𝐏𝐞𝐭𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐁𝐢𝐛𝐢 𝐊𝐀𝐑𝐈𝐍𝐀 𝐃𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐦𝐚 [𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝟕]

 


Kukatakan dengan indah
Dengan terluka, hatiku hampa
Sepertinya luka menghampirinya
Kau beri rasa yang berbeda
Mungkin ku salah
Mengartikannya yang kurasa cinta
Tetapi hatiku selalu meninggikanmu
Selalu meninggikanmu, terlalu meninggikan mu........


Single Hit band papan atas negri ini Mengiringi langkah ku saat melangkah keSekolah pagi ini ku nikmati di ponsel Android "butut", aku sangat heran bahkan terlalu mencurigakan mengapa ayah tak sama sekali perhatian, menegur, bahkan memeriksa keadaan mama.

Terlebih lagi aku benar benar ga ngerti entah apa yang ayah lakukan disana?? Sesibuk itukah?? sampai sampai tak tau dan tak memperhatikan istrinya diGauli lelaki lain. Penilaian ku terhadap ayah sekarang berubah, pandangan ku kepadanya saat ini tak lain adalah Lelaki yang tak becus menjaga wanitanya.

Sangat pagi sekali aku meninggalkan rumah saat itu semua terasa asing, terasa dingin, tak ku Hiraukan Basa Basi mama dan bibi ku pagi tadi dirumah. Hingga puncaknya ku Banting pintu rumah saat berangkat meninggalkan rumah tadi pagi.

"Kamu bilang bakal kuat, kamu bilang bakal baik baik aja..... Tapi nyatanya kamu sampe kayak gini.... Andai tau gini aku akan..... " Kata anya tertahan pagi ini di taman, diluar area lingkungan sekolah. Sambil merokok bersama beberapa berandalan sekolah yang berpenampilan anak sekolah elit disana.

"Aku butuh waktu menenangkan diri, saat ini andai aku menyalahkan seseorang tak lain ia adalah Bapak Kandung ku sendiri yang ga Becus jaga mama... " Anya dan Shendy bertatapan karna saat itu mereka duduk cukup jauh dari ku yang sedang merokok.

"Gue kira... selama ini si Roy Willygo Playboy itu cuma Gossip, beberapa Unggahan pdkt ma wanita juga cuma Gimmick buat ngangkat Pamornya diMedsos..... Ternyata bener ya. " Kata Shendy menambahkan.

"Aku akui kali ini sulit, liat petunjuk dari kalian kemarin aku semakin yakin bahwa udah terjadi sesuatu antara mama dan Roy..... " Lalu Ku hisap sangat dalam rokok ku lalu menghembuskan asap sangat banyak.

"Trus rencana kamu sekarang apa Cep... Ga mungkin kamu ngrusak diri kamu sendiri kayak gini..... " Kata Anya yang Khawatir dengan keadaan ku saat itu.

"Kamu jangan khawatir, aku akan stay dirumah Family ku beberapa hari kedepan. Cukup sudah aku melihat mulai hancurnya keluarga ku." Kata ku sambil menahan agar tidak menangis.

"Kamu ada kita Cepp.... Kamu ada sahabat sahabat kamu disini. Harus kuat, agar keluarga kamu kembali utuh." Anya memeluk ku tanpa mempedulikan asap rokok di jari ku.

"Itu bener cep, kalau kamu butuh bantuan kita jangan sungkan. Kamu itu baik, berbakat juga, jadi jangan sungkan pasti kita bantu. " Tambah Shendy

Bell sekolah terdengar diBunyikan, pertanda jam belajar akan dimulai. Setelah ku lempar sisa rokok ke arah Got dekat taman, kami bertiga masuk keArea sekolah.

"Cepi anak ku, hari ini Ayah Harus ke Jakarta mendadak. Tolong berSabar ya nak, bertahan..... Setelah Ayah selsaikan masalah ini diJakarta kita bicarakan baik baik diRumah." Pesan yang ayah kirimkan pukul 08.00 pagi saat ku belajar, karna saat ini adalah jam Istirahat sekolah.

Kebencian dan Kekesalan ku kepada ayah semakin memuncak, kali ini sepertinya memang benar benar diluar kendali ku untuk menghentikan semuanya.

Berdasarkan Profile serta melihat Koneksi serta kekayaan Roy, aku yakin Ayah ke Jakarta hari ini adalah akal akalan darinya. Terbukti saat ku pantau CCTV dirumah Terparkir Mobil Sedan Mewah Baru lengkap dengan Pita menyerupai kado.

Sedangkan Mama terlihat sangat bahagia setelah menerima Kunci dan Surat surat mobil itu, belum lagi ada beberapa Kado yang kecil hingga Besar tersusun Rapih di ruang tamu.

Ku amati satu persatu tamu diRumah pagi itu, serta Expresi wajah mama. Hingga ku Tangkap satu orang yang tak terlihat petugas kurir maupun jasa pengiriman barang, hanya saja ia mengenakan Topi dan Kemeja yang sama tapi celananya......

Itu dia!!!!!!

Rupanya Roy ikut menyamar menjadi petugas kurir pengantar Hadiah Pagi itu!!!!

Bibi ku terlihat Kagum campur bingung saat itu, ia sepertinya ingin berbicara pada mama. Namun apa daya, meskipun mama terlihat bermata sembab setelah menagis semalam, kali ini ia benar benar terlihat luluh dan Takluk di hadapan Roy.

Terlihat bibi memainkan ponselnya seperti menghubungi seseorang, bibi sepertinya meminta bantuan seseorang agar Kakaknya Kania tidak diBawa pergi Roy pagi itu. Tapi semua terlambat.

Setelah Roy meninggalkan rumah yang saat itu menyamar bersama beberapa petugas Kurir, mama berdandan rapih lalu berkata kepada Karina adiknya.

"Kakak akan menemani Roy tak kan lama, masalah Kakak dan Cepi anak kakak biar kakak nanti selsaikan dengan Cara Ibu kepada anaknya." Kata Mama meyakinkan bibi ku yang terlihat cemas dan Bingung.

"Tapiii kaak...... " Kata Bibi ku sambil memegang lengan mama.

"Kamu jangan ikut campur deh!!!! Biar aku urus masalah ini sendiri!!! " Kali ini Mama membentak Karina agar bibi ku Karina melepaskan pegangan tangannya di lengan Kania kakak ku.

Sangat terpaksa ku matikan layanan Internet ponsel ku, karna bell pertanda kegiatan belajar kembali dimulai. Ku ikuti kegiatan belajar mengajar selanjutnya, serta berharap mama akan baik baik saja bersama Roy kekasih barunya.





***** POV Kania *****





Hubungan aku dan Suami ku saat ini sudah lebih baik, bahkan saat suami ku pasrah menyerahkan keputusan Rumah Tangga ini berada di tangan ku. Sisi lain Sungguh sebuah keajaiban akhir pekan kemarin, aku bisa terlibat asmara dengan pemuda Gagah dan Tampan bernama Roy.

Roy adalah artis muda berbakat yang aktif di media Sosial, mengajak ku berkenalan Jumat lalu hihihi....Saat itu aku sedang Galau, namun dengan Ketampanan dan Kekayaan Yang ia punya lagi lagi aku terJerat asmara "sesaat" dihari Sabtu bersamanya.

Hari minggu pun asmara penuh Birahi antara kami terulang lagi sebelum aku Pulang bersama Suami ku Siang menjelang minggu Sore itu, karna baru ku Tau rupanya ia Adalah Anak dari Pimpinan Perusahaan Suami ku bekerja.

Hingga Lagi lagi saat ini ia membuat ku sangat bahagia, setelah ia tau aku sedang sedih karna Anak ku Cepi tau hubungan asmara ku dengannya. Pagi tadi aku putuskan untuk tak berhubungan lagi dengannya, karna aku tak mau membuat anak ku terluka lebih dalam karena asmara ku.

Hingga Senin pagi ini tanpa ku harapkan ia datang membawakan banyak Hadiah kerumah, setelah lewat koneksinya membuat suami ku harus tiba tiba kembali keJakarta.

Pagi ini ia hadir kembali membawa banyak hadiah sekaligus menyamar menjadi kurir bersama beberapa kurir lainnya yang membawakan Kado, Hadiah, serta Mobil Sedan Mewah baru. Demi mengantarkan dan bertemu aku, melepas kerinduannya Pada ku.

"Aku harap kamu ga sedih lagi ya, berikan aku sedikit waktu bertemu anak mu agar aku bisa jelaskan semuanya." Kata Roy di ruang tamu saat melihat ku mulai bisa tersenyum.

"Tapi sayang jangan sekarang... Aku khawatir ia ga bisa nerima kamu kalau mendadak seperti ini... " Kata ku mulai Khawatir.

"Kalau gitu aku mau istirahat dulu, kalau kamu mau ikut aku nunggu kamu diDepan." Lalu ia berjalan keluar rumah, bersama beberapa temannya yang menyamar jadi Petugas Kurir.

Ku tatap wajah Karina, ia terlihat panik hanya menggeleng gelengkan kepalanya. Namun ku pikir aku bisa selsaikan semua masalah ini sendiri, secepat mungkin aku menyalin lalu menyusul Roy yang sudah menunggu ku di depan rumah.

"Kakak akan menemani Roy tak kan lama, masalah Kakak dan Cepi anak kakak biar kakak nanti selsaikan dengan Cara Ibu kepada anaknya." Kata ku sebelum pergi berpesan kepada adik ku Karina.


"Tapiii kaak...... " Kata adik ku sambil memegang lengan ku seolah tak ingin aku pergi bersama Roy pagi itu.

"Kamu jangan ikut campur deh!!!! Biar aku urus masalah ini sendiri!!! " Bentak ku kepada adik ku sendiri, yang entah mengapa aku tak mau membiarkan Roy menunggu lebih lama.

Didalam mobil Roy, aku merasakan cangung apalagi saat Wajah Tampannya tersenyum manis kepada ku membuat ku bagai remaja yang merasakan kembali indahnya jatuh cinta. Sungguh tak ku duga ia bisa nekat, bahkan dengan dengan Kekayaan yang ia miliki tanpa sungkan membeli banyak kado dan Hadiah Mobil Sedan Mewah baru untuk ku.

Namun itu tak berlangsung lama, sebelum kami berdua keluar dari Komplek Perumahan yang sepi tiba tiba sebuah Mobil Sedan menghadang laju SUV Mewah Roy pagi menjelang siang.

Dari setiap pintu kendaraan Sedan itu, keluar Fahri, Rico, Fandi, Serta Aldi. "Sayang anak mu yang mana?? Dia ada di antara mereka?" Tanya Roy kepada ku.

"Tidak, bukan, mereka itu kakak kelas Anak ku." Kata ku panik.

"Ya sudah biar ku temui mereka." Setelah melepas Seat Belt, Roy keluar mobil menemui mereka.

Awalnya Roy bicara baik baik kepada mereka, namun entah apa yang mereka bicarakan tiba tiba Fahri dan Rico menyerang Roy. Aku yang panik segera Melerai perkelahian mereka.

Terlihat Rico dan Fahri yang awalnya menyerang Roy langsung bisa membalikkan keadaan, karna beberapa detik selanjutnya malah Rico dan Fahri lah yang Roy buat menjadi Terkapar diAspal jalan.

Melihat kondisi makin memburuk, Aldi dan Fandi bersiap yang hendak menyerang Roy langsung dilerai beberapa Ojek pangkalan yang ada tak jauh dari lokasi kejadian, berhamburan melerai mereka.

Sedangkan aku berdiri diDepan Roy, lalu berbicara kepada mereka.

"Ini masalah Tante!!! ini hidup Tante!!!! Jadi... Kalian jangan Ikut Campur!!! Biar tante selsaiin Sendiri dengan Anak Tante!!! " Kata ku memarahi mereka yang sebenarnya pernah menjadi kekasih ku.

Lalu segera ku minta Roy masuk kedalam mobil, agar segera meminta ia meninggalkan lokasi para pahlawan kesiangan yang sedang ditenangkan dan dibantu Warga sekitar.

"Sayang kamu gpp, wajah kamu jadi luka gitu..." Kata ku yang khawatir ada beberapa luka memar di wajahnya akibat serangan Rico dan Fahri.

"Aku gpp sayang, biar nanti diKompress saja. Yang terpenting sekarang kamu ada disisi ku sayang." Kata Roy sambil memegang satu tangan ku lalu menciumnya.

Hingga kami pun tiba diRumah mewah ditengah Kota Bandung, didalam ruangan Utama Ruangan Mewah bak Istana itu ku Kompres beberapa luka memar Roy.

Namun tak lama, Roy menyingkirkan tangan ku perlahan, ia letakkan tangan ku diDada Bidangnya. Sebelum akhirnya perlahan ia dekatkan Wajahnya untuk mencium bibirku dan aku pun membalas cumbuan Roy penuh kelembutan....


Hingga "DiIstana Megah" Itu aku dan Roy bersama sama melepaskan Kerinduan berdua. Mengarungi babak baru Petualangan Cinta Kami.

***** POV CEPI *****

Setelah jam belajar mengajar Usai, siang itu Yudi kakak kelas ku menghampiri ku dengan tergesa-gesa. Diatas sepedah motornya dengan cepat ia menghampiri ku.

"Ikut gue bro, kata anak anak Urgent!!! " Segera aku menaiki motor Yudi, sepertinya ada sesuatu terjadi karna aku tak sempat membuka Ponsel ku selama jam belajar mengajar.

Dengan cepat Yudi mengarahkan Sepedah motornya ke arah Warung biasa mama dan bibi ku mulai berdagang makanan.

Namun aku heran, warung itu sepii bahkan tertulis TUTUP. Hanya ada Fandi, Aldi, dan Fahri dan Rico terlihat terluka di bagian wajahnya. Mereka juga terlihat sedang mengompres bagian Wajahnya yang memar.

Tak lama Anya dan Shendy pun datang menyusul kami, mereka berduka panik melihat Rico dan Fahri terlihat terluka memar di beberapa bagian wajahnya.

"Bibi sama nyokap gue mana Fan??" Tanya ku kepada Fandi.

"Nyokap elu pergi sama Roy, ia bilang mau selsaiin sendiri masalah ini. Sempet gue ikutin sama ojek mereka ada dirumah Jalan ***** ******* No.69" Kata Fandi

"Bibi gue??? " Tanya ku.

"Dia Diatas sama Bokap gue lagi ngobroli......" Belum selsai ia selsaikan penjelasannya segera aku naik ke lantai 2.


Namun....


Terlihat disana bibi ku duduk diSofa panjang mengangkan kedua kakinya lebar sambil menyandarkan badannya disandaran Sofa,rok panjang longgar yang ia kenakan sudah tersikap keatas serta celana dalamnya sudah hanya ada disalah satu pergelangan kakinya.

Terlihat Om siswono disana duduk tepat diantara dua selangkangan Bibi ku Karina. Ia sedang mencumbui Vagina Bibi ku Karina, sedangkan bibi ku Karina merespon dengan menekan nekan Kepala Om Siswono agar Lidah dan Kumis tebalnya tetap berada di area Vaginanya yang benar benar saat itu membuatnya melayang keAwang Awang.......


"BAJINGAAAAN!!!!!! " Seringai ku sambil menendang Galon kosong dekat tangga ku berdiri di belakang mereka.

Terlihat baik om Siswono maupun Bibi ku terkejut dengan keberadaan ku disana. Bibi ku mulai menangis tersedu sedu sambil merapihkan celana dalamnya.

Aku pun segera turun kebawah, sebisa mungkin aku mencoba mencegah atau setidaknya membuat mama ku sadar saat ini.

"Ada apa bro???" Tanya Fandi bingung melihat ku Dengan wajah merah menahan Marah, Namun ku Abaikan.

Beberapa teman teman ku yang melihat keadaan ku saat itu panik, mereka seperti ingin bertanya pada ku namun aku berjalan cepat kearah Yudi yang waktu itu Duduk di luar bersama Catur. Bahkan Anya sekalipun terlihat semakin panik setelah tau aku tadi meluapkan amarah ku diatas.

"Bisa kann Bro sekali lagi Tolong gue?? Kali ini ga akan lama.... " Pinta ku.

"Ayok gass!!! Kemana???? " Tanya Catur dan Yudi

"Jalan ***** ******* nomer 69." Kata ku tanpa ku Ulang, mereka berdua langsung melajukan Motor mereka ngebut keLokasi Perumahan Mewah Terkenal diKota Bandung ini.

Aku diBonceng Yudi dengan motor Trailnya, sedangkan Catur dengan Motor Sport nya didepan menggeber geber motornya membuka jalan ke lokasi itu.

Setelah menemukan lokasi Rumah Mewah itu, kami berdua memutar arah yang kebetulan tak jauh dari Pos Kamling tak terpakai. Disana pun kami berTiga pun mengatur rencana.

Yudi kali ini mengalihkan perhatian dari depan rumah, ia berpura pura bertamu keRumah mewah itu menanyakan keberadaan mamah ku kepada orang rumah atau security bahkan mungkin Asissten rumah tangga yang ada disana.

Walaupun kecil Kemungkinan mereka akan memberikan Informasi apalagi mempertemukan Yudi dengan mamah ku. Setelah terlihat Yudi menekan Bell Rumah Mewah itu, aku dibantu bahu Catur segera memanjat sisi Samping bangunan mewah rumah.

Lalu mencari keberadaan mama didalam sana, namun kali ini kedua kalinya aku harus menelan kenyataan Pait hari ini.


Didalam ruangan Utama Terlihat mama sedang duduk diatas Pangkuan tubuh Roy yang Kekar sempurna. Dengan sangat lincah dan liarnya ia meliuk liukkan pinggulnya dengan sangat Cepat, tubuh mereka berdua bermandikan keringat siang itu. Sebagai lambang betapa panasnya Goyangan Pinggul mama ku Kania, menjepit serta meremas Kelamin Roy yang ia Telan dengan Vaginanya.

Wajah Kania ibu ku megadah keatas, kedua tangannya bertumpu kepada Bahu kekar Roy saat itu. Sedangkan Roy yang duduk memangku mama ku Kania, kedua tangannya kulihat menggenggam kedua payudara mama dengan sempurna, walau terlihat penuh ditelapak tangannya yang besar. Aku yakin, ia sangat menikmati Kontolnya dijepit Memek mama dibawah sana serta sangat menikmati menggenggam payudara mama sambil melihat kecantikan Wajahnya yang bekerja keras agar Kontol Roy menembakkan Spermanya keatas didalam Memeknya.

Hingga tak lama, aku yang tak lupa segera merekam pergulatan Birahi yang seru siang itu. Terlihat setelah mama klimaks dengan tanda tubuh indahnya bergetar beberapa kali diatas Pangkuan Tubuh Roy yang putih kekar, dengan kedua tangan Roy menggenggam kedua Payudara mama.

Mama pun sedikit melentingkan tubuhnya kebelakang dan menekan pinggulnya agar menekan lebih dalam Penis Roy dalam Vaginanya, ia nampaknya sangat ingin menikmati Tembakan tembakan Sperma Roy diMemeknya siang itu. Begitu pun Roy yang mengerang hebat setelah menembakkan spermanya, kedua kalinya mama menyemprotkan Cairan Cintanya membasahi Kontol Roy yang masih tertancap sempurna didalam memek mama.

Tanda kenikmatan yang Mama raih saat itu terpancar dari Mata mama yang hanya menyisakan putih matanya saja, sedangkan bola mata indahnya tenggelam keatas karna menikmati surga dunia yang baru saja ia rasakan.

Benar benar aksi sex terindah yang ku lihat secara langsung dengan kedua mata ku, mama pun ambruk diatas pangkuan Roy. Setelah mengerang dan Tubuhnya Bergetar.

Dengan lembut Roy mulai mecium kening Betinanya yang sangat Luar siang itu. Mama pun menatap Roy dengan pandangan sayu, lalu mereka pun berciuman sangat mesra.

Setelah mereka berciuman dan saling berpelukan, ku hentikan rekaman ponsel ku. Ku raih satu Batu Batako tak jauh dari tempat ku mengintip.

Tanpa ragu sedikit pun, sekuat tenaga ku lemparkan keKaca Besar yang membantu ku menonton pergulatan Sex Panas antara Mama dan Roy siang itu.


"PRANGGG!!!!! "Suara kaca pecah menggema disekitar tempat itu, baik pun Mama maupun Roy Kaget dengan Aksi Brutal ku.

Ku acung kan jari tengah ku, tak lupa ku ucapkan kata kasar khas Pendekar dari Barat. Lalu aku pergi meninggalkan mereka berdua disana.

Secepat kilat ku panjat dinding tempat ku datang, lalu meloncat keluar dan pergi meninggalkan Rumah Mewah itu. Bersama Catur dan Yudi Tentunya......

*******

Aku duduk terpaku melamun di wilayah cukup tinggi diKota ini, ditemani kopi dan sebatang rokok dijari ku. Catur menemani ku yang sedang menikmati Mandi Angin menjelang sore ditempat itu.

Sedangkan Yudi berpamitan terlebih dahulu karna ia akan memantau keberadaan bibi ku serta teman teman yang lain diwarung Fandi.

Setelah ku minta jangan beritau keberadaan ku, Yudi pamit pulang lalu mengabarkan saat ini bibi ku sudah pulang. Sedangkan Rico dan Fahri lukanya dirawat Anya dan Shendy di rumah Anya karna ada ruangan seperti klinik kecil yang sewaktu waktu digunakan andai keadaan Urgent.


Entah kebetulan atau bagaimana, saat itu Catur memutar musik KU KATAKAN DENGAN INDAH saat ku menikmati pemandangan dan hembusan angin saat itu.

"Gue yakin elu ga akan down bro, gue yakin elu bakal bangkit setelah lu ancurinn tu rumah siRoy hehehehe..... " Kata Catur menghibur ku.

Ia sama sekali tak tau apa yang kulihat, Catur dan Yudi hanya tau aku memecahkan kaca salah satu rumah mewah Roy saat itu.

"Anter gue kerumah Anya bro, kayaknya disana bisa gue lebih baik dari pada gue harus balik kerumah." Ajak ku padanya.

Tanpa ku ulang dua kali, Catur mengantarku kerumah Anya dengan motor Sportnya.

"Elu yakin nih??? Bener ampe sini aja??" Setelah tiba depan gerbang rumah Anya.

"Ia bener.... Makasi Banget ya... Gue hutang budi ma kalian bro... " Kata ku kepada Catur.

"Kayak sama siapa aja lu ah... Pokoknya perjuangan kita sia sia kalau elu ga Bangkit dan Tegar hadapin masalah ini. " Aku pun mengiyakan dan berjanji akan bangkit dari serentetan kejadian yang disebabkan Ibu dan Bibi ku sendiri.


Ku masuki rumah cukup mewah dan Asri dengan tanaman hijau di halaman rumah Anya, tapi kq sepi yaa??? Ku putuskan untuk menelusuri berjalan keLorong samping rumah, tepatnya ruangan seperti Klinik di samping garasi sepertinya Anya dan Shendy merawat luka Rico dan Fahri disana.


Langkah ku terhenti setelah mendengar desahan demi desahan tertahan dua insan manusia terdengar ditempat ku berdiri.

Apalagi badan ku bergetar saat melihat sepasang sepatu Rico ada tepat diDepan pintu ruangan itu. Saat hendak ku akan melangkahkan kaki ku lebih jauh kembali terdengar suara Anya yang membuat sekujur badan ku lemas seketika.

"Aaahh aawwhhh... Aaahh pelan coo... Aaahh aawwhh.... Aaaah..... Sakiiitt!!!!"

"Tahann sayaangg aaahh... Dikit lagi... Aaahh aawwh.... Aaaaaaahhhhhh!!!!!" Suara Rico terdengar jelas sekali terdengar.


Badan ku lemas terasa saat ku berdiri di pintu ruangan itu, pandangan terasa gelap, kedua lutut ku terasa amat sangat lemah.

DiDepan pintu ku arah kan mata ku kearah desahan demi desahan Rico dan Anya kekasih ku, sungguh aku tak mengerti saat itu mengapa aku dihadapkan kenyataan pait keTiga kalinya......

Terlihat disana Pinggul Putih Mulus Anya bagai mana tidak rupanya Anya sudah tak mengenakan celananya lagi saat itu, ia duduk mengakang sejajar dengan Rico yang sudah menurunkan celananya hingga ke lantai.

Keringat dari tubuh Anya mengucur deras hingga menbasahi bajunya matanya terpejam memegang bahu Rico, mulutnya menganga sambil mengeluarkan desahan demi desahan erotis.

Sedangkan Rico tengah berusaha menancapkan makin dalam Kontol hitam berUratnya diVagina Anya....

Yang rupanya saat itu, Rico akan mengambil keperawanan Anya!!!!!!

Mata Anya melotot kearah ku yang sadar aku melihat semuanya, dengan suara serak berRiak sekuat tenaga ia berteriak.

"Cepiiiii toolooonggg akuuuuuhhhhh!!!!! aaaaahhh!!! " Teriakann Anya tertahan karna Rico sedikit mencoba menekan Penisnya lebih dalam lagi. Karna saat itu Kepala penis Rico terselip diVagina Anya yang masih berwarna merah muda.

Secepat kilat ku tarik kerah seragam Rico kebelakang, setelah ku pastikan Anya yang berkeringat memungut celana dan baju kaosnya segera ku layang kan beberapa pukulan ke kepala Rico. Karna ia melindungi wajah nya dari kepalan tangan ku.

Kedua tangan kekar hitam Rico mendorong ku sambil memandang pergelangan Kaki ku yang sempat cedera. Hingga ku terjungkal kebelakang. Anya segera menahan ku sambil menangis tersedu sedu....

Rico manfaat kan moment itu untuk melarikan diri tanpa mengenakan sepatunya, aku pun mengejarnya hingga dapat menangkapnya di halaman rumah Anya.

Namun Rico tak menyerah, ia tetap melawan agar bisa melarikan diri. Anya merangkul ku dari belakang, untuk menghentikan pergulatan ku menangkap Rico sore itu.

"Udah sayaaang udaah ku mohon udaah...!!! " Histeris Anya saat itu merangkul perut ku.

"Ada apaa ini!!!! Hentikaaan!!!! " Teriak Tante Sonya Ibu Anya yang saat itu turun dari Mobil dan melihat aku bergulat di halaman rumahnya.

Ku kendurkan kuncian ku dikedua pergelangan tangan Rico, dengan cepat ia lepas lalu melarikan diri entah kemana.

"Udah sayang..... Please stooop!!!! Aku baik baik aja.....!!!!!" Anya memeluk ku erat, agar aku tak mengejar Rico saat itu.

Sedangkan Tante Sonya kebingungan dengan apa yang terjadi sore itu dirumahnya. Aku pun sadar dengan kejanggalan dengan keringat Anya yang mengalir sangat deras.

"Tante!!! Kita periksa Anya.... Dia kq bisa keringetan gini....??? " Sebagai Seorang Dokter tentu Tante Sonya paham dengan tanda tanda di alami Anya Putrinya.


Meskipun awalnya Anya menolak mendapatkan dari penanganan Ibunya sendiri, setelah sedikit ku marahi dan ancam akan beberkan semuanya akhirnya Anya menurut dan Ibunya pun memberikan penanganan kepada Putrinya.

Aku pun terduduk diluar, entah apa yang harus ku lakukan saat ini. KeEmpat wanita yang ada didekat ku selalu saja terlibat masalah birahi. Andai aku ingin Mengeluh, mengapa semua ini terjadi pada ku??


Setelah Anya istirahat dan tenang diKamarnya, Tante Sonia menanyakan beberapa pertanyaan kepada ku. Ku ceritakan saat aku datang Rico sedang melakukan Proses Seksual bersama Anya.

Awalnya aku tak percaya semua itu terjadi, namun setelah Anya meminta pertolongan kepada ku segera ku cegah dan hendak menangkap Rico hingga tante Sonia pulang dan melihat pergulatan ku dengan Rico sore itu diHalaman rumahnya.

Tante Sonia mendengarkan baik baik penjelasan ku, setelah itu ia menelfon seseorang sepertinya itu kolega Tante Sonia yang tante Sonia mintai Bantuan.

"Maaf tante kalau pertanyaan ku ga sopan. Kalau boleh tau Anya kenapa bisa..... " Kata ku tertahan saat sorot mata cantik menatap ku tajam.

Ia mengeluarkan rokok dari tas kecilnya, lalu ia menyalakan sebatang rokok. Setelah mengeluarkan asap Rokok baru ia menjelaskan apa yang sebenrnya terjadi.


"Anya anak tante dalam pengaruh obat perangsang, Tante sungguh tak menyangka masalah Tante dengan keluarga Anya berbuntut balas dendam Rico kepada Anak Tante Anya." Lalu ia menghisap dalam rokoknya lalu mengeluarkan banyak asap dari bibir sexynya.

"Apa sekarang Anya baik baik saja Tante?? " Tanpa mempedulikan status, aku pun ikut merokok.

"Anak tante baik baik saja, tante istirahatkan badannya agar pengaruh obat itu tak berkepanjangan." Kata tante Sonia menjelaskan keadaan Anya saat ini.

"Kalau gitu saya mohon pamit dulu Tante.." Kata ku yang mendadak lemas mengingat beberapa percakapan dan desahan Rico dan Anya.

"Cepiii.... " Panggil Tante Sonia lembut padaku. Lalu Ku balikkan badan ku.

"Tante dan lebih tepatnya anak Tante Anya sangat berhutang kepada mu. Jangan sungkan hubungi Tante atau Anya kalau dia berani macam macam kepada mu." Kata Tante Sonia tegas sambil menahan Emosi kepada Rico.


Busyeett dah.... Kirain gue si tante bakal nawarin makan atau minum dulu gitu haaahh udah dah jalan aja.....

"Pasti tante, kalau gitu saya pamit dulu.... Maaf udah buat keributan dirumah Tante." Aku pun berjalan sore itu kearah pagar rumah Anya.



********* TANPA CEPI SADARI SAAT ITU SEPASANG MATA DIBALIK JENDELA KAMAR ANYA MENAGIS MERATAPI KEPERGIAN CEPI DARI RUMAHNYA BERULANG KALI IA MENGUCAPKAN MAAF KEPADA CEPI *********


DiTengah ramainya kota Bandung menjelang Matahari membenamkan diri disebelah barat, cepi berada diSalah satu tempat makan Favorite nya.

Rasa Lapar dan nyeri terasa diperut dan pergelangan kakinya saat itu. Seragam yang lusuh, wajah yang kusam, serta sorot mata yang sayu menggambarkan betapa menderitanya ia saat itu.

Malu malu ia melangkan kakinya kedalam rumah makan cukup berkelas dengan Mennu Khas Andalannya Bebek Goreng dan Sambal Pedas, Raut wajahnya menjadi sangat sedih melihat beberapa keluarga berkumpul lengkap dan sangat menikmati Hidangan mereka saat itu.

Hingga ia hendak berjalan keConter Pemesanan, sepasang Mata yang sedari tadi berjalan menghampirinya dengan Cepat.

Langkah KakiNya cepat dan penuh percaya diri, beberapa pengunjung disana pun cukup terkesima dengan kehadirannya.

Hingga akhirnya ia berdiri tepat di belakang Cepi dan memegang Bahu Cepi dari belakang.





***********************




POV CEPI





"Tolong siap kan Bebek goreng setengah Ekor serta dua porsi nasi. Minumnya es teh Manis. Jadiin dua porsi ya mbak, saya dan anak saya sudah Laper banget ini HEHEHEHE.... " Suara ayah mendahului ku. Nampaknya ayah Hafal betul dengan mennu Fav ku ditempat ini.


"Kita makan dulu, ayah tau kamu pasti laper banget sekarang kan. Jangan pikirkan masalah mu hari ini Nak... " Kata Ayah meyakinkan ku.

Meskipun awalnya nafsu makan ku hilang, namun setelah menikmati betapa lezatnya satu suap makanan ditempat ini aku pun menjadi bernafsu makan.

Benar kata ayah, saat ini aku harus makan dulu sebelum memikirkan menyelesaikan masalah yang datang bertubi tubi kepada ku.

Setelah menikmati makan sore menjelang malam saat itu, aku dan Ayah ku menikmati Indahnya pemandangan lampu kendaraan dijembatan layang Tol Pasupati.

Ia sangat tenang, bahkan sangat terlihat sangat tenang. Sampai aku sendiri semakin merasa muak andai teringat betapa Bodoh dan Cueknya ayah ku ini.


"Ayah tak menyangka kamu bisa bertahan sejauh ini naaak." Kata Ayah membuka pembicaraan dengan ku.

"MmMm.... Maksud Ayah gimana ya??" Tanya ku bingung dengan Makna bertahan. Ayah rapatkan kedua lengannya di meja, lalu mendekatkan kedua Wajahnya kepada ku. Matanya menyorot tajam, hingga benar benar membuat ku Ciut tak Berkutik menanti kalimat apa yang akan keluar dari mulutnya.

"Kamu kira ayah mu ini enggak Tau kenakalan Ibu, Bibi Dan Kamu Haaah????HAHAHAHAHAHA......" Saat itu juga aku naik pitam.

"BRAKKK!!!! " ku pukul meja makan tempat kami menikmati makan Sore ini. Dengan keras terang saja aku benar benar merasa marah saat itu.

"Kalau ayah tau kenapa ayah diam saja!!!!!" Pertama kalinya di usia remaja ku membentak ayah.

"Diam??? Kalau ayah bertindak kamu tau kan hal buruk apa yang akan terjadi???? " Wajah ku pucat seketika, mendengar ucapan ayah ku tadi.

Mengingat bahwa beliau adalah Ahli bela diri, pernah terjadi saat aksi begal sangat meresahkan di wilayah ku. Namun saat ayah ikut siskamling bersama keamanan Komplek, dia mampu melumpuhkan belasan anggota begal yang masih anak pelajar seorang diri tanpa terluka.

"Kakek mu dan aki Astagina sekarang sedang ada di rumah nak, ayah akui kesalahan ayah menikahi rekan kerja ayah yang sudah sekarat. Kemarin ayah bawa mama mu ke makam istri kedua ayah dan menjelaskan semuanya."

"Ayah sudah serahkan kepada Ibu mu bagaimana rumah tangga Ayah dan Ibu mu selanjutnya. Tapi ayah tak menyangka, Roy putra pemilik perusahaan ayah bekerja malah bermain api dengan ibu mu." Aaaahhh rupanya ayah cuma tau sampai situ saja, lega rasanya hati ku.

"Sekarang ayah tak bisa berbuat apa apa, karna hanya Rudilah harapan mengapa bertahan dengan mama. Ayah Terima mama mu sekarang mengalami masa Poeber kedua, tapi ayah tak Terima kalau bibi dan mama mu berUlang kali menyakiti Anak Ayah yang berbakat dan Cerdas ini..... " Air mata ku menetes tak tertahankan kepada ku saat itu.

Sungguh tak ku duga, ayah ku yang cuek dan terlihat santai rupanya sudah menaruh perhatian sangat besar. Tapi dibalik itu semua sungguh tak sanggup ku bayangkan andai keluarga ku terpecah belah.

Inilah titik terlemah ku sebagai anak, dan titik kejenuhan sebagai Lelaki disaat wanitanya benar benar tak bisa mengendalikan diri.

"Mau ngrokok??? Ngrokok lah.... Pikirkan baik baik Hukuman apa yang pantas, hukuman yang sesuai, yang akan kamu berikan kepada Ibu dan Bibi mu nanti." Aku pun merokok bersama ayah ku malam itu, banyak sekali pesan maupun telp masuk ke ponsel ku.

Namun sama sekali tak ku buka dan ku Gubris sekali pun. Hingga akhirnya, ku Silent ponsel ku dan kembali merenung memikirkan matang matang.

Waktu menunjukkan Pukul setengah sepuluh malam, sama sekali tak ada keluhan Ayah ku menunggu ku berfikir saat itu. Hingga akhrinya ku mantap kan hati ku, dengan Senyum mengembang ku katakan kepada ayah.

"Yuk kita pulang yah...... Kasian kalau mereka menunggu lama aku pulang kerumah." Ayah ku tersenyum, lalu bangkit berjalan penuh semangat ke rumah.


Setibanya di rumah, terlihat mama dan bibi ku berdampingan duduk menghadap Kakek ku yang terkenal galak. Raut wajah mereka bertiga mendadak ceria saat aku berjalan ala pulang sekolah seperti biasa tak terjadi apa apa.

"Keek pa kabar??? Mana aki uyut??? " Tanya ku kepada Kakek .

"Ia sudah pulang setelah bertemu beberapa tamu perwakilan pimpinan Ayah mu tadi Hehehehe..... " Kata kakek ku dengan tenang sepertinya masalah dengan Roy sudah langsung melibatkan Keluarga Roy secara langsung.

"Bi.... " Aku menyalami bibi ku, wajahnya ternyum kepada ku. Sepertinya banyak hal yang ia ingin katakan, namun tertahan seolah takut akan keberadaan kakek yang duduk di hadapannya. Matanya sembab karna sudah terlalu lama menangis. Dan yang terakhir adalah.....

"Ma.... " Mama pun langsung memeluk ku dengan erat bagai lama tak bertemu dengan ku. Ia menangis tersedu sedu hingga.....

"Ya udah ya maaf ma... sabar, aku mau mandi dulu." Kata ku berusaha melepaskan pelukannya, karna bahaya juga kalau ketauan mulai konak dipeluk mama. Apalagi masih kebayang bagaimana hebatnya dia menunnggangi Penis Roy.

"Kamu udah makan sayang?? Mama siapin dulu yaa... Mama juga bakal siapin nak pakaian kamu tidur." Mama bangkit dari kursi tempat duduknya, namun....

"Anak mu yang Sabar dan Cerdas sudah makan sama Ayah, lebih baik kamu dan bibi Karina siapin makan malam dengan Ayah. Pasti Ayah belum makan kan." Wajah mama dan Bibi ku kaget melihat Ayah pulang bersama ku. Lalu

"Ia Aa....."kata mama dan penuh semangat jalan keKamar mempersiapkan handuk mandi serta salin untuk ayah.

"Dek Karin, tolong siapin kamar ayah lalu bantuin kakak mu siapin makan malam ya..." Bibi ku menatap Kakek, lalu kakek pun menganggukkan kepalanya.

Dengan cepat bibi ku pun pergi ke kamar tamu yang berada disisi kanan kamar bibi ku, ayah dan kakek memandang ku. Duh Belegug!!! Dalam hatiku, aku baru paham ayah dan kakek mau bicara berdua.

"Sayaaang.....!!!" Mama memeluk ku lagi saat aku selsai mandi..... Aroma wangi tubuh mama sangat menggoda ku saat itu.

Lekat lekat ia memandang wajah ku, lalu lagi lagi ia memeluk ku dengan erat. Walau tanpa bicara dan kata kata sepertinya itu ungkapan maafnya padaku. Seketika nafsu birahi ku hilang dalam pelukan mama.

Di meja makan malam itu kami semua menjadi Akrab, aku yang awalnya merasa kenyang akhirnya menikmati hidangan makan malam yang enak malam itu.

Sesekali mama kekamar, ia melihat Rudi yang saat itu Tidur terlebih dahulu karna malam saat itu sudah cukup larut.

Setelah makan malam, kakek membuka pembicaraan serius membahas masalah keluarga ini diMeja makan.


"Kania, suami mu sudah bilang sama ayah, masalah kamu bersama Roy akan diselsaikan secara kekeluargaan. Andai keluarga Roy tak Terima, ayah merestui suami mu melayangkan Gugatan diSertai bukti dan Saksi yaitu Anak mu sendiri. Apa kamu Terima???" Tanya Kakek ku kepada mama.

"Iya yaah Kania Terima.... Kania akui Kania Khilaf.... " Kata mama lalu menundukkan kepalanya tak berani meatap Wajah Ayah dan Kakek saat itu.

"Hendra anak ku, sekarang sebagai pemimpin keluarga kamu silahkan kamu Perjuangkan Hak Anak mu. Supaya semua jelas, semua yang Tinggal di rumah ini menerima keputusan Kepala Keluarga dirumah ini." Pinta Kakek kepada ayah.

"Istri ku Kania... Masih ingatkan pesan dan keinginan ku saat berada di makam Istri muda ku?? " Tanya ayah lembut kepada mama. Mama menganggukkan kepala sambil tetap menundukkan kepalanya.

"Keputusan ku tetap sama, karna aku tak mau melukai perasaan anak kita Rudi yang masih kecil.... " Kata ayah ku kepada mama.

"16 belas tahun kita hidup bersama, sungguh tak mungkin aku memukul mu apalagi memberikan hukuman kepada mu sayang." Tangis mama pun makin jadi tersedu sedu.

"Aku Terima, aku maafkan semua kesalahan mu Istri ku. Namun sebagai Kepala Rumah Tangga, aku Ingin memperjuangkan Hak Anak ku anak kita...yang sudah kamu sakiti hatinya. Biar lah Anak kita yang menentukan Hukuman yang Pantas untuk mu dan Adik mu. Karna Sekarang Anak Kita sudah Dewasa dan berulang kali kamu sakiti Hatinya." Setelah Ayah memberikan Pidato singkatnya, kali ini bukan hanya mama yang menangis tersedu sedih namun bibi ku ikut menangis.

Karna ia memiliki dosa yang indah, eh dosa yang indah tapi ga dibagi bagi bersama ku beberapa hari ini Hehehehe.....

"Naak..... Mama siap mendengar dan akan menerima hukuman dari kamu sayang. "

"Bibi juga sayang, bibi siap menerima apapun hukuman dari kamu naak."

Sungguh iba aku melihat mama dan bibi ku yang cantik ini menangis, namun aku tak ada pilihan lain. Semoga saja Hukuman dari ku ini bisa membuat mereka Jera......


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com