𝐊𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐓𝐞𝐫𝐥𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐁𝐀𝐆. 𝟓

 


aku baru sadar menyadari motor yang dinaiki ibuku tidak terlihat di belakang kami. kupikir terjadi sesuatu dengan motornya sehingga tertinggal jauh dibelakang. kami memutuskan memutar balik untuk menjemputnya karena pasti ibu tidak membawa hp nya yang tertinggal di saku jaket yang dibawa bulik.


setelah memutar cukup jauh, kami melihat pancaran lampu biru dari kejauhan. karena sedikit khawatir kupercepat laju motorku, tepat ketika hampir sampai kulihat ibuku dibawa masuk ke dalam mobil patroli oleh beberapa polisi berseragam. sementara itu motor yang tadi dinaiki ibu, kini dibawa oleh seorang polisi muda yang mengikuti dari belakang.

aku berniat memberhentikan mereka, namun oleh bulik dicegah dan menyuruhku untuk mengikuti kemana mereka membawa ibuku. akupun menurut saja dan pelan pelan mengikuti dari belakang. hampir lama kami mengikuti hingga mobil itu menepi di sebuah pos polisi yang sudah tua namun cukup besar.

pos polisi yang berada di jalur alternatif perbatasan antar kabupaten itu setahuku jarang dipakai pada hari hari biasa terlebih pada malam hari seperti ini. letaknya di jalan penghubung yang jarang dilewati mungkin menjadi salah satu penyebabnya. aku pun menghentikan motorku cukup jauh dari pos polisi itu, namun cukup untuk melihta ketika ibuku di bawa masuk ke dalamnya.

'ayo kita mendekat kesana' ajak bulikku

'tapi bulik...'

'kamu mau ibumu kenap napa'

'eh iya tapi...'

'tapi apa lagi?'

'ini motornya'

'udah taruh saja di balik pohon itu, tidak akan ada yang mengambil motor butut seperti itu'

akupun menurut saja, setelah menyembunyikan motor aku mengikuti bulikku yang mulai berjalan menyusuri jalanan di samping aspal mendekat ke arah pos polisi itu. setelah cukup dekat bulikku berbelok ke arah dalam yang cukup rimbun oleh pepohonan dan memutar untuk melihat dari belakang jika memungkinkan.

kondisi berbukit bukit membuat tanah di belakang pos polisi itu cukup tinggi, meskipun cukup aku kesulitan naik terlebih bulik yang sedang hamil besar akhirnya kami sampai di belakang pos polisi tua itu. sebuah lubang ventilasi memungkinkan kami mengintip ke dalam ruangan yang hanya diterangi bolam lampu 20 watt itu.

kulihat ibu sedang duduk di sebuah kursi dan disekelilingnya berdiri polisi polisi tadi. salah satu dari mereka yang bertubuh tambun tampak berbicara serius sambil memegangi pundak ibuku dari samping. namun entah bagaimana cerita nya tiba tiba polisi bertubuh gemuk itu memeluk tubuh ibu dari belakang.

lalu tangan polisi itu mencengkeram payudara ibu, dan dengan kasar meremas remasnya. ibuku terlihat meronta namun tenaganya pasti tidak sebanding dengan tenaga polisi itu. sementara itu tiga anggota lain hanya diam saja melihat salah satu dari mereka berbuat kurang ajar pada ibuku.

'wah liat ini, kalian harus pegang' kata polisi itu

namun mereka tetap diam saja dan hanya melihat meskipun sesekali memebenarkan posisi selangkangan mereka.

'liat ini besar sekali, mana empuk lagi' katanya sambil terus meremas remas kasar buah dada ibu.

aku beranjak dari posisi ku berniat menolong namun oleh bulik tanganku ditarik menyuruh untuk diam saja.

'bulik, itu ibu'

'iya bulik tau, tapi kita juga ndak bisa apa apa kan?'

aku hanya diam namun masih belum terima.

'sudah sekarang kita perhatikan dari sini'

'tapi bulik...'

'sudah kamu nurut sma bulik, yakinlah kita sudah ndak bisa berbuat apa apa, tapi bulik sudah punya rencana untuk memanfaatkan keadaan ini'

'rencana?'

'iya, kamu diam saja dan perhatikan'

bulik lalu mengambil smartphone dari saku jaket ibuku, dia menghidupkan perekam video lalu mengarahkannya untuk merekam seisi pos polisi itu. aku yang sudah paham dengan rencana bulik sedikit tenang jika terjadi sesuatu dengan ibu di dalam sana.

###

pov ibu

polisi polisi itu mulai melucuti pakaian yang tidak seberapa menempel di tubuhku, hingga aku telanjang bulat. setelah itu mereka mengikuti dengan melepas gesper sabuk kulit besar yang melingkar dipinggang mereka, lalu memelorotkan celana dan celana dalam mereka. kini dihadapanku 4 buah penis mengacung tegang minta dipuaskan.

'akh aku pengen ngentot perempuan jalang ini'

'akh iya aku pengen nyusu sama teteknya yang mirip pepaya itu'

'akh ayo emut kontolku lonte'

polisi itu memperlakukanku layaknya wanita murahan, dan memaksaku melayani mereka. memang seharusnya aku tahu resiko dari perbuatanku malam ini tapi aku tidak menyangka akan menerimanya dari orang orang yang seharunya melindungi dan mengayomi masyarakat itu.

satu dari mereka menjejalkan penisnya ke dalam mulutku, sementara dua yang lain memintaku mengocok penis mereka sambil mereka bermain main dengan buah dadaku, dan satu yang terakhir mengobok obok vaginaku sehingga menjadi basah kuyup.

'akhhh lonte akh terus sedot akh enak'

'slrepppppppp crepppp mmmhhh'

'akh iya terus kocok akh enak sekali'

'iya akh kamu benar benar berbakat sebagai lonte'

berbagai kata kata yang merendahkanku terucap dari mulut mereka, namun entah kenapa itu justru membuatku semakin bersemangat melayani mereka.

###

pov bulik

sementara kami mengintip kakakku yang sedang digarap rame rame oleh polisi bejat itu, aku juga menjadi terangsang. aku memberi isyarat pada keponakanku untuk bersiap bersetubuh sambil melihat ibunya digarap di dalam. kubuka jaket yang kupakai sehingga kini tubuh bagian atasku terbuka mempertontonkan buah dada bengkak dan perut buncitku.

setelah aku memelorotkan legging yang kupakai agar keponakanku bisa segera menyetubuhiku, dia memposisikan dirinya di belakang ku sedangkan aku bersandar pada tembok pos polisi itu. vaginaku yang sudah basah karena aku terus mengusap usapnya selama naik motor tadi, memudahkan ponakanku melesakkan penisnya dalam vaginaku.

'akh kontolmu enak sekali' kataku sambil berbisik pelan sekali.

'akh iya bulik' jawab ponakanku tidak kalah pelan.

'ayo entoti bulik, sambil lihat ibumu dientot polisi polisi itu'

satu persatu polisi itu bergantian diemut oleh kakakku. aku tidak tahu bagaimana perasaan anaknya melihat ibunya sendiri sedang digarap rame rame seperti itu, namun yang pasti dia juga terangsang terbukti dengan sodokan penisnya yang begitu bersemangat dalam vaginaku.

satu persatu polisi itu memuntahkan sperma mereka di mulut kakakku, lalu mereka mengusap usapkan penis mereka pada wajahnya sehingga kini menjadi berlumuran sperma. tidak hanya itu sperma yang tidak tertampung di mulut mulai menetes dari sudut bibir kakakku itu, sungguh pemandangan yang seharusnya sama sekali tidak boleh dilihat oleh anaknya sendiri.

'akhhh shhhh entot bulik lebih keras shhhhh'

'akh aku suka ngentot bulik akh sshhhhh'

'akh terus genjot memek bulik pake kontolmu akh'

aku kini berganti posisi dipangku oleh keponakanku yang duduk di atas tanah sementara aku digenjot dari bawah.

'akh teus sodok yang keras ehhmmm shhhhh'

sementara itu di dalam polisi itu terus melontarkan kata kata tidak pantas pada kakakku sembari bersiap menggenjotnya. dimulai dari polisi yang paling tua dengan tubuh gemuknya yang pertama menggenjot vagina kakakku. tidak terlalu lama dia menyodokkan penisnya sebelum akhirnya dia berejakulasi di tubuh kakaku yang sudah lemas tak berdaya.

lalu setelah diikuti dengan ketiga anggota yang lain, namun dengan durasi yang masing masing lebih lama sebelum akhirnya juga memuntahkan sperma di tubuhnya. kini tubuh kakku penuh dengan lelehan sperma dan aku yakin pos polisi itu kini menyengat sekali dengan bau spema dimana mana.

'akh liat ibumu suka sekali dipejuhi akh akh'

'akh iya bulik ibu memang binal'

lalu mereka berpakaian bersiap meninggalkan kakakku setelah sebelumnya mereka mengancamnya agar tidak mencoba lapor pada siapa siapa.

'akh liat mereka sudah selesai dengan ibumu'

'akh yes akkkhhh bulik ehmm'

'ayo terus nentot bulik akh sampai keluar'

'akh bulik ehm aku mau keluar'

'akh keluarin semprot bayimu di perut bulik pake pejuhmu'

ponakanku mempercepat genjotannya membuat tubuh ku berguncang, terutama buah dadaku yang bergoyang tidak aturan kesana kemari.

'akh terus lebih keras akhh'

'aku mau keluar bulik akh aku ndak kuat lagi'

'akh keluarin di dalem akh isi memek bulik pake pejuhmu sampai penuh akhhh'

'akh aku keluar bulik akhhhhhhhhhh'

'ser crett cretttt cretttt'

###

setelah beristirahat sebentar dan mengatur nafas, kami segera menghampiri kakakku yang tergeletak tidak berdaya di dalam pos polisi. tidak lupa aku membawa rekaman tadi yang nanti pasti berguna.

'bulik masuk dulu'

'kamu tunggu di luar'

'iya bulik'

aku segera masuk dan memunguti pakaian kakakkku. lalu mencoba membantunya berdiri sambil buru buru menyuruhnya berpakaian kembali.

'gimana mbak rasanya digarap bareng bareng'

'akh aku belum pernah merasakan seperti tadi, badanku lengket pejuh semua'

'hihi ya sudah ayo pulang hadiahmu sudah menunggu di rumah'

𝘽𝙀𝙍𝙎𝘼𝙈𝘽𝙐𝙉𝙂 ...



Read More

𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢𝐤𝐮 𝐏𝐚𝐬𝐫𝐚𝐡 𝐃𝐢𝐭𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐊𝐚𝐧𝐠 𝐏𝐢𝐣𝐚𝐭 𝐁𝐚𝐠.𝟒

 

 Sesusai dipijat dan bercinta, membuat kami begitu tidur nyenyak, kami bangun agak siang, istriku sendiri menahan diri keluar kamar karena malu dengan Heri sejak erangan dan rintihan istriku yang terlampau keras saat sex semalam, hal ini menghalangi ia untuk mandi wajib dan akhirnya melewatkan shalat subuh. Ya ini fenomena langka pada istriku, biasanya ia rajin mebangunkanku untuk shalat subuh, tapi karena malu, istriku menahan diri untuk keluar. Bibi pengasuh anak kami sudah datang dan terdengar sedang memasakan nasi goreng kesukaan anaku.


“yang bangun yang, mau masuk kantor ga?” Ga mas, aku ada kerjaan keluar kota ntar sore, semalam atasaku kirim WA nugasin aku keluar kota”. Hal ini sudah biasa bagiku, ia mengungkapkan rencana perjalanannya pada hari H, bahkan pernah 4 jam sebelum berangkat ia baru memberi tahu. Aku memakluminya, karena istriku sendiri juga kadang tidak menduga akan mendapatkan penugasan tiba-tiba. “kamu kemana Yang?” tanyaku.

Istri: “Kendari Mas, 3 hari, lanjut ke Pandeglang 1 hari mas, jadi maaf nanti aku ga sempat mampir rumah dari airport, karena langung dijemput sama kantor ke Serang”

Aku : “Iya ga apa-apa, yang penting pastikan vitamin kamu rutin dikonsumsi” dalam hati aku heran, kenapa ia tidak ke kota M, tempat Zakky mitra kerjanya berada. Bukankah sebelumnya mereka sudah janjian akan ditraktir di Kota M, tapi inilah tugas, ia harus utamakan tugasnya dibandingkan urusan pribadinya. Karena istriku termasuk kategori Worka holic.

Sementara ia pergi mandi, aku diam-diam membuka laptopnya, aku ingin mengintip isi chatnya dari whatsapp web yang selalu ia buka di browser laptopnya.

Istri : “Bang, Lusa sorre aku dr Kendari mampir ke kota M, besoknya aku pulang ke Jakarta karna ada urusan lagi”

Zakky : “siap Mbak Putri, nanti tak anter ke kuliner terbaik disini”

Istri : “Awasya kalo mangkir dari janji”

Zakky : “pasti enggak Mba, apalagi janji sama Mba Putri, wong sekarang aja udah dag dig dug kok tau Mba Putri mau dateng”

Istriku : hahahaha emang bedug masjid.

Membaca isi pesan WA istriku, aku menyadari bahwa istriku hanya bertugas 2 hari, selebihnya 1 hari ia extend menginap dan tiket penerbangan ke hari berikutnya. Artinya ia akan pergi urusan pribadi di kota M. Kembali, jantungku berdegub kencang, membayangkan Putri istriku berjumpa dengan pria lain, dan menghabiskan waktu seharian bersamanya, kemanasaja mereka seharian nanti? apa yang akan ia lakukan?

Tidak berlama-lama, kututup laptop istriku, kuletakkan kembali di tasnya. Aku melangkah keluar, kulihat Heri sudah berpakaian rapih sambil duduk-duduk di teras rumah, kuhampiri dia “her, kamu lagi ngapain bertapa sendirian?”

Heri : Lagi nunggu abang keluar, heri mau pamit mau belanja buat coffee shop”

Aku : “Oh ya udah her ntar habis sarapan langsung pulang sekalian pamit sama teteh”

Kami makan nasi goreng buatan ART, dimeja makan istriku mengucapkan terimakasih kepada Heri yang sudah memijatnya, ia bilang tubuhnya lebih enak, pas untuk persiapan perjalanan dinas nanti sore. (Nampak sekali istriku agak salting dengan heri terlebih akibat erangannya semalam)

Heri : “Wah sama2 Teh, nanti kalau keseleo, capek n butuh dipijat kabari Heri aja”

Dalam hatiku, wah heri sudah ga canggung lagi, dan sudah PD menawarkan jasa ke istriku.

Istriku : “Sambil senyum, wah makasih banget Her” Entah basa basi entah serius, istriku hanya menjawab singkat.

Usai makan, Heri pamitan dan salaman dengan kami, seperti biasa ia mencium tanganku dan tangan istriku.

***
“Yang…. Ini tas laptopnya kenapa ga dimasukin ke koper” tanyaku kepada istriku yang baru saja usai beres-beres persiapan berangkat keluar kota.

Istriku : “Ga mas, nanti aku full di lapangan, ga butuh laptop, berat-beratin aja kalau dibawa.”

Bagaikan mendapatkan berita kemenangan Barca atas Real Madrid, aku langsung sumringah mendengar ucapan istriku itu, artinya aku akan tahu apa saja yang diobrolkan antara istriku dan Zakky, dan bahkan mungkin aku tahu apa saja yang akan dilakukan oleh mereka?

Taksi yang mengantar istriku berangsur menjauihi rumah kami, belum hilang taksi itu dari pandanganku, aku langsung membuka laptop istriku, kubuka Whatsappnya. Aku kembali memepotoin laptopnya, seperti menonton laga Barca yang kembali bertanding el clasico melawan Madrid.

Kulihat pesan WA masuk, ada 3 orang yang mengomentari status WA istriku, ake penasaran dan ternyata istriku memasang foto selfie senyum disertai foto berikutnya bergambar tas koper, caption statusnya “Cuss, bismillah yang semangat, yang sehat, yang kuat”. Aku baru menyadari, bahwa selama ini istriku menyembunyikan kontaku dari orang yang akan melihat status WA-nya.



Zakky adalah salah satu orang yang mengomentari statusnya :

“Hati-hati Mba Putri Cantik, aku juga semangat disini” ,

Malam itu di sebuah hotel di tepi Pantai Losari, istriku turun dari sebuah kendaraan, sebagaimana tamu hotel pada umumnya yang menggunakan taksi, istriku tidak turun di lobby hotel, melainkan di area parkir hotel. Artinya ia sedang tidak menggunakan taksi, lalu siapakah dimobil itu yang bersama istriku?

Ya, Zakky bersama istri saya turun dari mobil mereka menuju ke lobby, Zakky berjalan sambil membawakan koper istriku, mereka berdua melangkah menuju lobby dan tampak berbicara dengan resepsionis, tak tahu apa yang dibicarakan, setelah itu mereka melangkah menuju ke arah lift seusai berbicara dengan resepsionis hotel.

Sebelum peristiwa mereka berdua ke hotel malam itu, aku sudah mengikuti seluruh isi pesan WA milik istriku, diantaranya saat istriku mengirimkan pesan selfie menuju pesawat dari kendari ke Kota M.

“Wah cantiknya, mba awas lho nanti saya jatuh cinta” komentar Zakky pada”

Istriku : aku sampai 1 jam setengah lagi bang. (ia mengirimkan emoticon)

Zakky : Aku sudah di bandara sekarang, biar saku saja yang nunggu, mba putri ga usah. Hehehe
Istriku : waduh niat amat.

Saat memperhatikan laptop dan isi pesan WA istriku, kudengar HPku bergetar, ada pesan masuk dari Rahmad temanku di kota M.

Rahmad : “Mas, aku wes roh bojomu nang bandara saiki, dikirimkannya foto istriku saat keluar dari terminal kedatangan (mas aku sudah lihat istrimu di bandara sekarang)”
Aku : Sipp mantep Om Rahmad, monitor terus n update. Ingat jangan mendekat atau terlalu dekat”
Rahmad adalah Supir taksi online bandara Kota M yang pernah saya carter selama dua hari saat saya ada kegiatan di kota M beberapa bulan lalu. Perantau asal Jawa Timur ini senang sekali kumintai tolong sebagai detektif amateiran untuk memantau dan medokumentasikan perjalanan istriku selama di kota M. kukirimkan foto selfie istriku yang kuambil dari pesan WAnya kepada Zakky, karena masih menggunakan kostum yang sama, sehingga mudah bagi Rahmad untuk mengenalinya.

Begitu istriku dijemput sebuah mobil di area penjemputan bandara, Rahmad langsung bergegas menuju mobilnya yang terparkir di area taksi tidak jauh dari posisi istriku. Ia mengikuti mobil yang digunakan istriku sambil secara berkala mengirimkan foto istriku dan mobil yang digunakannya. Mobil itu berjalan menuju area rumah makan yang ramai, oleh Rahmad dijelaskan bahwa rumah makan itu adalah rumah makan legendaris di kota M yang menjadi destinasi tujuan bagi banyak pelancong yang berkunjung ke Kota M. Sebagai supir taksi online, sudah tentu ia mengerti seisi kota M. 2 jam di Rm tersebut, hari semakin gelap dan pergilah mereka ke hotel bintang empat tempat istriku menginap, sebagaimana dilaporkan oleh Rahmat kepadaku.

Rahmad : “Mas bojomu mlebu lift, aku ra ngerti nang lantai piro, aku ga biso buntuti karena ga punya kartu kamar untuk akses lift” (Mas istrimu masuk lift, aku ga tahu dia kelantai berapa, aku ga bisa buntuti karena gap unta kunci kamar buat akses lift)

Aku : “Oke Om Rahmad, mungkin hanya sebentar mereka, selanjutnya mungkin mereka keluar lagi, tolong monitor terus ya Om”

Rahmad : Oke mas, aku pantau terus nih.

Istriku akhirnya hilang dari pandangan Rahmad yang duduk-duduk di sofa loby hotel, menurut [penuturannya tidak ada percakapan, tidak ada gandengan tangan, tidak ada romantis yang ditunjukkan istriku kepada Zakky selama di lobby hotel.

Dibalik tidak terpantaunya istriku bersama Zakky didalam lift, petualangan yang sebernarnya telah dimulai.

Dari resepsionis mereka melangkah menuju lantai 6, selama didalam lift mereka berdua dalam keadaan canggung, terlebih istriku yang juga diam, dingin, membisu tapi bergejolak adrenalisnya, sekeluar dari lift, pada langkah pertama dari pintu lift, tiba-tiba diangkatnya tubuh istriku dalam posisi rebahan menuju pintu kamar tempatnya menginap, istriku tampak gugup, malu dan memejamkan mata karena tidak tahu harus berbuat apa. Ini adalah pertama kalinya tubuhnya diangkat dan dalam genggaman pria lain selain diriku. Didepan pintu kamar yang belum sempat terbuka, dan masih dalam dekapan gendongan Zakky, istriku akhirnya membuka matanya, ia masih bingung dengan keadaan ini, apakah itu nyata atau tidak? Jantungnya berdegub kencang, matanya kembali terpejam saat ia baru beberapa detik membuka matanya, ia merasakan ada hembusan nafas berbau rokok mendekati bibirnya, hembusan itu semakin dekat dan semakin hangat. Dikecupnya istriku oleh Zakky, istriku tetap menutup mulutnya, ia membalikan wajah menghindari kecupan itu. Melihat hal itu, Zakky memilih mendaratkan ciumannya di tengkuk leher yang terbuka saat istriku memalingkan wajah menghindari ciuman. Ahhh….euhhhhh istriku mendesah merasakan sensasi hormon yang bergejolak merespon kecupan pada tengkuk lahernya. Ia kembali membuka matanya, kali ini dalam kedaan wajah tersipu malu. Usai momen ciuman di lehernya, istriku diturunkan oleh Zakky, dibukakan pintu untuknya masuk dan menyalakan lampu untuk menerangi kamar.

Suasana dingin dan penuh diam, istriku tidak berani melihat wajah Zakky, ia berjalan melangkah menuju ke jendela kamar hotel dan berdiri mematung, dari pantulan kaca jendela terlihat Zakky melangkah mendekat yang langsung mengarahkan tangannya ke dada istriku, ia agresif meremas dada isrtriku. Didaratkan bibirnya di leher dan pundak istriku, ia menggigit pada bagian leher pundaknya. Istriku langsung mengelak dan membalikan badannya, ia tak kuasa melawan tenaga besar Zakky yang besar, ditariknya tubuh istriku mendekat tubuh zakky hingga menempel mendekap pada pelukan Zakky, ia memaksa menempelkan bibirnya pada bibir istriku. Hingga ciuman tersebut terjadi karena paksaan, istriku tak punya pilihan lain selain menikmati ciuman tersebut, karena ia tak memiliki tenaga untuk melawannya, makale bih baik menikmatinya.

Ardrenalin istriku terpacu, ia merasakan tubuhnya terangkat, ya Zakky kembali mengangkat tubuh istriku, ia mengarahkan pada meja kerja yang ada di kamar hotel, bukan mengarahkannya ke kasur. Dibaringkan tubuh istriku diatas meja, dipegang kedua tangannya dan oleh zakky, istriku tak melawan, namun juga membiarkan tangannya dipegang zakky. Zakky baru melepaskan gengamman tangan istriku, saat Zakky mulai membuka kancing baju istriku, satu persatu kancing itu terlepas, zakky melihat sebuah kejutan. Tubuh mulus, putih, bersih dibalut Bra sporty yang dikenakan istriku.

Istriku masih tidak menyangka hal ini akan terjadi, ia masih benar-benar dalam keadaan bingung tentang dirinya yang telah melampaui batas moral, etika dan agama yang biasa ia teguh terapkan dalam kesehariannya. Ditengah kegundahan itu, ia tidak menyadari bahwa Zaky sudah melepaskan seluruh kemeja dan Bra yang ia gunakan. Istriku tersadar dirinya setengah bugil saat ia merasa sebuah sensai libido menerjang tubuhnya yang bersumber dari putting payudaranya yang sedang dijilat oleh Zakky.

Ihhh…. Euhhhh….ihhhhhh jangan Bang, jangan….. Ini ga boleh Bang… Ihhhhhh….euhhhhh Zakky tak menghiraukan penolakan istriku yang diucapkan dalam keadaan mendesah dan dikuasai oleh gairah libido yang bergejolak. Ya gairah libido itu bercampur dengan adrenalin yang menjadikannya sebagai sebuah sensasi seksual yang sangat menggairahkan dan mustahil untuk dilawan. Adegan meja kerja kamar hotel berlangsung cukup lama, Zakky melumat istriku dan memberikan tanda gigitan pada tengkuk leher istriku. Sensasi remasan payudara berukuran sedang milik istriku terjeda, Zakky mengalihkan perhatian pada celana bahan yang digunakan istriku, sambil menciumi putting istriku, Zakky membuka kancing celana istriku, ia menurunkan bibirnya keperut istriku dan semakin kebawah bersamaan dengan celananya yang semakin terpelorot dan akhirnya terlepas. Kehutan tambahan terjadi, Zakky pasti terkesima dengan kemulusan kulit dan tubuh istriku yang putih nyaris tanpa noda dan warna gelap, bahkan di seluruh selangkangannya semuanya mulus dan putih.

Ihhh….ihhhhhh.ihhhhhh jangan Bang, jorok. Jorok, sambil mengerang istriku berusaha menutupi selangkangannya yang sedang dijamah oleh bibir Zakky, barbalut CD ungu yang sedang dikenakan istriku menggeliatkan tubuhnya dengan sensasi jilatan pada permukaan CD yang dikenakan. Sejak kami menikah, istriku selalu menolak untuk mempraktikkan oral sex seperti adegan menjilati vagina yang ada pada film semi yang kami tonton, ia menganggapnya adegan yang jorok. Pun demikian, istriku tidak pernah mau melakukan oral sex untuk mengulum Mr.P ku, karena menganggapnya jorok juga. Namun, kali ini ia merasakan sensasi yang baru, ketika CDnya sudah terlepas penuh oleh keberingasan Zakky. Lidah Zakky menari dan menyusuri seluruh area vagina pink milik istriku, yang aku yakin, Zakky pasti baru pertama melihat vagina yang bersih dan mulus berwarna pink nyaris tidak ada warna gelap disekitarnya.

Kini tubuh istriku sudah sepenuhnya telanjang, ia sudah sadar suah tidak mungkin untuk menolak semua ini, tidak mungkin untuk menginggalkan semua ini yang sudah terlanjur terjadi dan dinikmati, meskipun mungkin istriku tidak mengharapkannya.

Zakky, pun dengan sigap dan cekatan melepas seluruh pakaiannya, ia langung mengarahkan Mr.Pnya pada wajah istriku, merasa malu dan tidak ingin terlihat amatir, istriku memaksakan diri melakukan oral sex yang pernah ia coba saat bersamaku beberapa tahun yang lalu, namun hanya berlangsung singkat istriku menyudahi oral sex tersebut. Rasa mual dan ingin muntah sepertinya berhasil dikendalikan istriku saat melakukan oral sex, Aku penasaran, apakah istriku akan dengan singkat menyudahi oral sex terhadap Mr.P Zakky. Eummm … eu, , cuppcup Mr.P Zaky sudah menyumpal mulut istriku, sambil rebahan diatas meja kerja hotel, istriku mengulum Mr.P milik Zakky, disaat yang sama, Zakky membalas dengan menaikan satu kakinya ke atas meja dan membungkukan badannya, ia kembali melumat vagina istriku dengan lidah dan bibirnmya. Istriku melepaskan kuluman yang tadi ia lakukan pada Mr.P Zakky, ia masih megerang menikmati lidah yang berayun pada klitoris istriku.

Zakky bangkit menyudahi oral sex pada vagina istriku, ia berdiri tegak dihadapan istriku, ia menatap wajah istriku, matanya beradu tatap dalam kebisuan malam yang dingin dikamar itu. Matanya melirik kepada Zakku, istriku menganggukkan kelapanya 2 kali secara perlahan dengan matanya tetap mematap mata Zakky, melihat isyrat itu zakky mengetahui bahwa ia diizinkan untuk menancapkan Mr.P miliknya pada vagina istriku. Dipegangnnya kedua pergelangan kaki istriku yang sedang terbaring, Zakky mengarahkan Mr.P yang sudah trlalu mengeras pada vagina istriku. Slupprtttt ah….. Zakky mersakan kehangatan, kerapataan vagina istriku yang melahirkan secara Caesar, dan lembutnya vagina yang tidak bergelambir itu. Menyambut mr.P yang sudah menancap dalam, istriku merakan sebuah sensasi yang berbeda, ia merasakan Mr.P Zakky tidak terlalu besar untuk menyumpal lubang bagina istriku, tapi ia merasakan sebuah sodokan yang lebih dalam dan membentur dinding rahim istriku, ya Mr.P Zakky tidak sebesar punyaku, tapi ia lebih panjang. Dan istriku kini merasakan sensasi yang berbeda, ia mengerang Ihhh….ihhhhhhh…ihhhhhh Zakky, membungkukan badan, menciumi bibir istriku sambil mengoyangkan pinggangnya untuk memompa tubuh istriku.

Istriku bangkit dari posisi rebahan diatas meja, ia turun dari meja, berdiri dan membelakangi Zakky, ia bungkukan badan hingga kedua payudaranya menempel permukaan meja. Tak berapa lama, ia merasakan sensasi yang berbeda, Mr.P Zakky yang panjang dengan mudah menembus vagina istriku melalui sodokan dari belakang, dari belakang istriku merasakan tangan Zakky meremas kedua payudaranya, memelintir putingnya, Ihhhhhh kedua kaki istrku tiba-tiba bergetar dan tidak sanggup berdiri tegak, ia mengalami orgasme dengan sensasi dan adrenalin yang tinggi.

Ditengah orgasmenya, arhgggg…..Ihhhhhhhh…..ih…… Abang enak banget banget, terus bang. Zakky menggoyangkan badannya. Auhh………… Diangkatnya istriku oleh zakky, direbahkan keatas tempat tidur, zakky menindih tubuh istriku dan memompanya dengan ritme santai santai, saling memeluk dan mencium. Ihhh…. Istriku kembali mengeliat gejolak orgasme yang kedua, sejurus kemudian Istriku merasakan ada cairan hangat menembus vaginanya.

Zakky tersenyum istriku membalas senyuman itu, “apa yang udah kita lakuin Bang, ini ga boleh Bang?” Zakky membalasnya dengan senyuman, “tapi kita menikmati bukan?”

Keduanya bangkit bersama, dan berjalan menuju kamar mandi hotel, sambil berpelukan keduanya mandi bersama dan saling membersihkan. Hal ini yan selalu aku lakukan saat usai bercinta dengan istriku dihotel ataupun dirumah, dan saya yakin istriku akan menerapkan hal yang sama juga pada saat ini. Di cermin kamar mandi, istriku memandagi dirinya ada ruam merah pada tengkuk lehernya, itu adalah jejak cumbuan dari Zakky.

Drrrrrrrrrrrr…….drrrrrrrrrrrr….drrrrrrrrrr suara HPku bergetar memotong imajinasiku soal apa yang mungkin telah terjadi di hotel itu, Rahmad kembali menelefon. “mas iki wes jam 1 bengi, iku areke durong ketok neh (Mas ini udah jam 1, mereka belum kelihatan lagi, gimana perlu kupanggilkan pasukan ga buat grebeg” ucap Rahmad kepadaku.

Aku : ?Apa Grebek?, jangan, pokoknya jangan ketahuan, jangan diberitahukan juga ke orang lain, aku sekedar cukup tahu saja, dan pakai foto atau video yang mas rahmad kirim sudah cukup jadi bukti, selanjutnya mas rahmad pulang saja. Makasih banyak Mas”

Ucapan itu diakhiri dengan ungkapan nasihat dan rasa solidaritas dan simpati Rahmad atas apa yang terjadi pada istriku yang telah ia saksikan, ia merasa kasihan dengan saya, ia memberiku semangat dan meyakinkanku, bahwa tetap tabah n berpikir positif. Aku mengiyakan nasihatnya, dan ditutuplah telefeon. Dalam hati, aku justru merasa bergairan, namun telp Rahmad telah mengacaukan imajinasiku tentang apa yang sedang terjadi dan apa yang dilakukan istriku di hotel itu. Ya imajinasi, apa yang kuceritakan tentang Zakky dan istriku, adegan sex itu adalah imajinasiku, sampai dengan saat ini aku menulis cerita ini aku tidak pernah tahu apa yang sudah terjadi di hotel itu. Apakah istriku tidur berdua bersama Zakky, ataukah berjumpa dengan teman seangkatannya yang perempuan yang sering menemani istriku saat di kota M. Tapi, nalar ini memberikan gambaran realitas yang logis, kamu tahu apa yang dilakukan oleh dua orang dalam sebuah kamar hotel, meski kamu tidak menyaksikannya.

Meskipun itu adalah imajinasiku, namun aku juga merasa bergairah dengan membayangkan imanjinasi ini, sebuah fantasi membayangkan istriku bersama pria lain, dan bahkan dicumbu dan dijamah pria lain. Namun, pada malam itu aku hanya bisa berfantasi melalui imajinasi, karena aku tidak menyaksikannya sendiri dan hanya berandai-andai. Aku berandai-andai istriku melakukan oral sex, sex dengan berbagai macam posisi, dan ciuman yang tiada akhir sepanjang sex. Karena selama ini itu hal yang sangat langka dan hampir tidak pernah terjadi di kehidupan sexual kami.

***

Akhirnya istriku menyelesaikan rangkaian perjalannya dari Kendari, kota M, dan Pandeglang. Ia menginap di Serang, saat masih di pandeglang dan bersiap pulang ke hotel di kota Serang, istriku menelefonku, ia minta dijemput di hotel, rencananya rombongan istriku akan menginap diserang seusai kunjungan di Pandeglang dan esoknya akan pergi makan-makan bersama, namun istriku memilih pulang dan minta dijemput.

Bersama anaku yang ku gendong, menemuinya dikamar hotel di kota Serang, ia membuka pintu untuku dengan wajah yang penuh lelah, tidak bersemangat dan tidak fit. Aku rebahkan anaku di kasur hotel, ku yakinkan kita menginap dulu untuk semalam ini, kasihan dede yang sedang tidur nanti bisa bangun kalau jalan lagi, kasihan diri kamu yang butuh istirahat, istriku menerima nasihatku, kami menginap bersama di kamar hotel ini. Aku mandi, berwudhu dan ibadah shalat, istriku mengamatiku dari atas tempat tidur. Ia tersenyum, senyum yang tulus ia torehkan untuku dan mengecup pipiku usai aku shalat. Setelah itu istriku menyusul, ia mandi, berwudhu dan shalat. Ia menghampiriku di kasur, memeluk leherku, ia menceritakan dengan jujur bahwa setelah dari Kendari ia pergi ke kota M untuk menemui temannya untuk urusan peluang usaha, aku pura-pura tidak tahu, namun aku juga terkejut melihat istriku mengungkapkan kejujuran bahwa ia telah pergi ke kota M. aku meresponnya dengan antusias, “wah, iya betul apa, wah jadi nanti ga perlu jadi pegawai lagi donk, bisa lebih sering dirumah” meskipun itu hanya pura-pura aku berusaha menyembunyikan bahwa aku mengetahui ia pergi ke kota M sebelum ia cerita kepadaku. Saat moment dipeluk istriku, kulihat leher istriku sudah tertempel sebuah plester seperti hansaplast, kutanyakan kenapa lehernya? “ini iritasi mas, agak gatal n ruam, kuplester aja biar steril dan ga kelihatan”. Jawab istriku, sambil tersenyum aku menerima jawabannya, dan kusarankan untuk ke dokter agar cepat sembuh. Istriku mengiyakan dengan mengangguk manis dan tersenyum. daloam hati, aku berpikir apakah imajinasiku kemari tentang pergumulan di dalam hotel real, ataukah memeng istriku benar-benar mengalami ruam dan iritasi di lehernya? Mungkin para Suhu semprot punta penerawangan lain, silahkan berikan penerawangannya di kolol komen. lanjut ke cerita lagi.

Sambil curhat banyak hal, tentang perjalanan, makanan dan kangen keluarga, istriku tiba-tiba diam ada rasa senyum cinta tulus, kasihan kepadaku dan tatapan kosong, ia mengucapkan “Mas… kamu mau ga” tawar istriku sambil menatapku dan memeluk leherku.

Aku : Yang, siapa sih yang ga mau, kamu makin cantik banget, sekarang kamu tidur dulu kamu capek kasihan. Ungkapan jujurku pada istriku, memang malam itu ia tampak sangat lelah, yang akhirnya tidak lama setelah itu istriku sudah tertidur dengan berbalut kimono handuk hotel, saking lelahnya ia bahkan tak sanggup ganti baju dahulu.

Esok harinya, hari sabtu seusai sarapan kami Checkout dari hotel, diperjalanan kami sangat ceria, sepanjang jalan istriku bermain dengan putra kami. Sangat seru, hingga putra kami lelah dan tertidur diperjalanan. “kamu masih capek yang”, tanyaku kepada istriku? Mau kupanggilin Bibi atau Mak Imas buat pijat kamu malam ini?”

Istriku : “Masih kerasa capek sih mas, pengen dipijat, tapi ga mau ah sama Bibi ga ada tenaganya, Mas kira-kira Heri mau ga disuruh dateng buat pijatin aku malam ini? Heri pijatannya enak, tenaganya kerasa”

Aku : terkaget, “Ah… Heri? Ya bisa aja, tapi coba dulu kita mampir ke toko Heri nanti, kan kita lewat coffee shopnya nanti sealian arah pulang.”

Istriku : “Boleh-boleh mas”

Bersambung… (selanjutnya adalah part terakhir, sedih juga kalau sudah mempersiapkan part terakhir. tapilah apa, ini kisah real ku, tak perlu banyak bumbu-bumbu imajinatif, kusajikan ala kadarnya aja)
Btw, paada part terakhir ada gamger prosesi istri ane dipijat, dan koleksi lainnya. Mohon bersabar ya, karena part terakhir, jadi butuh persiapan dan menarasikan secara baik.

BERSAMBUNG ...


Read More

𝐊𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐓𝐞𝐫𝐥𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐁𝐀𝐆. 𝟒

 


POV ibu

###

matahari masih belum menampakkan dirinya secara sempurna, namun seisi rumah sudah dipenuhi suara gaduh dari ruang tengah. aku yang tengah sibuk memasak di dapur terpaksa menengok karena di dorong rasa penasaran. kulihat ternyata tidak lain adalah anakku bersama buliknya yang tengah asyik bersenggama di sana.

saking asyiknya dengan kegiataan mereka sampai sampai mereka tidak memperhatikan keberadaanku yang sejak tadi berdiri diam memperhatikan mereka berdua. adikku dengan posisi menungging tangan bertumpu pada sandaran kursi sedangkan anakku dari belakang menggenjot vaginanya dengan penuh semangat.

mereka seakan tidak peduli dengan tubuh telanjang mereka yang tidak tertutup sehelai benangpun. buah dada adikku yang semakin hari semakin bengkak karena berisi susu menggantung seperti buah pepaya ranum yang siap di petik. sementara tangan anakku yang nakal meraih buah dadanya yang berguncang guncang sambil memainkan puting payudaranya.

aku yang sejak tadi menonton lama kelamaan mulai ikut terangsang melihat tontonan yang dipertunjukkan anakku dan adikku itu. sejak kejadian aku memergoki mereka seminggu yang lalu mereka terus saja asyik saling memadu kasih. namun yang jadi masalahnya sejak itu pula, anakku tidak pernah menyentuhku lagi.

entah kenapa mereka seakan membiarkan aku begitu saja, setelah mereka membuatku terjebak dalam kubangan dosa ini bersama mereka. mereka yang seakan tidak memperdulikanku seakan mempertontonkan persetubuhan mereka yang terlarang itu kepadaku di setiap sudut rumah.

'akh terus entot bulik akhhhhhh'

'ehhmmmm akhhhh ehhh aghhhhh'

'iya terus mainin tetek bulik juga akhhh'

'ehmmmmm iya tetek bulik besar sekali'

'akh iya kan isinya susu buat anak kita'

'aghhh aghh aghh'

aku sudah tidak tahan terus menerus didiamkan seperti ini, terlebih nafsuku yang sudah tidak tertahan minta penyaluran. akhirnya aku beranikan untuk menghentikan kegiatan persetubuhan mereka.

'sudah sudah apa kalian ndak capek' kataku sembari mendekat ke arah mereka.

'kenapa bu?' jawab anakku tanpa menghentikan genjotannya di vagina buliknya itu.

'mbak cuma kesel kan, karena mbak ndak dientotin anak mbak sendiri lagi kan?' tambah adikku.

aku terhenyak mendengangar kata kata adikku yang ternyata menyadari kegusaranku selama beberapa terakhir ini. aku tidak tahu harus menjawab apa karena apa yang dikatakannya memang benar adanya.

'iya bu, bulik bilang ibu jangan dikasih ngentot' kata anakku lagi.

'tapi ini ndak adil, aku ibunya, seharusnya aku yang lebih berhak' aku mencoba membalas argumen mereka.

'tapi mbak sendiri kan yang awalnya menolak, sehingga kami harus repot repot memaksa mbak' jawab adikku yang masih terus digenjot dari belakang.

'aku juga harus ngentot, tolong entotin bu nak' aku mencoba memelas memohon pada mereka.

'maaf mbak, kalo mbak benar benar pengen ngentot, mbak harus membuktikannya'

'iya bu'

'apa maksudnya membuktikan, aku ibunya, kamu tidak berhak ngomong seperti itu'

'terserah mbak, tapi saat ini diperutku ini ada calon bayi dari anak mbak'

aku yang sudah tidak tahan lagi memaksa mendorong tubuh mereka. aku mencoba memisahkan mereka agar anakku berganti menyetubuhiku.

'ayo nak, kamu jangan dengarkan bulikmu' kataku sambil menghadap anakku yang telanjang bulat.

'ibu jangan ganggu dong' namun yang kudapat justru penolakan.

'tapi kamu pengen ngentotin ibu kan, ayo nak, ibu pengen dientot kamu'

aku yang sudah tidak tahan meraih penis anakku yang tegang dan berlumuran cairan kewanitaan adikku.

'aku pengen dientot kontol ini, akh besarnya' aku terus mengocok penis anakku.

namun anakku terus diam saja tidak bereaksi, aku hampir putus asa.

'mbak sudah kubilang, mbak harus membuktikannya' kata adikku 'mbak kan yang sebelumnya menolak bahkan marah marah dengan kami'

'ta...tapi...'

'iya, bener bu, ibu harus membuktikannya dulu'

'ba..baiklah kalo begitu,ibu akan melakukan apapun asal kamu mau ngentotin ibu lagi, apapun'

'yakin mbak?'

aku menelan ludah, tidak yakin dengan konsekuensi dari keputusanku ini.

'i..iya yakin'



malam harinya waktu yang telah ditentukan tiba, aku harus membuktikan bahwa aku benar benar pantas untuk mendapatkan penis anakku kembali. adikku menyuruh bersiap siap karena kami harus segera berangkat. aku bertanya tanya kemana mereka akan membawaku, namun tidak ada jawaban sama sekali.

akhirnya aku menurut saja kuturuti perintah mereka, karena inilah jalan satu satunya aku dapat mendapatkan kenikmatan yang kuingin inginkan itu lagi. namun sebelum beragngkat mereka kembali mengajukan syarat.

'mbak, nanti mbak pakai baju ini aja ya, tidak boleh dilapisi baju apa apa lagi'

adikku menyerahkan sebuah tanktop berwarna putih yang dia ambil dari dalam tasnya. aku melihat lihat tanktop itu dan menyadari betapa kecilnya ukurannya, pasti akan ketat sekali di tubuhku.

'tapi ini kecil sekali'

'yang memang itu kan punyaku sebelum aku hamil mbak'

'pasti nanti ketat sekali'

'yaa memang, dan itu belum semuanya, nanti mbak juga tidak boleh pakai pakaian dalam'

'apa?'

'mbak dengar kan. tidak boleh pakai celana dalam dan bh, untuk bawahannya terserah mbak mau pakai celana atau rok'

'tapi...'

'tidak ada tapi tapi mbak, semuanya terserah mbak'

aku sudah tidak punya pilihan lagi.

'tapi nanti tolong ijinkan mbak pakai jaket, setidaknya sampai jauh dari daerah sini'

'baik kami ijinkan, tapi setelah itu jaket juga harus dilepas'

aku pun bersiap dan mengganti bajuku dengan tanktop kecil yang dipadu dengan rok selutut bermotif bunga bunga yang kuambil dari lemari. dan benar saja setelah kupakai tanktop itu ketat sekali menempel tubuhku menunjukkan setiap lekuk tubuhku. saking ketatnnya seakan aku tidak memakai baju yang menutupi tubuh bagian atasku.

sedangkan adikku memkai legging ketat warna hitam yang dipadu dengan jaket jumper milik anakku, sedangkan dibaliknya dia tidak memakai apa apa lagi. namun itu jauh lebih baik jika dibandingkan denganku nanti. setelah semua siap, kami segera berangkat dengan menggunakan dua kendaraan sepeda motor. aku sendirian sedangkan anakku berboncengan dengan buliknya.

ketika mulai meninggalkan rumah aku mulai deg degan, namun itu belum seberapa ketika akhirnya kami sampai ditempat yang cukup sepi kami berhenti.

'sudah sekarang lepas jaket mbak'

'tolong mbak jangan'

'ingat mbak tadi aturannya'

aku sudah tidak mencoba menawar lagi, dengan was was kulepas jaket yang kupakai. kini tubuhku hanya di balut tanktop putih ketat dan rokok span model ngeban yang ternyata mudah tersibak oleh angin ketika naik motor. aku semakin mengutuki kebodohanku sendiri malam itu, namun karena sudah terlanjur aku tidak bisa mundur lagi.

kami segera melanjutkan perjalanan kembali, menyusuri jalanan di daerah ku yang sepi malam itu. hanya satu dua kendaraan yang kami temui berpapasan dari arah berlawanan. jika sepintas memang pakaianku cukup terbuka namun ditengah udara panas seperti ini menjadi sedikit masuk akal, meski masih kurang pantas untuk dipakai oleh wanita seumuranku.

namun jika dilihat dari dekat, maka terlihatlah betapa nakalnya pakaian yang kupakai. cukup lama kami berputar putar, sambil sesekali beberapa orang di pinggir jalan mencoba menggoda atau menyoraki ku. setelah hampir satu jam berputar putar, adikku mengajak pulang. aku menghela nafas lega karena berakhir sudah rasa malu yang kurasakan sejak tadi.

namun ketika perjalanan pulang, aku yang berada di belakang tiba tiba diberhentikan oleh mobil patroli polisi, adik dan anakku yang berada di depan sepertinya tidak menyadarinya dan terus saja melaju.

###

'selamat malam ibu, bisa turun dari kendaraan sebentar'

'ba...baik pak'

akupun menuruti perintah polisi berseragam itu. kumatikan mesin motor dan aku turun dari motor lalu menyetandarankannya. aku sadar pakaian yang kupakai pasti menarik perhatian polisi yang sedang patroli ini. akupun menyadari tatapan mata mereka yang seakan akan menelanku bulat bulat.

'bisa ditunjukkan surat surat bu' kata polisi berkumis dengan tubuh gempal yang kukira adalah yang paling tinggi pangkatnya.

'eh iya eh'

aku baru menyadari bahwa aku tidak membawa surat surat kendaraan karena dompet ku ada di dalam jaket yang tadi kupakai dan kini terbawa oleh adikku.

'eh maaf pak tidak bawa'

'ooh tidak bawa..kalo identitas pengenal?'

'maaf pak itu juga tidak bawa, saya lupa bawa dompet semua surat surat ada di sana'

'wah wah wah bagaimana ini, yasudah ibu ikut kami dulu'

'mau dibawa kemana pak'

'sudah ikut saja dulu, soalnya kami takut kalo kendaraan yang ibu pakai ini hasil dari tindakan kriminal'

'tapi ini motor milik saya sendiri pak...'

'sudah nanti dijelaskan di sana'

akupun terpaksa menurut ketika aku digelandang masuk ke dalam mobil. aku duduk di belakang bersama polisi bertubuh gemuk tadi dan dua orang duduk di depan, sementara satu orang mengikuti dari belakang dengan menaiki motorku.

𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐛𝐮𝐧𝐠 ...


Read More

𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢𝐤𝐮 𝐏𝐚𝐬𝐫𝐚𝐡 𝐃𝐢𝐭𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐊𝐚𝐧𝐠 𝐏𝐢𝐣𝐚𝐭 𝐁𝐚𝐠.𝟑

 


Terimakasih sudah senantiasa menunggu cerita bersambung ane, maaf sudah menunggu sekian waktu untuk mendapatkan update dari cerbung ini. 
***
Segera aku membukakan gerbang untuk menyambut Heri yang berkunjung berkat undanganku, aku peluk dan tepuk pundaknya, dan heri membalasnya dengan menjabat tanganku dan mencium tanganku. Ya, Heri masih sangat menghormatiku seperti kakaknya. Sedikit kuceritakan tentang Heri, semasa kuliah ia sering membantu dan menumpang di kostku, hingga menjelang pernikahanku pada 2013 lalu, Heri adalah teman saya yang paling sibuk mempersiapkan segala urusan pernikahan hingga pindahan dari rumah kontrak ke rumah cluster baru kami. Kuliahnya tidak selesai dan ia sekarang memilih merintis usaha sejak harapannya menjadi atlit pupus karena cidera. Keahlian memijat ia dapatkan secara turun temurun dari keluarganya. Pijatnya enak sekali, untuk badan lelah langsung bikin badan segar, badan capek langsung ngantuk dan tidur nyenyak.

Aku : “Kamu naik apa Her?”

Heri : “Tadi Heri naik ojek online Bang, soalnya motorku lagi dipakai sama adeku.” (Ciri khas Heri adalah dia menggunakan nama sendiri untuk menyebut dirinya, tidak dengan aku, saya, gue atau ane)

Segera kuajak ia duduk lesehan di teras rumah sambil memberi waktu untuk istriku berganti pakaian dan menggunakan jilbabnya.

Heri : “Abang sibuk banget nih kayaknya, sampai jarang ajak-ajak Heri, biasanya paling ga sebulan sekali suka telp lalu ajak ngopi, ini 3 bulan lebih ga ada beritanya baru hubungi Heri lagi, eh taunya ada yang minta dipijat. Hhahaha”

Aku : “Iya her, sebernernya bukan aku yang sibuk, tapi tuh Teteh kamu (Istri ane, Heri memanggilnya dengan sebutan Teteh) yang dikit-dikit tugas keluar, jadilah aku yang harus jagain anak kalau malam, otomatis ga bisa kemana-mana Her.”

Heri : Sekarang Teh Putri ada dirumah bang? Kok ga kelihatan?

Aku : Ada Her, paling lagi ganti kostum dan pakai jilbab.

Aku : Her, sekarang kamu masih sama Icha, jadi kapan kawin sama Icha.

Heri : Udah ga Bang, udah 2 bulan ini Heri ditinggal kawin sama Icha Bang. Icha sekarang sudah kawin sama orang lain yang baru dikenalnya sebulan, ya Heri sadar lah Bang, masih baru merintis usaha, belum mapan, jadi Icha pilih sama yang sudah punya Inova, daripada Heri yang masih pakai Vario.

Mendengar kesahnya soal hubungan asmaranya dengan mantan kekasaihnya, aku melihat Heri begitu emosional menceritakannya. Aku langsung mengalihkan pembicaraan ke topik lainnya, tetiba Istriku keluar ke Teras dan langsung menyapa Heri.

Istri : Eh ada Heri, yuk pada masuk aja sini kedalem, Her mana gandengan kamu yang rambutnya pirang itu? Ledek istriku menyebut Icha mantan kekasih Heri, belum sempat Heri menjawab, istriku langsung menyela. Ternyata istriku mendengart apa yang dikesahkan Heri tentang Icha.

Istri : Tuh apa kata Teteh, waktu kamu baru jadian dulu terus dibawa kemari, kok Teteh ngeliatnya kurang sreg ya, apalagi kalau lihat IG-nya, idih semuanya dipamerin. Kamu ga usah BT, mending kamu deketin aja temen teteh yg pernah teteh kenalin ke kamu. Masih simpen kontaknya kan?

Heri : Ih si teteh bisaen wah ngaledek Heri, iya teh Heri masih punya nomornya, tapi sementara ini ga dulu ah Teh, setahun kedepan Heri mau fokus ama usaha Heri aja dulu, ga mau kenal sama cewe dulu.

Heri dan istriku memang sudah akrab, namun Heri sangat menghormati Istriku yang sudah dianggapnya sebagai Kakaknya sendiri. Saat istriku hamil tua, beberapa kali Heri kuminta tolong untuk antar jemput istriku saat aku tidak bisa menjemputnya.

Obrolan kami beritu akrab, sudah lebih beberapa jam kami mengobrol diruangan TV, sambil mengobrol beberapa kali Heri mengajak bermain putra semata wayang kami.

Heri : “Eh Bang, jadi pijat ga nih?”

Aku : “Jadi donk, ya udah kusiapkan kasur dulu ya”

Sementara istriku menyiapkan kasur busa di ruangan TV untuk saya pijat, aku mencolek Heri untuk menanyakanapakah ia mau jika setelah memijatku setelahnya ia memijat istriku.

Aku : “Her kamu mau ga pijatin Teteh sekalian, kasihan tuh kayaknya kecapean, keseringan keluar kota terus.”

Heri : Ah serius, gak ah Bang, Heri malu ga berani ah.

Aku : Ya pijat biasa aja pundak sama tangannya, itu kalau Teteh mau juga, kalau Teteh gamau ya udah, kamu pijat aku aja.

Suara begitu hening, waktu sudah menunjukan jam sembilan malam, Heri begitu serius memijatku, hingga sesekali butiran-butiran keringatnya jatuh dipunggungku. Ia mengolesi tubuhku dengan mintak urut yang aromanya tajam dan agak pedas. Lebih dari satu jam ia memijatku, badanku terasa lemas, dan nyaman. Sambil rebahan kulihat istriku duduk di sofa samping kasur lantai. Dari ekspresi mukanya, terlihat ia iri melihatku dipijat, mungkin istriku merasa dirinya ingin dipijat juga, terlebih akhir-akhir ini dia kecapean karena sering keluar kota.

Tak terasa satu jam saya sudah dipijat, hingga akhirnya Heri memberikan pijatan terakhir di bagian kepala dan tengkuk leherku.

Heri : Udah, beres, besok mandi pakai air hangat Bang, bawa tiduran rebahan aja dulu.

Aku : “Ah Sip Her, makasih banyak, duh enak banget nih Badan.

Disela-sela Heri beristirahat sambil minum es Teh, kuberikan isyarat kepada Heri untuk menawarkan pijat pada istriku, terlebih ia tampak sekali iri saat melihatku dipijat tadi. Sambil geleng-geleng kepala, dan menggerakan bibir yang terbaca “Gak ah Bang” heri tampak tidak berani untuk memijat istriku.

Aku : Yang… Kamu mau dipijat juga ga pundaknya, nih mumpung ada Heri, daripada mukanya iri begitu. Segera setelah aku sampaikan tawaran itu ke istriku, heri menyelanya.

Heri : “Ih Abang, ga berani ah Bang. Teh ulah ah teh, teu berani urang”

Aku : “Hari, udah kayak kesiapa aja kamu Her masih risih begitu? Ya kan kamu disuruh mijat, bukan disuruh ngapa-ngapain”

Hal yang tak diduga seketika mengheningkan suaraku dan dan suara Heri, istriku merespon dengan pernyataan yang tidak menolak dan tidak mengiyakan, namun cenderung isyarat istriku mau juga jika dipijat.

Istriku : Kebiasaan Si Mas tuh Her, orang udah capek meijat dia disuruh mijat orang lagi. Mending kalau Heri lagi ga capek, lha ini pasti Heri udah capek lah. Janganlah Her kasihan nanti kamu tambah capek, yang ada ntar Mas yang balik mijat kamu Her. Hehehehhehe

Menangkap ada keinginan pada istriku untuk dipijat juga, Heri merasa tidak enak jika menolak memijat istriku, terlihat Heri begitu murni untuk memijat, tidak untuk kesempatan dalam kesempitan ataupun hal lainnya, karena jika diminta memilih tanpa memedulikan rasa tidak enak denganku atau istriku, ia pasti memilih untuk menolak memijat istriku.

Heri : Boleh teteh sini kalau mau pijat, dipundaknya aja Teh, tapi dilapisi pakai handuk ya Teh, kan Heri tetep ga berani kalau pegang langsung kulit Teteh.

Mendengar jawaban Heri, istriku tampak salah tingkah.

Istriku : eh beneran ini yah, Her beneran, kirain teteh tadi pada bercanda?

Aku : Ya ayah malahan tadi nawarin ke Heri untuk pijat kamu Yang sebelum ayah dipijat, Cuma herinya aja langsung nolak. Padahal sudah kubilangin Teteh kamu pasti capek tuh, sering traveling ke luar kota.

Tanpa menjawab apapun, istriku mengalihkan pembicaraan “Eh dede tidurnya minggir banget tuh, bentar ya aku mau benerin tidurnya Dede dulu, takut jatuh dari ranjang” ucap istriku sambil jalan meleggang ke kamar anaku. Saya dan Heri pun lanjut mengobrol hal lain sambil menonton TV.

Drrrrrr……Drrrrrrrr….drrrrrrrrrrrr Suara getaran HP ku memecah obrolanku, kulihat miscall dari istriku, dan kubaca pesan WA darinya. “Mas, cepat kekamar sini, mau ngomong” isi pesan yang dikirimkan istriku kepadaku. “her bentar ya, aku mau ganti kaos dulu, ini kaosnya bau minyak urut. Kamu kalau mau minum bikin sendiri aja ya Her”

Sesampainya dikamar, aku langsung ditarik istriku duduk di tempat tidur. “Mas, ini seriusan mau mijat aku? Ihh…. Kan aku malu mas, biarpun Heri dekat sama kita tapi kan dia orang lain” ucap istriku.

Aku: “Iya, habisnya kamu kelihatan capek terus iri gitu lihat Mas dipijat. Ya sebenarnya yang malu bukan kamu aja Yang. Heri juga malu mijat kamu, malahan dia bilang takut lancang. Tapi sebenarnya sih aku seneng aja kalau kamu dipijat Yang, biar kamu relax gitu. Ya sekarang tinggal kamu aja Yang, kalau kamu mau ya pijat aja, tapi kalau ga mau ya udah, malahan Heri seneng juga”

Istriku : “Ya aku sebenarnya mau mas, emang badanku kerasa agak kaku gitu, kurang tidur n kecapean kayaknya. Tapi beneran boleh Mas aku pijat, kamu ga marah?”

Aku : “Ya kenapa marah, lagian aku juga ngerasa bersalah juga Yang, udah kamu merasa badan kaku, kecapean, eh akunya malahan KO dan dipijet juga, seharusnya aku yang mijat kamu. Tp mumpung ada Heri sekarang kamu pijat sama Heri saja, justru kalau yang mijat kamu cowok yang tidak aku kenal atau orang lain yang ga tahu kita, itu baru Ayah ga izinin” Ucapku untuk meyakinkan keraguan istriku.

Istriku : “Ya Udah deh Mas, aku mau dipijat, tapi aku ganti baju dulu ya”

Sepuluh menit sejak kami mengobrol dikamar, aku sudah kembali duduk didepan TV dan mengobrol bersama heri. Suara gagang pintu kamar kami terdengar dibuka, dan aku merasa penasaran apa yang dikenakan oleh istriku untuk dipijat. Perlahan dan muka malu namun berusaha keras terlihat PeDe, istriku keluar sambil berjalan kearah kasur dan duduk bersila. Bajunya sudah diganti, atas bawah ia ganti seluruhnya, pundaknya sudah tilapisi handuk kecil, dan jilbabnya diganti dengan yang lebih simple dan tipis.

Istriku : Her Teteh minta tolong ya Her, pijatin pundak Teteh.

Terlihat gugup dan grogi, Heri menjawab “Iya Teh, teteh duduk aja Teh”

Sesi pijat dimulai, istriku memilih untuk rebahan dengan posisi tiarap di kasur daripada duduk. Tampak Heri mulai memijat istriku dibagian pundak dan lehernya.

Aku : “Sekalian aja Yang, punggung, kaki, tangan n kepalanya. Biar badannya enteng kayak aku nih. Heri mau ga Her?”

Heri : Aku mah terserah Teteh Bang, yang penting Teteh badannya jadi enak aja aku juga seneng.

Istriku : “Boleh her, nih udah kerasa enak pundak dan leherku. Tapi kamu capek ga?”

Heri : Ya ga terlalu capek lah, lagian capek tinggal tidur kok.

Berbeda dengan saat memijatku, heri memberikan teknik yang berbeda saat meijat istriku, ia melakukan gerakan tangan menekan2 dan memutar jempolnya pada bagian permukaan yang dipijat, ia tidak melakukan gerakan urut atau olesan tangan karena istriku menggenakan pakaian yang sangat tertutup. Istriku yang awalnya menggunakan daster panjang yang menutup kakinya, namun membuka setengah lengannya telah mengganti bajunya dengan kaos olahraga lengan panjang yang memiliki kerah, jilbab yang simple, dan celana training panjang yang longgar. Praktis tidak ada celah terbuka untuk Heri melakukan gerakan pijat oleh ataupun urut di tubuh istriku, apalagi mengoleskan minyak urut dan menggosok bagian kulit yang dipijat, dengan kondisi demikian sehingga Heri menggunakan gerakan tekan putar jempol tangannya. Namun hal yang tak terduga muncul, istriku nampak sekali menikmati dipijat, berbeda ketika aku melihatnya dipijat oleh pengasuh / ART kami, ia meggerakan bibir seperti orang sendawa, mata terpejam, dan tubuh santai karena merasa nyaman.

“Bang…bang…. Udah Bang, teteh udah selesai dipijat, tapi teteh ketiduran bang” Heri menepuk pundaku dan membangunkanku yang sedang tidur di sofa samping kasur lantai, seketika aku terbangun mengucek mata dan dilanjutkan dengan menyeruput Teh manis buatan istriku yang manis.

“Wah teteh udah tidur juga Her, kamu pasti kecapean Her, si teteh juga tuh pasti kecapean sampai ketiduran, biasanya dia kalau dipijat sama Bibi ga pernah sampai ketiduran” Ucapku kepada Heri.

Heri : “Iya bang, tidurnya tadi hampir bareng sama Abang”

Aku : “Ya udah Her, kamu mau tidur dikamar belakang atau di depan TV terserah kamu. Tuh kamar belakang kosong, diisi kalau siang aja, buat Bibi istirahat” (Pengasuh dirumah kami hanya bekerja saat pagi hingga sore, sedangkan malam pulang kerumahnya)

“Yang…yang… bangun yang, tidurnya pindah kekamar ya” aku membangunkan istriku.

Sambil bangun perlahan, ia beranjak dari kasur lantai dan meregangkan badannya. “makasih Her, sekarang badan teteh enteng udah enakan, kamu tidur gih”.

Aku melangkah kekamar lebih awal mengawali tidur malam kami, kurebahkan tubuhku dikasur dan aku kembali bersiap tidur. Kudengar istriku pergi ke kamar mandi, suara air terdengar dari tempatku tidur, meski suara air sudah berhenti namun istriku tidak beranjak datang ke kamar, ia masi dikamar mandi. Aku penasaran mengambil HP dan kubuka aplikasi CCTV yang terpasang dirumahku, kulihat kearah ruang TV Heri sudah berselimut meringkuk di sofa depan TV, kuarahkan CCTV ke pintu kamar mandi yang terlihat lampunya masih menyala, ah aku sudah berburuk sangka dengan istriku bermacam-macam dengan heri, ternyata ia masih dikamar mandi, mungkn ia sedang BAB sehingga butuh waktu lebih lama. Sementara sudah mulai hilang dari kondisi terjagaku, rasa ngantuk telah menguasaiku, aku setengah tertidur dan kurasakan ada jari jemari basah menyentuh lengan atasku, jari itu tidak terasa dingin namun terasa hangat, basah dan sedikit lengket. Aroma khas tercium dari jarinya, aku sudah tau itu apa, seketika ngantuku hilang, aku sadar, istriku telah melakukan masturbasi dikamar mandi, mungkin ia merasa bergairah setelah dipijat. Lalu kenapa ia masturbasi, apakah ia merasa kasihan denganku yang lelah? Lalu kenapa ia menghampiriku dan menggodaku jika ia sudah usai masturbasi? Apakah ia belum selesai masturbasi dan memilih membangunkanku untuk sex. Ya mungkin hal terakhir ini yang terjadi, ia tidak tahan, tidak puas dengan masturbasi, dan memilih mebangunkanku.

Aku membalikan badan, aku meraih pinggulnya yang sudah semakin padat dan berisi namun tetap tidak gendut ataupun gembrot, itulah tubuh istriku, ia bukan wanita yang merawat tubuh, namun tubuhnya sendiri yang bisa merawat dirinya, dan memepertahankan kecantikan, kemulusan, dan keseksiannya, dan jujur, tubuh istriku saat ini lebih seksi daripada saat kami awal menikah. Aku angkat tubuh istriku keatas tubuhku, ia mendindih tubuhku dan memulai menyodorkan bibirnya untuk dicium. Ia mulai mengerayangiku dan mencium leherku…. “Euhm… bau minyak mas, pedes banget” ucap istriku, tidak ingin merusak suasana, aku mengambil alih percumbuan. Aku membalik posisi, sekarang tubuhku menindih tubuh istriku, aku menciumi keningnya. Gerakan bibirku perlahan-lahan menggigit lembut kuping istriku, kuhembuskan udara ke telinganya dan ia merespon dengan geliat.

Kepalaku diraih, rambutku dijambak istriku, ia menarik kepalaku saat bibirku sedang mencumbu leher dibawah telinga, dengan kuat ia mengaarahkan kepalaku kedadanya, “hisap mas, hisap, plelintir pakai bibir” ia memerintahkanku untuk mencumbu payudaranya yang mulus dan berwarna pink, benar sekali istriku semakin cantik dengan sendirinya, tubuhnya bertransformasi menjadikan bentuk dan warna kulit istriku lebih sempurna, mulus, berisi dan seksi setelah satu tahun lebih selesai menyusi ASI.

Aku tidak ingin membuang waktu lama membuka kaos olahraga istriku, kusingkapkan kaos dan kuangkat keatas, kaosnya sudah tersingkap dan menunjukan payudara istri yang berbalut BH olahraga, ia mengenakan BH itu BH yang sporti, padahal ia hanya dipijat, tapi ia mengenakan seluruh outfit olahraganya. Mungkin ia bingung dan tidak tahu harus bagaimana dipijat pria, jadilah ia menggunakan pakaian olahraga untuk menutupi diri dengan sempurna. Arhgg ihhhhhh….ihhhhhhh mas buruan buka BH aku, Istriku dengan lepas mengerang dan merintih menahan gejolak hormon yang membuat libidonya meninggi. Satu hal yang tidak ia sadari, ia lupa bahwa ada Heri tidur diruang TV, erangan dan rintihan istriku pasti terdengar Heri jika ia belum tidur. Aku justru semakin bergairah mengetahui ini, dan berharap Heri belum tidur. Kuhiraukan dia, aku masih sabar dan memainkan libidonya, aku perlahan bergerak ke payudaranya, kukecup sedikit demi sedikit, putingnya sudah sangat keras, putingnya mungil kecil pucat dengan lingkaran pink yang tidak besar. Arghhh… ihh…ihhh “jangan siksa aku mas, plis masukin aja langsung mas”. Istriku meraih celanaku dan melepaskan seluruh setelanku. “Masukin mas, masukin” erang istriku kembali. Aku arahkan Mr.P ku dan bagian ujungnya kugesekan memutar pada sekitar klitoris dan lubang vagina istriku yang sudah sangat basah. Mempermainkan libido istriku, membuat diriku sendiri tidak bisa menahan nafsu untuk segera menghujamkan Mr.P dalam vagina istriku, aku masukan perlahan Mr.P dalam lubang vagina istriku, jleb…. Erangan pecah dengan keras, lebih keras daripada sebelumnya, ia masih tidak menyadari bahwa ada orang lain diluar pintu kamar.

Vagina istriku malam ini begitu basah, sangat basah sehingga cukup satu kali dorongan Mr.P ku sudah langsung terbenam lembut dalam kehangatan, sangat licin, sehingga istriku langsung mengambil inisiatif posisi sex yang jarang kami lakukan, doggy. Buru-buru ia dorong tubuhku menjauh, dan ia membalikan badannya pada posisi tiarap, dan tunggingkan pantatnya keatas, ia goyangkan kekanan kiri isyarat memintaku segera menancapkan pusaka yg berdiri tegang dan terlumuri cairan vagina istriku yang melimpah. Tunggingan istriku begitu menggoda, pantatnya yang sudah mulai menebal, dada yang sudah semakin membusung, namun perutnya masih terhindar dari gemuk dan gelambir. Sehingga menyisakan boddy yang bahenol, membuatku semakin cinta pada istriku. Ia hanya diam menungging menerima setiap gerakan maju mundur pinggangku, hanya mulut yang sedikit terlihat menganga terbuka dan jarei jemari yang sibuk meremas sprey kasur kami, aku selalu menunggu istri orgasme sebelum aku membuat gerakan yang dapat menstimulasi ejakulasi diriku sendiri. Kembali ia mengerang, menjauhkan pantatnya dari pinggangku, ia telah orgasme, tak menunggu lama aku membuat gerakan yang merangsang Mr.P mengeluarkan isinya, crot, aku limpahkan cairan spermaku didalam vagina istriku, lubang vagina istriku tetap menganga dan melelahkan cairan spermaku.

Istriku membalikan badannya, dengan masih menggunakan atas kaos olahraga, BH yang terbuka menyilang tidak beraturan terlihat payudara istriku yang terjepit BH yang kusingsingkan saat melumatnya dengan mulutku tadi. “krek, brag” terdengar suara pintu kamar mandi terbuka dan tertutup, langsung wajah istriku terlihat bingung dan matanya melirik mengikuti alunan suara pintu, ia terbelalak, matanya lebar dan menutup mulutnya dengan telapak tangannya, “heri mas, aku lupa ada heri kira – kira dengar ga mas?” Tanya istriku padaku, “sepertinya ga deh Yang, kan TV masih nyala, suaramu kesamar sm suara TV”. Jawabku pada istriku, padahal aku sendiri yakin, pasti itu terdengar dengan jelas, karena dikamarpun kami tidak mendengar ada suara TV.

𝑩𝑬𝑹𝑺𝑨𝑴𝑩𝑼𝑵𝑮 ...


Read More

𝐊𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐓𝐞𝐫𝐥𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐁𝐀𝐆. 𝟑

 


pov ibu

###

aku terkejut luar biasa ketika membuka pintu kamar anakku. apa yang kudapati dengan mata kepalaku sendiri begitu di luar nalarku.

anakku yang baru masuk kelas satu smp itu sedang berbaring di atas kasur dengan tubuh telanjang bulat. duduk diatasnya adalah tantenya, adik perempuanku, yang sedang hamil besar, juga tanpa memakai sehelai benangpun.

alat kelamin mereka bersatu layaknya sepasang suami istri, padahal status mereka tidak lebih dari seorang tante dan keponakan. aku benar benar tidak bisa mencerna apa yang sedang kulihat
saat itu.

'ya tuhan' hanya kata kata itu yang bisa keluar dari mulutku.

'ibuk' anakku terlihat pucat pasi menyadari kehadiranku yang kini sudah berdiri di hadapannya.

'diam kamu'

aku mulai berteriak keras, sambil berjalan ke arah mereka yang sejak tadi hanya diam terpaku.

'apa yang kalian lakukan? kamu masih kecil ndak boleh kaya gini'

'tenang dulu mbak' adikku mencoba menenanganku.

'kamu juga, kamu sudah gila, kamu sadar kan dia ini keponakanmu sendiri?'

aku mencoba mendorong tubuh mereka agar berpisah, namun ketika tiba tiba penis anakku yang masih tegang melecut keluar dari lubang vagina adikku yang sedang hamil, membuat spermanya berhamburan kemana mana.

'akhhhhh ehmmm bu jangan jangan akhhhhhhhh'


aku yang berada tepat berada diantara mereka berdua menjadi sasaran tembak semprotan sperma anakku sendiri, tubuhku menjadi basah kuyup oleh cairan sperma kental anakku sendiri.

'akh eh maaf bu akhhhh'

melihatku tubuhku yang terkena spermanya anakku semakin kebingungan dan mengulurkan tangannya berusaha membantuku membersihkan lelehan spermanya yang ada di tubuhku.

'jangan dekat dekat ibu'

aku menepis tangan anakku dengan kasar.


'kalian? bagaimana bisa?'


'tenang dulu mbak'

adikku kembali mencoba menenangkanku yang sejak tadi marah marah.

'tenang apanya? kamu juga kan lagi hamil, kamu ndak kasihan sama bayimu itu?'


'justru itu mbak'
jawab adikku penuh keyakinan

'apa maksudnya justru itu' aku semakin tidak paham dengan sikapnya yang tenang seperti itu.


'ini semua justru agar bayi ini bisa ketemu sama bapaknya'


'apa? ketemu bapaknya? apa maksudmu?'


'iya mbak benar, bayi ini adalah calon cucumu, ini ada benih dari anakmu' katanya tersenyum sambil mengelus perutnya yang besar.

###

'kamu tahukan ini semua salah besar?'

'iya mbak'

'makanya kamu harus mengehntikan semua kegilaan ini'


'tapi mbak, semua akan menjadi lebih salah lagi kalo aku membiarkan kontol ini pergi begitu saja mbak?'


adikku kembali meraih kontol anakku dan tanpa perasaan malu menjilati sisa sisa sperma yang menempel pada penis anakku di depanku.


'sekali aku merasakan kontol ini, aku ketagihan mbak slreeeewpppp'


setelah beberapa saat menjilati penis anakku hingga bersih, adikku melepaskan kulumannya pada kontol anaku dan beranjak merangkul pundakku.

'mbak kontol anakmu nikmat sekali' katanya sambil berbisik di telingaku.

apa? nikmat katamu?

' aku tidak percaya dengan kata kata kotor yang diucapkan oleh adikku itu.

'aku tahu kamu pasti suka, kamu sudah lama ndak ngrasain kontol kan mbak?'


rasanya kepalaku menjadi terasa pusing mendengar kata kata kotor yang diucapkan adikku itu, tubuhku juga terasa lemas tidak berdaya ketika ditarik dan pahaku di buka sehingga rok yang kupakai tersibak menampakkan celana dalamku yang menutupi gundukan vaginaku.


'ayo, coba kamu cium memek ibumu'

anakku pun menurut saja dengan perintah tantenya dan segera mengendus ke arah selangkanganku.

sudah hentikan! aku ini ibumu' kataku mencoba menghentikan anakku yang sudah berada diantara kedua pahaku.

'sudah mbak, ndak usah pura pura

'apa?
apa maksudmu?'

'sekarang ayo buka bajumu'

tidak sempat melawan, tiba tiba bajuku ditarik hingga sobek, bh ku pun juga ikut dilucuti sehingga buah dadaku menggantung bebas.

'jangan liat

' aku mencoba menutupi buah dadaku yang berukuran jumbo.

'kenapa mbak malu? anakmu tidak akan peduli dengan tumpukan lemak kecil yang ada ditubuhmu'


'akh sudah
akh' aku masih mencoba meronta

'gimana tubuh ibumu?'


'wah aku suka bulik' jawab anakku seakan tidak peduli dengan diriku yang merupakan ibunya


kulihat anakku tanpa malu malu mencoba mengocok penisnya yang sudah kembali mengeras dihadapanku.

'ndak cuma itu, liat tetek ibumu lebih besar kan dari punya bulik'
katanya sambil meremasi kedua buah dadaku

###

kembali adikku mengulum penis anakku

'kamu ngapain?'

'ini biar kontolnya jadi keras lagi mbak'

'sudah berhenti cukuop'

'kenapa? kalo mbak mau ikutan silakan'


'apa katamu? sudah cukup hentikan'

'terserah kata mbak tapi yang pasti kami tidak akan menghentikan semua ini'


aku sudah tidak tahu apa yang harus aku lakukan ketika tiba tiba mulutku tanpa sadar berkata.

'biar aku saja, aku ibunya'

mendengar kata kataku adikku tersenyum penuh kemenangan, sedangkan aku entah kenapa tanpa ragu menggenggam penis anakku, bau khas mulai tercium di hidungku ketika kepalau mendekati arah selangkangan anakku. tanpa menunggu lama lagi, segera kukulum penis itu dengan mulutku.


'slrwppppppp

akh ehhhhmmm

slrepppppp'

'benarkan mbak? nikmatkan?'

'akh hhhiyyya nikmat sekali kontol ini
'
'aku boleh ikutan ya mbak

tanpa menunggu jawabanku, adikku pun ikut berjongkok disampingku dan bergantian mengulum penis anakku yang duduk di tepi kasur. kami berdua seperti anak kecil yang sedang berebutan menjilat es krim.

'akh ennak sekali nikmmatttt akh'

akh terus akhhh
ehmmmm' kata anakku sambil meremas remas rambut kepalaku.

'gimana enakkan?' tanya adikku di sela sela kegiatan mengulum penis yang penuh nafsu birahi.

'akh iya'

setelah beberapa saat tubuh anakku mulai bergetar menggelinjang, sepertinya dia akan kembali meraih orgasmenya.

'akkkh

aku mau keluar akh bukkkk'


'keluarin aja

pejuhi ibu dan bulikmu ini

'akh aku mau keluar akhhh
ehhhhhmm'

serrrr cretttttttt cretttttt crettt cret


anakku kembali memuncratkan pejuhnya hingga mengenai tubuhku dan adikku yang sejak tadi tiada henti terus menerus mengulum kontolnya. kujilati sperma itu sampai bersih

seperti yang dilakukan adikku tadi. adikku meratakan sebagian sperma itu ke seluruh tubuhnya sampai mengkilat. akupun tidak mau kalah mengikutinya meratakan pejuh anakku ke kedua buah dadaku.

'akh aku suka sekali bau pejuh ini akh'

###

setelah anakku puas berejakulasi, kini gantian aku yang menjadi sasaran nafsu anakku yang sepertinya terus saja membara. dia menyusuri buah dadaku lalu terus kebawah melewati perut dan terus sampai vagina tempat aku melahirkannya dulu. sementara adikku dari belakang memegangi tubuhku, tangannya merayap memilin milin puting susuku yang sangat sensitif.

anakku mulai beraksi dengan menjilati belahan vaginaku, lidahnya sesekali menusuk nusuk lubang vaginaku sambil memainkan klitorisku. aku tidak paham dari mana dia belajar semua ini, namun yang pasti apa yang dilakukannya sungguh nikmat. jari jarinya mengusap usap lubang pantatku sambil sesekali memasukkannya. aku hanya bisa mendesah mendapat serangan bertubi tubi pada seluruh bagian sensitif tubuhku.

'slreepppppppp ehhhhhmmmmm'

'akh oh ya tuhan'

'cmuahhhhh mmmmfhhhhhh'

'akh enak sekali ehhhmmmm'

'smreppppp mmmmhhhhh'

'akh terus jilat akh memek ibu akh enaknya'

'akh bu dulu aku keluar dari sini ya?'

'akh iya nak'

'aku mau masuk ke dalam lagi boleh tidak bu akh?'

'ayo mbak beritahu anakmu? beritahu kamu ingin kontol anakmu di memekmu, lihat kontolnya sudah tegang siap menggenjoti memekmu mbak'

'akh iya'

'iya apa?'

'aku tidak kuat lagi ayo cepat'

'jadi ibu mau aku entot?'

'iya, ibu mau'

'mau apa?'

'ibu mau dientot pake kontol besarmu itu, ayo cepat masukkan kontolmu ke memek ibu'

'kamu dengarkan?! ayo sekarang giliran ibumu yang harus kamu genjot'

tanpa buang waktu lagi anakku segera menubruk tubuhku, dengan sedikit terburu buru diarahkan ujung penisnya ke lubang vaginaku dan dengan satu hentakan

'aku akan ngentot ibu akh'

'iya ayo cepat'

'blesss'

'akhhhhhhhhhh ehmmmmmmmm'

'kontolmu keras sekali nikmatnya akh'

'akhh mmmhhhhh'

'akh terus sodok yang dalam'

'ehmmmmmmmmmmm terussshhhh akhhh'

'terus entot ibu akhhh'

adikku yang sejak tadi tidak berpindah di belakangku, kini ikut bermain menjilati lubang anus anakku. sambil sesekali dihisapnya kuat kuat.

'kamu suka mbak dientoti anakmu sendiri?'

'akh iya enak sekali kontol anakku'

'akh aku mau keluar akh akh'

serrrrr ssserrrrr crettttttttttt

aku mendapat orgasme pertamaku malam itu, orgasme yang terasabegitu istimewa oleh kontol keras anakku


Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com