๐†๐š๐ซ๐š ๐†๐š๐ซ๐š ๐๐‡ ๐‡๐ข๐ญ๐š๐ฆ ๐๐ฎ ๐’๐ข๐ฌ๐ค๐š


Namaku Indra, dan ini ceritaku saat masih 18 tahun. Saat berangkat keyogya untuk kuliah aku bertemu dengan bu Siska dan pak Jerry suaminya. Bu Siska adalah mantan guruku saat SMP dulu. Setelah bercerita panjang lebar mereka menawarkan padaku untuk tinggal ditempat mereka selama aku kuliah. Setelah mendapat ijin orang tuaku, akupun menerima tawaran baik mereka karna aku memang tidak punya kenalan diyogya.

Setelah sebulan tinggal bersama aku tahu kalau pak Jerry yang bekerja diluar pulau sering sekali berangkat, sementara kedua anaknya lebih memilih tinggal bersama neneknya dikalimantan untuk mernyelesaikan pendidikan dasar mereka. Aku sering melihat bu Siska melamun sepulang dia dari mengajar disekolah. Bu Siska juga sering cerita Namaku Indra, dan ini adalah ceritaku saat masih berumur 18 tahun. Saat berangkat ke Yogya untuk kuliah aku bertemu dengan Bu Siska dan Pak Jerry suaminya. Bu Siska adalah mantan guruku saat SMP dulu. Setelah bercerita panjang lebar mereka menawarkan padaku untuk tinggal di tempat mereka selama aku kuliah. Setelah mendapat ijin orang tuaku, akupun menerima tawaran baik mereka karena aku memang tidak punya kenalan di Yogya.

Setelah sebulan tinggal bersama aku tahu kalau Pak Jerry yang bekerja diluar pulau sering sekali berangkat, sementara kedua anaknya lebih memilih tinggal bersama neneknya dikalimantan untuk mernyelesaikan pendidikan dasar mereka. Aku sering melihat Bu Siska melamun sepulang dia dari mengajar disekolah. Bu Siska juga sering cerita panjang lebar padaku tentang kesepiannya dirumah selama ini. Dan aku selalu menjadi pendengar yang baik.

Dibalik sikap baik yang kuperlihatkan, terpendam hasrat yang ada sejak SMP dan tumbuh lagi sejak pertemuan kembali dengan Bu Siska sekarang. Waktu SMP dulu aku paling bersemangat jika pelajaran Bu Siska, selain cara mengajarnya yang enak aku bisa mengintip BH yang dia gunakan. Antara kancing didada dan kerah lehernya terdapat celah yang sering terbuka, sehingga jika diperhatikan secara teliti, orang pasti bisa melihat pakaian dalam yang ia gunakan. Dan selama penagamatanku Bu Siska selalu memakai BH warna Hitam.

Itu selalu menjadi santapanku setiap mata pelajarannya. Bahkan aku selalu memperhatikan gerak-geriknya selama disekolah. Waktu itu usianya 31 tahun, dengan wajahnya yang putih dan bentuk tubuhnya yang menawan membuatku selalu menjadikannya sebagai objek hayalan jika onani. Sekarang diusianya yang ke 36 tdak terlihat kalau Bu Siska telah memiliki 2 orang anak yang sudah SMP. Malah menurutku ia terlihat lebih menawan, terutama pada bagian pinggul dan dada ukuran 36 B yang lekukannya semakin terbentuk. Itu semua karena program BL yang diikutinya tiap senin dan kamis sore.

Awalnya aku cuma mengkhayalkan tubuh Bu Siska jika sedang bermasturbasi. Kemudian aku melakukannya sambil memegang CD dan BH hitam milik Bu Siska, sampai akhirnya aku berani menguping jika Pak Jerry yang pulang dan sedang bercinta denagn Bu Siska. Sambil mendengar desahan dan erangan erotis dari dalam kamar, tanganku asik mngocok batang kontolku yang lumayan besar. Dan bila sudah keluar kubersihkan dengan CD atau BH Bu Siska yang akan dicuci besok.

Akhirnya muncul niatku untuk mencicipi lubang vagina Bu Siska yang pasti sangat keset dan terawat. Aku melakukannya setelah 4 bulan tinggal disana, saat itu hari kamis dan suaminya sudah berangkat seminggu. Aku menunggu didalam kamar sambil membayangkan "malam pertama" yang akan kulalui bersama Bu Siska. Saat dia pulang dari BL aku membukakan pintu rumah.
"Sore Ndra.. baru pulang?" Sapanya ramah dan tersenyum padaku.
"Iya Bu.. baru aja" Balasku sambil mengangguk.
Kemudian dia pergi kedapur membuat segelas susu lalu diletakkan datas meja makan. Kemudian ia masuk kamar untuk mandi. Saat dia mandi, kumasukkan serbuk tidur yang kubeli di apotik kedalam susu yang akan diminumnya.

Sekitar 45 menit kemudian Bu Siska keluar dari kamar, ia menggunakan daster motif bunga warna biru dengan panjang selutut tanpa lengan dengan belahan dada yang agak rendah, sehingga jika dia agak membungkuk belahan payudaranya yang indah akan tampak jelas terlihat olehku. Setelah mengambil susu di atas meja dia duduk menemaniku menonton TV di ruang tengah.
"Ada berita apa Ndra?" Tanyanya sambil meminum susu.
"Biasa Bu.. politik gak ada habis-habisnya" Sahutku sambil mencuri pandang keketiaknya.
"Bapa ada nelepon gak?"Tanyanya lagi sambil menghabiskan susu di gelas.
"Belum Bu, mungkin masih ngelonin istri baru" Candaku.
"Nakal ya.." Tegurnya sambil mencubit pinggangku.
Aku tidak menghindar karena dengan itu aku bisa melihat belahan dadanya yang seperti ingin melompat dari dalam dasternya.

Sekitar 5 menit kemudian Bu Siska mulai menguap dan kepalanya mulai jatuh karena sangat mengantuk.
"Ndra ibu tidur duluan.. Gak tau kok ngantuk banget hari ini" Pamitnya.
"Mungkin tadi terlalu diforsir tenaganya Bu" Sahutku dengan tersenyum.
Kemudian Bu Siska masuk kamar dan menutupnya. Setelah 10 menit menunggu aku mulai beraksi, kuketuk pintunya pelan tiga kali lalu kupanggil namanya, tak ada jawaban. Kuulangi sekali lagi tetap tak ada jawaban, kuputar pegangan pintu dan kubuka dengan sangat perlahan dan kututup keras-keras. Bu Siska tidak bereaksi di atas kasurnya.

Kulihat jam dinding, 18:13 masih banyak waktu pikirku. Aku naik keatas kasur lalu ku perhatikan wajahnya, cantik sekali. Kucium bibirnya dengan lembut, lalu kujilati wajahnya sampai basah kemudian ciumanku turun kelehernya. Kusapu sekeliling lehernya dengan jilatan dan sedotan hingga memerah. Setelah puas kuturunkan kepalaku kedadanya, walau masih berpakaian lengkap tapi bisa kurasakan kekenyalan sepasang payudara yang indah itu. Kedua tanganku secara perlahan tapi pasti meraih kedua bukit kembar itu lalu mengusapnya dengan lembut sementara kepalaku turun keselangkangnnya. Dibalik kain daster itu tercium aroma kewanitaan yang sangat merangsang.

Kuhirup puas-puas wangi yang memabukkan itu, sehingga mengakibatkan remasan-remasan yang kulakukan kepayudara Bu Siska menjadi kasar dan tak terkendali. Tarikan napasku semakin berat seiring dengan hasrat yang semakin menggebu. Kemudian aku membuka semua pakaian yang mnelekat ditubuhku, dan menutup mataku dengan kain. Setelah itu kubuka daster yang dikenakan oleh Bu Siska kemudian kuatur posisi tubuhnya, Kedua tangan di atas kepala dan kaki yang membuka lebar. Lalu kubvka kain penutup mataku, pemandangan yang erotis dan menantang langsung terlihat dihadapanku. Tubuh Bu Siska yang tergolek lemah dan tak berdaya kini hanya ditutupi oleh BH hitam pada payudaranya yang montok dan CD pink yang menggembung pada selangkangannya. Batang penisku semakin tegak mengacung siap perang.

Kudekati tindih tubuh Bu Siska yang tergolek lemah dan pasrah itu. Kucium bagian payudaranya yang tak tertutup BH, lalu tanganku menelusup kedalam BHnya dan meraih salah satu puting susunya kemudian memilin-milinnya. Dengan napas yang makin memburu kusingkap BHnya keatas sehingga kedua payudaranya langsung membusung kedepan seakan mengundangku untuk menikmatinya. Kuciumi kedua payudaranya lalu kukulum,kusedot dan kugigit-gigit putingnya sampai memerah. Setelah itu kulirik selangkangannya, CD pink Bu Siska tak mampu menutupi beberapa helai rambut hitam yang menjulur keluar dari balik CD itu. Kutahan hasrat itu karena aku ingin menikmatinya saat Bu Siska mulai sadar nanti.

Kuraih kedua payudaranya kuremas-remas dengan kasar lalu kuletakkan batang penisku diantara sepasang susu yang indah itu. Kemudian aku mulai menggerakkan pinggulku maju mundur, rasanya nikmat sekali walau pasti tak senikmat jika masuk kelubang vaginanya batinku. Pelan tapi pasti rasa nikmat mulai merasukiku, napasku mulai tersengal dan desahan mulai keluar dari mulutku tanpa diminta. Butir-butir keringat makin mengalir deras, kukulum bibir Bu Siska sejenak lalu kulanjutkan kembali genjotanku tanpa kenal lelah. Kulihat tubuh Bu Siska mulai berguncang karena gerakanku yang makin hebat.

Sekitar 10 menit berlalu dan aku sudah lelah menahan, kuputuskan untuk segera mengeluarkannya. Gerakan pinggulku makin kupercepat dan kedua payudaranya makin kurapatkan. Rasa nikmat tak terlukiskan mulai menjalari batang penis dan menyebar keseluruh tubuhku. Cairan putih kental dari kepala penisku dan membanjiri permukaan tubuh indah Bu Siska yang tergolek diam. Kukocok batang penisku sambil memuntahkan cairan spermaku kewajahnya, desahan-desahan nikmat keluar dari mulutku.

Setelah selesai aku beristirahat sejenak sambil menatap tubuh Bu Siska yang hanya tertutup oleh CD saja. Kemudian kuambil lap dan air hangat yang memang sudah kupersiapkan, kubersihkan setiap bagian tubuhnya yang terkena siraman spermaku. Setelah itu kucium-cium sebentar lalu kupasangkan lagi BHnya, kemudian kubongkar lemarinya kucari baju yang biasa digunakan Bu Siska kesekolah. Setelah dapat kupakaikan ketubuhnya. Samar-samar terlihat sekali kalau baju itu membentuk lekukan yang sangat indah aku berdecak kagum. Kemudian aku menunggu dia bagun sambil memainkan payudaranya yang indah.

Aku duduk disampingnya saat Bu Siska mulai membuka matanya. Cahaya lampu tampak menyilaukan matanya, kuperhatikan bagian dadanya yang terbuka. Batang penisku perlahan tapi pasti kembali mengeras melihat pemandangan yang erotis itu.
"Jam berapa ini Ndra?" Tanyanya sambil mengucek mata.
"10 lewat 5 jawabku" Sementara mataku terus menatap kebelahan dadanya.
"Huuaah.. masih malam toh.. lagi ngapain kamu" Tegurnya sambil merentangkan tangan, otomatis belahan payudaranya terlihat sampai BHnya. Dan itu membuatku menjadi lupa diri.
"Lagi liat ini Bu.." Tanganku langsung meremas salah satu payudaranya yang montok.
"Jangan kurang ajar kamu ya" Bentaknya sambil menepis tanganku dan menutupi bagian dadanya yang terbuka.

Sambil mendekatinya kuceritakan semua yang baru saja kulakukan tadi. Wajahnya tampak memerah karena kaget dan tak percaya. Tiba-tiba aku langsung memeluknya, dan mencium bibirnya. Tak sampai disitu, kurebahkan tubuhnya keatas ranjang dan kuhimpit dengan tubuhku. Kulanjutkan aktifitasku, mencium dan melumat bibirnya.
"Jangan Ndra.. Ini dosa" Pinta Bu Siska lirih.
Tapi aku terus menciuminya, tanganku mulai menyusup kebalik baju Bu Siska. Bu Siska menangkisnya, dengan sedikit gerakan aku berhasil menepisnya dan terus menyusup masuk sampai menyentuh payudara Bu Siska yang masih terbunkus BH. Aku meremas lembut payudaranya yang montok itu. Bu Siska mendesah, aku terus meremas tidak lupa ciumanku terus melumat bibirnya. Aku mengalihkan ciumanku ke lehernya. Bu Siska kembali mnedesah, jemari tanganku mulai nerayap kepunggungnya, dan terus melepas tali BHnya.

"Berhasil" Batinku. Bu Siska tersentak.
"Kita tidak boleh melakukan ini Ndra" sambil mendorongku kesamping.
"Memang tidak boleh sih.. tapi.."
Aku kembali merangkul Bu Siska, kali ini ciumanku lebih ganas dari pada yang pertama. Mulai dari bibir ke telinga terus menjalar ke lehernya. Jemari tanganku melanjutkan aksi lagi menarik keatas BH terus meremasnya, memuntir-muntir putingnya. Bu Siska pasrah dan kelihatan mulai panas dengan permainan yang kuterapkan. Aku mengangkat tubuh Bu Siska dan membuka baju serta BHnya, akupun demikian. Bu Siska tampak takjub melihat batang penisku. Aku memulai kembali aksiku, kali ini ciumanku kuarahkan ke payudaranya. Bu Siska menggeliat, apalagi tanganku menyentuh payudaranya yang satu lagi. Kami berdua telah bermandikan keringat, tangan Bu Siska menjambak rambutku.

Permainanku jemariku mulai merangkak ke bawah dan berusaha menyelusup kebalik rok dan CDnya. Bu Siska tidak lagi menangkisnya. Jemari tanganku menyentuh rambut kelaminnya, lalu jemariku menggesek-gesek sekitar liang vagina Bu Siska. Bu Siska mendesah panjang dan membenamkan kepalaku kepayudaranya, untuk mendapatkan kenikmatan lebih. Setelah beberapa lama, ciumanku mulai merangkak kebawah sampai kebatas rambut vaginanya yang sedikit terbuka. Aku kemudian memeloroti rok dan CDnya, akupun demikian. Aku kembali terkagum melihat tubuh telanjang Bu Siska. Payudaranya putih padat berisi dihiasi puting susu yang berwarna coklat kemerah-merahan. Sementara Vaginanya dikelilingi rambut kelamin yang lebat.

Aku kembali beraksi, kali ini daerah sasaranku liang vaginanya. Aku menciumi dan menjilati yang agak menonjol disekitar liang vaginanya mungkin itu yang dinamakan kloritas. Setelah beberapa lama ciumanku kembali keatas, merentangkan tangannya yang menutupi payudaranya. Terus menjilati tubuhnya dan akhirnya mnedarat lagi di bibirnya. Batang penisku dengan mulut vagina Bu Siska saling beradu. Ini menyebabkan batang penisku ingin dimasukkan ketempatnya. Aku mengatur posisi dan melebarkan kaki bo Siska.
Bu Siska tersadar dan berkata, "Kita sudah terlalu jauh.. jangan teruskan"
Aku tidak lagi memperdulikan kata-kata Bu Siska karena hawa nafsuku sudah menuju puncak. Aku kembalimeraih Bu Siska dan menciumi bibirnya, kali ini lebih dahsyat lidahku bergoyang-goyang di mulutnya.

Bu Siska tak bisa berbuat apa-apa dan kembali larut dalam kenikmatan. Batang penisku yang sudah gatal ingin memasuki liang vagina Bu Siska. Aku mengambil posisi yang pas, batang penisku mulai memasuki pintu kewanitaannya. Seperti masih perawan, batang penisku sering melenceng memasuki liang vagina Bu Siska, aku terus berusaha dan akhirnya masuk juga batang vaginaku keliang vagina Bu Siska. Bu Siska mendesah panjang dan badannya berguncang.
"Gila keset amat.. kaya belum punya anak aja" batinku.
Bu Siska telah sedikit tenang dan batang penisku telah masuk sedikit demi sedikit. Akhirnya semua batang kejantananku tenggelam di liang senggama Bu Siska. Aku menggoyangkan pinggulku sehingga batang kejantananku keluar masuk di liang senggama Bu Siska. Makin lama makin cepat, Bu Siska mendesah sambil menyebut namaku. Kami berdua bermandikan keringat walaupun cuaca pada saat itu lumayan dingin.

Erangan yang panjang disertai cairan hangat menerpa batang kejantananku yang masih berada didalamliang senggama Bu Siska. Rupanya Bu Siska telah mencapai orgasme, aku pun tidak tinggal diam dengan mempercepat gerakan batang kejantananku keluar masuk diliang senggama Bu Siska.
"Inilah saatnya" Batinku.
Akhirnya puncak kenikmatanku datang, spermaku muncrat didalam liang senggama Bu Siska bersamaan dengan cairan hangat yang kembali menyirami batang penisku, ternyata Bu Siska kembali orgasme. Malam itu berlanjut dengan beberapa kali orgasme Bu Siska, sampai akhirnya kami kelelahan dan tertidur.

Pagi harinya, Bu Siska bangun lebih dulu dan langsung kekamar mandi. Sesaat kemudian aku terbangun dan mendengar guyuran air dikamar dan mengetoknya, Bu Siska pun membuka pintu kamar mandi. Kembali aku terkesima melihat Bu Siska yang telanjang bulat dengan rambut yang basah. Gairahku kembali memuncak, aku masuk dan langsung merangkul tubuh Bu Siska.
"Mandi dulu dong" Pinta Bu Siska manja.
Akupun menuruti ajakannya kemudian mengguyuri tubuhku dengan air. Beberapa saat setelah itu aku menyabuni tubuhku dengan sabun cair. Bu Siska turut membantu, malah dia menyabuni batang kejantananku yang kembali tegak.

Rasa malu Bu Siska telah hilang, dia mengocok-ngocok batang kejantananku dengan lembut. Nikmat rasanya, dan pada saat hampir mencapai klimaksnya aku melepaskan tangan Bu Siska karena belum saatnya. Gantian aku yang menyabuni Bu Siska, mula-mula kedua tangannya lalu kedua kakinya. Sampailah kedaerah yang vital, aku berdiri dibelakang Bu Siska terus merangkulnya dan menyabuni payudaranya dengan kedua telapak tanganku. Terdengar Bu Siska mendesah panjang. Usapanku kebawah melewati perutnya hingga sampai keliang senggamanya. Kembali aku mengusapnya dengan lembut. Busa sabun hampir menutupi liang senggama Bu Siska, kali ini Bu Siska merintih nikmat. Setelah puas aku mengguyur kedua tubuh kami yang masih berangkulan.

Aku membalikkan tubuhnya dan kami pun saling berhadapan. Bu Siska kemudian mencium bibirku, aku membalasnya dan kemudian terjadi french kiss yang dahsyat. Tangan kami pun tidak tinggal diam, aku menyentuh payudara Bu Siska dan ia menyentuh batang kejantananku yang masih perkasa berdiri. Setelah beberapa lama, Bu Siska membimbing batang kejantananku memasuki liang senggamanya. Dengan melebarkan kakinya batang kejantananku kembali memasuki liang senggama Bu Siska. Bu Siska melilitkan tangannya ke leherku kemudian aku menggendong Bu Siska dan menyandarkan ke dinding kamar mandi.

Setelah itu aku kembali menggoyangkan pinggulku yang membuat kejantananku keluar masuk liang senggama Bu Siska. Akhirnya spermaku keluar dan membasahi seluruh dinding liang senggama Bu Siska. Ternayata ia belum mencapai klimaks, untuk membantunya aku menjilati liang senggama Bu Siska. Bu Siska sedikit menjerit dengan apa yang kulakukan, Akhirnya Bu Siska mengeluarkan juga cairan dari liang senggamanya dan pas mengenai wajahku. Bu Siska terkulai nikmat, aku mengguyuri kembali tubuh kami berdua.

Aku dan Bu Siska telah selesai mandi, dan telah memakai pakaian masing-masing.
"Lain kali.. aku minta lagi ya sayang" Bisikku sambil menelusupkan tangan ke balik baju kerjanya.
"Atur aja" Desahnya manja.
Kemudian Bu Siska berangkat kerja dan aku pergi kuliah. Pokoknya selama bertugas Pak Jerry keluar pulau, aku menggantikan tugasnya memenuhi hasrat biologis Bu Siska di tempat tidur.

~ SEKIAN ~

Read More

๐Š๐จ๐ฉ๐ข ๐’๐ฎ๐ฌ๐ฎ ๐Ÿ‘๐Ÿ– ๐’๐ž๐ซ๐š๐ง๐ ๐š๐ง ๐ƒ๐ฎ๐จ ๐Œ๐š๐ฎ๐ญ

 


Toko Sinar Borneo siang hari ini seprti biasa ramai dan terik panas matahari seperti sudah jadi makanan sehari hari. Toko milik Alvin Wiryadi yang dikelola oleh istrinya Stefanny atau dipanggil Ci Fanny memang selalu ramai dan banyak pelanggannya. Dan Ale, seperti biasa bolak balik seperti setrikaan dari depan dan kebelakang.

Sosok yang diandalkan oleh Ci Fany ini bagai tidak ada lelahnya. Dan hebatnya lagi, mereja berdua mampu menyembunyikan affair mereka hingga kini menjelang setahun Ale kerja disitu bagaikan tidak tercium sama sekali.

Orang tahunya Ale hanyalah karyawan andalan Ci Fany. Apalagi sulit dipercaya jika sosok secantik Fany akan mau untuk dijamah oleh Ale. Padahal mereka secara rutin paling lama seminggu sudah mencari waktu dan tempat untuk bertempur mengadu kelamin.

Social Society ini bahkan seperti tidak akan tahu bagaimana proses didalam yang demikian hancur terjadi. Alvin meniduri karyawatinya, dan Ale selain meniduri istri Alvin, juga adik iparnya Tanti pun sudah tidak luput dari senggolan kontol Ale. Ternyata dipermukaan begitu tenang dan semua menjaga imej masing-masing, dibelakang itu nafsu sudah membutakan alam sadar mereka.

“ale……” teriakan dari balik meja kasir

“siap Ci Boss….”

Dia segera meletakan barang-barang yang sedang dipindahkan, dan bergegas ke depan

“ lu jemput si Tanti gih di depan……” perintah Ci Fany

Jemput Ci Tanti? Seketika Ale kaget dan bengong mendengarnya

“jemput Ci Tanti?”

“iye……”

Ale masih bengong ****** mendengarnya

“ dia naik bus, turun di depan, makanya lu jemput sana…..”

Segera Ale sadar dari kebegoannya

“siap Ci Boss…..”

Ale pun bergerak kebelakang, tapi kemudian balik

“naik mobil pickup Ci Boss??” tanyanya lagi

“udah ngga jadi…. Dia naik grab kesini…..” jawab Fany sambil matanya tetap menatap ke handphonenya

“baik Ci Boss…..”

Ada nada kecewa dari Ale sebenarnya. Maklum kenangan dengan Ci Tanti masih membekas dihatinya, setelah kejadian di apartementnya dia di Kemayoran itu, hingga sekarang belum lagi mereka bertemu untuk mengasah ketrampilan jurus kuda lumping. Untungnya Fany yang sibuk dengan whatsapp nya tidak memperhatikan wajah Ale lagi. Dia benar-benar tidak tahu jika adik iparnya itu sudah pernah tersangkut paralon ajaib milik Ale.

Dan seketika terdengar suara heboh dua ipar-iparan itu pun bertemu. Bahasa yang roaming di kuping Ale pun terdengar saat dua wanita itu bertemu.

Dengan malu-malu Ale menganggukan kepalanya ke arah Ci Tanti

“selamat sore Ci…..”

“sore Ale…..”

Senyuman dari Tanti bagaikan menyimpan banyak misteri. Tidak banyak yang berubah dari sosok yang digauli Ale beberapa bulan yang lalu ini. Rambutnya yang dipotong sebahu, namun badannya tambah semok dan seksi. Tonjolan dadanya yang terbungkus kaos ketat kini terlihat menggoda Ale dan pria lain saat sweaternya dibuka.

Seketika Ale pun dibuat bertanduk melihat keindahan itu. Dua sosok yang saling berhadapan dan yang sudah pernah merasakan keganansan pentungan hansip dari Ternate ini, terliat cuek dan santai bercengkrama, sambil sesekali mata dua wanita itu bertukar pandang dengan Ale yang sibuk mondar mandir antar dan angkut pesanan langganan.

Ale benar-benar dibuat pusing melihat mereka berdua. Satunya masih muda dan seksi, yang lebih tua juga tidak kalah seksi meski sudah turun mesin. Semuanya bersih dan cantik, badan mulus serta vagina yang terawat indah. Sesuatu yang belum tentu didapati oleh Ale dalam kehidupan normal, karena pasti banyak wanita dengan status social dan normal seperti semodelan Ci Fany dan Ci Tanti berpikir panjang jika harus mencari pria seperti Ale untuk jadi pasangan resmi.

Jadinya semua hidup dengan kepura puraan.

Pura-pura bahagia dengan pasangan, karena status soasial dan alasan keluarga, tapi kemudian mencari kepuasan dibelakang untuk kebutuhan seks dan fantasi mereka. Termasuk mencari titit super ala milik Ale, dan yang tahan lama anti goyang. Sensasi berbeda dan kemudian berubah menjadi ketagihan yang dalam, membuat rasa yang sulit diterima akal sehat oleh orang lain, jadi terlihat bahkan dirasakan jadi hal yang wajar dan ketagihan dibuatnya.

“le… gue duluan ama Tanti yah….” Ujar Ci Fany

“iya Siap Ci Boss…..”

Senyum simpul Tanti tersungging saat melirik ke Ale. Dia sakan memberi kode-kode alam ke Ale dengan lirikan matanya, dan busungan dadanya yang sengaja dia tunjukan, membuat celana Ale jadi makin sesak dan seakan ingin berontak.

Sepeninggal mobil city car milik Ci Fany, semua anak-anak pekerja segera bergegas dan mebersihkan semua bahan-bahan yang masih berserakan, dan menyimpan di gudang, agar besok saat buka sudah rapih dan teratur.

Ale kemudian bersiap menutup toko, mematikan AC dan lampu, serta menghidupkan lampu luar, lalu bergegas dengan cekatan naik ke mobil pickup, menutup pagar dan segera mobil carry pick up itu keluar dari halaman toko, dan kemudian meluncur setelah pagarnya dikunci oleh Ale.



********************************​

Setiba di rumah, Ale seperti biasa langsung sibuk dengan pekerjaan hariannya. Beres beras rumah dan membersihkan mobil. Pembantu di rumah banyak terbantu oleh cekatannya Ale sebenarnya, karena tugas-tugas mereka banyak yang dikerjakan oleh dirinya. Ini membuat dia sangat disukai oleh teman-teman sesama pekerja, termasuk oleh majikannya.

Garasi yang memang selalu bersih, selalu disapu dan mobil-mobil milik majikannya kotor dikit langsung dicuci oleh Ale. Termasuk taman-taman dan bunga-bunga, semua disiram dengan dirapihkan, sehingga rumah Alvin ini selalu rindang dan terlihat hijau dan bersih.

Ale lalu masuk untuk mandi dan membersihkan diri.

Dia mandi dan bersiap untuk makan malam.

Selesai mandi, dengan memakai celana pendek, kaos oblong Ale lalu masuk ke dapur untuk mengambil makanan jatahnya dia.

Dan pemandangan indah terhampar di meja makan. Ci Fany dan Ci Tanti sambil ngobrol di situ berdua sambil menikmati cemilan.

Ale bingung melihat mereka berdua, dia serba salah antara mau masuk atau balik lagi ke kamarnya

“le…..” panggil Ci Fanny

“siap Ci Boss….”

“ini ambil tape ketan nih…..”

Ale terdiam sambil berdiri ragu dekat pintu antara dapur dengan ruang makan

“ini…..” tawar Ci Tanty

Dengan sedikit menunduk malu malu kucing dia lalu masuk dan mengambil tape ketan di meja.

“ambil aja semua….”

“cukup Ci Boss…..”

Dua wanita itu seperti sedang menertawakan gaya Ale yang pura-pura lugu.

Sebaliknya Ale memang dibuat bergetar melihat penampilan kedua wanita yang saling menyimpan rahasia masing-masing dalam hati mereka. Ci Fany duduk dengan tanktop setali, dan tanpa menmakan bra. Putingnya jelas tercetak dibalik tantopnya yang membungkus dadanya itu. Sementara celaan pendek ketat yang menempel di bawahnya membuat paha mulusnya terlihat indah dikolong meja makan.

Sebaliknya Tanti juga tidak kalah menggoda. Dengan daster setali, buah dadanya terlihat bergoyang saat dia bergerak menyodorkan piring tape ke arah Ale. Meski dasternya longgar, namun garis celana dalamnya terlihat jelas karena tipisnya daster yang dia kenakan.

Dua wanita ini bagai saling berlomba menggoda Ale. Dan tanpa mereka sadari bahwa dibalik pakaian mereka, ada pentungan sakti yang bangun dan tegang. Sambil menutup gelembungan celananya, dia lalu pamit dengan cepat dari ruang tamu itu.

“makasih Ci Boss…. Ci Tan…..”

Mereka tertawa kecil sambil menganggukan Kepala mereka dan lanjut mengobrol dengan Bahasa roaming di kuping Ale.

Disisi lain, sebenarnya ada kecurigaan di diri Tanti terhadap sikap dan hubungan antara Fanny dengan Ale. Mulai dari cara dia memergokin Ale yang seperti hendak memeluk dirinya dilantai atas ketika itu, lalu cara Fanny memandang Ale, dia merasakan bahwa ada yang lain diantara Boss dan pekerja ini, apalagi yang dia tahu usia Fanny dengan Alvin yang ebrbeda jauh, dan Alvin yang jarang pulang tepat waktu, dia yakin ada yang lain.

Belum lagi Ci Fanny berani memakai baju terbuka seperti sekarang meski ada Ale yang masuk. Dia tahu Ale dengan jelas bisa melihat buah dada majikannya itu. Dan yang membuat dia makin yakin ialah cara Fanny mengistimewakan Ale dalam banyak hal, termasuk gajinya yang tinggi dibanding pekerja yang lain. Apalagi waktu di apartemen dengan beraninya Ale ‘memperkosanya’ waktu itu, dia yakin Ale punya pengalaman dengan Fanny, sehingga dia berani melakukan itu dengan dirinya.

Sebaliknya, Fany juga agak was was dengan Tanti. Cara Tanti berpakaian juga agak menggoda. Meski dia agak meragukan jika Tanti akan tertarik dengan Ale, namun karena dia merupakan pelaku, maka sering dia memakai isi kepalanya dengan isi pikiran orang lain. Jika dirinya saja bisa tertarik dengan paralon sakti milik Ale, mungkin saja orang lain pun akan melakukan hal yang sama.

Dan setiba di kamarnya, Ale langsung menghembuskan nafasnya dengan penuh kelegaan, meski menyimpan ganjalan karena dia bingung. Dan benar saja, ada dua whatsapp yang masuk ke hapenya, yang amsuk secara bersamaan.

Sabar yah, ada Tanti….. ngga bisa ke tempat lu…..

Wa dari Ci Fany

Lalu…..

Kayaknya ada yang bergelumbung tadi sore pas gue datang.

Besok antarin gue ke apartemen gue yah…. Nanti gue bilang Ci Fany……

Ale langsung bingung. Dia lalu membalas kedua wa tersebut dengan jelang waktu yang agak berbeda. Dia takut dia balas mereka berdua sama-sama lagi makan dan kaget karena bersamaan terima wa dari nomor yang sama.

Kepala Ale langsung puyeng dan bingung. Dia bingung karena dua wanita indah itu dalam satu waktu bersama sehingga membuat rencana dia berkunjung ke salah satunya jadi berantakan.

Puki kau item….. setan baiknya memakinya… nasib kau memang tai laso… dua perempuan kesepian kau gasak… padahal kau item bangsat kulit kau…. Muka macam arang angus…..

Selow man…. Nasib laki-laki parlente macam kou memang mantap…. Kali ini setan bajingan berbisik… kapan lagi kau bisa goyang istri orang yang kulitnya mulus licin macam ubi kupas??

Ale puyeng dan pentungannya kini mengencang.

Membayangkan indahnya tubuh mereka berdua membuat dia jadi sakau ngwee. Pentungannya semakin menjadi jadi tegangnya. Membuat dia hanya bisa golak golek di tempat tidurnya. Ingin coli dengan cd ci boss nya lagi, tapi dia memilih menunggu adanya keajaiban.

Kali aja diantara mereka berdua ada yang datang ke kamarnya malam ini. Kan mantap tuh barang, daripada beta colli pakai tangan, malah lecet nanti. Lebih baik beta celup sudah di puki nya Ci Boss atau Ci Tanti.

Helaan nafas Ale terhembus, sambil mendengar lagu dari headsetnya, dia memejambkan matanya meresapi lagu milik Vicky Salamor, cinta beda agama…….

Tiba-tiba……

Pintu Ale terbuka, dan betapa kagetnya Ale melihat dua wanita yang dia lihat tadi di meja makan, kini tiba-tiba masuk ke kamarnya. Ale terbelalak kaget melihat mereka.

“CI Boss….. Ci Tan……”

“halo Nyong……” bisik Ci Tanti sambil tersenyum genit

Ale kaget bukan main

“dia masih bingung Ci Tan……” ujar Ci Fany sambil tertawa

“iya… gemes gue lihatnya…..” balas Tanti

Ale bagaikan tidak percaya melihat dua bidadari itu dikamarnya. Meski dia sudah on trial dengan dua bidadari ini, namun kedatangan mereka berdua di kamarnya ini membuat dia tidak pelak kaget, dan sangat terpesona apalagi dengan seksinya dua wanita ini.

Mimpi apa beta? Dua bidadari datang ke kamar beta??

“ kangen ngga lu?” tanya Tanti sambil merapat ke Ale…. Lalu dia mulai membelai dada Ale yang terbuka dan kekar

Ale ternganga…..

“ayo Ci…. Kita serang dia…..” ucap Tanti ke Fany……

“ayo…..”

Ci Fany yang masih menggunakan tanktop dan celana pendek lalu menghampirinya dari sebelah kanan. Sedangkan Ci Tanti disebelah kiri Ale. Ale yang masih terbengong bengong makin kaget saat tiba-tiba bibirnya diserbu oleh sergapan bibir Ci Tanti. Sedangkan tangannya diarahkan oleh Ci Fany untuk meremas buah dadanya yang mumbul dibalik tanktopnya.

Ale dibuat bingung, namun dengan cepat dia menyesuaikan dirinya dengan situasi ini. Sambil bibirnya melumat bibir Ci Tanti, tangan kanannya meremas buah dada Ci Fanny. Dan tangan Ci Fanny lalu turun ke selangkangan Ale, pentungannya yang semakin keras, bertambah tegang dan seakan ingin keluar dari celananya.

Kini Ci Tanti membuka dasternya dan meloloskan dari atas kepalanya, menyisakan celana dalamnya yang tipis yang tersisa menempel di bajunya, lalu dia menyodorkan buah dadanya yang gempal dan ranum itu ke mulut Ale. Dengan rakus Ale yang bersandar di bantalnya dengan posisi setengah duduk, melumat buah dada indah milik Tanti yang disodorkan ke mulutnya

Dan Ci Fanny lalu membuka celana pendek Ale, dan juga langsung dengan celana dalamnya sekaligus.

“cici serang bawah….. gue diatas yah…..” bisik Tanti ke Fany, membuat Ale semakin blingsatan dibuat oleh dua wanita ini.

Sambil dia melumat buah dada Tanti yang sudah lama dia rindukan, paralonnya yang hitam dan gede, semakin mengacung kencang, dan bibir milik Ci Fany lalu melumat batangnya dengan penuh perasaan.

Aduh, mimpi apa Ale ini…. Diserang dua bidadari cantik dengan serangan udara dan lautan. Kepala Ci Fanny naik turun sambil melumat batang kemaluannya, sedangkan mulut Ale sambil mencong mencong melumat buah dada Tanti. Suara liar Tanti terdengar menjerit lirih genit saat buah dadanya dengan rakusnya dilumat Ale.

Sementara pantat Ale naik turun dibuatnya karena lumatan Tanti dibatang paralonnya dan jepitan bibir Ci Fanny membuat Ale semakin memuncak birahinya. Bibirnya masih melumat buah dada Ci Tanti, sementara tangannya mulai memasuki celah celana dalam Ci Tanti dan jarinya meraba bagian dalamnya yang lembab dan basah.

Mulut Ale bagaikan komat kamit

Bibirnya sampe menyong-monyong karena melumat buah dada indah

Pantatnya naik turun dan bergoyang liar…….

Auh….. ah….. nikmat Cici…. Desah Ale semakin ganas

Batang parolonnya kini semakin menjulang…….

Dan tiba-tiba pipinya berkedut kedut……

Ale mencoba mengeyahkan kedutan itu…. Tapi malah makin kencang

Tiba-tiba……

Ale kaget ternyata getaran handphonenya yang berbunyi dan kena ke pipinya karena dia tertidur dan pipinya menimpa hpnya.

Sungguh kaget Ale…. Dia menengok kiri kanan, kosong…..

Tidak ada Ci Tanty dan Ci Fany, yang ada justru paralonnya yang semakin tegang dan tertahan di dalam celananya.

Bangke, ternyata dia hanya bermimpi indah dengan dua bidadari tadi, bukan kejadian sungguhan.... gara-gara tertidur tadi…… sial banget nasib beta, pikirnya Ale

Dia bingung…. tatapannya bego seketika... sementara kontolnya menjulang tegak.

Paralonnya semakin kencang karena dalam mimpinya dia diservis habis oleh Ci Fanny dan Ci Tanty. Sementara bibirnya amsih komat kamit berasa sedang mengemut putting buah dada Ci Tanty. Siake banget dah, maki Ale dalam hati.

Sementara ponselnya terus bergetar, menyadarkan Ale untuk segera melihat siapa yang menelpon. Ternyata Koh Alvin yang menelponnya

“Halo Ko Boss….”

“Ale… lu dimana sih… dari tadi gue telp juga….” Semprot Koh Alvin

“maaf Koh Bos… beta tertidur tadi….”

“pantas…..”

“maaf Koh Boss…”

“udah ah…. Buruan jemput gue di tempat biasa…..” perintah Alvin

“siap Ko Boss…..”

Ale seketika sadar dari mimpinya.

Dia lalu celingukan sebentar. Sial banget beta ini….. dia lalu berdiri, membetulkan celananya, sambil mengingat indahnya mimpi yang nyaris basah dan dahsyat barusan. Dia tidak bisa membayangkan jika mimpi yang tadi bisa jadi kenyataan, pasti indah banget buat dia.

2 lawan 1? Oh mamayo…. Indahnya hidup beta….. pikir Ale

Ale lalu masuk ke kamar mandi, mencuci mukanya, lalu keluar dari kamar mandi menenteng jaket dari dalam kamarnya, lalu masuk ke ruang dapr dan ke ruang tengah, mengambil kunci motor untuk menjemput Koh Alvin dari rumah gendakannya.

Saat masuk ke ruang tengah, dia melihat ada Thomas yang sedang makan mie rebus campur sosis dan telur mata sapi.

“halo Koko Boss…..” sapa Ale. Koko Boss adalah pangilan akrab Ale ke semua anak-anak Alvin, termasuk Thomas yang akrab dengan dirinya.

Bocah itu hanya mengangkat keningnya sambil tersenyum ke arah Ale

“mama kemana Koko Boss?” tanyanya lagi

Anak itu dengan tatapan lucu menengok ke arah Ale… lalu dengan santainya dia menyahut

“kamu nanya???”

“kamu bertanya -tanya?”

BERSAMBUNG ...


Read More

๐Š๐จ๐ฉ๐ข ๐’๐ฎ๐ฌ๐ฎ ๐Ÿ‘๐Ÿ• ๐†๐š๐ฆ๐ฎ๐ญ๐ฎ ๐ญ๐š๐ฅ๐š๐ง๐  ๐Š๐š๐ฅ๐จ๐ญ

 


Untuk sementara Ale sedikit mengerem untuk berkunjung ke rumah Ati. Selain anak Ati yang bungsu sudah ada di rumah, kesibukan Ati dalam mulai bisnis jual beli onlinenya kini semakin gencar dia jalanin. Meski demikian komunikasi mereka via whatsapp tetap jalan lancar, bahkan pernah makan bareng bertiga dengan anaknya Ati di warung pecel ayam beberapa hari yang lalu.

Ale senang mendengar Ati sudah mulai lancar usahanya. Ati sempat berbisik agar beberapa hari kedepan minta ditengokin warungnya. Sepertinya Ati juga sudah kena pukulan jimat pentung sakti milik Ale, sehingga ketergantungan akan batang hitam itu mulai dia rasakan.

“kalau sudah sedikit berkurang sibuknya, main yah…. Aku kangen….” Bisik dia dengan genit ke telinga Ale

Ale mengangguk dengan buru-buru.

“iya….. siap….”

Sosok yang rajin dan senang membantu, ditambah dengan gayanya yang tidak macam-macam memang memikat hati Ati. Udah gitu pentungannya yang bikin penuh memeknya, selalu buat Ati melayang dan rasanya sulit lupa. Dia tidak peduli dengan usia dan warna kulit, yang dia tahu hanya anak ini yang bantu dia saat susah, dan juga memberinya kenikmatan yang luarbiasa.

Proses persidangan suaminya yang sudah putus, dimana suaminya diputus 2 tahun penjara dalam kasus pengelapan, membuat Ati semakin mantap untuk meminta cerai dari suaminya. Proses sidang perceraian sudah berjalan dan tinggal Ati menyelesaikan administrasinya, maka putusan pun akan segera turun.

Dia tidak ingin berandai andai, dan meski ada beberapa pria yang coba mendekatinya, dia sudah bertekad dalam hatinya untuk tidak membuka pintu dengan mereka. Meski hubungannnya dengan Ale juga tidak jelas, namun dia sangat menyukai cara Ale dalam menjalani hubungan mereka. Pria bertampang agak serem ini nyaris sangat santun dan tidak pernah bertingkah seperti gaya-gaya anak-anak kampungnya dia yang banyak di kota-kota besar.

Cara Ale memperlakukannya juga sangat lembut dan tidak pernah kasar selama ini. Dia bahkan tidak pernah meminta duluan. Mereka sudah saling tahu dan mengerti setiap Ale datang dan suasana mendukung, maka percintaan pun terjadi. Dan dia selalu puas dengan Ale. Beda sewaktu dengan suaminya yang doyan minta, tapi jarang bikin dia keluar. Sudah gitu sering jajan pula diluaran sana.

Ale benar-benar membuat dia jadi menikmati apa yang namanya seks. Jilatan di memeknya yang selalu bikin dia ketagihan, ditambah dengan pentungan hansipnya yang sesak kalo masuk ke memeknya, membuat memeknya serasa menjepit dengan eratnya dan itu yang membuat dia cepat keluar jika sudah bercinta dengan Ale.

Sempat ada kekuatiran dengan tampang Ale yang serem tadinya. Namun perlahan lahan rasa itu diganti dengan rasa suka dan nyaman saat dekat pria Ternate ini. Tanpa dia sadari kini sering sekali dia kangen dengan bocah ini. Gayanya yang lugu memang suka membuat dia kangen, apalagi jika batangnya yang sudah tegang, membuat dia rasanya ingin segera naik dan berpacu disitu.

Ati sudah menceritakan ke teman dekatnya perihal kedekatannya dengan Ale. Dia juga diwanti wanti dengan gaya anak-anak timur yang doyan mabuk dan suka kekerasan. Stigma seperti ini sulit memang dilepas, tapi yang dia lihat sehari hari Ale justru terbalik. Dia rajin sholat, jarang bicara, tidak pernah mabuk dan merokok, hanya memang doyan menyodoknya dengan kencangnya jika dia sudah bugil saja.

Wanita ini memilih sedikit santai terhadap hubungan mereka. Kondisinya yang janda dan punya anak membuat dia lebih selektif, meski sekarang ini rasanya dia sangat suka dan merasa nyaman bersama Ale, seperti malam waktu mereka makan itu, dia pun melihat Ale sangat baik dan peduli dengan anaknya yang bontot. Itu yang dia sukai, meski dia tahu bahwa Ale yang masih bujangan belum tentu juga suka dengan janda seperti dirinya. Baginya saat ini kehidupan barunya dengan anaknya setelah lepas janda dari suaminya jauh lebih penting. Dan jika bertemu pria yang bisa terima dia apa adanya dan mau berjuang bersama, maka itu bonus baginya.



*************************​



Siang ini di toko sangat ramai sekali. Ale dengan cekatan membantu Ci Fany melayani para pembeli dan pemesan. Saking ramainya Ale nanti jam 3 sore baru sempat makan siang. Semua barang yang diantar juga sore hari baru diantar sama Ale. Untung Kebot dan Pak Wandi kali ini agak cepat bergerak dan membuat semua urusan hari ini cepat selesai dan terbantu.

Kesibukan dan banyak pelanggan membuat waktu tidak terasa sudah pukul 16.50 dan 10 menit lagi toko akan segera tutup.

“ini besok saja deh……” ujar Ci Fany

Ale hanya diam sambil mamandang boss nya.

Bagian belakang toko yang letaknya di meja kasir yang Ci Fany suka duduk, tadinya diisi oleh cat-cat dan juga barang-barang besar. Namun saat gudang dibelakang sudah jadi dan diperbaiki oleh Ale, semua kaleng cat yang besar-besar dipindahkan ke Gudang belakang. Sehingga ruangan yang dibelakang ini jadi etalase barang-barang kecil dan juga kaleng cat ukuran kecil,

Ruangan yang tadinya penuh sesak, kini agak longgar dan ada sofa kecil ditambah meja yang diletakan disitu. Thomas yang sering mampir dari sekolah jika ada PR yang dia suka minta Ale bantuin, membuat Ale jadi punya ide untuk memindahkan sofa yang jarang dipakai di rumah ke situ, ditambah satu meja kecil.

“buat Koko Boss kalau datang kesini…..” ujar Ale saat Fany melihat dengan herannya.

Fany tersenyum dan suka melihat ide Ale. Memang Thomas jika datang ke toko jadinya suka duduk di meja tempat dia gunakan untuk kasir, dan sedikit mengganggu pekerjaan mereka jika sedang ramai. Makanya ide Ale sangat disukai oleh Fany. Dia bahkan mebeli AC portable untuk jaga-jaga jika Thomas kepanasan.

“nanti biar beta yang beresin sudah Ci Boss…..” ujar Ale.

Memang tinggal merapihkan barang-barang kecil ke atas rak yang sudah disiapkan.

“ya sudah, nanti kalau Kebot sama Pak wandi pulang lu kunci aja pagar depan….” Perintah Ci Fany.

“iya Ci Boss….”

Setelah mengunci pintu pagar depan, dia kaget melihat Ci Fany justru didalam ruangan belakang.

“ci Boss mau beta antar pulang dulu?” tanya Ale

“ngga usah…. Lu beresin aja dulu ini…..” jawabnya sambil sedang mengetik pesan di ponselnya

“tutup tuh rolling doornya, nanti disangka kita masih buka pula……” sambungnya sambil matanya tetap dilayar ponselnya.

Ale mengiyakan, lalu segera dia bergerak menutup rolling doornya hingga rapat. Lampu luar juga di nyalakan karena waktu sudah mau pukul 17.30.

Dia lalu masuk ke ruangan belakang dan melanjutkan pekerjaannya. Membereskan semua barang-barang yang masih dilantai. Dinaikan ke atas rak dan diatur sesuai lokasi yang sudah dia tulis kemarin, sehingga berjejer rapih dan mudah ditemukan.

“wih… udah rapih….” Suara Ci Fanny menganggetkan Ale….

“I iya Ci Boss…..”

“nyalain lah ACnya….”

Fany memencet AC portable dan dia duduk di sofa kecil sambil tetap memainkan ponselnya.

Ale yang sudah menyelesaikan pekerjaannya, mengambil sapu dan menyapu lantai karena ada sisa debu dan potongan kardus yang tersisa.

“besok aja lu pel nya…” ujar CI Fany lagi.

Kondisi yang hanya mereka berdua membuat Ale mau tidak mau jadi memperhatikan kondisi Ci Boss nya ini. Ternyata dari pagi Ci Boss ini dengan rok mini, dan blasernya yang hitam sudah dilepas, sehingga menyisakan tank top dengan tali tipis yang menempel di badannya. Kulit pundaknya yang mulus membuat Ale seketika bertanduk, dan posisi duduknya yang sembarangan memang membuat paha mulusnya terekspose dengan bagusnya.

Buah dadanya yang montok terlihat sesak dari balik tantopnya. Bra hitam terlihat dari talinya dengan tank top abu dan rok warna senada yang ukurannya mini, dan Ale tahu bra ini senada dengan celana dalamnya yang hitam dan berenda. Membayangkannya membuat Ale seketika naik tensi dan sesak celananya.

“sudah?” tanya Fany sambil mendongakkan wajahnya ke arah Ale

“sudah ci Boss…..”

“ ih kasihan berkeringat……” ujar Fany sambil tersenyum melihat Ale yang sudah bekerja keras seharian.

Ale hanya tersenyum menunduk. Sifat inferiornya entah kenapa selalu muncul didepan Ci Boss nya ini. Meski sudah tidak terhitung mereka berapa kali bercinta dan bermesraan, mungkin bagi pria lain ini sudah jadi celah yang besar untuk bertindak sesuak hati. Tapi Ale sangatlah gentle dan tetap memegang rasa hormat bagi Ci Boss nya.

“ngga apa-apa Boss…. Namanya juga kerja…”

Fany tersenyum melihat Ale. Perubahan yang terbesar dari diri Ale ialah bajunya yang sekarang jauh lebih rapi, lalu setelah sering pakai deodorant, bau badannya meski berkeringat juga tidak menyengat. Bahkan sore ini dia terlihat seksi meski keringat tadi menetes di dahinya.

“ayo balik…..” ujar Fany, sambil tersenyum.

Dia seperti sedang menggoda Ale dengan senyumannya yang mengundang. Apalagi dia tahu Ale sedang memperhatikan buah dadanya yang terbungkus tank topnya. Apalagi dari tadi Ale juga memperhatikan pahanya, karena dia hanya menggunakan rok pendek. Otomatis pahanya terekspose saat dia duduk di sofa.

Dan kondisi yang hanya mereka berdua di ruangan ini, meski sempit namun dengan berjalannya AC portable, membuat suasananya agak adem dan mulai sejuk. dan situasi seperti ini memang arahnya jadi akan kemana mana, karena hanya berduaan dan semua sudah pulang.

“pulang Ci….?” Tanya Ale kayak orang bego

“iya…. Yuk…..” ajak Fany sambil tersenyum menggoda

Ale galau jadinya

Isi celananya sudah berontak melihat seksinya Ci Boss nya meski seharian di toko, namun keseksiannya masih nampak dan meski lipstiknya agak memudar dibibirnya, namun tetap saja bibir indah itu menarik hatinya Ale, apalagi senyumannya yang seperti menggoda Ale dan mengundang untuk menjelajah bibir itu kembali……

“ayo…. Katanya mau balik…..” ajak Fany lagi sambil senyum melihat Ale yang agak bingung…..

Dia lalu berdiri dari sofa, mengambil botol minumannya sambil setengah membungkuk dan menunjukan pantatnya yang dibungkus rok mini ke arah Ale. Melihat bongkahan pantat yang seperti sengaja ditunjukan di arahnya, birahi Ale semakin menjadi jadi. Pentungannya kini tegang karena melihat Ci Fany yang semok dan seksi itu seperti menggodanya

“ yuk Le…..” ujar Fany

Tiba -tiba Ale dengan cepat menubruk Ci Fany, direngkuhnya ke dalam pelukannya yang membuat Ci Fany kaget

“ale….. jangan…..” rontanya yang tidak dipedulikan Ale, dia malah semakin erat memeluk Ci Fany, dan kini bibirnya menyosor bibir Ci Fany

“jangan Le……” tolak Fany agar kepala Ale menjauh.

Tapi Ale pantang mundur, batang kelotnya sudah ngaceng berat.

Bibirnya kini dengan cekatan menyomot bibir Fany. Rontahan Fany masih berupaya menolak, namun akhirnya menyerah saat Ale dengan lembut meremas pantatnya, mendorongnya ke dinding, dan bibirnya melumat bibir Boss nya dengan ganasnya

“ale……..” rontahan Fany kini semakin lembut

“udah….”

Bibir Ale kini melumat bibir Fany dengan penuh nafsu, dan meski menolak, namun tidak bisa dipungkiri bahasa tubuh Fany juga seakan berbeda dengan tolakannya.

“ale…..” dia mendorong kepala Ale….” Ngga bisa nafas gue……”

Fany mengambil nafas sesaat. Tangannya kini dengan lembut memegang pipi Ale

“lagi nafsu yah Lu……” matanya menatap genit ke Ale

“iya Ci Boss…. Soalnya Ci Boss nasfuin sekali…. Seksi betul…...” ujar Ale sambil senyum

Fany tertawa genit. Dia tahu beberapa hari ini mereka memang agak disbukkan dengan pekerjaan, membuat mereka belum sempat melanjutkan acara bercintanya.

“kenapa nafsuin?”

“habis Ci Boss pake baju ini seksi sekali…. Pahanya juga mulus…..” ujar Ale sambil memeluk Ci Boss nya

Fany tertawa kecil. Sambil membalas pelukan Ale, dia mencium pipi pria Ternate itu

“pengen?”

“mau banget Ci Boss….”

“udah berapa hari?”

Ale menghitung sebentar

“sudah 4 hari…..”

Fany tertawa kecil lagi

“kasihan….. “ sambil mengelus kontol Ale dari celana pendeknya

“mau disini atau dirumah?” pancing Fany

“disini saja Boss…. “ sambar Ale cepat… “ kalo Ci Boss ngga keberatan…..” sambungnya lagi agak malu

Fany tersenyum melihat Ale. Sosok lugu dan lucu dimatanya, membuat dia selalu menyukai pria hitam ini.

“ya sudah…….” Senyumnya merekah….” Bukain doang…..” Fany mengangkat tangannya keatas, mengisyaratkan Ale untuk membuka bajunya.

Ale dengan cepat tanpa diperintah kedua kalinya langsung membuka bajunya Ci Fany, sehingga buah dada yang masih tersangga dengan bh warna hitam itu kini muncul di depannya. Ale langsung menghujamkan wajahnya di belahan buah dada itu. Dia seakan menghirup wanginya bau tubuh majikannya itu dengan menempelnya hidungnya di buah dada Fany. Sedangkan Fany dengan gemes meremas kepala Ale.

Kini ciuman Ale naik ke lehernya, membuat Fany mengerang nikmat, karena leher memang salah satu tempat lemahnya, jika sudah diserang disitu dia langsung lemes dibuatnya. Dan kini bibir mereka saling bertautan dengan ganasnya

“hmmmmppppphhhhhhh……” suara nafas mereka menderu diselingi bunyi cipokan bibir dan lidah yang bertautan liar.

Tangan Ale lalu dengan cekatan membuka kaitan bra Fany, dan saat bra itu jatuh ke lantai, dua buah benda elastis itu muncul di depan mata Ale, yang langsung disambut dengan sergapan tangannya, seraya bibirnya masih menyeruput bibir Fany

“kangen sayang?” tanya Fany parau

“iya Ci Boss……”

Fany tertawa pelan

“suka ngga….”

Tanyanya mabil meremas buah dadanya dan menyodorkan ke arah Ale

“suka sekali Ci Boss….”

“bener?”

“beneran Ci Boss…..”

“ouch…..” erangan Fany terdengar merintih lirih saat mulut Ale menyeruput nikmat buah dadanya. Kiri kanan bergantian dilumatnya, dan bibirnya menjepit, serta lidahnya dimainkan di puting yang menegang, membuat Fany semakin kesetanan dan bergairah dengan permainan mulut Ale yang tidak henti-hentinya melumat dan menjilat buah dadanya itu

“Ale….”

“Iya Ci Boss….”

“ini cuma punya gue khan….?” Tanyanya lemah sambil meremas batang kontol Ale dari celananya

“iya Ci Boss…. Cuma Boss yang punya….”

“Benar yah…..” pintanya manja

“beneran Ci Bos…..”

“awas kalo lu celup di memek lain yah….” Ancam manja ala Ci Fany…..

Ale menjawab dengan lumatan dan jilatan di buah dadanya. Membuat Fany semakin blingsatan. Dia lupa sudah dengan jam pulangnya, lupa dia sedang di tokonya, yang dia ingat hanyalah lumatan Ale, dan pentungan Ale yang mengeras dan menekan pangkal pahanya yang masih terbungkus rok mini.

“ngga Ci Boss…. Cuma milik Ci Boss aja…..”

“aoch……. Iya sayang……”

Tanpa sadar Fany kini semakin liar dan lupa diri.

Tangan Ale lalu merayap ke dalam rok mini Ci Fany, lalu meraih tepian celana dalamnya, dan menurunkannya dan dibantu oleh Fany dengan menaikan kakinya agar celana dalamnya copot dengan mudahnya.

Fany lalu didudukin di sofa kecil itu, sofa tanpa lengan. Lalu Ale membuka bajunya, celana, dan kolornya hingga kini dia sudah bugil. Batang kelotnya yang sudah mengencang kini mengangguk anguk di depan Ci Fany, yang disambut oleh remasan lembut gemas Fany. Dia sungguh takjub melihat pentungan hansip yang ukurannya jumbo dan besar itu. Yang selalu membuat memeknya sesak dan selalu membuat dia mencapai klimaks.

Ale lalu membuka paha Fany lebar-lebar. Memeknya yang ditumbuhi rambut lebat itu kini terpampang indah dihadapan Ale. Indah sekali seperti melihat gemutu atau istilah Ale yang artinya ijuk yang hitam, diatas belahan vaginanya yang merah dan basah, dan dikelilingi oleh perut indah dan paha yang gempal dan putih mulus, membuat Ale selalu gemas dan ingin memandanginya setiap saat.

Bibir Ale lalu kini mencumbui bibir bawah Fany

“ouch…. ale…… geli sayang….” Teriak Fany

Ale tidak perduli, dengan buas dia menjilat belahan vagina yang sudah basah oleh cairan pelicin dari dinding vagina Fany, ditambah dengan ludah dan jilatan Ale, membuat dia semakin meracau liar dan meremas kepala Ale yang rambutnya seperti tentara, cepak dan pendek.

“enak banget sayang….”

Fany lupa diri seketika

Dan lidah Ale makin liar, diimbangi dengan remasan tangannya di payudara Ci Fany yang semakin mengeras dan kencang. Lidahnya menusuk, bibirnya melumat bibir bawahnya Fany, dan kemudian berhenti di bagian kelentit Fany, yang membuat dia tidak mampu menahan enaknya serangan lidah Ale, yang kian hari kian bervariasi dengan sangat maut saking gencarnya

Memek Fany seakan berkedut kedut

Pantatnya bergoyang liar dan seakan bergerak otomatis

Dan lidah ale juga masih nakal bermain disitu, membuat Fany tidak bisa menahan diri lagi.

“ale…. Gue mo keluar sayang…..” racaunya liar

Dengan kerasnya dia menekan kepala Ale agar terbenam di vaginanya, sambil dia menahan gencarnya arus orgasmenya, dia berteriak lirih dan mengigit bibrinya dengan liarnya

“ough…. Ough….. oh,…… …. Gila enak banget……” teriak dia bagaikan lupa diri dengan situasi bahwa dia sedang ada di tokonya.

Hempasan orgasme pertamanya dengan lidah Ale membuat dia lemas dan langsung terbaring di sandaran sofa. Memeknya basah dan rambut vaginanya pun agak tertidur bagian bawah akibat bercampurnya cairannya dengan ludah Ale

“enak banget…..” sambil mencubit perut Ale

“tisu dong….”

Ale celingukan mencari tisu

“itu di tas gue…..”

Ale meraih tas boss nya

“ini…?”

“”bukan… itu tisu basah…..”

Ale akhirnya keluar sebentar ke bagian depan, mengambil tisu kering di meja kasir di depan. Fany tertawa melihat Ale bugil berjalan dari ruang depan, batang kontolnya yang besar dan ngaceng begoyang goyang.

Fany lalu membersihkan vaginanya yang basah dengan tisu. Dan setelah kering, dia lalu memposisikan dirinya di sofa lagi

“sini Le….”

Dia lalu meraih pentungan hansip Ale yang sudah menegang, dengan lembut dia mencium kepala kontol hitam itu. Dia seakan tidak peduli bau keringat Ale yang seharian bekerja melayani pembeli, dia hanya peduli dengan kenikmatan yang diberikan oleh Ale.

Dengan lembut dia mencium kepala kontol Ale, dan saat dia membuka mulutnya untuk melumat kepala kontolnya Ale, tiba-tiba dia didorong Ale untuk berbaring, dan bibirnnya diserang oleh ciuman bibir Ale dengan ganasnya

“sayang…. Curang ih… aku kan pengen jilat…..”

Ale tidak menjawab, dia kini melumat ketiak indah milik Ci Boss nya.

Lalu sambil melumat buah dada Fany yang kembali mengencang, dia membuka paha Fany lebar-lebar, lalu dia dengan pelan menggesek kepala batang kemaluannya ke bibir kiri dan kanan vagina Ci Fany. Batang hitam dan legam, menggesek gesek vagina merah dan bersih milik Fany, membuat pemandangan hitam putih yang kontras.

Dan sambil melumat bibir Ci Fany yang mendesah liar, Ale lalu mendorong kelotnya yang tegang dan berurat itu masuk. Meski agak sedikit tersendat, namun akhirnya semuanya masuk hingga ke pangkalnya. Membuat Fany yang tersedak langsung memeluk Ale dengan erat, tangan kanannya memeluk dan merebahkan kepala ale untuk merapat dan rebah ke sisi kepalanya.

Pelukan dan kaki Fany kini mengunci badan Ale, sofa kecil itu bagaikan ikut bergoyang dengan sodokan Ale yang memulai menggoyang batang kontolnya keluar masuk secara perlahan di vagina Fany.

“enak sayang?” tanya Fany lirih sambil sedikit bergetar

“enak Ci Boss…..”

Auh…… sodokan Ale kembali menyodok dinding vagina Fany

“Ci Boss enak…?”

“ouh Ale…. Ngga ada lawan kontol lu sayang…..”

Ale tersenyum dan menicum bibir Fany, yang dibalas dengan ciuman yang ganas. Badan mereka menempel erat dan pelukan saling mengunci, sementara bibir mereka saling bertautan, dan vagina Fany mengunci kontol Ale yang terjepit di dalam belahan vaginanya

“ memek gue enak ngga sayang?”

“enak banget Ci Boss…..”

Fany tersenyum

“jangan celup ke yang lain yah….”

“iya Ci Boss…..”

“janji lu….?”

“janji Ci Boss……”

Fany kembali tersenyum. Dia tahu Ale sangat setia dan selalu menuruti apa yang dia mau, dan perlakuan Ale dan selalu menaruh rasa hormat itu yang buat dia suka dengan bocah yang dulu suka nyolong cd nya itu untuk bahan colian.

“Ci Boss…..”

“iya sayang….”

“gantian…..”

“apa?’

Tanpa menunggu jawaban Ci Boss nya, Ale mencabut batang kemaluannya, lalu menarik Fany untuk berdiri, lalu dia gantian duduk di sofa, dan Fany kini naik ke atas tubuh Ale, dan dengan setengah menuntun tangannya memegang kontol Ale agar tepat di sasarannya.

Dan pelan tapi pasti, batang kemaluan ale pun tenggelan ke gua nikmat milik Fany.

Ough, pemandangan indah dan eksotis tersaji kini. Badan mulus dan cantik milik Fany, kini menduduki badan hitam legam milik Ale. Dan buah dadanya yang bergoyang seiring dengan goyangan pantatnya, kini disambut oleh jilatan dan lumatan bibir Ale.

Posisi woman on top seperti ini memang membuat Fany bisa mengontrol semuanya dengan goyangannya, dan itu membuat dia kesulitan menahan nikmatnya sodokan kontol Ale yang keras sekali. Sentuhan palkon Ale yang tepiannya menyenggol itilnya, membuat dia tidak mampu menahan nikmatnya sentuhan di itilnya, membuat dia semakin mendekat ke arah tepian orgasmenya.

Lumatan bibir Ale di payudaranya juga membuat dia sulit berkutik.

Dia mencoba menahan, namun kenikmatan itu rasanya semkain kencang mengejarnya

Dia bagaikan tenggelam dalam irama dan harmoni percintaan yang sulit dia hindari

Nikmatnya sodokan Ale, dan lumatan di dadanya, akhirnya membuat dia sulit untuk menahan orgasmenya yang kedua. Jepitan vaginanya yang mencengkram otot pentungan hansip Ale, membuat dia akhirnya harus mengakui bahwa stamina dan perkakas Ale memang sakti. Bagaikan benteng Tidore yang sulit dirobohkan, malah serangan Fany yang kini membuat dia akhirnya tiba di pantai kenikmatan.

Dengan menggeram keras, akhirnya Fany meremas kepala Ale, menekan kepala Ale ke dadanya dan kembali dia meledak untuk kedua kalinya di sore ini. Orgasmenya datang kali ini sangat dahsyat dan sampai luber ke dinding vagiannya hingga keluar pahanya.

“oh… enak banget sayang…..” pelukan erat dan ciuman bibirnya ke bibir Ale.

Dia lalu mencabut batang kontol Ale yang masih sangat tegang. Dan sambil menahan tubuhnya yang agak terhuyung, Ale lalu bangun dan mendorong Ci Fany agar tangannya menahan di sofa, lalu pinggulnya ditarik ke belakang, dan kemudiaa Ale melebarkan kaki Ci Fany agar terbuka dan pantatnya diberi celah untuk masuk kontolnya dari belakang

Dengan pelan dia lalu menusuk kontolnya dari belakang, dan Fany yang masih agak gemetar jadi makin ngilu saat kontol Ale masuk lagi dari belakang. Dan sambil menahan badannya, tangan Ale meremas buah dadanya dari belakang, dan kembali kontolnya menghujam dari vaginanya dari bagian belakang.

Hantaman Ale ke bagian pantat Ci Fany membuat suara pertamuan kedua tubuhnya itu terdengar berirama. Rambut kemaluan Ale yang menempel di bagian pantat dan area antara vagina dan lubang pantatnya, menimbulkan kenikmatan tersendiri bagi mereka berdua.

Dan Ale kini berkonsentrasi penuh untuk menggenjot Ci Fany. Dia menggoyang dan sesekali meremas pantat montok Ci Fany, dia ingin segera menggapai kenikmatannya juga.

Dan akhirnya ujungnya pun tiba

Dengan gencarnya sodokannya, akhirnya Ale kemudian berteriak lirih, sodokannya kencang dan tiba-tiba berhenti. Kontolnya menghamburkan cairan kenikmatan yang tumpah banyak sekali ke vagina Ci Fany, tumpah ruah seiring dengan lubernya kenikmatannya di vaginan Ci Fany. Dan begitu dia selesai, kontolnya yang sudah tidak setegang tadi, segera copot dan Ale langsung terkapar di sofa kecil itu.

Sambil terengah engah Ci Fany menatap Ale yang meringis penuh kenikmatan

Fany lalu ikut merubuhkan tubuhnya ke atas tubuh Ale dan memeluknya dengan mesranya

“enak sayang?”

“enak banget Ci Boss…”

Ciuman mesra dan bibir mereka bertautan.

Kenikmatan yang benar-benar indah bagi mereka berdua kembali hadir sore ini. Meski situasinya kurang ideal karena harus bertempur disofa, namun tetap saja tempat ini termasuk aman bagi mereka berdua untuk bercinta secara sembunyi sembunyi seperti sekarang ini.

“ tisu sayang…”

Ale lalu bangkit mengambil tisu basah dan menyerahkan ke Fany yang gentian terkapar di sofa.

Setelah membersihkan vaginanya dengan tisu basah, dia juga melap kontol Ale dengan tisu basahnya. Ale tertegun dibuatnya. Cukitai kata Ale dalam hati. Mimpi apa beta, abis cuki Ci Boss bersihin beta punya kelot, macam bini sendiri saja ini.

Fany tersenyum lalu mencium kepala kontolnya

“jangan nakal yah…..”

Ale tersenyum

Dia lalu menyerahkan baju dan dalaman Ci Fany yang berserahkan. Sambil menatap Ci Fany yang sedang memakai celana dalam serta beha, dia juga memakai bajunya yang tadi semua lepas dan copot sebelum bertempur.

Dan setelah semuanya sudah terpasang, Ci Fany lalu kembali memeluk Ale

“makasih yah Le….”

“iya sama-sama Ci Boss…. Beta yang makasih…”

“Enak kan?”

“banget Ci Boss….”

Fany lalu memeluk Ale kembali.

“besok lagi yah…….”

“iya Ci Boss…..”

“lu antar Alvin mancing baru kita main di kamar lu…..”

“iya siap Ci Boss….”

Ale membalas memeluk ‘kekasihnya’ ini dengan penuh rasa sayang.

Bagi Ale, Ci Fany ini memang sangat special. Meski sudah coba beberapa puki, namun memek Ci Fany ini selalu bikin dia ketagihan dan susah lupa.

“beta buang di dalam ngga apa-apa Ci Boss?”

Fany tersenyum

“ngga apa-apa… gue kan KB…..” ujarnya sambil tertawa “ lagian enakan didalam kan?”

Ale hanya tertawa kecil sambil menganggukan kepalanya

“yuk… pulang kita….”

“iya Ci Boss…..”

Ale lalu mengintip bagian luar toko, memastikan aman, lalu mematikan lampu sejenak, agar Ci Fany masuk ke mobil pickup di bagian depan, lalu dia mengunci pintu toko, mengeluarkan mobil pickup, dan mengunci pagar, lalu mobil dengan cepat dipacu untuk menuju rumah majikannya itu.

Dan bersyukurnya mereka berdua saat tiba di rumah, ternyata Ko Alvin juga belum tiba, padahal waktu sudah jam 19.00. Fany lalu bergegas masuk ke kamar untuk mandi, dan Ale melanjutkan tugasnya untuk membersihkan rumah, mencuci mobil, dan juga merapihkan gudang dan tanaman seperti biasa tugasnya sehari hari.

BERSAMBUNG ...


Read More

๐Š๐จ๐ฉ๐ข ๐’๐ฎ๐ฌ๐ฎ ๐Ÿ‘๐Ÿ” ๐๐„๐“๐€ ๐๐”๐๐† ๐๐„๐๐“๐”๐๐†๐€๐ ๐’๐Ž ๐“๐ˆ๐๐†๐†๐ˆ, ๐๐€๐†๐€๐‘ ๐๐”๐ ๐๐„๐“๐€ ๐’๐€๐๐”๐‘๐€๐“๐€

 


Dengan setengah ngebut Ale menggas motor Honda Beat di jalanan yang sudah agak sepi. Tidak seperti biasa dia kali ini agak terburu-buru mengemudikan motornya, sampai Alvin agak kuatir melihat gaya Ale membawa motor. Tidak biasanya ada pembalap dari Ambon masalahnya, itu yang buat Alvin kuatIr

“slow Le….. “ dia memperingati Ale

Nyong satu langsung terkejut mendapat teguran dari Boss nya

“maaf Koh Boss… beta kira Koh Boss mau buru-buru….”

“Memang gue buru-buru juga, tapi jangan pula kau gas macam ini….. bukannya mancing kita nanti malah masuk IGD….” Sungut Alvin lagi

“iya siap Koh Boss….”

Gas agak kendor sedikit kali ini….

Memang tanpa mereka berdua sadari bahwa setan kepala botak yang dibawah pusar kalau sudah bertingkah macam ini jadinya. Alvin yang sudah kebelet memang ingin buru-buru menggarap sawah Erika yang dia sudah tunggu-tunggu untuk dibajak. Tanpa dia sadari bahwa Ale juga sedang kena setan tanggung isi celananya gara-gara Alvin mendadak menyempatkan pulang tadi.

Kedua pria ini sama-sama tenggelam dalam lamunan masing-masing, tanpa mereka sadari bahwa sebenarnya tujuan mereka sama, segera bercocok tanam, hanya saja obyek tanah garapan yang berbeda. Alvin ingin mencangkul di kebun lain, tanpa dia sadari kebun miliknya yang akan digarap oleh anak buahnya dia.

Bajingan mesum memang dua manusia ini

Dugaan Ale memang benar, Koh Boss tidak ke pemancingan yang dia biasa mancing, tapi ke pemancingan kolam kecil yang suka bikin kaki tengah terpeleset, yaitu pemancingan di gang Libra, alias tempat kost mewah yang dia pernah buntuti dulu.

“gue disini aja Le…..”

Ale memberhentikan motornya

“alat pancingnya Boss?” tanya Ale pura-pura bego

“nanti kawan gue yang bawa…..”

Ale ingin tertawa dalam hatinya

“ sudah sana lu…. Nanti gue telp baru lu jemput gue……”

“siap Koh Boss….”

Dalam hati Ale… syukur…. Yang lama kau mancingnya Koh Boss…. Biar beta bisa menyelam di kolamnya Ci Boss malam ini……

“nanti beta jemput Koh Boss….”

“iya Le….”

Ale lalu memutar motornya balik

“tunggu Le….”

Ale berhenti dengan agak kesal

“nih…. Buat ongkos lu…..”

Alvin memamsukan dua lembar anti air ke dalam kantong kemeja Ale.

Alhamdulillah rejeki anak soleh. Antar Boss dikasih uang, nanti suruh jemput… padahal dia mau balik mau pacul kebunnya Ci Boss…. Malah beta dikasih uang…. Memang kau beruntung sekali kalot bajingan… suara hati licik Ale ke arah kalotnya yang tegang dan ingin segera nyebur ke kolam Ci Boss.

“danke banya-banya Koh Boss….”

“ya sudah…. Sana lu….”

“beta bale dulu Boss….”

Langsung tanpa jeda Ale menggas motornya dengan kecepatan sedang dan langsung cepat saat jauh dari pandangan Koh Boss. Dia bagaikan tidak sabar ingin segera balik dirumah.

Jangan sampai Ci Boss tertidur, beta harus segera masuk dan tarik dia ke kamar beta. Kayu beta sudah tinggi ini, kalau sudah karas dan tinggi, pagar pun beta kasih rata. Gemas sekali Ale dengan kentangnya dia tadi. Entah kenapa malam ini dia sangat bernafsu dengan Ci Boss nya. Sange dan rindunya akan jepitan memeknya Ci Boss membuat dia rindu.

Barete rete nona di pantai, Cuma Ci Boss yang paling pasung ey…. Bisik Ale.

Dia langsung menyanyikan laginya Helo Band, yang berjudul Diantara Bintang.

Di antara beribu bintang
Hanya kaulah yang paling terang
Di antara beribu cinta
Pilihanku hanya kau sayang

Tapi kemudian dipermoy lagunya oleh Ale

Di antara beribu toket
Toketmulah yang paling montok
Di antara beribu itil
Itilmulah yang paling sadap…..

Bangsat, Ale memang lubang puki punya kalo so bagini.

Ale kemudian tiba dirumah. Segera dia masukin motor, mengunci pintu gerbang dengan gembok, lalu masuk ke kamarnya melepaskan jaket. Dia cuci muka dulu karena abis dari jalan, menyeka dengan handuk, lalu dia beranjak ke ruangan tengah.

Sepi…….

Pasti Ci Boss di kamar.

Ale lalu merapatkan kupingnya ke pintu kamar. Tidak terdengar suara apapun. Sial betul Ale, sepertinya di Boss sudah terkapar tidur.

Ale tidak kurang akal, dia lalu memanggil dengan lembut Ci Boss nya

“ci Boss…..” sambil mengetuk dengan pelan

Namun hasilnya zonk. Tidak ada pergerakan sama sekali.

Ale langsung tegang dan kecewa. Dia menengok ke arah dapur, lalu ke ruang tamu, semua sepi…. Diapun galau dan bingung. Mau ketuk lebih kencang takutnya bukan Ci Boss yang bangun, malah Mbak Ratmi diatas yang bangun. Tidak diketuk, pentungannya sudah keras sekali.

Ale benar-benar dilemma

Pentungannya kini sudah sangat tegang dan keras…..

Pikirannya langsung bercabang dan bingung

Setelah sekian lama bimbang dan galau, akhirnya Ale nekat jadinya.

Pelan-pelan dia mencoba membuka pintu kamarnya Ci Fany.

Bingo…… pintunya ngga dikunci

Dan benar saja, Fany terkapar dengan mulut sedikit menganga. Dasternya yang dia pakai tersingkap hingga perutnya. Celana dalam putihnya terlihat jelas. Posisi tidurnya yang mengangkang, dengan tangannya naik keatas membuat paha mulus dan ketiak indahnya terlihat.

Pentungan Ale semakin mengeras kencang melihat indahnya pemandangan di tempat tidur itu. Pelan-pelan Ale nekat masuk. Dia menutup pintunya dan kemudian menguncinya dari dalam, lalu dia mengendap ke samping tempat tidur Ci Fany.

Ale merasa betapa beruntungnya dia. Dibawah terangnya lampu di kamar utama rumah ini, dan permaisuri terbaring dengan daster mini yang seksi. Buah dadanya tercetak jelas tanpa bra, putingnya nyemplak terlihat dipucuk buah dada yang kayak mau tumpah. Paha mulusnya terlihat licin, dan pangkal paha yang masih terbungkus celana dalam itu terlihat montok dan bulu-bulu hitam membayang dari balik celana dalam nilonnya.

Wajah cantiknya dengan bibir setengah terbuka, membuat Ale merasa bagaikan pangeran dari Tidore yang hendak menyambangi dewi Xi Shi yang sedang tertidur pulas.

Gaya tidur dan seksinya Fany, membuat pentungan hansip Ale semakin mengeras. Dia lalu mendekati Ci Fany, dengan lembut dia mencium pipi Ci Boss nya ini. Namun yang dicium tidak bergeming. Ale kini benar-benar semakin nekad karena sudah naik birahinya.

Kali ini dia mencium ketiak indah milik Ci Fany, yang tertidur pulas tanpa dia sadari kalau tangannya yang terbentang keatas membuat ketiaknya terlihat, dan menjadi sasaran empuk dari bibir dan hidung Ale. Dan saking pulasnya Fany tidak bergerak sedikitpun.

Ale lalu menggoyang badan Ci Boss nya ini

“ci Boss…..” panggilnya lagi

Malihat Fany yang pulas, Ale lalu nekat menurunkan tali dasternya, sehingga buah dada yang montok itu sebelah kiri langsung keluar menyapa Ale. Keindahan buah dada itu membuat Ale semakin tegang. Dia lalu mencium pipi Ci Boss nya.... lalu turun ke buah dada yang kini tebuka bebas, dan dengan lembut dia mulai menghisap payudara Ci Boss nya ini.

Akhirnya karena merasa ada yang sedang menghisap buahdadanya, Ci Fany yang pulas tertidur mendadak terbangun dan kaget. Lebih kaget lagi melihat ada sosok yang sedang menghisap buah dadanya.

“ale……” bentaknya pelan

Ale kaget mendengar Ci Boss nya bangun

“lu sejak kapan masuk…..”

Ale yang sedang tegang dan sange berat langsung memeluk Ci Boss nya

“dari tadi Ci Bos…..”

Fany setengah mendorong Ale

“ngantuk gue ah……”

Ale tidak meneyrah

“Ci Boss…. Pentungan beta sudah tegang ini…..”

“ih… gue ngantuk ah…..”

Fany mendorong badan Ale smabil membalikan badannya kearah berlawanan dengan Ale.

"Ci Boss... beta sudah sange ini...."

"bodoh ah.... lu coli aja dulu sana...."

Aduh, Ale punya pentungan malah semakin kencang. Posisi tidur Ci Fany yang sembarang berbalik malah membuat celana dalam bagian pantatnya terlihat. Makin kencang pentungan Ale bergetar.

Dia tidak menyerah, dengan sedikit memaksa kini Ale naik di tempat tidur, dia nekat memeluk Ci Boss dari belakang, sambil menggesek pentungannya yang kini hanya berbalut cancutnya biru donkernya dia. Memang kepala bawah kalau sudah bertingkah, Ale pun jadi nekad.

“ale….. ngantuk….” Tegur Ci Fany.

Meski dia memberontak, tapi melihat gelagat Ci Fany yang tidak sungguh sungguh marah, membuat Ale makin nekat dan berani. Kini dia memeluk dari belakang, pundak halus Ci Fany dengan lembut dicumnya, dan batang kontolnya kini digesek-gesek ke pantat majikannya ini.

Ale lalu nekat membalikan wajah Ci Fany dan dengan penuh nafsu dia lalu lalu melumat bibir Fany…

“ale….. gila lu…..” berontak Fany

Namun Ale dengan kencang mengunci Fany agar tidak bergerak. Dalam hatinya Ale, beta harus sedikit nekad, ini Ci Boss kalau dia lagi mau beta wajib layani, sekarang beta punya pentungan sudah tinggi, biarpun palang pintu tingga beta terabas pokoknya.

Mendapat serangan Ale yang nekat mau tidak mau membuat Fany kewalahan. Dan perlawanannya rasanya percuma, karena kini dadanya yang diserang oleh lumatan Ale. Buah dada indahnya kini sudah terekspose dua-duanya oleh lumatan Ale.

Dan akhirnya bibir Ale lalu turun ke bagian vaginanya. Celana dalamnya lalu dilolosin kebawah oleh Ale, dan lumatan bibir Ale kini pindah ke vagina Fany. Vagina yang tadi dia lumat akhirnya kini basah kembali akibat serangan Ale yang liar dan ganas.

“ale… lu mah ah…..” racay Fany ngga beraturan kini

“udah…… masukin …..” perintahnya kini

Mendapat serangan spartan oleh kuda hitam liar seperti Ale, membuat dia gagal mempertahankan keinginannya untuk kembali tidur. Kini dia pasrah dengan tersisa hanya datser kecilnya yang tertinggal, celana dalamnya kini sudah jatuh dibawah lantai kamar.

Kaki Fany lalu menyentuh dengan ujung jarinya, batang kemaluan Ale yang masih terbungkus celana…dia mengelus elus batang yang kini sudah sangat tegang… setegang muka Ale yang kini dihadapannya menahan nafsu….

“buka Le….”perintahnya ke Ale yang tanagnya masih dengan gemas meremas buah dadanya.

Ale melepas tangannya dari dada Fany… lalu membuka celana dalamnya

Fany senyum sambil memaklumi nekadnya Ale apalagi saat melihat kontol Ale yang perkasa di bawah lampu yang terang….

“gede banget sih, Le…..”

Ale tersenyum bangga…..

Ale bersimpuh didepan Fany yang telentang…. Tangan Fany meremas dada ale… tangan Ale juga mulai meremas dada Fany….kontol Ale kini tegang sempurna mengacung…..seperti pentungan hansip yang dipakai untuk menagngkap maling ……siap tempur…

Fany yang kini penuh birahi…menarik kepala Ale…dan menyodorkan buah dadanya yang kiri untuk diemut oleh mulut Ale… Ale lalu mebuka mulutnya dan bibirnya yang tebal hitam itu…lalu menghisap buah dada putih dan putingnya yang coklat indah…..

Hmmmphhhhhhh….oh Ale…..enak sekali…..racau fany….

Dia kini tidak ingat lagi dengan penolakannya tadi, dia juga lupa kalau ini tempat tidur dia dengan Alvin suaminya….. tidak peduli dengan hal-hal lain… yang dia mau hanyalah bercinta dengan Ale malam ini….. daster yang tersisa di abdannya kini dibuka keatas dan dilempar ke lantai

Ale makin ganas melumat buah dada indah majikannya….buah kesabarannya kini tuntas sudah….susu yang tidak pernah dingin itu kini dimulutnya….dengan rakus Ale menjilat, melumat, kadang memelintir dengan bibirnya yang hitam…..

Sementara tangan Fany kini memegang dan meremas tongkat sakti Ale yang berurat dan semakin tegang…. Dia meracau dengan penuh erangan….dadanya diemut berganti gantian oleh mulut dan lidah Ale…..

Oughhhh…teriak Fany saat jari tengah Ale menyentuh kelentitnya yang tegang…..mulut Ale kini turun dan mencium bulu kemaluan lebat Fany….lalu lidahnya mulai menjulur masuk ke belahan vagina Fany… mendapat serangan lidah Ale, Fany makin kesetanan…. Lidah Ale lalu masuk dan menyerang bibir vaginanya…lalu lidahnya mencucuk masuk ke antara belahan yang sudah basah itu….

Fany dibuat tidak kuat dengan serangan dari Ale ini…. Tangannya menekan kepala Ale,,, rambut Ale yang dipangkas ala tentara dan cepak, membuat sensasi lain saat Fany membelai kasarnya kepala Ale….dia menekan agar kepala Ale makin dalam ke belahannya….

“Le….” Mesra manggilnya…..

“masukin yuk…..” pintanya kali ini….

Ale merangkak baik di depan majikannya….kontolnya kini ditujukan ke lubang milik Fany, lubang yang hanya malam-malam sebelumnya dia bisa rasakan, tanpa dia bisa nikmati secara utuh…..Fany kembali menyodorkan buah dadanya untuk dinikmati Ale,….sambil menggosok kepala kontolnya, Ale kembali melumat buat dada Fany ganti-gantian….. Fany dibuatnya melayang karena serangan didadanya, dan elusan topi baja hitam di bibir vaginanya…..

Kontol Ale yang berurat dan hitam legam, perlahan mulai membelah memek Fany yang merah merekah…. Memek yang basah oleh cairan vagina dari lerengnya yang bercucuran, memudahkan batang berurat itu masuk hingga ke pangkalnya….

Gua Fany terasa penuh…dan mentok….mata Ale membeliak menahan nikmat yang dia rasakan akibat terjepitnya urat sakti dengan belahan becek yang dihiasi rumput indah diatasnya yang berwarna hitam pekat….

Pantat Ale yang hitam pekat mulai bergerak menindih pantat Fany yang putih mulus dan kadang kemerahan….batang kemaluan yang besar itu masuk keluar dengan berirama…. Mulut Ale sibuk melumat buah dadanya Fany…. Lengan Fany mengunci belakang kepala Ale…menikmati desakan deras divaginanya, dan juga hisapan bibir hitam di putting buah dadanya…..

Goyangan Ale kali ini lebih mantap… meski sedang dalam birahi yang tinggi, dia bisa sedikit menahan nikmatnya bercinta dengan majikannya ini….buah dada montoknya tidak lepas dari mulut atau jarinya….berganti gantian dia meremas, sedangkangan kemaluannya yang berukuran jumbo semakin tenggelam di gua yang kini basah dam penuh cairan kenikmatan…..

“gentian Ale….gue pengen diatas….”bisik Fany….

Ale lalu mencabut batangnya…. Penuh dengan pejuh Fany dan tetap tegak berdiri…. Fany bangkit, lalu merangkak setengah duduk dipangkuan Ale….lalu dia mulai menggesekan di bagian luar vaginanya, agar kepala kontol Ale licin, lalu memasukkannya kontol Ale ke vaginanya pelan, lalu tenggelam….

Fany mulai menggoyang kembali…

Posisi kini dikamar tidur Fany ialah Ale dibawah dan Fany sedang diatasnya sambil bergoyang dengan berirama. Ngantuknya kini hilang berganti keiknamtan yang luarbiasa rasanya. Tangan Ale meremas buah dadanya, pantat Ale dari bawah menekan keatas menyambut setiap hantaman pinggul Fany saat turun melahap kontol Ale dan ritme ini berjalan dengan cepat….menuju ke suatu titik ujung yang bermuara ke sebuah kenikmatan…..

Dan Fany yang etrus menggoyang dengan posisi diatas bisa merasakan betapa vagina dijepit dan itilnya selalu tersentuh dengan besarnya kontol dan topi bajanya yang tegang itu…. Dia kini mulai menyerah….. rasanya orgasmenya semakin mendekat….

“ale…..gue mo keluar …..boleh Nyong…..” Fanny meracau tidak tentu arah….

“boleh Ci Boss sayang……keluarin sudah…..”sahut Ale sambil menekan pantatnya Fany

Dan tidak lama kemudian akhirnya….

“ Alllllleeeeeeeeeeeeeeeee……oh……..keluar lagi gue……..arrrghhhhh…..”

Fany teriak sambil menekan dalam-dalam kontol Ale agar masuk ke vaginanya….. semua emosi dan rasa geli bercampur nikmat tumpah ruah lewat jepitan memeknya ke kontol Ale.

Dia lemas dan terengah engah…..

Gila…..sensasi bercinta yang dia selalu rasakan saat beradu dengan pentungan Ale memang seperti ini …. sungguh indah dan dahsyat…. Ale mampu membuatnya jatuh ke lembah kenikmatan yang bahkan tidak bisa didapat selama dia dengan suaminya. Sensasi antar ras dan wrana kulit yang membuat dia terkapar kembali.

Ale yang sudah tanggung…..lalu mulai menarik pinggul Fany lagi….membaringkannya terlentang pasrah. Dan kontolnya yang masih kencang dan berkilap karena camputan cairannya dengan cairan Ci Fany, kini ditekan menancap di vagina Fany… dan mulai dia menyodok dengan gerakan sedikit cepat.

“ Gile Ale… ngilu… bangsat lu……” teriak Fany yang masih agak ngilu….

Tapi rasa ngilu itu terganti dengan nikmat. Dan rasanya Fany ingin melihat Ale yang tadi bernafsu sekali untuk bisa mencapai puncak, untuk bisa menikmatin keindahan orgasme yang sama, lewat jepitan memeknya yang basah.

“enak Le….?”

“enak sekali Ci Boss…..”

Fany tertawa

“ngga bosan kan ;u?”

“ngga akan bosan Ci Boss…..”

Ouch…. Dengan rakusnya kini Fany melumat bibir Ale. Dia seperti tidak peduli lagi, rasanya dihantam dengan kekuatan penuh pentungan sakti yang keras itu, membuat memeknya ngilu namun nikmattnya sampai sekebon rasanya. Nikmat banget rasanya.

Fany menggoyang pantatnya….dibuat seperti ulekan ke kirik dan kanan kadang depan dan belakang….kontol Ale yang tegang dan keras dan mencoba bertahan kini sudah bersiap untuk muntah…..

Muka Ale yang hitam main aneh dilihatnya….giginya dia saling gemeretak….. tangannya memegang pinggul Fany….kontolnya yang tegang menyodok dengan kencamg…. tidak perduli lagi majikannya sakit atau enak….

“Ci Boss…..beta mau keluar…..

“keluarin Ale…." sambil menggoyang pantatnya…

“buang dimana Ci Boss…” tanya Ale parau….

“ Didalam sayang…..…..” ujar Fany yang dengan sadar mengatakan itu.

Ale makin kencang menekan…..

“ Ci Boss…beta mau buang didalam……” teriak ale….

Dan tidak lama kemudian sambil berteriak dan memeluk Fany dengan eratnya, kontol Ale menyemprotkan cairan kenikmatannya…… berkali kali sehingga terasa di dinding vagina Fany….

"Ohhhhh….ci bosss….enak banget…….oh…oh……auh……. " muka Ale ditekuk sedemikian rupa saat puncak kenikmatan diraihnya…. Dia memeluk erat tubuh fany…..

Fany yang tidak berdaya…memilih membiarkannya….pelukan Ale dirasanya nyaman sekali…..

“enak…” tanya Fany sambl melihat Ale yang terengah engah…..

“mantap betul Ci Boss,…..”

Ale kesulitan mengatur nafasnya…. Fany dengan pelan-pelan mengeluarkan batang Ale yang masih bersarang di vaginanya…..dia lalu terlentang lemas, dan kemudian dia berbalik arah kearah Ale, dan kemudian larut di pelukan Ale. Kontol Ale ibarat ular kobra hitam yang tergolek lemas, terkulai diantara semak2 hitam milik Fany….

Nikmatnya bercinta membuat Fany lupa dengan segala galanya…..dia lalu bangun… memandang Ale yang sedang terkapar….. dia lalu turun mencium pipi Ale….

“makasih yah Le….enak banget tadi….”

“ sama-sama CiBoss….saya yang makasih banyak sama Ci boss…."

Fany senyum, lalu dia bangun dan melumat bibir Ale dengan mesranya.

“gila lu…. Nekat….”

Tangan Ale memegang dan membelai rambut Fany…..

“makasih ya Ci Boss…..”

“iya….”

“maaf tadi beta nekad…..”

Ci Fany tersenyum manis

Kembali bibir mereka bertautan, bibir merah Fany yang kecil dilumat oleh bibir tebal hitam Ale…..

“Alvin kapan disuruh jemput ama lu?”

“nanti katanya mau wa…..”

“oh yah sudah…..”

Fany lalu bangun dari tidurnya. Dia mengangkat tanagnya, mengikat rambutnya dan bersiap mau ke kamar kecil yang ada di dalam kamarnya itu.

“cucilah…… balik kamar sana….” Ujar Fany yang senyum melihat Ale masih terkulai diranjangnya

“siap Ci Boss….”

“besok kita tempur lagi yah…..” bisiknya sambil ,membelai putting buah dada Ale

“ii..iya Ci Boss…”

Waduh, gagal lagi acara ke tempatnya Ati jika Boss mau minta lagi besok, demikian pikir Ale.

Namun bagaimanapun memang Ci Fany ini bagaikan cinta pertama Ale. Ingat rasa dan susah lupa. Rasanya berbeda bercinta dengan Ci Fany dengan wanita lain. Entah kenapa rasanya dengan Fany itu meski kadang dia suka dibuat kentang, namun dia selalu ingin buat Ci Boss nya ini bahagia. Makanya meski sering diomeli sama Ci Boss nya, Ale selalu patuh dan ikut apa perintahnya.

Dia sambil tersenyum melihat Ci Boss nya keluar telanjang bulat dari kamar mandi, dan mengambil celana dalam. Memakainya kembali serta memakai daster yang tadi dia pakai tidur. Ale lalu gantian masuk kamar mandi, mencuci perkakasnya bersih bersih, lalu keluar dan pakai celana dalam serta celana pendeknya.

“ci Boss… beta balik kamar yah….” Pamitnya

“iya……”

Ale memeluk Ci Fany

“besok lagi yah….. pulang dari toko…..”

“iya siap Ci Bos…..”

Ale lalu keluar dari kamar majikannya sambil mengendap endap, takut kalau ada Mbak Rat tiba-tiba turun. Untung di ruangan dalam rumah ini tidak ada CCTV, jika ada kelar hidup Ale dibuatnya. Bisa-bisa menggelandang lagi dia nasibnya di jalanan, atau berakhir di bui.

BERSAMBUNG ...


Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com