𝐏𝐞𝐭𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐁𝐢𝐛𝐢 𝐊𝐀𝐑𝐈𝐍𝐀 𝐃𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐦𝐚 [𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝟔]

 


Sahutan suara kokok ayam pagi itu membangunkan ku, dinginnya udara kota yang bahkan terkenal terkadang berEmbun namun tetap serasa nyaman dalam pelukan salah satu orang yang kita kasihi.

Setelah ku geser badan, Ku pandangi wajah bibi ku, sungguh bimbang memikirkan baik baik dengan semua yang telah terjadi kepadanya maupun setiap keputusan Nya beberapa hari kemarin.

Satu sisi memang Karina Bibi ku ini cantik dan sexy namun di sisi lain ada rasa merasa bersalah dengan ketidak mampuan ku melindungi Nya bahkan ikut menikmati kenikmatan tubuhnya.

Perlahan ia membuka mata.... Lalu....

"Hmmm hoaaammmsss..... Pagi keponakan ku tersayang.... Hihihi...." Sambil mengembangkan Senyumnya manja.

"Pagi bibi.... " Jawab ku menyambutnya sambil tersenyum.

Lalu ku pejamkan mata ku perlahan setelah ku pastikan pagi ini bibi ku yang cantik dan sexy ini baik baik saja saat satu tangannya memegang pipi ku.

Samar terdengar beberapa kali suara suara dentingan notifikasi terdengar oleh ku, namun saat itu terlalu berat bagi badan dan mata ini untuk bergerak apalagi hari minggu satu satunya hari bisa bersantai bangun siang karna libur sekolah.

Begitu terlena dengan rasa nyaman Bantal dan selimut, sehingga membuat ku pasrah menikmati sisa mimpi di pagi ini.


Saat Cahaya terik panas matahari mulai masuk menembus jendela rumah pagi itu, akhirnya ku buka mata terasa cahaya itu sangat menyilaukan.Setelah beberapa menit mengembalkkan fokus kesadaran ku, ku perhatikan sekitar lalu ku amati sesaat rupanya bibi ku pergi Olah Raga.

Ku awali minggu pagi yang indah ini dengan duduk di layar monitor Komputer, dan Laptop baru. Layaknya sang "hacker" Di film film Action, ku Copy semua data rekaman CCTV rumah dan Spycam Anya lalu pindahkan semua berkas memory je memory External.

Setelah ku Pastikan semua aman tiap bagian rumah ku, aku pun mulai nengamati dan menyaksikan beberapa aksi yang terlewatkan diwarung Fandi yang dikelola Karina bibi ku Sebtu kemarin.



*****


Wanita adalah Pembohong yang sempurna dalam urusan birahi ia terkadang berpura pura bahagia terkadang bisa berpura pura sedih. Namun sebagai lelaki, kita hanya bisa menilai dari prilaku, sikap, dan sorot matanya saat melihat kita.

Iaa..... Itu sih kesimpulan yang bisa ku ambil dari Wanita yang punya pengalaman Sex dan Mempunyai Nafsu birahi tinggi. Terutama Karina bibi ku ini.......


"Waaah semoga aja tiap hari nih kita bisa liat bidadari kayak gini..... " Goda Fandi kepada Shendy yang sore itu baru datang membawa cemilan.

"Jangankan memiliki melirik aja gue udah seneng banget apalagi senyumnya itu...." Tambah Aldi, Wajah shendy memerah saat menerima pujian demi pujian yang diLontarkan Fandi dan Aldi.


Saat itu juga pengunjung tak begitu ramai didekat meja Display Maknan, bahkan tidak akan terlihat jelas apabila pengunjung melihat dari meja makan apalagi dari meja luar yang biasa dipakai nongkrong.


"Yakin niih cuma senyum kita aja??? " Kali ini Karina menggoda mereka.

"Aaah kak, cowok jaman now ..... spik spik aja, liat yang lebih bening juga nanti ditinggalin hihihi..... "

"Haruskah aku belah dada ini?? " Kata Rico yang mengangkat baju kaosnya hingga sedada. Memperlihatkan otot perut dan dada bidangnya keArah Shendy dan Karina bibi ku.

"Aaah basi..... " Jawab Shendy ketus.

"Hahahaha hahahahaha....." Bibi, Fandi serta Aldi mentertawakan Rico. Yang rupanya awal tawa terdengar oleh ku saat mengerjakan tugas dilantai 2.

"Elu mah Body teruus!!!! " Kata Aldi.

"Percuma jaman sekarang Ganteng dan Gagah tapi ga bisa jaga apalagi berkorban demi Wanita. Iya gak kak... " Kata Fandi meminta Persetujuan Karina bibi ku.

"Tau nih, seolah paling sempurna.... Gitu doang kita juga bisa....!!!" Tambah bibi ku yang tentunya membuat Rico semakin merasa bersalah.

"Hmmmhhh..... Gimana yaa kak?? " Tanya Shendy bingung dengan apan yang Karina bibi ku ucapkan.

"Gini kaan.... " Memasang expresi wajah Binal menghadap Rico bibi ku depan pelan menempatkan kedua tangannya meraba perutnya sendiri perlahan lalu berhenti disaat kedua tangannya seperti mengangkat atau meremas kedua Payudara besarnya sendiri!!!!

Di layar terlihat jelas kedua Payudara bibi ku terbentuk Bulat sempurna, belum lagi expresi wajahnya pasti membuat lelaki manapun terangsang melihatnya walaupun masih tertutup bra dan baju.

"Gila sexy banget..... Kak" Puji Shendy, sedangkan Fandi, Aldi dan Rico hanya terpana melihat gerakan tangan bibi ku yang menyerupai penari nakal.

"Baru segitu aja dah pada ngiler kaan hihihi.." Kata bibi ku yang sadar semua remaja didepannya kagum.

"Luarr Biasa!!!!" Kata Aldi.

"Kalau si Shendy gue yakin ga mungkin bisa." Tambah Aldi sambil menatap Aldi.

"Gitu doang!!! Kak kita buktiin......!!!! " Ajak Shendy.


Bagaikan Guru dan Murid Karina Bibi ku dan Shendy berani mempertontonkan gerakan Binal mereka berdua..... Hingga akhirnya Tangan Karina bibi ku serta tangan Shendy menegang Payudara mereka yang besar dan kencang masing masing......

"Wwwwwuuooooowwwww....!!!! " Seringai mereka bertiga saat ada gerakan tambahan, baik Karina Bibi ku serta Shendy lebih lama memegang Payudara mereka yang besar dari luar kaos lalu meremas remas dengan tangan mereka sendiri.

Rupanya itu yang membuat suasana riuh dan ramaikan saat ku belajar.

"Udah ah.... " Shendy menguasai dirinya sendiri lalu mengambil beberapa cemilan yang ia bawa bersamanya menaiki lantai 2.

Sedangkan bibi ku berjalan ke arah dapur, sambil membawa beberapa piring ditangannya.


"Inget yaa perjanjian kita!!! Jaga sini loe supaya semua aman." Ancam Aldi kepada Rico. Setelah sesaat memastikan Shendy naik dan tak terlihat di tangga menuju lantai 2 ia menyusul bibi ku keDapur.

Sedangkan Fandi di layar komputer memastikan Rico menjalankan tugasnya

Rupanya ia terangsang dengan aksi Karina tadi bersama Shendy, ia memeluk bibi ku Karina dari belakang. Kedua tangannya meremas remas bongkahan Payudara bibi , tak cukup sampai disituu ia pun berjinjit agar bisa menggesekkan selangkangannya kebelahan pantat Karina karna Karina bibi ku lebih tinggi. Setelah ku alihkan layar komputer ku ke TAB layar SpyCam yang ku pasang di dapur.

"Jangan sekarang dong al... Kalau ada yang liat gimana...??" Kata bibi ku mengarahkan matanya kearah ujung pintu dapur. Namun anehnya bibi ku bibi ku menurunkan Pantat nya agar kedua area sensitif mereka bergesekan walaupun masih terhalang kain celana mereka masing masing.

"Aku ga tahan lagi Riin.... Walaupun aku tak pantas buat kamu tapi izinkan aku bersama mu lagi walau sesaat." Bisik Aldi merayu bibi ku.

Lalu bibi ku mengarahkan wajahnya kearah Aldi, dan mereka pun bercumbu disana. Terlihat di layar bibi ku pasrah dan hanya mengimbangi ciuman bibir tebal Aldi.

Seiring detik demi detik berjalan, sambil menggenjot bibi ku dari luar celananya terlihat bibi hanyut menikmatinya. Semua itu terpancar dari mata bibi yang sayu menatap Aldi sambil bergelut lidah, belum lagi rangsangan yang bibi ku Terima dari gesekan diPantat dan Payudaranya.

Setelah sekitar 8 menit mereka menikmati posisi itu, Fandi menghampiri mereka diDapur. Dari ujung dapur ia langsung membuka sleting celananya, lalu mengeluarkan Penisnya yang cukup panjang bagi remaja kurus seperti Fandi.

Baik bibi ku dan Aldi hanya tersenyum melihat Fandi yang mengocok penisnya sendiri melihat aksi mereka. Bahkan mereka berdua bertukar lidah di depan Fandi,lalu setelah itu berdua mereka melihat marah Fandi seolah betapa nikmatnya aksi yang mereka lakukan didepan Fandi.

Namun Saat Fandi berjalan kearah Karina bibi ku dan Aldi. Bibi ku langsung mendorong Aldi kebelakang, lalu menahan Dada Fandi.

"Stop stop.... Stop....!!!!! Ini udah 3 kali lho. Serius udah.... Ini cukup!!! " Kata Karina bibi ku.

Apa 3 Kali!!!!!!!

"Kita janji kali ini karina bisa minta 1 permintaan lagi dari kita...." Kata Fandi memelas karna terlihat sangat Horny.

"Iya bi.... Sebutin aja apa permintaan bibi keAku satu keFandi satu... Kalau kita sanggup kita bakal kabulin selsai ini." Tambah Aldi yang sama sama sudah Horny seperti Fandi.

"Kalau ada yang liat gmana....??? Kan ga adil.... " Kata bibi ku sambil sesekali melihat arah Tangga, namun tangannya mulai mengocok kontol Fandi.

"Sebutin aja dulu.... Ahhh pasti kita kabulin aahh... Kalau kita sanggup.... " Ucap Fandi sambil menikmati batang penisnya mulai diKocok tangan Karina.

Sadar bibi ku menguasai keadaan saat itu, ia berbisik mengucapkan sesuatu. Wajah Fandi ceria langsung terlihat senang. Lalu bibi ku berbicara pelan seperti berbisik kearah Aldi lalu jawaban Aldi....

"Oke deal sayang..... Nanti sore ku kabulkan permintaan kamu..... " Beberapa saat kemudian Adi memainkan ponselnya.

Sedangkan bibi mulai fokus mengocok penis Fandi, sambil memasang wajah Horny nya kearah wajah Fandi. Namun itu tak berlangsung lama, setelah selsai memainkan poselnya Aldi memperlihatkan sesuatu dari layar Ponselnnya kearah bibi.

Wajah Karina bibi ku tersenyum puas, lalu tangan kirinya ia gunakan menyentuh kontol Aldi dari Luar celananya. Dengan segera Aldi respon menurunkan celana dan celana dalamnya hingga ke lantai.

Tak cukup sampai disitu, Aldi langsung menarik kepala bibi ku agar ia bisa Cumbu bibir ku saat itu. Fandi yang melihat hal itu, langsung mengangkat pakaian bibi yang longgar hingga terpampang Payudara bibi ku.

Tapi setelah ku perhatikan di layar, hampir seluruh bagian putih mulus Payudara bibi ku merah!!!!!

Aldi dan Fandi sejak pagi sepertinya benar benar menikmati dan tak menyisakan kesempatan menikmati Payudara bibi ku berkali kali

Setelah cukup lama, ku alihkan kamera kedepan. Shendy turun dan langsung berjalan kearah meja dekat Display mennu makanan. Rico cukup kaget, karna saat itu ia sedang mengitip kedapur.

Hingga Shendy datang, ia hentikan aktifitas itu. "Pada kemana ini?? Kq sepi." Saat Shendy melihat sekitar tempat Etalase biasa bibi duduk di meja menulis atau memainkan ponselnya apabila tak ada pembeli datang.

Rico pura pura tak mendengar pertanyaan Shendy, ia malah sedikit menjauh berpura pura mengerjakan membersihkan Piring.

"Suara apa si ini Co??? " Tanya Shendy setelah berhenti memainkan poselnya agak pelan sambil melihat dinding pemisah antara Bagian Kasir dan Dapur. Karna Dinding disana bukan terbuat dari Tembok namun dari Gipsum.

Rico meluruskan jari telunjuknya kepada Shandy tepat di tengah bibirnya sendiri, dengan jari telunjuk yang sama ia memberi kode kepada Shendy agar mendekatinya.

Rupanya disana ada lubang kecil yang mengarah kedapur, namun terhalang oleh Kalender dinding.

Setelah Rico memastikan Aku, Fahri, dan Anya tak akan turun, lalu Shendy dan Rico melihat aman kearah depan tempat meja tamu Shendy mengarahkan satu kanannya matanya kearah lubang itu.

Entah apa yang ada di pikiran Shendy saat itu, ia hanya terperangah melihat bibi ku tengah berciuman bertukar liur dangan Aldi sedangkan Fandi sangat asik menikmati kedua Payudara bibi ku walaupun sudah hampir penuh tanda merah di payudaranya yang besar. Sambil terEngah engah tertahan kedua tangan bibi ku aktif meremas sambill sesekali mengocok tapi tertahan akibat rangsangan di bibir dan kedua Payudara nya.


Wajah Shendy memerah melihat bibi sanggup mengimbangi dirangsang Dua remaja seumurannya sekaligus, apalagi dari segi penampilan Rico lebih tampan dan gagah dari mereka. Di luar dugaan ku kali ini Shendy tersenyum kearah Rico, setelah Rico membisikkan sesuatu di telinga Shendi ia kembali mengarahkan mata indahnya ke lubang yang menyajikan pertarungan saling merangsang Dua lawan Satu.

Body Shendy memang hampir sama dan sesexy Karina bibi ku, hanya bedanya di tinggi badan serta Shendy memiliki banyak Bulu roma di tubuhnya.

Sesuai mitos, rata rata wanita memiliki banyak bulu roma bernafsu tinggi. Ku buktikan saat ini saat Shendy melihat Live Show melalui lubang itu.

Hal tersebut tak diSia Sia kan Rico tentunya untuk tidak mulai menggoda Shendy, tanganya mulai mendarat di salah satu bongkahan Pantat Shendy sambil mengamati keadaan didepan.

Hingga diSatu moment ia meremas pantat Shendy, setelah nekat mengeluarkan Penis Hitamnya dari celana melalui sletingnya.

Dengan memanfaatkan Tinggi Meja, Rico sangat Nekat memperlihatkan Kontol nya disana kepada Shendy. Mata Shendy terlihat kagum serta tak berkedip melihat Kontol Hitam Rico, setelah melihat kearah atas lantai 2 Rico mengambil bangku tak jauh dari mereka berdiri.

Shendy Terhipnotis saat itu, mulai terangsang yang dipicu mengintip kenakalan Karina bibi ku bersama 2 rekannya yang Kurus dan bertubuh gemuk.

Dia mulai mengocok Kontol Rico perlahan, hingga benar benar Keras maksimal setelah tangan Rico mengarahkan tangan Shendy menggenggam Batang Kontolnya.

Namun disaat Shendy menikmati mengocok Kontol Rico dengan tempo sedang, Shendy tak menyadari aku menuruni tangga sangat cepat saat itu.

Hingga mereka benar benar terlambat mengakhiri aksi mereka, sendy salah tingkah lebih memilih menjauh dari Rico. Sedangkan Rico jauh lebih tegang lagi, karna belum selsai ia rapihkan memasukkan Kontolnya kedalam celana Jeans nya aku melangkah cepat kearah dapur.

Baik wajah Rico dan Shendy yang saat itu ada disana mendadak pucat. Terlebih lagi mereka sadar walau tak melihat kedapur, aku berdiri cukup lama melihat langsung aksi Aldi dan Fandi merangsang bibi ku sambil menikmati Batang penis mereka diKocok bibi ku yang ke Tiga kalinya saat itu.


Siku lengan kiri ku bertumpu pada Meja, tangan ku mengusap ngusap Dahi ku setelah tau Fakta ini. Hal ini tak bisa ku selsaikan sendiri, selain terasa sekali pusing diUbun ubun kepala ku kenakalan Dua Wanita dalam hidup ku ini membuat pusing 'kepala' diSelangkangan ku juga.

Sambil berfikir siapa yang bisa ku percaya agar Mama dan Bibi agar tidak menjadi lebih binal, kamera CCTV memperlihatkan Bibi ku pulang olahraga raga bersama Fandi dan Aldi menjelang siang itu!!!!!



*******



Mau tak mau kali ini aku menemui mereka dibawah, karna kunci rumah pasti bibi tak membawa saat pergi berolah raga tadi.


"Heii sayang.... Bangun jam berapa tadi?? " Bibi ku memeluk ku lalu menggandeng ku duduk sampai Sofa. Hidung ku diserbu aroma wangi Parfum dan sesuatu entah apa karna situasi saat itu Bibi, Fandi dan Aldi mengajak ku berbincang.

"Waaah baru tau gue ni bro olahragawan bangun siang..... " Sapa Aldi yang bebadan gemuk setelah menyimpan botol minuman soda yang ia bawa dimeja.

"Elu kayak pikun aja, dia ni masih cedera. Kalau udah pulih pastikan ikut gabung tim di sekolah.... Ia gak... "Jelas Fandi sambil meletakkan 2 botol minuman Soda lalu duduk di samping Aldi.

"Kayaknya aku bakal Fokus ngejer bea siswa aja deh kak, maklum kapasitas otak gue masih dibawah rata rata. Hehehe " Kata ku mencoba berakrab dengan mereka padahal ingin sekali menghantam mereka andai kaki ku tak cedera.


"Emang lu mau ngejer Universitas mana bro??? Siapa tau keluarga gue ada yang kenal dekan atau rektornya??? Tapi gue ingetin aja resikonya." Tatap Fandi serius kepada ku. Setelah menekankan kalimat Resiko.

"Emang apa bang?? " Tanya ku penasaran setelah bertatapan dengan Bibi ku yang duduk disamping sambil tetap menggandeng ku manja.

"Doosen universitas ternama itu 10 kali lebih killer dari guru disekolah kita bro, trus proses dapetin gelarnya juga lama." Kata Fandi serius.

"Setuju gue Fan, sepupu gue juga banyak yang tumbang dan jadi kurus kayak elo kalau otak pas pasan. Jauh lebih baik gue saranin lu kejer bea siswa di Universitas luar negri aja sekalian, dari pada jadi ceking kayak siFandi gini niih.... Hehehehe..... " Kami semua pun tertawa mendengar candaan Aldi yang ceplas ceplos.

"Tapii.... Kayaknya bisa deh apalagi sama jalur Prestasi Olah Raga... Kayak si Aldi tuh...hahahha.... " Kata Fandi mulai membalas candaan Aldi.

"Iih Atlit olah raga apaan... Olah raga Beberapa menit aja udah 'keok' hahahahha." Kata bibi ku mulai ikut meledek Aldi sambil mengacungkan jempolnya kebawah.

"Tapi Kentel beberapa menit juga.... Anget,,,,, kagak kayak siKurus tuh... Lama,dikit, Encer pula..... Hahahahhaha.... " Mereka bertiga semakin seru tertawa. Baru kusadari, di balik wangi parfum yang menempel diJacket training bibi ada wangi sesuatu yang mengganggu.

"Mau minum apa nih, ga enak saya ada tamu tapi ga diSuguhin minum." Kata ku kepada mereka.

"Udah santai aja bro, ga lama lagi juga kita cabut ni juga masih ada... " Belum selsai Fandi bicara ia punya minuman soda langsung diSerobot Aldi.

"Masih ada dikit yang nyangkut, giliran dipake olahraga udah keriing ga ada di isinya.... Hahahahahahahha..... " Bibi ku makin hanyut dalam candaan Aldi, Fandi terlihat kehabisan kata kata, sedangkan aku hanya bisa tersenyum kecut. Karna aku sadar andai bibi buka Jacket trainingnya pasti tercium aroma SPERMAA!!!!

"Mang tadi olah raga dari mana sii, kayaknya seru banget tadi??" Tanya ku memancing mereka yang terlihat Bahagia sekali Pagi ini dengan bibi.

"Eummptt itu.... " Kata bibi ku panik.

"Tadi kita tuh Naek gunung.... Ia naek gunung..." Kata Fandi tergagap.

"Naah karna kak Karina masih lelah, pas naek gunung gue kasih tongkat hahahaha.... " Aldi dan Fandi tertawa bersama sebisa mungkin aku berakting tertawa mengikuti mereka.

"Ala elu, Tongkat ga tahan lama juga bangga. Pegangan sama Tongkat gue dong jadi mantab ngGenggannya ya ga kak... " Kata Fandi namun bibi ku terlihat bingung, sesekali ia menatap ke arah ku dengan wajah yang memerah.

"Payah ni bibi, naik gunung aja masih megang Tongkat...." Kata ku mulai meledeknya pura pura bodoh dengan tak tau "tongkat" Apa yang mereka maksud.

"Kamu remehin bibi ya???" sambil duduk disamping ku lalu bertolak pinggang.

"Ujung ujungnya juga mereka tuh yang capek duluan Hihihihi... " Kami semua pun tawa, lalu lagi lagi bibi mendaratkan tubuhnya disamping ku. Mereka jelas cemburu melihat bibi sangat mesra pada ku.

"O ia bro, komisi anak anak kemarin udah gue transfer, punya elu gpp kan gue titip diBibi." Kata Fandi setelah lelah ketawa.

"O ia keponakan ku sayang, ada tuh diWaistbag bibi.... Terus bantuin mereka tu bawaain pesanan barang online dibagasi mobil." Lalu kami pun berjalan keBagasi Sedan Fandi.

Membawa masuk Parfum, pakaian, pakaian baru, hingga barang barang elektronik baru. Semua diletakkan di dekat kamar bibi ku, hingga akhirnya mereka pamit.

"Nanti gue kirim link brosurnya, tahun depan KTP lu jadi daftar bro. " Kata Fandi

"Siap kak makasi Informasinya... " Kata ku

"Udah tenang aja, elu udah gue anggep kayak adek gue sendiri. Da apa apa bilang ma gue. " Kata Fandi lebih lanjut.

"Bener tuh bro Cepi, elu udah kayak keluarga bagi kita. Hati hati aja sama orang modus kayak siFahri sama siYoga." Tambah Aldi.


Aku pun hanya mengiyakan saja, walaupun tau kenyataan nya mereka juga sama aja kayak gue hehehhe....

"Makasi banyak yaa Aldi,Fahri... Makasii dah nemenin aku olahraga raga pagi hihihi... Aku pasti baik baik dirumah sama keponakan ku tersayang ini sekarang." Kata bibi ku yang kali ini melepas hijabnya,merangkul ku mesra seperti boneka tanpa melepas jaket training nya.Hingga mengatar sampai gerbang pagar dan melihat Aldi dan Fandi hingga mereka naik mobilnya.

"Bii... Bibi yakin mau jualan online?? " Tanya ku kepada bibi setelah kembali masuk ruang tamu lalu menutup pintu rumah.

Bibi pun menganggukkan kepalanya manja, sambil melihat lihat beberapa barang yang cukup banyak dibawa Aldi dan Fandi.

"Sayang bantuin pasang Laptop di kamar ya.... Sekalian rapihin ini diKmar bibi... " Pinta bibi padaku.

Sambil merapihkan semua barang keKamar bibi, sepintas ku hitung total semua modal untuk bibi jualan online,semua andai ku hitung lebih dari bernilai Puluhan Juta rupiah. Sedangkan saat itu Bibi terlihat mencoba laptop barunya, disamping meja rias.

Tanpa ia sadari karna masih gerah setelah membuka semua jendela, Karina bibi ku yang sexy membuka jacket tarining yang ia kenakan. Dan Wooww.... Terpampanglah kedua Payudaranya yang indah hanya dilapisi kain kaos putih menerawang serta Bra yang terlihat menjiplak seperti bikini. Namun keluar wangi tak sedap wangi Sperma yang sedari tadi mengganggu ku.

"Kangen yaa nenen sama bibi.... Hihihi" Seraya bibi ku berkata, setelah melihat ku menelan ludah melihat keSexyannya.

"Bibi dari tadi berpenampilan seperti itu dengan mereka?? Pantes aja bi bau sperma." Sambil ku tutup kedua hidung ku.

"Sayaaang, kq jahat gitu sii....??" Wajah nya mendadak sedih. Kecewa dengan pernyataan ku.

"Asal tadi janji yang terakhir ya bi, kita harus hati hati sama mereka.... Ga bisa percaya gitu aja, semua demi bibi.... " Karina bibi ku mendekati ku lalu berkata.

"Apapun yang bibi berikan kepada mereka, tetap lebih indah dengan apa yang bibi berikan sama kamu sayang..... Hihihi.... " Lalu kami pun berciuman sesaat walaupun aku muak dengan wangi sperma dan bibi pun mulai mandi di kamar mandi yang ada dikamarnya.

Ku manfaatkan situasi itu dengan mulai iseng membuka laptop barunya dan memeriksa Ponselnya namun dikunci.

"Cepii sayaang.... Mau sabunin bibi engga..?" Aku pun melongo melihat bibi membuka pintu kamar mandinya. Dengan tubuh bugilnya yang bermandikan busa sabun meminta ku.

"Bukan ga mau bi, takut mama dan ayah pulang... Apa lagi mereka bawa kunci... " Kata ku yang pertama kalinya mengeluarkan Kontol ku mengocok penis ku dihadapannya.

"Eummptt ya udah deh. " bibi ku melanjutkan menyabuni badannya tanpa menutup pintu kamar mandinya. Wajahnya terlihat murung, mungkin bibi sadar aku ogah menyentuhnya akibat telah di"kerjai" Aldi dan Fandi tadi.

Akal bulus ku berjalan saat bibi sibuk nenyabuni badannya, lagi pula ku pikir sayang sekli sperma ku terbuang percuma.

"Bi laptop baru udah konek sama Internet rumah? Kalau belum aku sambungin." Entah berusaha menggoda ku atau memancing birahi ku. Bibi berjalan keluar kamar mandi, telanjang bulat Tubuh Sexy telanjangnya hanya diTutupi busa sabun saat itu menghampiri meja Laptop dan meraih ponselnya.

"Sekalian ya sayang hihhihihi...." Setelah ia lihat fasilitas baru yang ia miliki belum menyambung dengan internet rumah. Serta membuka kunci Ponselnya yang mahal.

"Eh, sekalian deh kokesiin juga kePonsel aku sayang... " Sambil menyenggol nyenggol kan kedua payudaranya manja kepada ku.

Aku yang tak tahan dengan godaan bibi ku mengambil satu handuk menyerupai kimono diGantungan kamarnya lalu memakaikan nya kepada bibi ku walaupun saat itu masih penuh dengan bisa sabun mandinya.

"Mmuuaachh, sambil pake ini bibi kusayang... Aku takut nanti bibi yang sexy ini masuk angin." Sambil lagi lagi ku berjinjit ku cium keningnya penuh kelembutan."

Wajah bibi memerah, namun aku usahakan fokus setting laptop bibi sambil berdiri disampingnya namun badan ku mengarah keLayar Laptop.

"Cepii.... Bibi kira kamu ga nafsu gara gara kerjaan Fandi sama Aldi... " Disamping ku ia memperlihatkan banyak bekas cupangan yang hampir memenuhi kulit mulus payudara bibi ku.

"Kan bibi yang milih happy sama mereka lagi, makanya permintaan ku tetep sama tetep satu sesuai rencana kita menunggu mama pulang." Kata ku sambil melihat kesamping menatap matanya karna bibi ku memang sedikit lebih tinggi dari ku.

"Iya sayang, makasii ya dah pengertian muuachh... Kalau bukan anak kania,bibi mau dipacarin kamu hihihihi.... " Setelah mencium ku pipi ku bibi memeluk ku dari samping sambil memasuk kan tangannya kedalam boxer ku mengocok pelan Penis ku.

"Sayang... Liat deh, parah baget ga sii??" Bibi ku menghentikan aktifitasnya mengocok penis ku. Memegangi kedua payudaranya.

"Ga terlalu merah kayak kemarin bi, pasti sakit ya?? " Tanya ku karna memang masih polos saat itu...

"Rahasiaaa.... Hihihi... " Jawabnya centil lalu berlari ke kamar mandi namun tak menutup pintunya.

Kesempatan kuTiba!!!!!!! Teriak ku dalam hati.

Ku periksa ponsel bibi.... Selain mensinkron app ponsel keLaptopnya, ku copy dan hafalkan email beserta Passwordnya. Secepat mungkin ku copy beberapa data dan berkas penting, lalu ku kirim ke ponsel ku.

"Biii...... Udah yaaa.... " Kata ku menghampirinya yang rupanya sedang mengeringkan badannya.

"Makasii ya sayang.... Bibi sayang sama kamu.... Muach... " Sempat Ia mencumbu bibirku setelah mengeringkan badannya dalam keadaan bugil. Sangat wangi dan menggairahkan, namun nafsu ku hilang melihat bekas bekas cupangan diDadanya masih terlihat.

"Aku juga sayang sama bibi semoga setelah ini,bibi benar benar dapet jodoh... " Sambil ku memeluk tubuh bugilnya yang sexy. Lalu mengecup keningnya sebelum ku tinggalkan ia dikamarnya sendiri.


Itulah usaha dan jalan terakhir ku, sekarang aku ikut berjuang agar pelan pelan bibi maupun mama tak menjadi budak sex teman teman ku yang terbilang Tajir untuk ukuran anak sekolah.

Setelah ku pikir panjang terasa percuma aku marah, apalagi mengikuti ego ku yang merasa paling sakit hati atas kenakalan mereka. Sekarang aku menyusun langkah selanjutnya punya rencana matang, agar minimal mereka dua wanita yang ku sayangi tak terseret pusaran Birahi bersama teman teman ku.

Terasa percuma usahaku andai dibelakang ku mereka mengulanginya lagi dan lagi. Yang terpenting sekarang adalah mereka mengurangi intensitas pertemuan serta tidak kembali mengulangi kesalahan yang sama.

Mataku seketika terasa meloncat keluar, ketika melihat salah satu Saldo Tabungan bibi ku saat ini berada diangka lebih dari ratusan juta rupiah. Semua bisa ku akses berkat Beberapa berkas dan aplikasi ponsel bibi berada di komputer dan Ponsel ku sekarang, hendak ku pantau lebih jauh tapi......

"Cepii sayaang mau makan siang sama apa naaak!!!! Dah siang bibi udah laper bangeet!! Kamu juga pasti belum makan kaan????"
Segera ku matikan komputer ku, lalu menghampiri sumber suara yang berasal dari lantai satu.



*******



"Sayaang kamu mau ikut nganter Bibi sama pacar mu ke salon?? Atau kamu ada acara sendiri?? " Tanya bibi ku setelah makan siang.

"Aku dirumah aja bi.... Lagian beberapa tugas sekolah aku ada yang salah kemarin, jadi harus ku perbaiki." Kata ku kepadanya apa adanya.

"Eummmpptt.... Oke... Tapi ada mau titip cemilan ga sayang buat nanti sore?? " Tanya bibi ku lagi sambil merapihkan piring kotor.

"Apa yaa...??? Nanti ku telp kalau udah ada ide gpp kan bi...??? " Bibi ku menganggukkan kepalanya.

"Tapi boleh ga bi aku minta satu permintaan??" Aku bangkit dari kursi makan yang tempat ku duduk.Kali ini aku meminta sambil membisiki telinganya dan sambil memeluk nya manja dari belakang.

"Apa sayaang ku....?? " Suaranya manja seperti wanita sedang horny.

"Bibi janji, jangan nakal nanti.... Sama jangan pakai baju tertutup tapi sexy..... " Kedua tangan bibi melepaskan tangan ku dari pelukannya, aku kira ia akan marah dengan permintaan ku tapi.....

"Bibi janji sayang.... Bibi janji.... Makasii ya udah pengertian dan perhatian sama bibi mu yang nakal ini.... Hihihi..." Sambil memainkan rambut ku bibi berbalik membelai belai pipi ku dengan jarinya.

Saat ku hendak mencium bibirnya sambil berjinjit, bibi ku menahan bibir ku dengan telunjuknya. "Bau... Kamu belum mandi ya dari pagi??? "

"Hehehehhe.... Magger bi... " Lalu bibi melepaskan pelukannya.

"Jangan jorok dong sayang, inget sekarang Anya sama Shendy udah ampir kayak pacar kamu lho. Kamu harus jaga penampilan sama bisa buat mereka nyaman." Kali ini ia menasehati ku sambil membawa piring kotor ke dapur terhenti lalu berkata.

"Heiii....!!!! Bengong!!!! Mandi sana!!! Bentar lagi pacar kamu jemput bibi lho... " Aku pun menuruti perintahnya.



*******


Anjuran bibi ku yang sexy sangat manjur, sebelum mereka bertiga berangkat siang itu. Walau sedikit malu malu dan tak diungkapkan terlihat Aku dan Anya seperti sudah jadian.

Aku cukup terkejut, saat bibi memberikan Anya parfum mewah yang katanya tadi "untuk jualan online", bibi hadiahkan kepada Anya dengan alasan hadiah itu dari Aku untuknya karna aku bingung memberikan hadiah untuk Anya. Sedangkan Shendy bibi hadiahi pernak pernik wanita yang terbuat dari Perak.


"Makasi ya sayang, aku ga nyangka kamu sampe berkorban sejauh ini ampe bongkar tabungan segala demi aku. Aku janji bakal pake kalau kamu ada dideket aku." Kata Anya.

"Bagi aku ini belum apa apa, dibandingkan kamu yang selalu bantu jaga mama dan bibi. Belum lagi pertolongan kamu pas kemarin." Sambil ku memegang tangannya. Entah mengapa, saat memengang tangan Anya aku seperti diSengat listrik. Apapun yang kurasakan saat itu hanyalah bahagia.

"Yuuk berangkat, pacarannya nanti kalau pulang dari salon hihihi.... " Ajak bibi ku yang kali ini mengenakan busana muslim tertutup lengkap dan sopan.

"Eehh... Jangan lupa traktirannya, supaya langgeng sampe nikah hihihi.... " Kata Shendy berjalan dibelakang bibi ku, yang tadi bersama bibi berdua mengenakan pernak pernik hadiah bibi.


Mobil Shendy melaju pelan dan mulus meninggalkan ku sendiri dirumah, aku pun mengerjakan tugas sekolah dikamar penuh semangat. Hingga lelah, akhirnya aku tertidur diatas kasur ku siang itu.

Samar samar di tidur ku seperti mimpi aku mendengar klakson mobil ayah, tapi walau setengah sadar kurasa suara itu hilang ku lanjutkan tidur ku hingga saat........

Aroma wangi serta tangan lembut menyentuh lembut pipi ku, tangan ini sangat halus dan mulus. Ingin ku buka mata ku tapi enggan ku lakukan, karna aku sadar akan sangat jarang ku merasakan hal hal sederhana nan indah ini. Tangan bidadari membelai lembut wajah ku saat ini, dipadu wangi aroma yang sangat lebut dan harum memanjakan hidung ku.... Hingga saat....

"Duuh, maaf ya nak Anya, Nak Shendy... Anak tante emang gituu...!!! Bangunin aja gpp, pamali juga dah sore tidur terus." ITUKAN SUARA MAMA!!!!

"AWWWHHH.... " Mama menekan pergelangan kaki tangan ku, sontak aku bangun setengah terduduk di kasur.

"Maaf sayaang maaf.... Maafin mama yaa.... Mama kira udah sembuh sayang." Lalu mama memeluk ku yang baru setengah sadar. Lagi lagi aroma wangi parfum lembut lain menyentuh hidung ku.

"O ia sayang, ini ada Anya sama Shendy, mereka takut ada perlu penting jadi mama suruh bangun kamu." Sambil melepas pelukaan nya. Lalu bangkit dari tempat mama duduk di ranjang ku agar tak menghalangi ku melihat Anya dan Shendy.

"Jam berapa sampe rumah ma?" Sapa ku kepada mama karna baru melihatnya hari ini.

"Ampir sejam yang lalu sayang, silahkan nak Anya nak Shendy. Maaf seadanya ya, tante baru pulang soalnya." Kata mama menyimpan gelas dan cemilan dimeja belajar sambil merapihkan buku buku yang ada disana.

"Tante ga usah repot repot, pasti tante masih lelah abis perjalanan." Anya dengan sigap membantu mamah.

"Ia tante, lagi juga ada calon mantu ini tamunya hihihi.... " Kata Shendy yang sekaligus menggoda ku dan Anya.

"Haaah.... Calon mantu tante?? Maksud kamu siapa sayang??? " Tanya mama kebingungan.

"Apaan siShend bikin gossip aja... " Sambil manyun tangan Anya mencubit paha Shendy.

"Mama kayaknya capek banget ya ma di perjalanan tadi?? Atau mama kurang sehat." Tanya ku, meski terlihat sehat tapi ada yang aneh dari dirinya sedari tadi. Namun aku tak tau apa.

Belum lagi hari jumat malam serta sabtu sore tepat saat ku memergoki Karina bibi ku dikerjai Aldi dan Fandi.

"Mama baik baik aja sayang, malah happy banget... Justru mama khawatir sama kaki kamu kq belum pulih lho!!! Besok kita check up dokter ya sayang sepulang kamu sekolah." Kata mama yang mencemaskan kondisi kaki ku akibat kenakalan dia bersama teman teman ku.

"Ia maaf liat nanti ya, supaya aku bisa pulang dulu kerumah." Kata ku.

"Tante tenang aja, nanti sekalian Anya ikut Anter kebetulan besok ada family ayah praktek siang sampe sore. " Kata Anya.

"Tuu kan tante, Calon mantu selalu siap siaga. Hihihi.... " Lagi lagi Shendy menggoda Anya.

"Ooouuuhhh... Ehmmmhhh tante paham sekarang hihihi..... " Kata mama dengan expresi kaget tapi senang.

"Cepi sayang jangan males gitu dong ah, cuci muka cepet, masa depan calon mantu mama males malesan gitu..... " Kata mama mengomel tapi dengan Expresi bahagia. Setelah melihat wajah Anya semakin memerah mama mengedipkan matanya keArah Shendy.


Aku pun bangkit lalu kekamar mandi untuk mencuci muka, jadi tak perlu ku tutup pintu kamar mandi. Sehingga terdengar suara pembicaraan mereka saat itu.


"Nak Anya, bener besok ga sibuk?? " Tanya mama, kepada kekasih ku Anya.

"Engga tante,Kenapa ya tante." Tanya Anya.

"Kalau gitu, saat nanti kita ke praktek sodara Anya boleh ga Tante coba stir mobil Anya. Tp itu Manual kan atau matic?" Entah perasaan apa yang bergemuruh didalam dada ku, saat mama berbincang hal itu.

Terlebih lagi lebih lanjut aku mendengar mama diAjari menyetir dengan seorang temannya disana. Karakter khas shendy yang biasa menggoda atau bercanda membuat ku berdegup kencang saat Shendy bertanya kepada mama "ganteng ga Tante orangnya"

Namun suara mereka hening, hingga akhirnya mereka bertiga tertawa.


"Sayang cepetan dong cuci mukanya, lelet banget sii... Mama bantu bibi dulu ya, kita mau siapin makan malem." Kata mama lalu meninggalkan kami bertiga.

"Kamu ga papa?? Kq pucet banget siii??? " Tanya Anya.

"Gpp malah tegang banget ada kamu, apa aku mandi dulu ya biar pede?? "Kata ku yang sesungguhnya hati ku gelisah kepada mama ku yang berbeda saat bertemu ia pulang dari jakarta.

"Ga usah sayang, lagian kita gakan lama kq." Kata Anya.

"Ih serius deh kamu demam sayang, dah makan makan obat ya.... " Kata Anya setelah memegang kening ku, yang mulai berkeringat.

"Kayaknya Cepi demam bukan karna itu deh NYA... " Sambung Shendy.

Mereka bertatapan sesaat lalu kompak melihat ku, seperti ada hal yang ingin mereka ungkapkan kepada ku.

"Kalian pasti liat sama rasainkan perubahan mama ku pulang dari Jakarta tadi??" Kata ku lirih. Tanpa lebih lanjut berbicara, sorot mata Shendy dan Anya mengIyakan Firasat ku.


"Kak... Kakaaak..... Dibawah ada tamu tuh, kak Fandi sama ayahnya dibawah." Kata adik ku rudi memberitahukan hal itu sambil berlari lari bagai anak kecil.

"Makasii ya de, bentar lagi kakak kebawah." Kata ku kepada adik kecil ku, lalu ia berlari kebawah entah kemana.


"Owwh ada disini semua toh HAHAHAHA...!!!" Kata om Siswono dengan tawa bergetar dihiasi kumisnya yang tebal. Matanya terlihat nakal kearah Anya dan Shendy.

Kebetulan saat itu hanya ada ayah yang menemani pak siswono dan Fandi.

"Jadi gini pak Hendra.... Maksud saya kesini, ingin menitipkan anak saya sekaligus menambahkan Investasi untuk Adik ipar dan Istri Anda diwarung yang mereka kelola." Kata Pak Siswono kepada Ayah ku yang tak Kalah Gagahnya dengan dia.

"Mengenai itu, saya tidak bisa memutuskan langsung biar nanti Adik saya yang memutuskan. Hehehehe... " Kata ayah


Tak lama kemudian datang bibi keruang tamu membawa Minuman dan cemilan, disusul Mama membawa cemilan tambahan untuk tamu.

"Adu jangan repot repot, duh jadi ga enak nih." kata Fandi. Sorot mata ku Fokus menatap mata Pak Siswono, seperti nya ia memang benar benar tertarik kepada bibi ku apalagi saat melihat mama, tidak hanya mata, bibir nya bergerak seperti serigala lapar melihat manggsanya.

Semua ternyata sangat benar prediksi dan analisis ku, bibi sesekali menatap ku saat mereka semua larut dan tertawa bibi tersenyum sambil memberi kode padaku lewat senyuman.

Anya memberi kode lewat genggaman tangannya dilengan ku saat itu, lalu ku usap usap punggungnya. Memberikan kode agar ia pulang lebih awal bersama Shendy, setelah Anya dan Shendy pamit terlebih dulu aku berubah pikiran untuk mengantar mereka pulang memastikan semua baik baik saja.

Setelah Shendy sampai rumahnya aku dan Anya memesan taksi online, layaknya curhat dari hati ke hati Anya khawatir dengan Pak Siswono yang mendekati Bibi dan Mama sore tadi dimobil taksi perjalanan pulang ke rumah Anya.

Ia merasa bahwa Fandi hanyalah Tameng agar Pak Siswono lebih kenal dekat dengan keluarga ku. Ku sampai kan kepada kekasih ku bahwa aku juga sudah curiga, semalam aku dan bibi sudah diskusikan hingga membuat rencana matang agar bisa menjauh dan lepas dari mereka.

Namun masalah lebih besar sepertinya hadir setelah melihat tanda tanda perbedaan mamah saat pulang dari jakarta. Untung Anya tak menanyakannya lagi, karna saat itu kami sangat menikmati saat beruaan yang indah sambil berpegangan tangan kami berdua.

Setelah mengantar Anya pulang sampai rumahnya dan bertemu Ibunya langsung, aku pun berpamitan karna sore itu sudah sekitar 40 menit menjelang waktu matahari tenggelam disebelah barat.


Sesampainya diRumah, rupanya Pak Siswono dan Fandi sudah tak berada diRumah ku. Ayah pun keluar rumah diminggu sore menjalankan kwajiban serta nongkrong bersama bapak bapak Komplek sore itu.

Entah kebetulan atau suratan takdir sudah tergaris kepada ku, kali ini aku sedang pura pura memainkan ponsel ku di ruang tamu. Sedangkan bibi berada dikamar, melepaskan hijabnya karna hanya ada inti keluarga didalam rumah ini.

Saat mama hendak berjongkok merapihkan gelas gelas dimeja makan, dengan mata yang siap mengarahnya serta telinga ku pasang lebar lebar sungguh hal yang ku takutkan benar terjadi.... hingga.....

"OUCH... " Tepat diucapkan mama, saat ia benar benar berjongkok di lantai hendak merapihkan gelas kotor.

"Mama kenapa ma??" Kata ku yang benar benar lemas, karna reaksi itu sama persis saat Bibi ku Anal tempo hari lalu berjongkok.

"Gpp sayang gpp, kemarin mama jatoh dari tangga jadi masih agak sakit." Ku coba membantu mama merapihkan beberapa sisa cemilan sambil memperhatikan mama bangkit berdiri.

Reaksi mama kali ini benar benar membuat ku makin lemas dengan tanda tanda pasti bahwa telah terjadi sesuatu saat ia ada dijakarta sana.

"Ssshhhh..... " Ku lihat reaksi meringis menahan perih saat ia benar berdiri, membawa Nampan berisi gelas kotor.

Lalu mama berjalan sedikit mengangkang di depan ku, Entah ujian apalagi yang dihadapi mama ku ini. Namun saat ku putus asa sebuah tangan lembut menyentuh punggung ku, lalu berkata "tenang sayang, bibi akan cari tau dan selsaikan apa yang terjadi disana."

Namun kata kata bibi sama sekali tak menghibur ku saat itu, karna aku tau bibi juga menangkap sinyal mama baru saja atau kemarin melakukan Anal Sex.

Karna tempo hari baik mama dan bibi ku merasakan perih dan nyeri selama beberapa hari andai harus berjongkok setelah melakukan Anal sex bersama ku tempo hari.


Setelah makan malam bersama Ayah, Mama serta bibi ku setuju bahwa mereka akan mengurangi intensitas diWarung Fandi yang mereka kelola. Meskipun ayah Fandi saat aku pergi mengantar Shendy dan kekasih ku Anya menawarkan Modal komisi lebih besar, namun mama dan bibi setuju lebih baik menambah beberapa Karyawati hingga bisa memperpanjang Waktu Operasional hingga malam atau 24 Jam.

Lagi jauh mama menjelaskan, akan memiliki bisnis baru yang akan mama bisa jalankan dari rumah seperti membuat Kue. Sedangkan bibi ku berencana membuka bisnis reseller jualan online dirumah ini.

Sehingga ayah memutuskan akan mulai membersihkan gudang disamping garasi persiapan agar mama dan bibi ku lebih lancar menjalankan usaha mereka.

Ayah sebagai kepala keluarga menyetujuinya, akupun merasa lega dengan apa rencana mama dan bibi sekarang. Walaupun dibalik ini semua ada rencana tambahan yang aku dan bibi persiapkan namun pastinya ayah tak Boleh tau.


Saat ku membuka buka layar komputer ku, menjelang malam ku tanyakan kabar Anya kekasih ku, kami pun saling bertukar pesan aplikasi. Hingga di beberapa menit kemudian aku dikejutkan Fakta yang ditemukan Anya dan Shendy melalui Medsos Instagarem.

"Sayang kamu yakin kuat nahan emosi kenyataan ini....?? " Tanya Anya.

"Pasti kuat, kalau pusing aku tinggal minum obat dan tidur hehehe.... " Kata kun setelah penasaran dan beberapa kali kalo meminta Fakta apa yang ia temukan diMedsos.


Anya mengirimkan foto Screen Shoot, pertama dari Story status Instagarem seorang Anak Triliyuner sekaligus Artis Medsos dan YouButer terkenal ibu kota yang di post hari jumat. Jelas disana adalah Foto mama berdiri berdiri membelakangi yang diam diam mengambil gambarnya dari belakang. Dengan Caption "can't I standing Beside You? "

Bukti kuat lainnya itu adalah mama adalah ada Rudi yang tertangkap kamera sedang bermain pasir cukup jauh dari mama berdiri.

Foto selanjutnya yang ia post tak kalah mengejutkan, karna saat itu diUnggah hari sabtu pagi menjelang siang dan sore.

Scereen shoot Foto itu menunjukkan, ia memotret wanita berhijab sedang menikmati makanan yang hendak disuap kan keMulutnya. Namun kali ini Wajah mama dipasang emot Hati hingga menutupi seluruh wajahnya. Walaupun pakaian mama berbeda tapi sungguh tak mungkin wanita berbeda kalau liat dari Postur tubuhnya.

Gaya berPakaian, jam tangan apalagi gelang tangan, sangat mustahil bisa sama dengan milik mama sepaket lengkap!!!!

Hingga Foto ketiga yang membuat ku berdesir horny adalah, foto yang menandakan berada di jalan tol sedang menyetir lengkap dengan RPM dikecepatan tinggi menggunakan mobil Sport mewah dengan logo kuda jingkrak. Tapi bukan itu yang ku Fokuskan!!!! Tapi Letak Posisi yang memegang kemudi mobil!!!

Nelihat letak 3 tangan sekaligus dalam Satu kemudi membuat darah ku berdesir..... Disana terlihat 1 tangan kiri mama mengenakan jam tangan nya disisi Kanan stir mobil am tangan.

Sedangkan di tangan Kanannya, kedua tangan menyatu mesra. Andai ku samakan dengan beberapa Foto, ku simpulkan mama duduk diAtas Pangkuan Lelaki itu. Berdua mereka menendarai mobil itu sambil bermesraan.

Caption dari story itu pun cukup menggairahkan bagi ku. "Let's Drive with me until reach heaven" Menandakan Pria ini membawa mama ku dengan mobil mewahnya keSuatu tempat. Sebelum siang.

Hingga foto screen shoot terakhir yang membuat ku benar benar kehabisan kata kata, saat pria ini menggunggah foto memeluk mama dari belakang dikamar Mandi yang mewah, lagi lagi ia menambahkan diSticker emot Hati diwajah mama.

Disana tertulis Caption "am not Frist but am will be Your Hero" Lalu menambahkan sticker yang menyerupai bentuk Pantat dibelakangnya.

Melihat timing waktu saat ia unggah foto itu adalah waktu yang sama saat mama 2 jam sebelum mama menjawab Video Call ku namun bermandikan keringat dan mendesah meringis keenakan.


Ku matikan layar komputer dan lampu kamar lalu ku rebahkan badan ku di ranjang ku, sejuta pertanyaan hadir dikepalaku saat itu. Ingin ku teriak sekencang kencangnya namun ku tahan, karna aku harus tetap sadar dan waras dengan kejadian ini.

Anya mengirimkan pesan sebelum aku tertidur membawa luka baru. Ku balas bahwa aku baik baik saja, akan minum obat dan akan segera istirahat tidur malam ini.


Namun tak lama setelah itu, "TOK TOK TOK" Lalu mama membuka pintu kamar yang tak terkunci dan melihat kearah ku.

"Bolehkan mama bobo ma kamu sayang??? Mama kangen.....vhihihi....." Tanpa ku jawab ia merebahkan badannya disisi ku dan memeluk ku layaknya seorang ibu yang merindukan anaknya. Satu tangannya mulai membelai wajah ku diKeheningan menjelang malam itu, matanya memandangi wajah ku dalam dalam.

Sama sekali tak ada nafsu malam itu, yang ada adalah saat itu mama melepaskan kerinduannya padaku.

Namun ku palingkan wajah ku darinya malam itu, saat ia ingin menarik wajah ku menatap wajahnya.

"Kamu kenapa sii nak?? Mama kangen sama kamu sayang!!! " Setelah Mama duduk di samping ku, Suara mama pelan dan halus tapi menyentak menahan marah. Sorot matanya tajam menatap ku menggambarkan amarah diwajahnya. Seolah tak percaya dengan sikap ku yang kasar dan Acuh tadi.

Aku tak tahan andai ia selanjutnya akan memarahi ku, ku ambil ponsel pemberian nya sebelum mama lebih jauh ngomel tak karuan padaku.

"Kq bisa si ma semua ini keulang lagi..... " Lalu ku bantingkan badan ku kekasur dan memenamkan wajah ku dengan Bantal.

Beberapa saat kemudian yang terdengar telingaku adalah saat mama menangis, ku diam kan ia menangis tanpa perlu ku lakukan apapun. Entah berapa lama ia menangis, hingga akhirnya lelah ia reabahkan badannya disamping ku lalu merangkul ku dari samping.


Hingga Aku tertidur malam itu ,mama tetap menagis memeluk ku. Tanpa mengucapkan sapatah kata apapun.


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com