𝐏𝐞𝐭𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐁𝐢𝐛𝐢 𝐊𝐀𝐑𝐈𝐍𝐀 𝐃𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐦𝐚 [𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝟓]


Saat menikmati percumbuan panas dengan mama tiba tiba sesuatu hal yang tidak kami harapkan terjadi, segera aku dan mama berpura pura melihat lihat Hadiah pemberian mama. Lagi pula saat itu mama tak sempat menutup pintu kamar.

"Asiiik banyak hadiah!!!!!" Dengan manja Bibi merangkul ku yang sedang membuka Box Ponsel baru. Bersamaan merangkul mama juga.

Aaaaahhh kenyal sekalii Payudara Bibi ku yang Cantik dan sexy ini...... Kata ku dalam hati.

"Aaawwhhhh, KARIIIN Beraattt tauuu...!!!!" Kata mama yang saat itu tertindih Body sexy Bibi Karina.

"Maaf ya kakak ku sayaaang.... Aku bahagia banget kalian dah baikan." Sambil tangan Bibi ku karin mengusap ngusap Kontol ku dari luar celana Pendek ku sehingga menjadi Konak.

"Jangan goda Cepi!!! Ia belum pulih!!!" Mata mama melotot marah karna melihat tangan 'nakal' adiknya yang berbeda Ibu.

"Hehehe maaf maaf.... Eh kak, Suami mu dah pulang tuu.. Besok pagi ya berangkatnya?? " Tanya Bibi kali ini mulai serius. Mama menganggukkan kepalanya lalu kembali berbicara pada ku.

"Naak, janji ya ada apa apa telfon Paman mu ya!!! Berat sebenernya Mama ninggalin kamu nak, apalagi kamu belum pulih." Kata mama kepadaku dengan Kecantikan mama terpancar sempurna, kali ini terlihat mama sangat tulus memperhatikan ku.

"Cepi udah gede mama, Mama bisa andelin Cepi kq buat Fokus ngejer cita cita Ku." Kata ku meyakinkan mama.

"Mama percaya sayang, tapi.... " Sambil memperlihatkan wajah penasaran.

"Tapi kenapa ma?? " Tanya ku.

"Kamu bisa ga jagain.... " Sambil matanya melirik kearah Bibi....

"Idiiih kakaaaaak!!!!AWAS YAA!!!! " Mama bangkit berlari keluar kamar dengan manjanya menghindari serangan Bibi Karina.

Beberapa saat Bibi ku membalikkan badannya keArah ku tepat depan pintu kamar ia mengucapkan. "Ada Hadiah dari Bibi Trus Kita NGENTOT" bisik Bibi depan pintu kamar sambil menjulurkan Jempol dijepit jari Telunjuk dan Tengah kearah ku.



*******



Setelah makan malam ayah memberi ku beberapa Wejangan diDepan Bibi dan Mama serta adik ku, tak heran karna ini pertama kalinya aku ayah dan Mama benar benar meninggalkan aku di rumah. Apalagi Bibi menjelaskan esok ia akan cukup sibuk diWarung yang biasa mama bantu kelola.

Lebih jauh ayah bercerita di meja makan bahwa esok mama dan dirinya akan menyelesaikan masalah 'penting' disana, setelah selsai Minggu Sore ayah akan pulang karna Senin pagi ayah Harus beraktifitas diPabrik Farmasi diKota ini kembali.

Terlihat expresi mama sangat senang saat itu, namun Ayah seperti terlihat lelah dengan Aktivitasnya. Belum lagi besok ia harus berangkat sangat pagi ke Kantor Ibu Kota, ingin sebenarnya memeriksa rekaman kamera kamar Mama dan Bibi namun ku Putuskan nanti saja.

Aku takut sewaktu waktu Bibi maupun Mama datang keKamar ku malam itu, apalagi besok sangat pagi sekali aku harus bangun melepas kepergian Ayah, Mama, dan Adik ku yang pertama kali meninggalkan ku dirumah sendiri hingga Sore hari.

"Hati hati diJalan ya yaah, hati hati di jalan ya ma.... Rudi jangan nakal jaga Mama... " Pesan ku kepada mereka di subuh hari sekitar jam 04.30 pagi sebelum Ayah melajukan kendaraan Roda 4 kesayangannya.

"Mama sayang kamu naak, Mama sayaaaang banget sama kamu.... Sama seperti Mama sayang kepada adik mu..... " Sambil memeluk ku erat seperti akan pergi lama, namun entah Mama rasa atau tidak Penis ku mengeras hebat saat berpelukan dengannya.

"Yuuk ma, nanti keburu macet diTollnya. Naak!!! Jaga kaki mu, jangan sampai terbentur." Pesan Ayah ku setelah Mama masuk mobil duduk disamping Ayah.

"Titip Cepi ya Riin.... Ada apa apa telp Kakak mu ya.... " Pesan Ayah sebelum Pergi.

"Siap Aa!!! Aa bisa andelin Karina hihihi... " Sambil merangkul ku, yang membuat Penis ku semakin Keras.

Setelah menutup pintu Pagar, aku masuk kerumah pagi itu namun sebelum sampai ke kamar ku.....

"Cepii sayaaang.... Kq cuek banget sii.... Masih marah ya sama bibi... " Bibi merangkul ku dari belakang di ruang keluarga. Lebih nakal lagi Bibi langsung menggenggam Kontol ku, kedua tangannya langsung masuk kedalam celana Boxer dan CD ku demi dapat Menggenggam Kontol ku.

"Cepi ga marah kq bi.... Tapi Cepi kecewa sama Bibi." Sambil ku berusaha menguasai diri ku sendiri pagi itu. Karna Bibi mulai mengurut ngurut Kontol ku dengan tangannya yang mulus.

"Sini sayaang biar Bibi cerita, izinkan Bibi jelasin semuanya sayang ku." Ia menarik ku keSofa ruang keluarga.

Lalu merangkul ku sambil menyandarkan kepalanya didada ku.

"Sekarang keponakan ku tersayang cerita, kenapa kecewa sama Bibi.... " Saat itu aku antara Horny dan marah ku Ungkapkan kekecewaan Bibi yang mendukung Mama pacaran dengan Rico, terlebih lagi Mama dan Bibi menipu ku soal acara makan malam menjadi malam 'pesta Birahi' mereka sabtu malam minggu lalu.

Ingin ku ungkapkan kedekatan Mama dengan Fandi sekarang, namun aku tahan bagian itu karna aku yakin Bibi akan curiga bagaimana aku bisa tau karna selama beberapa hari kemarin aku belum pulih dan cenderung ada diRumah bersama Anya dan Shendy di siang Hari.

"Ada lagi sayang unek unek kamu buat Bibi...?? " Setelah Bibi mendengarkan dengan baik semua keluh kesah ku tentang kenakalan mereka. Ku gelengkan kepalaku karna saat ini wajah Cantik Bibi ku terlihat sedih.

"Mama dan Bibi kecewa sayang, saat kamu tantang Rico dengan iming iming Mama dan Bibi jadi alat taruhan kamu." Jelas Bibi Karina.

"Mama dan Bibi sadar kesalahan sebelumnya, bahkan sudah memberikan semua kenikmatan di tubuh kami hanya untuk kamu. Apa itu belum cukup?? Bahkan Fahri maupun Rico belum pernah merasakan jauh lebih dalam selain kamu." Jelas Bibi terlihat makin sedih sehingga aku sekarang merasa bersalah.

"Rasa sayang kami saat itu, perasaan kami kepada mereka Rico dan Fahri sudah seperti dibawa terbang keAwang Awang karna selain memendam dendam sama Ayah kamu kami sangat kecewa sama kamu sayang.kata bibi

"Hingga awal kami diberi Hadiah Gaun mewah di mobil saat kami dijemput, sampai diberi kejutan romantis dan Kalung Emas dengan inisial nama mereka." Jelas Bibi ku Karina lebih dalam dengan perasaan sedih dan menyesal.

"Tapi kamu liat sendirikan kemarin, disaat surga dunia itu bermain main diSanubari kami, tetap saja berubah neraka saat melihat kamu ada disana." Dengan Detail Bibi ku menjelaskan perasaan Mama dan Bibi saat tau aku ada disana.

"Baik Mama mu dan Bibi merasa Hancur nak melihat kamu hampir cacat malam itu, akibat bermain cinta dan birahi terlarang dengan kakak kelas mu. Sungguh ga ada maksud kami benar benar sengaja melukai kamu karna awalnya mereka bilang akan mengajak kami makan malam ditempat yang Special.... Tapi..... " Ku peluk Bibi ku yang mulai menangis saat cahaya mentari pagi sedikit mulai menerangi rumah ini.

"Asal kamu tau nak, minggu pagi kami menampar berkali kali wajah Rico dan Fahri hingga diLerai Anya dan Shendy. Saat Fahri dan Rico hendak menjenguk mu diRumah. Karna saat itu Mama mu dan Bibi mu yang lemah ini tau, Rico lah yang meminta Mama dan Bibi jalan makan malam bersama mereka untuk taruhan kamu duel basket karna Mama dan Bibi Sadar, saat itu Rico memanfaatkan amarah mu kan. " Bibi ku Karina menjelaskan lebih detail dan Rinci apa yang terjadi hari minggu pagi saat aku istirahat di kamar.

"Rico dan Fahri bersujud di kaki kami pagi itu memohon maaf dan takkan mengulangi kesalahan yang sama. Kami putuskan ini jadi Rahasia kami, disaksikan Anya, Shendy, dan Fandi. Bagi kami kamu segalanya sayang, walaupun kita nakal tapi tetap kami berdua milik kamu sayang ketimbang Ayah mu itu apalagi kakak kelas mu." Sambil memegang kepala ku Bibi menjelaskan isi hati Mama dan dirinya.

Aku hanya bisa terperangah serta merasa betapa bodoh dan pengecutnya aku selama ini. Namun sebelum aku sadar dan merasa bersalah Bibi mengatakan sesuatu yang tak ku sangka pagi itu.....

"Bibi kangen kamu sayang, mungpung disini ga ada kamera..... " Bibir Bibi terbuka lalu mulai mendekati bibir ku saat itu.

Lalu kami pun berciuman mesra berdua, kedua tangan ku saat itu menggapai kedua Payudara 34D yang sama sekali belum pernah dipakai menyusui bayi saat itu.

"Hmmfftttt..... Hmmfftttt... Hmmfftttt...." Desahan demi desahan tertahan Bibi ku yang Cantik dan Sexy ini tertahan, dengan cumbuan kami yang lembut dan penuh perasaan.

Dengan pengalaman dan kelihaiannya, Bibi membimbing tangan ku masuk kedalam baju piyamanya yang longgar hingga kedua tangan ku saat ini merasakan langsung kelembutan dan kehangatan Payudara besar dan kencang Bibi ku ini.

Tangan ku mulai aktif meremas perlahan, dan memainkan putingnya lembut bersamaan dengan bergulatnya lidah kami di ujung percumbuan yang panas ini. Belum lagi satu tangannya aktif mengeluarkan Kontol ku yang kembali keras akibat saling merangsang satu sama lain.

Bibir Bibi ku Karina mulai mengunci lidah ku yang sedari tadi kami seirama begelut mesra dengan lidahnya. Lalu ia isap dalam dalam sambil menari nari lidahnya dilidah ku yang ia kunci mesra dengan kedua bibirnya.

Menerima Rangsangan hebat seperti itu, kedua tangan ku reflek meremas sedikit lebih keras kedua Payudara nya yang besar, kencang, dan Ranum. di dalam piyamanya yang posisi tali branya sudah ia Buka dari tadi.

"Hhhmmmmmhhhhhhh......" Lenguhan panjang Bibi tertahan saat menerima remasan rangsangan di Payudara nya dari kedua tangan ku yang mengenggam payudaranya.

Kuncian bibir Bibi mengendur, sehingga berbalik lidah ku mengorek liar didalam rongga bibirnya.

Tak mau kalah dengan aksi ku, Bibi meremas Kontol ku dengan kedua tangannya dan mengocok Batang Kontol ku dengan cepat.....

Hal itu membuat aku kelonjotan, sehingga Bibi berbalik...... Lidahnya yang kini liar memenuhi rongga mulut ku..... Sebisa mungkin aku berusaha mengunci lidahnya....

Namun saat lidah Bibi ku terkunci dan berusaja ku sedot kuat beberapa kali.....


"TEEEEEEEEEETTTT.......!!!!!!"Suara BELL Pintu Rumah BERBUNYI.......


Segera ku tarik kedua tangan ku dari dalam Piyama Bibi, lalu kurapihkan Penis ku kedalam celana Boxer ku. Setelah ku pastikan Bibi berlari ke kamar mandi ku Intip lewat jendela siapa yang menekan Bell diPagi buta seperti ini.......

Aaaaaahhhh!!!! Siaaal!!!!! Rupanya itu Kakek!!! Kq bisa sii pagi pagi kerumah.

Dalam hati ku mengumpat, karna kakek mengganggu indahnya pagi ini bersama Bibi ku Karina.Sial!!!


"Apa kabar kek... Pasti subuh banget ya dari rumah tadi...." Sapa ku setelah membuka Pintu Gerbang yang tadi dikunci.

"Baik cucu ku... Sepertinya kakek telat ya datangnya hingga Ayah dan ibu mu sudah pergi." Terlihat Kakek kecewa diRaut wajahnya .

"Kakek janjian ikut Ayah ke Jakarta???" Tanya ku mulai terkejut.

"Ayaaahh!!!!!" Kata Bibi ku sambil berlari manja memeluk kakek setelah merapihkan diri dikamar mandi setelah saling bercumbu hebat dengan ku.

"Mana Hendra dan Kania??? Mereka sudah berangkat ya tanpa ku????" Terdengar intonasi suara kecewa keluar dari mulut kakek ku.

"Ayaaaah.... Emummpptt... " Sambil matanya mengarah kepada ku, lalu kakek sadar dan mencoba menguasai emosinya.

"Cepiii sayaaang.... Dah mau jam set 6 lho, kamu ga siap siap?? " Kata Bibi ku mengingatkan ku sekolah yang terkesan mengusir ku secara halus.

"O ia, aku siap siap dulu bi..... Kek Aku siap siap dulu ya.... " Kata ku sebelum pamit dari ruang tamu meninggalkan mereka berdua.

"Ia cucu ku, nanti kita sarapan bersama ya... Ga nyangka kamu sekarang menjadi setampan kakek saat remaja dulu cucu ku.... Hehehehe..... " Meskipun memuji ku, terasa kakek memendam amarah. Namun aku yakin Bibi ku bisa menjelaskan dan meredam emosi kakek disana.


Sekedar mengingatkan sepeninggal nenek kandung ibu ku, Kakek menikah lagi. Karna Tugas yang kakek harus jalani dinas diPelosok dan perbatasan, Mama saat muda harus bisa menjaga serta membimbing Bibi Karina dan Paman Anton sejak kecil. Apalagi almarhum nenek atau istri kakek suka sakit sakitan.

Tak heran kalau kini Bibi dan Paman ku sangat sayang kepada Mama, meskipun Cantik terkadang Mama bisa menjadi kasar dan Judes. Hanya Ayah yang bisa meredam dan menaklukan Mama saat Ayah masih muda, gagah dan Tampan tentunya.

Setelah sarapan dan bersenda gurau bersama Bibi dan kakek di meja makan, aku berpamitan kepada Bibi dan kakek. Tapi Bibi menyusul ku tepat saat aku di luar pintu gerbang.


"Sayaaang..... Cepi keponakan ku sayaaang..... Sebentar Bibi lupaa sesuatu niii.....!!! " Duh Bibi ngapain sih teriak teriak. Ia setengah berlari kepada ku membawa sesuatu.

"Ini hadiah kecil dari Bibi, hadiah lainnya nanti ya hihihihihi...... kamu pake buat apa aja terserah Bibi percaya sama kamu.... Mmmmuuuaacchh!!! Semangat ya, jangan minder disekolah." Aku pun berjalan sambil bingung dengan Kartu Debit tabungan yang Bibi berikan pada ku.

Ku berbalik melihat kearah rumah tempat Bibi berdiri didepan gerbang, terlihat Bibi masih disana melambaikan tangannya dengan sangat bahagia. Hingga aku benar benar pergi naik ojek pangkalan pagi itu ke sekolah.



*******


"Jaga Emosi mu,jaga kaki mu, ****** nomer pin kartu itu. Bibi sayang kamuu.... " Isi pesan Bibi melalui aplikasi Ponsel baru ini. Sebelum kegiatan belajar mengajar di mulai.

Dari Ponsel ku pantau saat jam istirahat, rupanya kakek menemani Bibi di warung makan Jumat pagi, bahkan sepertinya Kakek ku yang pensiunan tentara itu bahagia memasak bersama Kakek pagi itu.

Tenang dah sekarang, ada kakek bersama Bibi disana. Walaupun senja tp keGagahan dan kekarnya badan kakek tak jauh berbeda dengan Ayah. Sepertinya Kakek sudah tau dengan aib Ayah yang punya istri muda, pagi itu Kakek sepertinya ingin ikut menyelesaikan masalah itu.


"Sayaaang lagi apa...!!!! " Tanya Mama ku kania di video call siang itu.

"Baru selsai ngerjain beberapa tugas sekolah. Mama itu dimana? Kq keringetan gitu si ma?" Tanya ku karna dilayar ponsel ku Mama terlihat tak mengenakan kerudungnya tapi berada diRuang terbuka. Sungguh tak biasa.

"Mama sama Rudi ni mantai abis makan siang, nemenin Ayah kamu lagi meeting disana..... (Sambil memutar kamera memperlihatkan gedung dan ruangan tempat Ayah mengadakan pertemuan)"

" Mama kangen kamu sayaaang.... Kamu udah makan belum?? Kalau belum susul Bibi mu di warung ya... Ntar Bibi kamu diGodain lho temen temen kamu hihihihi..... " Kata Mama keceplosan.

"Haaah kq bisa siii mah??? Mama kata siapa??? Lagian tadi ada Kakek. Pasti Kakek ngawal Bibi disana.... " Ku mainkan sandiwara ku. Rupanya berhasil, seketika wajah Mama panik mendengarkan Dua pertanyaan sekaligus.

"Hmmm gt ya....(dari wajahnya Mama terlihat menguasai dirinya, karna tak secara langsung Mama memberi Informasi bahwa kakak kelas ku sering kesana) tapi Sayaaang, Kakek itu sebetulnya udah pulang dari Tadi lho!!!! Coba kamu susul bibi, sambil bantu bantu saat tutup warung nanti." Perintah Mama kepada ku.

"Ia ma kalau sempet aku kesana."lalu Mama mematikan sambungan Video Call. Sial dah jam 3 sore ini. Di luar Dugaan, rupanya kakek udah pulang.

Ku panggil ojek langganan ku lalu aku pun meluncur kesana secepat mungkin. Sambil memantau lewat ponsel baru yang lebih Canggih dari Ponsel hadiah yang terdahulu.

Sangat bersyukur saat itu meski sudah menjelang Sore terlihat Warung makan yang cukup luas itu terlihat sangat ramai, walaupun mayoritas dari pengunjung sekedar ngopi setelah makan siang tapi aku sangat yakin Laba bersih dari penjualan minuman sangat tinggi.

Seolah hafal dengan denah letak Ruko Fandi, dengan jalan sedikit Pincang langsung ke dapur langsung membantu membersihkan Piring kotor dan gelas yang tak sempat Bibi ku cuci.

Sedangkan Fandi dan Aldi selain membersihkan meja, mereka berdua sesekali terlihat membantu menghitung makanan yang tamu bayar diKasir.

Bibi ku yang cantik dan sexy ini, tugasnya menghidangkan kepada tamu dan memasak makanan yang yang sudah habis di etalase makanan.

Sungguh pesat perkembangan Warung yang dikelola Mama dan Bibi, dalam waktu singkat bisa menarik banyak pelanggan. Bahkan tamu biasa yang sekedar ngopi atau bersantai.

Semakin sore suasana pun makin ramai dan santai, semua itu tak lain karna keHadiran 2 gadis muda dan cantik ke warung yang tak lain Shendy dan Anya sore itu.

Mereka memberikan Informasi bahwa Warung masih ramai, Jumat sore itu hingga tanpa ragu dan segan Anya serta Shendy membantu Bibi menjadi karyawan dadakan.

Jelas hal itu semakin membuat Bibi ku Karina Bahagia, apalagi melihat ku bekerja keras membantunya diDapur membereskan Semua piring kotor serta Gelas agar tetap tersedia andai tamu datang memesan minuman maupun Secangkir Kopi hangat.

Rico dan Fahri terlihat terkejut mendapati Warung Fandi yang dikelola Bibi sangat ramai hingga setengah jam menjelang tutup, ku lihat sesaat mereka seperti hendak membantu. Namun Fandi dan Aldi malah meledek mereka berdua lewat sindiran.

Lebih baik aku pura pura tak mendengar, lagi pula kaki ku sedikit terasa nyeri setelah berjongkok lalu berdiri mencuci beberapa peralatan dapur yang cukup besar.


"Sayaaang, kaki kamu nyeri kan?? Ya udah duduk dulu istirahat dimeja ini, kamu terlalu porsir tenaga kamu sih. Pasti kamu belum makankan dari siang." Sambil memeluk ku Bibi Karina terlihat sangat perhatian dan panik saat melihat aku mulai meringis menahan nyeri.

"Kebetulan aku juga belum makan, aku pesen Online ya kak tapi pesen minum disini. Sekalian nemenin Cepi makan." Kata Fahri dengan Sigap karna cukup dekat dengan posisi ku duduk.

"Kita juga dong ri pesenin sekalian, ada Anya ama Shendy juga nooh... " Sambar Fandi.

"Kalau gua mah ngarep pengertian aja, secara sering nyontek tugas masa ga ada pemasukan hehehehe..... " Tambah Aldi.


Fahri mengacungkan jempol kepada mereka, hingga pukul 18.30 baru benar benar sepi dan tamu mulai pulang, itu juga setelah sangat terpaksa Shendy dan Anya memberitahukan 'persediaan minuman Habis'


Eh Bibi kemana ya...??? Dah ampir setengah jam ni ngilang!!!!!


Terlihat dietalase dangan hanya Shendy dan Anya , sedangkan Bibi ku Karina entah kemana bersama Fandi dan Aldi. Hal tersebut pasti tak diSadari Rico Bahkan Fahri yang sibuk bermain game diLaptop sedari tadi.

"Hayooo celingukan carii siapa!!!! Kangen yaa...??" Bisik Bibi pelan di telinga ku. Expresi Fahri dan Rico jelas sangat Cemburu melihat Bibi ku sendiri yang bertingkah bagai kekasih ku sendiri.

"Shendy!!!! Anya!!!! Kata Keponakan ku Galau ni milih siapa diantara kalian!!! " Seringai Bibi ku, yang padahal aku sama sekali tak mengucapkan apapun saat itu.

Terlihat baik Shendy maupun Anya wajah putih mereka malu mendengar pengumuman yang dibuat buat Bibi ku.

"Siapa pun yang ga terpilih Cepi gue mah yakin, bakal KIAMAT kalau milih elu Fandi!!! Hahahahhahaaa.....!!!!! " Komentar Aldi yang gempal mengundang tawa renyah dari semua orang yang ada disana.

Aldi yang bertubuh Gempal memang jago melawak mencairkan suasana. Hingga kami pun berkumpul bersama di satu meja. Lalu berdiskusi santai sambil menikmati makan dan cemilan yang dipesan Fahri sore tadi.


"Eummptt... Shendy sama Anya besok malem mingguan ga....??? " Tanya Bibi sambil becanda bertanya kepada mereka.

"Engga kq bi.... Paling ngerjain tugas aja.... " Kata Anya yang sebenarnya anak rumahan.

"Ia biiii.... Malah jenuh ga ada acara besok malem.... " Tambah Sendy yang sexynya "hampir" Menyaingi Bibi ku Karina. Terutama dibagian payudaranya.

"Kalau gitu besok sama Minggu nongki sini aja nemenin Bibi gimana... " Sambil memperlihatkan wajah nya yang cute dan memainkan alisnya.

"Tenang aja deeh.... Pokoknya Mama Cepi pulang Bibi Traktir keSalon." Tambah Bibi ku.

"Lebih baik Minggu Istirahat deh bi, apalagi kalau besok rame kayak Tadi. Kecuali yang kerja Bobotnya kayak siAldi nih, bagus buat langsingin badan Hahahahahaha...." Pendapat Fandi yang jelas kembali mengundang Tawa kami semua.

"Tapi aku setuju siBi dengan ide 'siDatuk Maringgih' jadi kita nyalonnya hari minggu hihihi.... " Kata Shendy dengan polosnya.

"Datuk Maringgih??? " Tanya Rico polos lalu setelah menatap Fandi semua tertawa.....

"Heeeemmmhhh belum tau aja ya sama 'pentungan' gue, ntar pada nagih lho.... " Semua tertawa, dengan Dark Joke Fandi. Kecuali Anya dan Shendy yang terlihat malu, sedangkan Bibi ku segera mencubit Fandi.

"Ya udah, jadi Deal ya.... Minggu Libur jadi kak Karina bisa Istirahat sambil Quality time sama Istirahatin badan." Fahri kali ini ikut berbicara mangalihkan perhatian candaan mesum Fandi.

"Bener gpp ni Fan aku libur minggu....??? " Tanya Bibi padanya.

"Kq jadi Tanya saya sih kak?? tanya Capii tu biar ga bingung milih Anya atau Shendy, ampe bengong dia tuh dari tadi liatin mereka!!!! Hahahahaha....!!!" Seketika baik aku, Shendy dan Anya tersipu malu dengan candaan Fandi.


Meski masih muda Bibi terlihat kagum dengan bijaksananya sikap Fandi, karna dari itu selain selalu membagi rata keuntungan harian bersih tanpa memotong modal belanja bahan makanan, Bibi dan Mama mendapat Fee dari aktifitas rutin membersihkan tempat itu dan sekitarnya.

Sengat wajar bibi ku yang sexy dan pekerja keras ini terlihat sungkan, andai minggu ini ia meminta libur. Pukul 0730 aku dan Bibi tiba dirumah, Shendy dan Anya yang makin Akrab dengan Bibi sempat mengobrol diruang tamu cukup lama.


Karna pulang tadi kami berdua memilih pulang bersama kendaraan Anya, Setelah Aku dan Bibi video call bersama Shendy dan Anya yang makin akrab dengan Mama juga yang rupanya stay Fasilitas Mess disediakan Kantor Pusat. entah mereka pulang jam berapa malam itu. Karna setelah ku minum obat efeknya,membuat tertidur diSofa ruang keluarga.


Hingga tengah malam ku terbangun, ternyata Bibi menyelimuti ku dan tidur disamping ku di ruang keluarga malam itu. Tapi Bibi kq ada yang aneh ya???? Apa karna Bibi kelelahan?


Setelah melepas hijab dan tak sempat salin baru kusadari...... Rupanya Kaos yang di gunakan Bibi Seharian tadi karna belum sempat salin rupanya terlihat BASAH TEPAT DIBAGIAN PUTING PAYUDARANYA!!!!!

SHIT!!!! Bisa gini ya???? Masa iya mesti gue pantengin terus Bibi tiap hari???? Umpat ku dalam hati, lalu aku pun kembali tertidur malam itu.


Sabtu pagi aku terbangun hampir kesiangan, Bibi saat sarapan sudah salin pakaian mengenakan baju tidur. Tapi???? Kq udah mandi dan keramas ya????

Ingin rasanya ku cek kamera pengawas lewat Ponsel ku, namun rasanya terlalu gegabah. Setelah menyalaminya dan berangkat sekolah karna kesiangan hal itu membuat ku benar benar terpecah Konsentrasi mengawasi Bibi ku Karina pagi itu.


"Deek.... Ntar mau bareng pulang sekolah bantu kak Karina?" Suara Khas Lembut dari Anya saat jam istirahat di taman Sekolah.

"Tapi aku ga bawa salin kak, gpp deh nanti aku kerumah dulu baru nyusul." Kata ku kepada Kak Anya yang seperti kakak ku sendiri.

Lalu kak Shendy duduk diSebelah ku sambil menatap Kak Anya, seperti ragu ragu Shendy ingin mengatakan sesuatu tapi terlihat takut.

Setelah terlihat dari sorot mata kak Anya seperti meyakinkan Shendy, dengan hati hati Shendy menyampaikan sesuatu yang penting kepada ku.


"Kalau bisa jangan lama lho, karna pagi ini Aldi sama Fandi ga Sekolah.... " Bisik Shendy pelan kepada ku.


Seketika aku tertegun, setelah manatap kak Anya ku tatap Kak Shendy mereka bergantian menganggukkan kepalanya seolah membenarkan dan meyakinkan ku.

Beberapa menit saat istirahat sekolah itu aku menenangkan diri, ingin rasanya membuka Ponsel ku dan cek sedang apa Bibi ku sekarang. Namun tetap ada Anya dan Shendy, mereka pasti tau Bibi ku yang Sexy diGoda habis habisan oleh Fandi dan Aldi. Secara baik Fandi dan Aldi yang terkenal cukup Cabul, tau persis bahwa Bibi ku yang sexy dan Cantik berstatus Janda saat ini.

Oleh karna itu aku menahan diri dan tetap tenang, dan tidak membuka akses Spycam yang terpasang diWarung didekat Anya dan Shendy. Belum lagi resiko lain seperti teman teman ku Nimbrung, atau lebih parah lagi Bibi ku lagi bermesraan dengan mereka.


"Lo Ribut bro ama siRico dan Fahri???" Tanya Yudi kakak kelas ku yang biasa nakal bareng dalam hal ngrokok. Sontak Anya dan Shendy yang duduk bersama dengan ku terkejut dengan pertanyaan Yudi.

"Ribut gmana ya kak? Ada kabar dari mana?" Jawab ku santai setelah dikejutkan kehadiran Yudi dari belakang ku.

"Hehehehe.... Nebak aja, kirain adek gue kenapa napa... " Sambil tersenyum ia berkata pada ku, Yudi terlihat lega setelah bertanya padaku dan aku terlihat baik baik saja.

"Dari pagi gue liat siFahri ama siRico keliatan Morang Maring ga jelas dikelas. Gue khawatir aja mereka ada masalah ama elu Dek." Jelas Yudi kepada ku.

"Morang maring gmana si maksudnya Yud??" Tanya kak Anya.

"Morang maring itu, gelisah ampir mirip marah marah ga jelas tp ga histeris. Gue Khawatir Adek gue siCepi ini sama.... " Penjelasan Yudi tertahan karna melihat Shendy ada bersama kami. Lalu menatap ku.

"Santai aja kali kak, Shendy dah paham situasi kq." Kata ku kepada Yudi meyakinkan agar menceritakan lebih Rinci.

"Gue khawatir mereka berdua marah ga jelas karna elu, nyokap elu dan Bibi elu.... " Kata kak Yudi sambil ragu ragu dan mulai memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana seragam.

"Mereka berdua emang gitu sii kalau urusan lagi galau atau karna Patah Hati." jelas Shendy.

"Waktu mutusin pacar, mereka juga mereka langsung galau terus Mabok mabokan." Tambah Shendy yang sepupu Fahri pasti tau prilaku Fahri.

"Berarti bener dong gossip pacar mereka 'Tidur' sama Om Om??? " Tanya Yudi pelan berbisik. Shendy pun menganggukkan kepalanya.

"Pokoknya ada masalah ama mereka lu bilang gue bro, meskipun gue ga ada bukti kuat tp gue yakin mereka lagi Naksir Berat ama Nyokap dan Bibi elu." Kata Yudi Tegas sambil memegang bahu ku. Lalu meninggalkan kami bertiga.


Sungguh betapa malunya aku andai Hubungan Rahasia dan kenakalan Mama dan Bibi ku terbongkar, Namun anehnya aku malah merasa Horny membayangkan baik Rico dan Fahri bercinta disaat saat yang tak ku ketahui.

Di tiap kesampatan saat Ayah ku sibuk dan aku sendiri lengah seperti sekarang ini. entahlah seperti apa saja kenikmatan yang Rico dan Fahri berikan terutama Mama ku yang cenderung Judes walaupun cantik dan Bibi berbody sexy dan kesepian.

Hingga akhrinya mereka rela memberikan kenikmatan terlarang kepada ku. Pikiran dan perasaan ku lebih tenang setelah tau betapa Mama dan Bibi sangat menyayangi ku, walaupun segi Fisik dan penampilan dibawah Rico apalagi Fahri.


"Heiii!!! Ngelamun aja!!!! Coba jelasin apa yang saya jelasin tadi???? " Pak Guru menegur ku, membuyarkan horny dan lamunan ku barusan.

"Aaaa.... Itu pak... Anu pak.... Aaa... Gmana ya...." Jawab ku tergagap diSertai rasa kaku.

"Huahahahahahhaha..... Hahahahhahaah.... " Satu kelas menertawai kekonyolan ku saat itu.


***


"Bareng gue aja yuk sekalian lu balik, ada yang mau gue omongin!!!! " Ajak Catur pada ku menaiki motornya sebelum aku berjalan pulang menghampiri Pangkalan Ojek.

"Tumbenan nih bro, kayaknya ada yang penting ya??? Hehehe.... " Jawab ku kepada kakak kelas 2 ini.

"Ini tentang Bibi elu bro, Karina..... " Bisik Catur setelah membuka helm Full Facenya.


DiRuang tamu sambil menikmati minuman segar kali ini Catur menceritakan apa yang ia lihat ditempat Tongkrongan, biasa ia bergabung dengan rekan rekan Otomotifnya.

Dengan sangat hati hati dan tegang ia mulai menceritakan tentang Fandi dan Aldi yang rupanya sama tergila gila pada Kania dan Karina, yang baru saja Catur sadari bahwa mereka adalah Ibu dan Bibi ku.

Berhubung jauh lebih sering nongkrong bareng atau lebih dekat dengan Fandi dan Aldi, lebih jauh ia ungkapkan sebetulnya Fandi dan Aldi punya tujuan merebut Mama dan Bibi dari Rico dan Fahri yang secara Fisik maupun penampilan baik Fandi kurus sedangkan Aldi bertubuh gemuk.

Semalam sebenarnya ampir terjadi perseteruan antara Fahri dan Fandi ditongkrongan, hingga akhirnya entah apa yang terjadi Catur kakak kelas ku melihat Rico, Fahri, melawan Fandi serta Aldi di balapan liar.

DiLuar dugaan Catur, dengan strategi dan persiapan matang, Aldi dan Fandi menang telak diBalapan Mobil itu. Ia kaget setelah ditelusuri dan bervideo call merayakan kemenangan 'mereka' dengan seseorang rupanya Aldi dan Fandi merayakan kemenangan semalam bersama Karina Bibi dari Cepi!!!!!


"Gue akuin gue nakal bro, apalagi gue cuma bisa kirim doa buat nyokap gue diSurga. Meskipun elu orang nya CUEK. Tapi gue ga mau ngomporin elu juga, makanya gue sampein hal penting ini buat elu." Jelas Catur yang peduli kepada ku.

"Thanks ya bro dah ngingetin gue, tp gue harap lu jaga rahasia ini ya. Pelan pelan gue pasti bicarain ini dengan Nyokap dan Bibi gue." Terang ku sehati hati mungkin kepada Catur tanpa membahas sejauh mana kenakalan Mama dan Bibi selama ini.

"Elu kawan gue, Aldi dan Fandi juga. Gue bukan sok pahlawan, tapi gue paham juga kalau SiFandi ama si Aldi korban Bully Rico dan siFahri. Gue yakin kita bisa selsaiin baik baik andai elu terlibat." Jelas Catur memberikan Solusi.

"Gue bakal omongin Ntar sore, lagian mereka sekarang lagi kerja bareng di warung Fandi yang dikelola Bibi gue." Mendadak Catur pun tercengang.

"Tenang aja, kalau gue butuh bantuan elu pasti gue kabarin. Lagian ada apa apa pasti gue ngadu ma Bokap." Kata ku menenangkannya. Lalu ia pun pamit karna masih harus Latihan dan Bimbel sebelum besok libur.


Sepeninggal Catur, aku sekarang bisa membedakan teman teman yang tulus, teman teman yang benar benar baik. Aku berhutang budi kepada mereka, suatu saat Pasti aku akan balas budi baik mereka.

Bebelasan Panggilan Video Call tak sempat ku jawab dari mama, aku pikir lebih baik ku berikan Kabar sebelum membuka Laptop dan komputer melihat apa yang terjadi semalam dan Pagi tadi di rumah dan Warung Fandi.


Setelah 3 kali tak di Jawab akhirnya.....

"Halloooo sayaaanngghhh..... Ssshhh.... Dah dirumah??? Aahhh..... " Jawab mama lalu terdengar samar suara seseorang menyuruh mama mematikan video nya sambil tetap bicara pada ku.

"Mama lagi apa itu maa?? Mama lagi dimana??? " Tanya ku dengan sedikit membentak namun horny melihat beberapa detik wajah mama yang tak mengenakan kerudung.

"Mama lagiiihhh sakiitt peruutthhh tadi kepedesan ssshh.... Ntar sambbunggghh lagii yyyyhhhh.... " Lalu mama mematikan ponselnya.


Aneh!!!! Mama lagi apa sih???


Lalu ku tujukan mata ku keLayar komputer dan laptop ku, setelah ku Kunci pintu kamar ku pasang Head Set baru dari Set Lengkap Laptop gaming. Sehingga sekarang aku bisa mendengarkan suara dari Spy Cam dan CCTV rumah.

Jantung ku berdegup cepat saat pagi itu terlihat Bibi ku karina dijemput seseorang dengan mobil pabrikan Jerman yang bisa dibilang jenis sedan untuk Balapan, lebih tegang saat terlihat Bibi ku tertawa manja saat membuka dan duduk di kursi penumpang sedan tersebut.

Pengawasan kali ini ku alihkan keWarung tempat Bibi biasa memulai aktifitas Memasak sebelum mulai berdagang pagi itu, terlihat Bibi benar benar cekatan memasak dan mempersiapkan bahan makanan untuk menu Hari sabtu terlihat dari layar sebagian ada diKulkas dan Freezer di ruangan itu.

"Nii cobain enak ga..." Kata Bibi kepada Fandi manja sambil memberikan seSendok makanan yang ia masak kepada Fandi.

"Mmmm mmmm mmmuantabb mmmm.... Bisa keker badan Fandi kayak gini caranya tiap hari kak. Apalagi yang bawah nih..... Hahahaha...." Kata Fandi yang mengunyah makanan sambil bercanda Cabul tanpa malu malu kepada Bibi Karina.

"Aaah kamu...... Sekarang bilang gini. Ntar nemu yang lebih cantik dan muda aku pasti dilupain deh!!!" Kata Bibi sambil meneruskan masaknya. Memasang wajah merajuk.

"Ga mungkin kak Karina ku sayang.... " Sambil memeluk Bibi ku dari belakang, menempelkan selangkangannya dibelakang belahan pantat Bibi ku yang tinggi dan sexy karna Fandi hanya sedikit lebih tinggi dari Bibi ku Karina.

"Malah aku beruntung, akan selalu ku bahagiakan bidadari ku ini..... Setiap saat setiap waktu." Goda Fandi yang semakin berani memeluk Bibi karina, seperti tak ada protes atau penolakan dari Bibi ku saat itu tapi.....

"Aaaah kamu sama aja!!! Ntar juga bilang hal sama kan sama Kania kakak ku!!!hihihi....." APA!!!! FANDI PERNAH GODAIN MAMA!!!!! Sambil melepaskan pelukan Fandi dari tubuh sexynya yang tertutup.

"Dah tuh, bawa kedepan gih.... Dah siap yang itu.... " Perintah Bibi ku.

Setelah meletakkan salah satu mennu makanan didepan, Fandi menuruti perintah Karina Bibi ku untuk mulai memasak salah satu mennu lainnya di kompor yang berada di depan Fandi.

Namun setelah itu lagi lagi terjadi Aksi Fandi lainnya kali ini semakin berani.

"Kak Karina bener bener ragu ya sama ucapan ku tadi?? Katakan sama aku... Hal apa yang harus ku Buktikan kalau aku benar benar tergila gila sama kak Karina." Kali ini sambil memeluk Bibi Karina dari belakang, kedua tangan Fandi yang kurus mulai aktif meraba sesekali meremas kedua Payudara Bibi Karina yang besar dari luar baju kaos berwarna hitam berbahan tebal.

"Iih gombal.... Eummmppttt coba buat Tiga hal sampe buat aku percaya.... Ssshhh.... " Bibi ku mulai tak konsen memasak karna Fandi meremas cukup keras kedua payudaranya.

Fandi berbisik kepada Bibi ku yang sexy dan terlihat dilayar Bibi ku mulai horny sambil menyandarkan kepalanya diDada Fandi.

Disaat yang sama Aldi datang membawa beberapa bahan makanan terlihat masih fresh, hingga tanpa disadari Fandi dan Karina Bibi ku cukup lama Aldi memperhatikan mereka berdua.


"Alaaah gitu doang!!!! Gua juga bisa hahahha.... " Kata Aldi, namun anehnya Fandi tak melepaskan pelukan bahkan menjadi jadi meremas kedua Payudara Bibi ku Karina dari belakang.

Bahkan lebih gila lagi, Bibi ku Karina terlihat sangat menikmati remasan tangan Fandi sambil menatap Aldi. Seperti menunjukkan kepada Aldi bahwa dirinya adalah milik Fandi sekarang.

Namun tak ada risih maupun protes dari Aldi saat itu.

"Heh bawa tu yang itu, ntar gosong dagangan kita.... Kali ini bagian elu siapin sisanya." Tanpa protes Fandi melepas kedua tangannya dari Payudara Bibi, lalu Bibi seperti tak terjadi apa menyajikan masakan nya kePiring hidangan Display makanan. Tapi.....

"Udah kak jangan terlalu capek, biar bagian si Fandi yang siapin." Sambil meminta Bibi menjauhi masakan yang baru ia masak untuk diPindahkan kePiring.

Lalu dengan cepat Aldi memanfaatkan moment itu untuk memeluk Bibi ku dan Mencumbu bibirnya. anehnya Bibi ku saat itu menerima Ciuman Aldi, cukup lama mereka berciuman hingga beberapa kali terlihat Fandi beberapa kali bolak balik mempersiapkan jenis masakan yang dimasak Bibi.

Lalu.....


"Woyyy Gembrot!!! Kasian tu Bibi bisa abis napas lu sedot terus!!! Masih ada yang harus disiapin!!!" Kali ini Fandi mulai cemburu dan ngomel. Dari pengamatan ku Bibi hanya mengimbagi ciuman ciuman lembut dan mesra dari remaja gemuk saat itu.

Saking lembut dan mesranya cumbuan cumbuan Aldi, Bibi ku Karina mengabaikan Fandi pemilik tempat itu melakukan Tugas yang seharusnya menjadi tugasnya.

Kepala ku mulai pusing, banyak sekali pertanyaan demi pertanyaan dikepala ku sekarang. Daripada aku hanya sekedar nonton dan melihat rekaman kamera semalam, lebih baik aku keWarung sebelum mereka berbuat lebih jauh menaklukan Bibi ku Karina disana.

Meskipun ada Anya membantu Bibi disana, bukan tidak mungkin ada celah waktu yang mereka manfaatkan untuk terus menggoda bahkan menaklukan Bibi ku disana.


*******



"Woyy bro.... Makan siang dulu dah itu makan obat, dah ngerjain tugas baru bantuin kak Karina." Sapa Aldi kepada ku. Yang baru tiba disana.

"Ia bro, pokoknya hari ini jangan terlalu diPorsir, kita ada Babu baru hari ini buat kerjain kerjaan berat Hahahahahaha.... "Fandi, Aldi,Karina bibiku hingga Anya yang terlebih dahulu ada disana tertawa renyah mendengar ucapan Fandi barusan.

Aku pun hanya melongo bingung mendengar ada "babu baru" Di warung ini.

"Kalian ini kasar banget sii.... Udah ah jangan di'ledekin' terus kasian, lagian juga mereka kan teman kalian juga." Kata Bibi sambil menghampiri ku yang belum masuk keEtalase dalam tempat khusus karyawan.

"Sekali kali emang kudu digituin kak, biar ga Kurang Ajar!!! Untung kak Karina baik." Kata Aldi.

"Sini Ponakan ku sayang... Makan dulu, dah itu kerjain tugas sekolah ya.... " Kata Bibi ku memanjakan ku mengandung ku didepan mereka saat itu bagai kekasihnya. Wangi Aroma Parfum Bibi ku Karina sangat wangi, sehingga aku hanya menurut saja apa yang Bibi ku katakan.

Baik Anya, Fandi, dan Aldi lalu ku sadari ada Rico, sama sekali tak cemburu ataupun melihat ku curiga saat itu. Aku rasa mereka maklum, karna Bibi tak memiliki anak jadi semua kasih sayang keIbuannya tercurah kepada aku dan Rudi adik ku.

Beberapa pengunjung datang untuk makan siang, terlihat Anya sibuk menghitung jumlah harga makanan sedangkan Rico terlihat aneh karna ia membersihkan meja kotor.

Sedangkan Aldi dan Fandi sambil memainkan ponsel ia mengawasi Rico bagai boss besar, Bibi terlihat menyiapkan hidangan untuk tamu.

Setelah ku ambil makanan sekedar untuk ganjal meminum obat, aku berbisik bertanya Bibi. Karna suasana terasa janggal.

"Bi..... Sebenarnya ada apa sih??? " Bisikan ku penasaran. Setau ku Dari Catur, semalam Rico dan Fahri kalah taruhan dari Fandi dan Aldi.

"Nanti Bibi cerita di rumah sayang, sekarang fokus makan siang yang banyak trus fokus kerjain tugas supaya kamu bisa kejar cita cita mu ya. Mmmuuach.... " Bibi ku tanpa sungkan mencium kening ku bagai mencium kekasihnya.

"Beruntung lho punya Bibi Karina Bro.... Udah Cantik, Sexy, Jago masak pula!!! Jadi pengen nglamar jadi kakak tiri elu gue..... " Kata Aldi.

"Hahahahaha..... Yang ada rugi berat dong Kak Karlina, udah rugi masak, rugi pula beban hidupnya...... Hahahha..... " Kali ini Anya mulai berani meledek Aldi. Sampai sampai beberapa pengunjung yang mendengar komentar Anya ikut tertawa.

"Tau tuh, udah suburrr badan, masih mauu aja ama yang bening, ga ada puasnya Hidup elu." Kali ini Rico sambil membawa piring kotor kearah dapur berkomentar.

"Eh tp ga brengsek ya kayak elu dan kawan elu..... " Tegur Aldi kepada Rico.

"Udah udah.... Mereka lagi jalanin massa hukuman kan, kalian lama lama bisa berantem kalo kayak gini terus." Kata Bibi terlihat mulai resah.

"Selama ada Maaf dan kesempatan dari Kak Karina aku akan jalanin kq bi, lagi pula yang ngomong kan cuma Buntelan Kentut. Hahahaha... " Jawab Rico.

"Rico udah stop, aku bakal marah kalau kalian ledek ledekan lagi. Keponakan kesayangan tante juga tuh jadi ga nyaman makan sama tamu yang dateng juga." Omel Bibi yang kali ini terlihat serius.

Aku lebih memilih pura pura fokus menikmati santap siang ku, benar saja sepertinya kakak kelas ku mengerti. Bibi ku yang biasa manja dan lemah lembut siang ini terbawa emosi dengan aksi saling ledek yang sebenernya biasa di kalangan remaja.


"Udah bro gpp, sekarang tugas gue hari ini bersihin yang kotor. Gue sekarang lagi jalanin hukuman dari kak Karina." Kata Rico, membawa piring kotor kedapur.

"Cepi sayaang, selsaiin tugas sekolah mu ya diatas bareng Anya. Ada Fahri juga kq diatas lagi ngerjain tugas sekolah. Dah itu minum obatnya supaya kaki kamu ga nyeri." Iya bi... Dalam hati ku bertanya tanya tumben banget hari ini Bibi cerewet kayak mama....


"Eh bro!!! Dah makan lu?" Tanya Fahri yang terlihat mengerjakan 3 buku sekaligus dibantu mencontek via Laptop. Belum lagi ada beberapa buku lainnya.

"Udah kq, ini mau ngerjain tugas juga." Jawab ku santai duduk diHamparan karpet lantai 2 bersama kak Anya.

"Keren juga lu bisa kerjain soal lumayan cepat." Puji kak Anya kepada Fahri.

"Iyaa dong, gue tadi nyogok siFatah biar bantu gue ngasih Contekan." Kata Fahri yang terlihat lelah lebih dari 1 jam kira kira tanpa henti menulis.


Sejujurnya Fahri dan Rico adalah Daftar dari beberapa orang yang gue benci saat ini, tapi kalau udah liat kondisi kayak gini gue ngrasa Iba juga. Aku juga ga berani bertanya sama Anya, karna ada Fahri bersama ku.

Ya udah sabar, lagi pula nanti Bibi ceritain dirumah. Lagi pula ada kamera yang bakal bantu jelasin andai Bibi berbohong.

Awalnya aku, Anya, dan Fahri sangat konsen mengerjakan tugas dari sekolah masing masing. Namun sekitar beberapa puluh menit kemudian kami berpandangan serius saat mendengar tawa riuh, Aldi, Fandi, bahkan Rico dan Karina Bibi ku.

Arah tawa mereka berempat berasal dari arah dapur, sampai sampai Fahri meninggalkan catatannya lalu ketangga mengintip ada apa dibawah.

"Ada Shendy tuh" kata nya.

"Heboh amat, kirain ada apa." Kata Anya.

Beberapa menit kemudian.....

"Heii semua..... " Sapa Shendy manja sambil membawa beberapa cemilan untuk kami.

"Sorry kesorean tadi nganter nyokap arisan dulu... Hihihi... " Jelas Shendy.

"Elu ga bawa tugas sekolah buat dikerjain bareng??? " Tanya Anya.

"Duh kayaknya gpp deh ntar aja gue nyontek ma elu yaah.... Hihihi.... " Tatap Shendy kepada Anya. Lalu berjalan ke arah Tangga meninggalkan kami setelah menyimpan beberapa cemilan.

"Wuuu... Dasar.... " Timpal Anya sambil memonyongkan bibirnya namun terlihat sangat Cute bagi ku, namun pandangan mata ku tertangkap mata Anya.

Entah apa yang ada diBenaknya wajahnya tiba tiba memerah setelah tau aku memandangi nya...

Aku pun kembali mengerjakan tugas tugas ku, entah kontak batin atau Feeling. Setelah setengah jam lebih, perasaan ku ingin sekali berjalan keArah Tangga atau sekedar mengintip dari sana.

Walaupun ada Shendy dibawah sana, namun tetap perasaan dan feeling ku berkata lain. Apalagi Bibi selalu menekan kan aku untuk minum obat sebelum aku ke lantai 2 ini.

Karna tak mungkin bagi ku jujur atau melihat spy cam Anya melalui ponsel ku. Setelah ku Pertimbangkan dan perhitungkan secara matang. Aku yang punya Firasat tak enak dan Feeling kuat tentang Bibi dan mamah ku saat ini, secepat kilatku berdiri.

Lalu bergegas berjalan keArah tangga, "eh kamar mandi lantai Satu yah...." Tanya ku sambil pura pura tak tau yang hanya tinggal selangkah menginjakkan kaki di tangga.

Tanpa menghiraukan perkataan Fahri, ku langkahkan kaki walaupun terasa sedikit masih sakit menuruni tangga. Kedua mata ku dikejutkan dengan pemandangan antara Rico dan Shendy!!!!!!

Rico segera merapihkan Penisnya yang sedang dikocok Shendy sambil duduk berdua bersampingan.

"Kemana bro??" Tanya Rico panik sambil terus memasukkan Penis Hitamnya yang konak.

"Mau ke air nih... " Jawab ku sebelum melalui mereka. Sepintas Shendy malu menundukkan wajahnya yang merah padam.

Hanya selangkah lagi aku sampai di dapur, hingga akhrinya..... terlihat jelas oleh ku Aldi dan Fandi sedang mengeroyok merangsang Bibi ku, diSpot tersembunyi dekat kamar mandi.

Mata Bibi ku melotot kaget saat matanya di ujung dapur melihat ku berdiri, ia mendorong kuat Fandi yang mencumbu pipinya dan Aldi yang tengah menyusu di payudaranya. ia memasuki kamar mandi dengan pakaian dan bra acak acakan, lebih parah dari itu aku sepintas memperhatikan Kontol Panjang Fandi dan Kontol gempal Aldi yang gempal seperti badannya. Mereka sempat membalikkan badan melihat reaksi Bibi yang ketakutan dan segera masuk kamar mandi.

Aku membelakangi mereka, sedangkan Aldi dan Fandi sibuk membelakangi ku merapihkan celana mereka berdua.


"Maaf bro maaf... Permisi.... " Kata Aldi melewati ku.

"Sorry banget bro kita khilaf permisi bro.... " Kali ini Fandi melewati ku dan meninggalkan ku sendiri di dapur.


Bisa saja saat itu juga ku hantam Aldi dan Fandi, namun melihat ada beberapa tamu cukup ramai di depan aku menenangkan diri demi manjaga Harga Diri Bibi ku jatuh semakin jauh.

Lebih parah lagi andai malah Bibi ku diarak warga, karna diluar tempat ini cukup Ramai.


"Maafin Bibi nak, Bibi mohon... Beri Bibi kempatan buat jelasin sama kamu..... " Kata Bibi ku memeluk ku dari belakang, setelah cukup lama di kamar mandi. Dengan suara yang menahan tangis.

"Aku mau ke kamar mandi bi... " Karna saat itu aku berdiri membuka pintu belakang dapur sambil melepaskan pelukannya. Terkena angin sore sambil melihat lalu lalang warga menjalani aktifitas kesibukan masing masing.


Setelah cukup lama dikamar mandi sambil mengecek kamera spycam berjalan baik baik saja, aku berjalan seperti biasa ke lantai Dua bangunan ini.

Sinar matahari Sore mulai meredup, warna langit senja ku nikmati bersama hembusan angin segar beberapa saat di pintu belakang Dapur sambil menenangkan diri. Namun dihari itu tak menyurutkan yang Tamu semakin ramai, makanan pun hanya menyisakan beberapa jenis mennu bisa dibilang hampir Habis. Namun semua itu tak seimbang dengan raut wajah Bibi yang terlihat murung dan sedih, membuat beberapa jenis Juice dan Minuman hangat.

Tak kalah dengan Bibi, keceriaan dan expresi Shendy pun hilang seperti saat ia datang kesini,sambil merapihkan piring bersih didekat Bibi.

Hanya Anya, yang terlihat ceria menghitung Tagihan dan ceria kepada Tamu pengunjung. Hingga Anya sadar ku sedang menatapnya ia berkata....

"Baru sadar ya deek gue paling cantik disini." Sambil mengedipkan matanya pada ku.

"Plakk.... GR amat siii dilatin gitu aja... " Protes Shendy sambil menapar pantat Anya.

Wajah Bibi terlihat ceria dengan prilaku mereka berdua, seolah olah lupa dengan kejadian diDapur tadi.

"Iii Bibi.... Liat tuh Shendy main Pukul." Protes nya manja.

"Elu balesnya tampar pantat gue aja.... Gue iklas kq gue Ikhlas.... " Serobot Aldi yang rupanya ikut memperhatikan candaan mereka.

"Wuu.... ngarepp mimpi.....!!!!!" Jawab Anya ketus.

"Hahahahaha hahhhahaa.... " Fahari dan yang lain menertawakan Aldi yang berbadan gemuk atau tepatnya gempal.

"Anya nampar pantat elu, yang ada tangan Anya yang cedera bukan pantat elu yang merah hahahaha.... " Cela Fahri dari atas tangga.

"Oke sekarang tugas hukuman gue cuci piring kotor dibelakang ia kan??? " Tanya Fahri penuh semangat sambil menatap Bibi ku mesra. Lalu segera memalingkan wajahnya karna baru sadar aku ada dibelakangnya.

"Kak mau pulang bareng gak?? Aku lupa ni ga bawa obat!!! " Kak Anya yang paling cantik dan Cute itu mendadak kaget. Walaupun paling cantik diantara Shendy dan Karina Bibi ku, kak Anya tak seSexy Shendy apalagi Karina Bibi ku.

"Hmmm ia deh, aku juga balik ah, sekalian jemput mama ni dirumah sodara." Tambah Shendy yang sepertinya tak ingin kejadian tadi terulang padanya.

"Ya ampun dek udah jam berapa ini?? Kamu kq ga minum obatnya siii...?? Ya udah yuk.... " Namun wajah Anya terlihat bingung sambil seperti mengajak Bibi ku Karina pulang bersama kami.

Aku dan Anya membereskan buku dan perlengkapan sekolah di lantai 2, sambil membereskan buku aku berfikir akan mengajak serta Bibi ku Karina. Karna saat itu sudah menunjukkan pukul 17.20

Sebenci apapun dan kekesalan ku kepada Bibi, namun tetap semua tadi aku yakin akan lebih parah Andai mereka bertiga lakukan diDalam kamar mandi. Sisi lain hati ku mengatakan Bibi ku hanya terbawa suasana, toh nyatanya ia sangat sayang pada ku.


"Yuk semua duluan yaa.... " Sapa Anya yang ada dibelakang ku. Ke arah Fandi dan Rico yang duduk dimeja dekat Tangga.

Wajah Bibi terlihat sangat tegang, melihat aku bersiap membawa tas pulang. Sampai sampai Bibi terlihat pura pura sibuk, karna Bibi tau mata ku menangkap Bibi, Shendy dan Aldi sedang berdiskusi di meja belakang etalase jualan.

"Biii.... Yuk pulang duluan aja kita, dah sore banget lho ini... Bibi udah lelah seharian kerja." Bibi ku segera menatap kearah ku dengan mata berkaca kaca. Beberapa detik Bibi yakin dengan ajakan ku ia menatap Fandi.

Namun sebelum Bibi ku yang cantik dan Sexy berbicara Fandi mendahuluinya.

"Ia kak gpp bareng Cepi aja, lagian kan masih ada 'babu dadakan' hahahaha... " Seolah Fandi ikut menegaskan dan mencoba pura pura lupa aksinya mencabuli Bibi ku sekitar satu jam yang lalu.

"Hmmmpppttt... Serius ya nanti bantuin Fandi sama Aldi supaya nanti aku tulus maafin kalian." Kata Bibi sambil mengusap kepala Fahri. Yang sekarang Fahri menjadi pencuci piring.

"Sayaang bentar ya, Bibi kekamar mandi dulu." Bibi ku pun berjalan centil seperti bebek kekamar mandi karna bokong besar dan celana jeans ketat memperlihatkan pinggulnya yang indah.

Shendy pun mulai tersenyum kepada ku namun terlihat cangung.

"Kayaknya banyak banget ya hari ini yang beli??" Tanya ku untuk melepas kecangungan diantara kami berdua.

"Lumayan banget, bisa dipake Holliday juga.." Kata Shendy.

Setelah ku berbincang dengan Shendy terlihat Pria paruh baya seumuran ayah ku namun berbadan gelap dan lebih gagah melihat lihat beberapa menu makanan.

"Silahkan pak mau hidangan yang mana" tanya sendi hangat.

"Gpp gpp... Kalau ada teh manis hangat saja. Buat nemenin saya sambil Nasehatin anak saya." Katanya dengan suara berat penuh Kharismatik.

"Aaayahhh....!!! " Komentar Fandi berdiri dari meja tamu, sambil menutup beberapa buku pelajaran yang ia periksa karna diTulis dan diKerjakan langsung oleh Fahri.

"Kamu ini naaak... Mbok di jawab telp ibu mu kalau asik dengan belajar dan kesibukan seperti ini." Sambil menampar pelan kepala anaknya yang sedikit lebih tinggi darinya.

"Ponsel aku diatas sih yah, tadi rame juga jadi ga sempet pegang ponsel." Jelas Fandi.


Sungguh jauh berbeda rupa ayah Fandi dan dirinya yang tinggi kurus. Dimata ku Rico lebih cocok bahkan mirip untuk menjadi anak Om om yang baru ku tau beliau adalah ayah dari Fandi.

Beberapa saat ayah Fandi menatap keadaan di tempat itu yang ramai dengan pengunjung, beberapa pengunjung yang tak terlihat makan pun terlihat asik dan santai menikmati Juice dan minuman hangat.

"Kamu memang mewarisi jiwa bisnis dari ibu mu nak HEHEEHE.. " Puji ayah Fandi kepada anaknya.

"Bukan aku sendiri lho yah, ini semua berkat Teman teman ku dan Kakaknya Kak Karina!!! " Sambil menunjuk Bibi ku yang semakin cantik setelah berMake Up dari kamar mandi, yang kebetulan dekat meja mereka duduk merapihkan hijabnya.

Soroti mata melotot yang entah seperti apa yang tak bisa ku ungkapkna dari mata Ayah Fandi terlihat oleh ku. Bibi ku langsung menghampiri beliau yang hanya 2 langkah dari tempatnya berdiri.

"Kelalin om saya Karina... " Bersalaman dengan ayah Fandi.

"Siswono ayah Fandi.... " Ayah Fandi mengenalkan diri dengan sorot mata kagum atau entah horny. Karna ku tangkap matanya melihat Payudara Bibi ku Karina.

"Tanpa mencicipi masakan mu saya yakin pasti terasa lezat... Bukan begitu Aldi?? Cuma dia ni yang saya tau doyan makan Hahahaha..... " Kata Om siswono yang rupanya sama suka bercanda.

"Jangankan makanan Om!!!! Minum Jamu pait juga liat kak Karina berasa kayak minum Susu....Hahahaha.... " Semua orang makin larut dengan candaan Aldi.

"Nak Karina terimakasih ya sudah membantu mengelola tempat yang sempat terbengkalai ini...... " Kata Om Siswono.

"Apalagi sudah membimbing anak saya yang Bandel ini mau belajar." Puji Om Siswono lebih lanjut.

"Sama sama pak, semua berkat adilnya Fandi dan dibantu teman teman Fandi..... Hihihi... " Terang Bibi ku merendah.

"Ada hidangan yang mau bapak coba malam ini pak, walaupun sudah ngga terlalu lengkap lagi pula saya udah mau pulang pak" Kata Bibi ku.

"Engga apa apa ga apa apa, udah mau malam silahkan istirahat dulu. Nak Karina bisa memanfaatkan tempat ini dan membimbing Fandi saya sudah sangat senang Hehehehe... "

"Kalau gitu saya pamit ya pak... " Kata Bibi ku lalu menjauh dari meja om siswono.


Aku, Anya, dan Shendy pun bergantian menyalaminya lalu pamit pulang bersamaan.

"Lhoo diBorong kamu semua toh!!!! Ga disisain??? " Canda pak Siswono, MESUM sama persis kayak siDatuk Maringgih. Umpat ku dalam hati

"Udah pak tenang aja, kalau mau pada nyusu ada siAldi ini toh.... Lagian bagus ngHemat Cost Hahahahahaha..!!!! " Ujar Fandi di iringi tawa Fahri, Aldi dan Rico.


DiParkiran sebelum aku membuka pintu depan penumpang mobil Anya, Shendi memanggil ku. Saat itu Anya dan Bibi ku Karina sudah masuk mobil terlebih dahulu.


"Cepi..... " Ku tolehkan wajah ku kearahnya.

"Please jaga AIB aku tadi ya dek...." Ia merangkul ku lalu mencumbu pipi kananku.

DiDalam mobil Bibi ku Karina langsung menggoda Anya....

"Ehmm.... Ada yang gerah nih Ehm ehm... Padahal AC dah nyala Ehm ehm...!!! " Kata Bibi ku.

"Iiih Bibi apaan siih...!!! AC dah nyala juga... " Sekenanya Anya menjawab komentar Bibi sambil berusaha menguasai dirinya.

"Cepiii sayaang jelasin dong tadi pas kamu kebawah liat kejadian apa antara Shendy sama Rico. Supaya Kakak mu Anya ga salah paham.... Hihihi..... " Kata Bibi ku karna tak mau melihat Anya sedih.

"Oooh itu kak, tadi Shendy diDekati Rico pas aku kebawah mau kekamar mandi." Jelas ku kepada Anya sambil berbohong.

"Dideketin Rico tapi kq cium kamu... " Umpat Anya dengan suara samar tapi ga jelas. Tapi terdengar jelas dengan ku. Bibi pun tertawa.

"'Kakak Cepi'Cemburuuuu.... Hahahha...!!!!" Seringai Bibi yang jelas menyindir anya. Saat ini bibi karina duduk di kursi belakang.


Suasana pun hening setelah Bibi ku puas tertawa, hingga mobil Anya berhenti didepan rumah ku. Bibi ku tak henti menggoda Anya salah satu gadis Cantik disekolah ku sekaligus putri seorang Dokter.

"Kalau cemburu bilang aja gpp kq Anya, dari pada keponakan tante ini nanti direbut si Shendy.... Percaya deh persahabatan tu sakit kalau Cintanya direbut temen sendiri hihihi.... Byeee Anya thanks ya dah Anter kakak... Muach" Setelah nyerocos ga jelas bibi meninggalkan aku dan anya berdua di mobil.

"Kak anya...." Panggil ku kepadanya yang benar benar terlihat bete. Dan membuang mukanya ke arah lain.

"Kakak ku Anya.....!!! "Panggil ku manja Kali ini kuarahkan wajah ku untuk melihat wajahnya.

" Aphmmffttt..... Hhmmmhhhh.... Hmmhhh..." Ku cumbu bibirnya tepat saat ia belum selsai mengucapkan kata apa.

Entah mengapa naluri ku melakukan itu kepada gadis cantik yang banyak membantu ku selama ini, terlebih lagi aku banyak berhutang budi padanya.

Namun naluri ku berkata ini adalah cara terakhir agar ia yakin dan mau mendengarkan kata kata ku.

Responnya sangat tak ku duga, ia awalnya terkejut, namun akhirnya membalas cumbuan ku. Bahkan saat aku hendak mundur melepas ciuman ku, ia malah menahan kepala ku. Malah menjulurkan lidahnya untuk ku lumat mesra beberapa kali.


"Percaya sayang sama aku, ga mungkin aku bilang depan Bi Karina kalau Shendy tadi mau dicium siRico. Makanya Shendy kiss aku tanda terimakasih hhh hhh hhh." Bisik ku meyakinkannya sambil terengah engah yang saat itu bibir kami selsai beradu cumbu mesra dimobil kak Anya, sambil lagi lagi bohong walau faktanya lebih parah dari itu.

"Iyaaa aku percaya..." Anya menundukkan kepalanya seolah ingin ku kiss keningnya. Setelah ku kiss keningnya mesra.

"Istirahat yaa... Dah makan nanti minum obatnya supaya kaki kamu cepet pulih." Sambil bersiap siap akan mencumbu ku lagi tapii......

"Cie ciee.... Bakal viral ni besok video. Ayo dong kiss lagiii...!!!! " Kata bibi ku dari kaca depan yang entah sejak kapan merekam kami berdua didalam mobil.

Melihat ku membuka seat belt dan hendak keluar, dengan wajah marah bibi berlari manja kedalam rumah. Aku yang baru sedikit membuka pintu, lagi lagi ditarik lembut kedalam oleh Anya karna terlihat bibi sudah benar benar masuk ruang tamu dan....

Kami bercumbu mesra dimalam minggu itu pertanda perpisahan sebelum Anya benar benar pulang meninggalkan ku.

"Inget kan pesan ku tadi???" Setelah puas Anya mencumbu dan berkali kali melumat lidah ku gemas. Seolah aku miliknya sejak malam itu.

Ku pegang kedua tangannya lalu ku ucapkan "makan malem trus minum obat dah itu istirahat iya kan??." Kata ku

"Pinterrrr!!!! Cuph cuph cuph.... " 3 kali ia mencium ku mesra.... Sebelum benar benar aku turun dari mobilnya.

"Hati hati ya sayang, janji kamu jangan begadang.... " Pesan ku sebelum kendaraannya meninggalkan ku.

Saat baru saja ku masuk pintu ruang tamu.....


"Cieee cieeee..... Keponakan ku punya pacar cantik sekarang cihuuuyyy....!!! " Sambil menggelitiki ku.


Namun ku tatap dingin wajahnya dan tak merespon candaannya, malah memegang kedua tangannya cukup kuat.Wajah bibi mendadak murung dan seperti ketakutan melihat ku saat itu, ia sadar ada masalah yang belum selsai dengan ku saat itu.

"Bii... Bolehkan kita ngobrol sebentar diruang keluarga, tapi aku aus bi.... " Selembut mungkin ku berbicara dengannya supaya bibi tak ketakutan seperti tadi. Sambil meregangkan pegangan ku di tangannya yang halus dan mulus.

"Hmm ya udah... Hmm bibi abilin minum buat kamu.... " Kata bibi

ba"Aku juga sekalian kunci pintu pagar bii... " Lalu ku lepas pegangan tangan ku.

Setelah ku pastikan pintu pagar rumah dan pintu rumah ku kunci, aku pun masuk kedalam. Terlihat bibi berjalan membawa air minum saat ku sudah diruang keluarga.

"Ini sayang minum dulu... " Kata bibi sambil kami berdua duduk diSofa ruang keluarga.

"Bii... Aku paham bibi kesepian, aku ngerti bibi baikk banget. Tapi tadi itu gimana sii bi kejadiannya, aku heran bibi kq mau dikerjain Fandi dan Aldi." Setelah mendengarkan keluh kesah ku tentangnya bibi memeluk ku. Lalu menceritakan apa yang terjadi semalam saat aku tertidur diruang tamu setelah minum obat.

Bibi mulai bercerita dari awal saat Anya dan Shendy pulang, bibi sangat terkejut saat tau baik Fahri dan Fandi berselisih memperebutkan perhatian Bibi ku yang cantik dan sexy Karina.

Karna sangat emosi saat itu, Fahri memberikan bukti berupa foto mesra dimana saat itu Fahri tengah mencumbu payudara bibi ku yang indah kepada Fandi.

Fandi mengadu kepada bibi, akan sangat berbahaya andai Fahri tetap menyimpan foto itu. Apalagi Fahri dan Rico sudah berjanji takkan mengungkit itu lagi serta merahasiakan hubungan terlarang mereka.

Fahri dan Rico marah kepada Fandi dan Aldi yang telah mengadu kepada bibi, lalu Aldi mempunyai ide mengajak mereka untuk menyelsaikan lewat balapan mobil.

Siapa pun yang kalah apalagi berada di posisi paling terakhir, akan menanggung 3 permintaan dari juara 1 dan 3 permintaan dari Bibi ku Karina dan kania.

Bibi ku setuju asal semua foto mereka dihapus, termasuk foto kemesraan mama ku kania dan Rico.

Diluar dugaan balapan itu dimenangkan Aldi, sehingga sekarang baik Rico dan Fahri berada di ke 3 dan ke 4.harus menuruti 3 permintaan dari Aldi dan 3 permintaan dari bibi.....

Sebenarnya bibi sangat mempercayakan masalah foto itu kepada Fandi dan Aldi, untuk memastikan semua dihapus bersih dari Ponsel Rico dan Fahri.

Bibi mengakui awalnya hanya akan memberikan sedikit hadiah, kepada mereka. Namun bibi terbawa suana, dan akhirnya keburu ketauan oleh ku saat yang tepat hadir karna bibi saat itu sudah sangat merangsang dengan cumbuan bibir Fandi serta permainan bibir Aldi di payudaranya.

Sebenarnya hampir selsai andai saat itu mereka berdua mendapatkan Klimaks, namun karna kemarin mereka setengah memaksa terpaksa bibi berikan dengan syarat. KALAU ADA YANG LIAT ALDI DAN FANDI Masing Masing harus Memberikan 1 Permintaan Special kepada Bibi.

Tapi bibi mengungkapkan bahwa ia malah larut dan jadi Horny, dan sangat beruntung saat itu aku yang menghentikan aksi itu.

"Jadi itu alasannya bibi memilih spot di dapur bukan di dalam kamar mandi?? " sambil memeluk ku bibi anggukkan kepalanya.

"Berarti bibi dan mama harus siap siap cari kerjaan lain." Bibi pun bangkit dari pelukan ku.

"Bibi ga yakin sayang, kamu tau sendiri selain lagi Rame ramenya warung trus..... " Kata bibi ku tertahan.

"Trus kenapa bi...?? " Tanya ku sambil kutatap serius wajahnya serius.

"Warung lagi rame ramenya sayang, masa iya sii bibi dan mama tinggalin?? Bonus juga Bibi Terima lumayan sayang." Kata bibi ku.

"Tp jujur bi aku ga bisa maafin diri ku sendiri kalau payudara indah bibi sampai merah merah." Kata ku lirih karna saat itu aku tak tau kalau itu adalah efek gigitan saat mencium area sensitif.

"Sayang dengerin bibi.... Liat bibi sayang... " Ku tatap matanya. Dan dengar kan baik baik penjelasan bibi.


"Alasan pertama bibi rela dijamah mereka karna mereka udah berjasa besar buat kita, kedua Fandi dan Aldi itu korban bully dari Rico dan Fahri apa lagi pake foto payudara bibi buat manasin mereka. Dan yang ketiga..." Kata bibi tertahan namun memberikan expresi menggoda dan mulai memegang badan ku.

"Apa sii bii aku janji ga akan ngambek, aku ga akan marah sama bibi.... " Kata ku kepada bibi.

"Yakiin??? " Tanyanya nakal.

"Ia bibi yakiin ...." Kata ku. Sambil tersenyum padanya.

"Mereka kasi bibi uang banyak banget lho sayang, bahkan lebih gede dari brondong bibi kemarin hihihihi...... " Kata bibi sambil mengeluarkan wajah binalnya.

"Tapi biii.... Masalahnya sampe kapan?? Payudara bibi sampe merah merahkan dimainin mereka tadi? Aku takut mereka tiap hari kerjain bibi.... Bukannya lebih bagus kalau bibi punya pacar yang seumuran....? "

"Bibi takut sayang bibi takut.... " Kata bibi sambil memeluk ku erat.

"Bibi takut gagal......." Lalu kami pun terdiam cukup lama hingga akhirnya.

"Bibi laper ya...?? Kita makan yuk.... Ampe bunyi perutnya tu... " Kata ku mecairkan suasana.

"Tapi kamu ga marah kan sayang.... Kamu ga benci sama bibi mu yang binal ini..... " Kata bibi ku dengan sangat sedih banyak sekali air matanya tertahan dipelupuk mata.

"Bii.... Bibi cantik dan sexy, sekarang masalahnya waktu bi, trus yang kedua, aku takut mereka jebak bibi jadi budak atau mainan mereka." Kata ku pelan dan hati hati takut membuatnya makin sedih setelah seharian bekerja.

"Yuk sambil aku masak special bibi mandi ya, siapa tau kita nemu solusinya.... Bibi udah kerja keras seharian, aku ga mau jadi durhaka buat bibi sedih... " Dari raut bingung kini bibi menjadi bahagia.

"Makasi sayang, bentar ya bibi mandi dulu... Tapii kamu mau masakin bibi apa??? " Tanyanya mergukan skill memasak ku.

"Nasi Goreng Special, pasti bibi suka deh... " Kata ku meyakinkannya.



Malam itu kami hanya makan malam berdua, bibi memuji skill memasak ku. Dengan lahap bibi menghabiskan makanannya. Setelah aku menelfon Anya, aku pun bersama bibi menelfon mama. Entah kenapa malam itu mama terlihat lelah sekali, tapi melihat mama dipelukan ayah dan Rudi aku dan bibi jadi merasakan lebih tenang.

Untuk Pertama kalinya aku merokok didalam rumah ku saat itu, hingga akhirnya aku dan bibi merencanakan sesuatu. Tapi semua ini juga menunggu kesepakatan dengan mama.


"Eummpppttt .....sayang.... maafin bibi ya.... " Kata bibi ku manja.

"Maaf kenapa bi??" Aku bingung.

"Kamu ga lupa kan janji bibi ma kamu.... Lagian lama lho kamu ga keluarin.... " Sambil memegang batang Penis ku dari luar celana training ku.

Ku kecup kening bibi ku lalu ku ucapkan "bibi pasti capek bibi pasti lelah, jujur aku kecewa banget sama bibi hari ini. Tapi rasa sayang aku lebih besar daripada rasa kecewa ku kepada bibi ku karina hehehe. " Kata ku meyakinkannya

"Sekarang kita istirahat yuk, mata bibi udah sayu banget tuh.... " Bibi mencumbu bibir ku mesra lalu

"Bibi bahagia banget punya keponakan perngetian seperti kamu sayang. Pantas Anya sama Shendy tergila gila sama kamu." DEGG dada ku entah mengapa seperti bergetar dengan ucapan bibi tadi.

Ingin ku tanyakan perihal video aku dan Anya di mobil, tapi bibi sudah tertidur di kasur lipat ruang keluarga. Bibi sangat Cantik sekali saat tidur hanya dengan guling sebagai pembatas yang ia peluk sampai ia tidur nyenyak, selain bekerja keras seharian banyak sekali tekanan yang tak lain dari aku orang tulus sayang padanya.

Ku kecup kening bibi Karina, lalu ku baringkan tubuh ku di samping bibi.



Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com