"

"Kalau saya gemas..saya bisa mencium ibu tau gak?!" Kata rian.

"Enggak tuh" sahut si ibu.

"Hiiiiihhhhhhh" rian semakin sebal dan gemas,matanya tajam menatap si ibu.

Si ibu yang matanya fokus ke jalanan karena kaca mobil yang buram akibat tertimpa air hujan tidak melihat tatapan tajam penuh kesebalan remaja kurus yang duduk di sebelahnya.

Setelah mampu meredakan kegemasannya mata rian kembali berpaling ke jalanan

Mobil itu masuk ke halaman sekolah dan parkir..mereka datang lebih awal dari jadwal kepulangan murid SD negeri.

Mereka menunggu terdiam di dalam mobil dengan pikiran masing-masing.

"Aaahhh" tiba-tiba adrian mendesah.

"Hayoooo..ngalamunin apa anak bujang ini?? Hahaha" Kembali si ibu menggoda sambil melihat ke arah adrian

Adrian hanya diam dan menatap tajam si ibu.

"Hahaha..rian makim gemas ya..." Mulut si ibu terbuka tertawa senang.

"Cup..mmmpphh"

Mata si ibu melotot kaget

"Rian????"

KALAU RAME DI LANJUT NIH CERITA


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com