Adrian terhenyak,dia menatap wajah chubby nan cantik Bu Kartika dengan senyum menggodanya yang berlalu menuju ke dapur untuk membuat minuman,
Adrian hanya mampu menatap tubuh belakang Bu Kartika yang masih memakai rok berwarna abu dan baju putih dengan dasi kecil berwarna biru di lehernya.
Kulit Bu Kartika yang kuning langsat terlihat serasi dan menambah keindahan di mata si remaja kurus itu.
Mata Adrian jalang menatap pantat yg lebar dibalik rok span yang ketat berlenggak lenggok bak penari jaipong menggoda penontonnya.
"Kopi atau teh rian?" Seru Bu Kartika dari dapur
"Terserah Ibu" Adrian menyahut sambil tangannya gemetar memetik senar gitar.
"Lagu tadi bagus Rian" kata Bu Kartika sambil meletakkan 2 gelas es teh di meja.
"Lagu mu sendiri?"
Bu Kartika duduk menyilangkan kaki menampakkan sedikit paha mulus yang menyilaukan mata Adrian.
"Aaaahhhh" Bu Kartika menggeliat menarik kedua tangan ke atas kepala sambil meletakkan punggungnya ke sandaran sofa.
Adrian yang melihat tonjolan besar di dada Bu Kartika seketika melongo menatap tak berkedip.
"Rian!!"
"Lihat tete ibu segitunya..ini masih berpakaian apalagi kalau tanpa sehelai kain pun,Hahahaha"
Muka Adrian langsung memerah menahan malu,dia lalu menoleh ke arah pintu,tangannya yang gemetar terasa berat untuk memetik senar gitar yang dipangkunya.
"Rian"
Adrian hanya menoleh,
"Kenapa kemarin kamu mencium ibu?"
Adrian hanya terdiam dan menunduk,matanya terpejam mengenang kejadian kemarin.
"Saya tidak tau kenapa Bu."
Kembali Adrian menunduk.
"Kenapa setelah itu kamu lari pulang kan masih hujan?"
"Saya malu dan takut Bu"
"Lagi pula saya sudah memperingatkan Ibu agar jangan membuat saya gemas sama Ibu" ucap Adrian membela diri sambil tetap menunduk.
"Ooowww..jadi begitu cara mu mengekspresikan kegemasan mu"
"Bagaimana jika seorang cowok membuat mu gemas??"
"Apakah Rian juga akan menciumnya?" Pancing Bu Kartika sambil tersenyum menahan tawa.
"Ibu!!"
"Hanya untuk inikah Ibu meminta saya menunggu Ibu?" Kata Adrian menatap tajam Bu Kartika. Tangannya gemetar menahan sebal dan gemas karena godaan wanita yang membuatnya terpesona ini.
"Tentu saja tidak Rian" senyum Bu Kartika semakin menggoda.
"Kata Fajar,Rian adalah anak pendiam yang bengal dan bandel,benarkah begitu??" Tanya Bu Kartika tajam.
Adrian hanya diam kembali menatap ke arah pintu.
"Kalau benar lalu kenapa Bu?" Tantang Adrian melirik.
Bu Kartika masih saja tersenyum walaupun dia tau kalau remaja di depannya ini sebal dan jengkel dengan godaan-godaan yang dia lakukan.
"Lagu tadi sering Rian nyanyikan?"
"Judul lagunya apa?"
Tanya Bu Kartika mengalihkan pembicaraan.
"Judul lagu itu bidadari Bu,itu lagu band metal asal Surabaya." Jawab Adrian sembari memetik chord nada lagu itu
"Wow..siapakah bidadari itu Rian?"
"Pacar mu?"
"Hihihi"
Adrian kembali menatap tajam Bu Kartika,matanya menjelajahi seluruh wajah wanita dewasa di depannya seakan-akan mencoba mencetak gambaran wajah itu di memory otaknya.
"Rian!!"
"Ditanyain kok malah lihatin ibu seperti itu"
Rian letakkan gitarnya di sofa,dia bangkit berdiri,
"Saya mau pamit pulang Bu"
"Boleh saya salim sama Ibu sekalian meminta maaf atas kesalahan saya mencium Ibu?" pinta Adrian
Bu Kartika bangkit berdiri dan menjulurkan tangan putih halus nya ke Adrian.
Adrian mendekati Bu Kartika
"Cup"
"Mmmpphhh"
Bu Kartika kaget dan melotot saat bibirnya kembali dilumat oleh remaja kurus itu.
"Bidadari saya bernama Kartika"
Lanjuuuuuuuuuuuuut ceritanya ...
"Now I've found you
There's no more emptiness inside
When we're hungry
Love will keep us alive
I would die for you
Climb the highest mountain
Baby, there's nothing I wouldn't do"
Lantunan refrain lagu berjudul Love Will Keep Us Alive mengantar khayalan seorang remaja yang saat ini merasa jatuh cinta untuk pertama kali dalam hidupnya.
Bayangan akan indahnya kemesraan antara 2 insan pria dan wanita yang selama ini hanya bisa dia lihat di taman kota semakin menenggelamkan lamunannya.
Pesona wajah chubby nan mulus dengan mata jeli dan bulu mata yang lentik, dihiasi sebongkah hidung agak pesek yang dimiliki oleh seorang perempuan dewasa berstatus sebagai seorang istri dan ibu dari 3 anak membuat senyumnya mengembang.
Seorang remaja bau kencur mencoba peruntungan asmaranya dengan seorang wanita dewasa yg pantas untuk menjadi ibunya.
"Adrian!!!" suara galak dan keras membuyarkan lamunannya.Dia mengangkat kepalanya dan memandang seorang guru yang berdiri di depannya
"Berdiri di depan!!"
"Siapapun yang tidur di kelas bapak harus mendapatkan hukuman!!!" Seru Pak Guru sebagai intervensi terhadap siswa yang tidak memperhatikan apa yang diajarkannya.
Adrian bangkit dan berjalan gontai ke depan,tidak ada seorang teman pun yang berani melihatnya,mereka hanya berani melirik karena takut dengan kegalakan Pak Guru yang bernama Soehoedi itu.
"Berdiri di sebelah papan tulis menghadap ke tembok!!" Seru Pak Soehoedi kepada siswa yang baju seragam bagian belakang itu keluar dari celananya.
"Rapikan seragam mu!!!" Bentak Pak Soehoedi dari belakang.
Adrian hanya mampu diam dan merapikan seragamnya,tubuhnya menghadap ke tembok tanpa menoleh ke mana pun.
Selama hukuman itu berlangsung,Adrian hanya menundukkan muka sambil tersenyum mengenang keberaniannya melumat bibir segar ibu temannya di ruang tamu.
Dentang bel tanda jam istirahat pelajaran berbunyi. Pak Soehoedi berlalu keluar dari kelas. Adrian langsung menghampiri Fajar,
"Jar,nanti sore ibu mu mengundang ku ke rumah mu."
"Mengundangmu?"
"Kenapa ibu ku mengundang mu datang ke rumah?"
"Seperti kemarin,kamu pun tidak tau kenapa ibu mu ingin ketemu dengan ku,begitupun aku juga tidak tau kenapa ibu mu mengundangku"
"Tumben ibu ku mengundang teman ku,biasanya ibu nggak peduli dengan teman-teman ku"
"Entahlah Jar"
Sahut Adrian berlalu ke luar kelas meninggalkan Fajar yang mengernyitkan dahi.
Sore itu Adrian datang ke rumah Fajar dengan berpakaian rapi dan sedikit wangi.
"Tok..tok..tok.."
Ketukan pintu pagar besi di depan rumah membawa seorang ibu berdaster keluar.
"Rian"
"Ada apa?" Tanya Bu Kartika sambil mendorong membuka pagar.
"Wah..tumben rapi..wangi pula..hahaha"
Detak jantung Adrian meningkat pesat melihat Bu Kartika yang seharian memenuhi pikirannya.
"Bidadari ku" kata Adrian dalam hati.
"Saya kebetulan lewat Bu..tiba-tiba kepingin mampir ke sini"
"Siapa Bu?" Tanya Fajar sambil melongokkan kepalanya dari pintu depan rumahnya.
"Oh..Adrian..tadi siang dia bilang ibu mengundang Adrian ke rumah"
"Ada acara apa sih Bu kok tumben mengundang teman ku datang?"
Memerah wajah Adrian menahan malu karena kebohongan yang baru saja dia utarakan ke Bu Kartika terbongkar.
Bu Kartika yang awalnya bingung langsung tersenyum cerah.
"Hmmm..Rian ternyata berani juga" batinnya
"Iya..Ibu lupa kalau kemarin Ibu undang Adrian untuk membantu Ibu membersihkan ikan2 di kulkas sebagai hukuman karena meninggalkan ibu waktu jemput adik2 mu" kata Bu Kartika santai sambil menjulurkan lidah ke Adrian.
"Ooooo" sahut Fajar kembali masuk ke dalam rumah.
Adrian terbengong-bengong mendengarkan pembicaraan ibu dan anak.
Dia bingung dengan penyelamatan Bu Kartika atas kebohongannya pada Fajar.
"Berpakaian rapi dan wangi bakalan kena amis ikan" bisik Bu Kartika sambil terkekeh.
"Ayo ikut ibu ke dapur"
Adrian sangat sebal.
"Sial!!" Gerutunya
"Rian mau ganti baju dulu?"
"Nanti bau parfum mu hilang lho kalah sama amisnya ikan..hahaha"
"Biarlah Bu."
Mereka berdua mulai sibuk dengan aktivitas di dapur.
Adrian membersihkan kulit ikan-ikan dengan diam dan serius.
Bu Kartika hanya menggeleng-gelengkan kepala dan tersenyum melihat hasil godaannya kepada si remaja nekat yang telah 2 kali mencium bibirnya.
Saat Bu Kartika sedang sibuk menyiapkan bumbu,
"Bidadari ku yang cantik" terdengar bisikan di telinga kanannya,seketika dia menoleh dan melihat Adrian diam menatapnya.
"Gombalan remaja..hahaha" balasnya sambil tetap meracik bumbu.
Adrian mendekati Bu Kartika
"Bu" panggilnya
Bu Kartika menoleh.
"Cup..mmmppphhh"
Adrian melumat bibir Bu Kartika dengan lembut,tangannya memegang kedua pipi chubby Bu Kartika,matanya terpejam,
Bu Kartika yang awalnya kaget hanya terdiam,dia mulai menikmati lumatan bibir si remaja dan membalasnya dengan lembut.
Adrian melepaskan ciumannya. Dia menatap mata sang bidadari hatinya dengan penuh kasih.
Bu Kartika hanya diam menatap pemujanya dengan berbagai pertanyaan yg terpancar dari sorot matanya.
Mereka melanjutkan aktivitas tanpa berkata kata.
BERSAMBUNG ...