Mama... aku minta Maaf Part 10 (A Day With Ara)

 


PoV ke-3

“Mama mau jalan pagi lagi ?” tanya Henry kepada mama-nya.

“Halah masih nanya aja kamu Hen, kan sekarang sudah rutin kalau mama bersepeda sama Andre. Kamu ada masalah dengan itu?” tanya Santy dengan nada sedikit meninggi.

“Ehmmm gak kok… mam tap…”

“Sudahlah jangan banyak protes sama mama. Kan kata-mu sendiri, kalau terserah mama mau ngapain saja kan?” potong Santy.

“Oh ya sebelum mama pergi. Gimana penampilan mama pagi ini? Seksi gak Hen? Hihihih” goda Santy.

Henry melihat mama kandung-nya kembali memakai jersey sepeda lagi yang ketat membalut badan Santy dengan sempurna. Bila diperhatikan ada gundukan yang tampak di selangkangan Santy, dan pipi pantat-nya pun tercetak sempurna. Henry pun menyadari dan tak bisa lepas mata-nya untuk memandang mesum ibu-nya. Santy tahu, dan dia senang dengan hal itu.

“I…iya seksi kok, sangat-sangat seksi malah Mam….” pujian Henry terdengar jujur di telinga Santy. Ini semakin membuat dia senang untuk meggoda anaknya, agar Henry tersiksa dengan nafsu-nya sendiri.

“Hihihi makasih ya sayang, jangan lupa fantasiin mama lagi ya hihihi dasar mesum anak mama. Da-dah sayang” ucap santy meninggalkan anaknya. Dan Seorang Ibu dengan santai-nya mengatai anak-nya mesum.

Ya seperti biasa, pagi ini adalah jadwal Santy untuk ‘gowes’ dengan Andre. Bukan mengayuh pedal sepeda, tetapi mengayuh kenikmatan. Tapi ternyata kali ini berbeda, ketika Santy keluar dari rumahnya. Andre tidak sendiri, tapi bersama seseorang yang tidak dikenal Santy. Terlihat Seorang wanita muda sedang duduk di atas sepedanya. Sama seperti Santy, gadis itu memakai jersey sepeda yang tak kalah ketat-nya. Lantas dalam hatinya berpikir kalau pagi ini aktivitas-nya adalah bersepeda beneran, bukan mengayuh kenikmatan.

“Tante Santy, nih kenalin pacar aku, Ara” ucap Andre.

“Haloo Buuu…ngh.. kenalin Aku..nhg… Araa, pacar-nyaaa.. Andree” sapa wanita muda dengan gaya berbicara yang aneh. Tubuh Ara, terlihat ramping mungil karena masih muda. Berbeda dengan Santy yang berisi karena sudah berumur dan pernah melahirkan anak tapi tetap seksi, menarik perhatian mata laki-laki manapun.

“Halo juga Ara, akhirnya kita ketemu juga ya. Oh iya, manggil-nya tante saja jangan ibu ya, belum terlalu tua kok, hihihi” tawa Santy

“Iyahh tan, nghh…ah..” Ara terlihat menahan sesuatu.

“Ara, Kamu kenapa? Sakit?” tanya Santy melihat gelagat Ara yang seperti sakit.

“Ehmm…ngh… gak kok tann…, cummaaa agak keram ajahhh kok”.

“Ohhh, kalau gak kuat, jangan di paksain ya” saran Santy. Ara hanya mengganguk, seraya menggigit bibir dan mengernyitkan dahinya. Terlihat seperti sedang menahan sesuatu yang nikmat menurut Santy, tapi apa kata Santy binggung dalam hati-nya. Dan juga berbeda dengan Andre yang tidak keringatan, Ara malah terlihat wajah-nya merah seperti habis olahraga yang berat. Tapi wanita yang lebih tua itu tak memikirkan yang aneh-aneh terhadap orang yang baru di kenal-nya itu. Dia harus menjaga wibawa sebagai orang yang lebih tua.

Tetap saja Santy masih binggung dengan gelagat aneh Ara, berbanding terbalik dengan Andre yang hanya terlihat diam seraya menyeringai. Andre pun segera mengajak mereka berdua untuk berangkat mengayuh sepeda mereka.

“Oh ya Tan, ke rumah-ku ke dulu yuk. Aku mau nunjukin sesuatu ke Tante” ajak Andre.

Sekarang mereka bertiga mengayuh sepeda mereka masing-masing menuju ke rumah yang Andre tidak begitu jauh. Sesekali Santy melihat kebelakang memperhatikan Ara. Karena di setiap kayuhan, Ara merintih-rintih kecil. Sang janda berharap kenalan baru-nya itu beneran tidak kenapa-kenapa.

Ketika sampai Andre segera ke dalam untuk mengambil sesuatu. Santy dan Ara tetap di di luar sambil menunggu. Santy duduk di pinggiran halaman rumah yang ada, cukup tinggi buat di jadikan duduk. Sedangkan Ara tetap terduduk di dudukan sepeda-nya. Mereka berdua terlibat dalam obrolan untuk kenal satu sama lain. Selama itu juga, Ara tetap seperti tadi. Wanita muda itu terlihat merintih dan mendesah di sela berbicara dengan Santy. Tentu Santy makin heran dan penasaran dengan tingkah laku Ara yang cenderung abnormal. Tapi karena baru kenal Santy tidak mau bersangka buruk.

Terlihat Andre keluar dari rumah-nya sambil membawa sebuah sepeda baru “Nih Tan, buat Tante”.

“Loh apa nih Dre? Serius ini buat Tante?” seketika Santy menghampiri dan mengitari sepeda baru itu.

“Iya, ini lebih bagus dari pada yang Tante punya sekarang, yang sudah jadul dan butut” terang Andre.

“Bener nih? Ini kayak-nya mahal loh” tanya Santy sungkan menerima barang mahal seperti ini dari Andre yang masih sangat muda. Harus-nya dia yang memberikan hadiah, bukan sebalik-nya.

Andre hanya membalas dengan anggukan yakin. Seketika Santy merasa senang karena mendapat-kan sepeda baru yang lebih modis dan modern ini. Langsung Santy ucapkan terima kasih dan memeluk Andre dengan erat. Tanpa Ara bisa melihat mereka, Andre meremas buah dada sang janda yang terbalut ketat ketika dia dipeluk oleh Santy. Apakah Santy marah ? tentu tidak, mereka berdua telah melakuan lebih dari itu.

Santy pun menangkap sesuatu yang aneh dari sepeda baru itu “Terus kok ini bentuk saddle-nya beda kayak yang biasa ya Dre? Ini agak gemukan gitu, apa nyaman nanti kalau dipakai buat duduk?”

“Ohhh ini memang begini tan, ini ada fitur khusus-nya loh. Ini yang aku request sama Albert kemarin, jadi custom-made. Nggak ada dimana pun” terang Andre menjelaskan asal-usul sepeda ini.

“Ohhhh begitu, terus apa fitur-nya?”.

Ketiak Andre hendak menjelaskan lebih jauh kepada Santy perihal sepeda barunya, tiba-tiba….

“Ohhhh…..Andreee…akuuu..gakk…kuattt… lagii….sayang….okhhhh” desah Ara dengan keras, yang mau tak mau menarik perhatian Santy dan Andre untuk menoleh. Terlihat seluruh tubuh Ara bergetar dengan hebat dan kedua mata-nya hanya terlihat putih-nya. Kedua tangan-nya mecengkrem stang sepeda-nya dengan kuat. Tak lama….

*Cret…Cret…Cret… terlihat semportan air yang kuat keluar dari area selangkangan Ara, membasahi paha, dudukan sepeda-nya dan jalanan di mana Ara berhenti. Mata Santy terbelalak melihat kondisi Ara. Bagaimana dengan Andre? Pemuda itu hanya terlihat biasa saja.

Si wanita muda masih terlihat bergetar-getar, namun berangsur lemah. Terlihat akan ambruk, Andre dengan sigap lari menangkap badan kekasih-nya dan memeluk-nya. Sekarang Ara hanya terpejam sekaligus bernafas dengan sedikit tersengal-sengal.

“Dia kenapa Dre? Sakit kah?” tanya Santy khawatir. Padahal dalam lubuk hati-nya tahu kalau gelagat Ara barusan seperti seorang wanita yang meraih orgasme dan squirt pada saat bersamaan juga. Tapi masa iya Ara mengalami orgasme sih, kalau iya tapi bagaimana cara-nya wanita muda itu meraih-nya tanya Santy binggung dalam hati-nya sendiri.

Andre tak menjawab pertanyaan Santy. Ara membuka mata-nya, menatap Santy dengan mata yang sayu disertai senyuman yang manis. Melihat itu Santy merasa lega, karena pacar Andre itu terlihat baik-baik saja.

Kemudian Andre sedikit menurunkan dudukan Ara, agar kekasihnya bisa turun dari benda yang ‘menyangkuti’ di dalam diri-nya. Tapi Santy tidak bisa melihat apa yang pemuda itu lakukan. Karena Andre membelakangani-nya.

*Plop… terdengar sesuatu nyaring, seperti suatu benda yang terlepas dari sesuatu yang ketat dan basah. Ketika Andre dan Ara menyingkir dari situ, pagi ini Santy kembali terkaget melihat sepeda Ara. Ternyata ada sebuah dildo yang menancap di dudukan sepeda Ara. Sex toys, itu terlihat masih bergetar halus dan juga sangat basah lengket. Santy langsung mengerti apa yang terjadi. Jadi dari tadi ada sex toys tertancap dalam tubuh Ara selama gowesan, dan sekarang dildo itu basah karena cairan orgasme sang gadis.

“Dre….” panggil Santy dengan lirih.

“Iya Tan, ada apa?” jawab Andre seraya membopong pacar-nya untuk duduk di kuris teras depan rumah-nya.

“Kok sepeda pacar kamu ada gituan sih?”.

“Ohh itu fitur khusus sepeda-nya Ara, yang bikin si Albert juga kok”. Mendengar itu, Santy curiga dengan sepeda baru-nya, karena sama-sama buatan Albert.

“Berarti……punya Tante….” ucap Santy menggantung…

Andrepun tersenyum, lalu berdiri meninggalkan pacar-nya yang masih lemas. Dia hampiri Santy, dan raih tangan-nya untuk di pandu ke sepeda yang baru. Dia letakan telapak tangan Santy yang mulus itu di dudukan sepeda yang baru. Santy hanya terdiam melihat perbuatan Andre. Sekarang sang pemuda sedang mengotak-ngatik sesuatu di Hp-nya.

*Brrtt……. Tiba dudukan sepeda itu bergetar lembut menggelitik telapak tangan Santy. Tak ayal, Santy menarik tangan-nya karena kaget dengan sensasi yang terasa di telapak tangan-nya.

*Brrtt……. Dudukan itu masih bergetar halus, seraya mengeluarkan bunyi-bunyi mesin berputar di dalam-nya.

“Nah kalau punya Tante, ini fitur-nya. Bisa ngasih Tante Santy getaran-getaran nikmat di memek. Mau coba?”.

Santy tak percaya dengan hadiah baru-nya, awal-nya cuma mengira ini sepeda biasa saja. Dia lirik keadaan Ara yang masih lemas terkapar akibat orgasme yang hebat. Nampak-nya Santy mengerti kalau Ara juga anggota FSL. Sukar di percaya ada wanita semuda itu ikutan club yang seperti itu. Namun dengan begini, Santy tak lagi perlu menahan diri. ‘Hmmm seperti-nya ini bakal menarik dan enak hihihi’ ucap Santy dalam hati.

“Ayo deh Dre, gimana cara memakai-nya?”.

“Tante naik aja dulu”.

Lantas Santy mendudukan diri-nya di saddle khusus itu. Terasa agak aneh di selangkangan-nya terutama di bagian vagina-nya. Terasa dudukan itu punya bagian yang menonjol menyentuh klitoris-nya.

“Kok bisa pas gini sih Dre? Seluruh bagian memek Tante, tercover sama dudukan-nya loh” tanya Santy heran.

“Kan kemarin di toko Albert, tante nyobain frame sepeda kan? Nah kemarin sebenernya sekalian ngukur dudukan yang pas buat selangkangan Tante. Jadi nanti semua bagian memek Tante kena enak-nya” Ujar Andre mejelaskan.

Angguk Santy mendengar penjelasan Andre. Walau ada rasa heran, bisa-bisanya kekasih muda melakukan hal seperti ini. Tapi tak apa pikir-nya, yang penting enak dan nikmat.

“Tapi kok nggak kayak punya Ara sih, tante juga mau dild…..agh….” sontak Santy mendesah merasakan getaran yang tiba-tiba hinggap di vagina-nya.

“Hehehe” tawa Andre melihat reaksi Santy, ketika dia menyalakan fitur vibrasi-nya.

“Ohhh…Andreeee…gelii……” Santy melolong merasakan getaran halus di vagina-nya. Lama kelamaan dia semakin terangsang, tak ayal lubang nikmat-nya mengeluarkan pelumas-nya.

“Coba gowes Tan”

Dengan susah payah, Santy mengayuh pedal sepedanya disertai getaran halus di selangkangan-nya. Rasa geli-geli nikmat Santy rasakan. Tak berani jauh, Santy hanya
berputar-putar di depan rumah Andre. Belum siap dilihat orang lain. Terlihat Santy merem-melek, badan sedikit bergetar dan juga terkadang tersontak ringan. Dengan pemandangan itu Andre malah tertawa-tawa puas. Tak lama Santy pun berhenti.

“Su-sudah-sudah stop, Tan-tante gak kuat lagiiii”.

“Loh kan belum klimaks kan?” tanya Andre heran, ada rasa kecewa karena dia ingin melihat Santy orgasme karena sepeda khusus-nya.

“Nanti aja kapan-kapan, sekarang Tante pengen kontol kamu” ucap Santy tak tahan ingin di penetrasi oleh penis besar Andre. Ara yang tak jauh, senang mendengar itu.

“Yuk tan, Ara juga sudah gak sabar pengen ngentot” Ajak Ara vulgar, seraya mengulurkan tangan-nya kepada Santy. Santy terima ajakan-nya. Lantas mereka bertiga masuk kedalam rumah Andre, untuk bergumul birahi di pagi hari. Semua-nya dalam keadaan dahaga birahi, yang sangat ingin di tuntaskan.

Lantas mereka bertiga segera menanggalkan baju yang melekat. Ketika semua sudah berbugil ria, Ara dengan cepat-nya menerkam tubuh Santy. Kaget dengan sergapan Ara, langsung Santy dorong tubuh wanita muda yang hendak mencium bibir-nya.

“Ehhh….” pekik Ara yang terdorong jatuh ke lantai.

“Kamu mau ngapain sih?” tanya Santy binggung.

“Ehmmm…Tante belum pernah main sama cewek?” tanya Ara yang sedang mengelus pantat-nya sendiri karena sakit akibat jatuh di dorong Santy.

Geleng Santy “Tante masih normal Ra, cuma mau sama cowok. Tante kira, kita bakal gantian main sama Andre-nya” ucap Santy dengan nada penolakan. Penolakan itu membuat Ara yang pada dasar-nya buaya terhadap semua orang menjadi sedih. Padahal diri-nya dari kemarin ini sangat ingin mencicipi tubuh Santy yang seksi. Tergiur dengan cerita Andre, bagaimana seksi dan hebat-nya Santy dalam seks.

“Tante jangan begitu dong, kan belum dicoba. Siapa tante juga suka kan? Jangan takut untuk mencoba hal yang baru. Tuh buktinya, sekarang tante pake buttplug kan? Berarti nanti Tanet bakal mau dianal kan" sergah Andre panjang lebar, mendorong Santy untuk mencoba aksi lesbian bersama pacar-nya sendiri.

Mendengar itu Santy menjadi bimbang, apalagi melihat tatapan Ara yang sedih dan kecewa. Dia merasa tidak enak hati dan kasihan terhadap Ara.

"Tapi Tante belum pernah sama wanita Dre".

"Sama aku ya…..biar aku yang ngajarin tante ya? pleaseee tann....mau yaaa..." pinta Ara manja seperti anak kecil meminta dibelikan mainan.

Santy menatap pasangan muda ini bergantian, lama-lama hati-nya menjadi luluh.

"Iya deh, Tante coba ya, tapi pelan-pelan ya Ra".

"Yayyy, Tante cantik deh hahaha" gombal Ara setelah mendapatkan keinginan-nya untuk berlesbian ria besama tante Santy ini.

"Nah begitu dong Tan, Jangan takut untuk mencoba hal-hal yang baru" ucap Andre.

"Iya-iya, nih bukti-nya deh, Tante masih pake buttplug kok, jadi siapa takut? wuekk" ledek Santy.

"Ehhh tante lagi pakai buttplug ya? liat dong Tan, Ara mau liattt" tanya Ara dengan sangat Antusias, penasaran dengan lubang Anus Santy yang tersumpal oleh sextoys.
Mendengar permintaan Ara yang lucu dan semangat, Santy lalu memutar tubuh mengarahkan pantat-nya ke Ara. Dengan sedikit menungging, dia tarik buka kedua pipi bokong-nya yang mulus bersih nan sekal. Terpampanglah di depan mata Ara, sebuah lubang Anal yang tersumbat sextoys.

"Ohhhh….." desah Ara melihat lubang anus Santy yang sempit itu tersempul sempurna dengan buttplug diamond. Seketika nafsu-nya semakin naik, vagina-nya pun rembes mengeluarkan cairan-nya.

"Hihihi kamu kenapa sih Ra? Kok segitu-nya ngeliat tante."

"Habis-nyaaaa, Tante Santy seksiii banget sihhh" puji Ara.

"Buttplug-nya masih ukuran menengah ya Tan? berarti belum di anal sama Andre ya?" lanjut Ara bertanya.

"Belum Ra, masih di latih lubang Tante. Habis-nya Kontol Andre kan gedeeee bangettt" ucap Santy. Yang lalu diikuti tawa oleh kedua wanita yang berbeda generasi itu. Sedangkan Andre hanya bisa geleng-geleng melihat para perempuan itu mengomentari perkakas-nya.

"Yuk Tante cantikkkk, sini kita mulai" ajak Ara. Perempuan muda itu mengajak pasangan main-nya yang lebih tua itu untuk saling bersimpuh berhadap-hadapan.

"Pelan-pelan ya Ra, jangan beringas sama Tante".

"Hehehe, gak dong. Pasti aku akan perlakukan Tante dengan lemah lembut. Akan kubuat Tante menikmati-nya" ucap Ara meyakinkan Santy.

"Aku mulai ya" ucap Ara merdu, menenangkan hati Santy.

Santy mengangguk. Ara memajukan wajah-nya mendekati Santy. Sang janda memejamkan mata-nya, jantungnya berdebar-debar menanti sensasi yang baru. Santy merasakan hembusan nafas Ara yang hangat dan wangi.

*Cup

Sebuah kecupan basah yang singkat mendarat di bibir. Santy membuka mata-nya, terlihat Ara yang tersenyum manis kepada-nya. Santy semakin berdebar di tatap oleh Ara seperti itu.

"Rileks ya sayang, nikmati ya" ucap Ara dengan lembut. Kembali Ara memajukan wajah-nya untum mencium bibir Santy.

*Cup Cup Cup Cup

Ciuman singkat bertubi-tubi mendarat di bibir Santy. Kemudian Ara melumat bibir Santy. Awal-nya Santy tak membalas cumbuan Ara kerena masih belum terbiasa di cium oleh wanita. Namun karena kegigihan dan kepiawaan Ara, Santy membalas-nya.

Lidah mungil Ara menerbos masuk kedalam menjelajah isi mulut Santy. Insting Santy pun bereaksi, Santy pun menarik lidah Ara yang sedang meng-invasi mulut-nya. Pertempuran pun tak dapat di hindarkan, lidah saling membelit nikmat. Tak hanya mulut dan lidah yang beraksi, tapi tangan Ara pun juga berkerja untuk memuaskan pasangan-nya. Dada, bokong, pinggul, punggung, alias seluruh bagian tubuh Santy tak ada yang luput dari jamahan mesra dan lembut dari Ara. Kecuali vagina Santy, Ara masih belum mau menyentuh bagian itu dulu.

Santy pun membalas perlakuan Ara, terhadap tubuh-nya. Santy meremas pantat empuk Ara yang mungil tapi sekal. Cukup lama pasangan sejenis saling bercumbu, tak kuat lagi menahan nafas, Santy melapas pagutan Ara. “Hh…hh…hh….” kedua pasangan jenis itu lantas menghirup udara sebanyak-banyaknya. Juntain benang saliva pun terlihat yang menghubungkan bibir Santy dan Ara. Terlihat seksi dan merangsang bagi siapapun yang melihat-nya. Termasuk Andre yang sedang menonton live show lesbi di depan-nya.

Tak menunggu lama, Ara langsung menyentuh kemaluan Santy dengan jari-nya. Santy terkejut ketika vagina-nya di sentuh perempuan lain untuk pertama kali-nya. Setiap pengalaman dan sensasi baru yang dia terima, membuat birahi-nya semakin tak terbendung-kan.

"Ihhh tante sudah basah banget hihihi, tuhkan keenakan juga. Apa kata Araaa" ledek Ara. Santy tersipu malu, muka-nya semakin merah mendengar itu semua. Hati-nya tak bisa lagi berbohong, dia memang mulai…..bukan dia memang sudah menikmati sentuhan Ara sekarang. Malahan dia tak sabar lagi dengan langkah selanjut-nya. Dengan lembut, jari Ara yang lentik membelah garis Vagina. Santy menlenguh ke-enakan ketika bibir vagia dibelah oleh Ara. Karena sudah mulai terasa pegal, Ara mendorong Santy untuk berbaring di lantai yang dingin itu. Sekarang bagian tubuh Santy sebelah kiri ditindih oleh Ara. Kembali Ara mencium bibir Santy. Tak lagi canggung,Santy langsung membalas-nya.

Puas dengan cumbuan di mulut, Ara munurunkan kepala-nya ke dada Santy yang disertai puting yang sudah tegang. Puting kiri Santy langsung tenggelam dalam mulut Ara. Sedangkan payudara kanan berserta puting-mua dimainkan oleh Ara. Sudah pasti desahan keluar dari mulut-nya, ke-enakan dengan perlakuan Ara terhadap kedua buah dada-nya. Ara bergatian menghisap puting Santy, selalu berpindah. Santy hanya bisa meremas-remas kepala Ara yang sedang menyusu kepada-nya.

Masih tetap menyusu di payudara Santy, Ara turunkan jari di tangan kiri-nya kebawah dari dada menyusuri melewati perut dan terakhir hinggap di rambut kemaluan yang mulus tidak berambut. Karena Santy rajin mencukur-nya bersih.

Dengan lihai jari-jari mungil dan ramping milik Ara membelai kemaluan Santy dengah mesra dan lembut. Dia ingin Santy terbuai dengan kenikmatan sex sesama wanita. Ara memiliki misi, agar kedepan-nya Santy tetap mau melakukannya dengan diri-nya atau bahkan yang menginisiasi dulu.

Desahan Santy lolos dari mulut-nya mendapat serangan di puting dan vagina-nya. Lalu Ara memasukan satu jari-nya ke dalam lubang nikmat Santy yang sudah becek dan hangat itu. Dia korek isi-nya, hal itu membuat Santy menggelinjang nikmat. Dirasa kurang, Ara menambakan jari-nya menusuk kedalam, sehingga kini ada dua jari yang bersemayam dalam tubuh Santy.

Disetiap korekan dan tusukan jari Ara, selalu di balas dengan lenguhan Santy yang terdengar seksi dan membangkitkan nafsu siapa pun yang mendengar-nya. Dengan ahli-nya Ara, mengocok kemaluan Santy sudah memerah dan basah. Tak lupa jempol-nya memainkan clitoris Ara.

"Raaaa…..tan-tanteeee…mauuu…dapettt…cepetiiin….playyy…withhh…myyy….clitt…please…" pinta Santy merorong hendak mendapatkan orgasme. Ini akan yang menjadi pertama kali bagi diri-nya untuk mendapat-kan puncak kenikmatan di tangan seorang wanita.

Ara senang mendengar permintaan itu, ini membuktikan kalau diri-nya berhasil menaklukan Santy. Dia lepas hisapan-nya pada puting Santy. Segara dia beranjak turun, mengarahkan mulut-nya ke klitoris Santy yang sudah menonjol keras.

"Happ……" Ara caplok kemaluan Santy yang sudah sangat basah. "Ohhhh…Araaa…." lenguh Santy, ketika klitoris-nya ‘disiksa’ oleh Ara. Lidah mungil Ara begirlya dengan semangat tinggi memainkan biji nikmat Santy. Santy melihat sebuah kepala sedang bergerak liar di selangkangan. Dia letakan tangan-nya dikepala Ara yang berada di sana. Diremas gemas dan sesekali di elus dengan lembut kelapa Ara, sebagai ucapan sayang.

"Ouhhhh….yessshhh…..I'm cuminggg" sebentar saja kemudian, Santy mengadahkan kepalanya ketika mendapat klimaks-nya. Ini orgasme pertama-nya bersama wanita. Tubuh menghentak, lalu bergetar-begetar. Kedua tangan-nya menggelepar

Ketika sang janda mendapatkan klimaks-nya, tak lagi ditahan oleh tangan Santy Ara menyingkir. Kedua-nya Jari masih tetap mengocok dalam lubang vagina Santy. Ara merasakan kedua jari-nya di semprot oleh cairan orgasme Santy. Dia memang ingin merasakan manis-nya tersembut cairan orgasme Santy. Cairan orgasme Santy keluar tak terbendung mambasahi jari dan tangan Ara. Begitu juga dengan Lantai yang dingin itu menjadi basah. Geteran tubuh Santy berangsur melemah, meski sesekali masih menghentak-hentak.

Ketika getaran Santy berangsur-angur melemah, lantas Ara mencabut dua jari-nya dari lubang vagina Santy. Dengan beringas Ara melumat jari-nya, mengecapi cairan sari Santy. Santy masih terpejam dan dada-nya terlihat naik-turun menghirup oksigen.

"Hihihi Tante Santy sayang…..gimana? enak kan?" tanya Ara sambil nyengir.

"Iyahh…en-enak" jawab Santy singkat sambil masih tersengal-sengal.

“Makanya percaya deh sama Ara” ucap Ara yang kemudian beranjak menghampiri Santy yang masih mengangkang lemas. Dia kembali turun ke arah selangkangan, dia jilat belahan vagina yang becek itu.

Santy melenguh kembali “Araaaaa….sudah…please….” pinta Santy kepada Ara untuk berhenti mengerjai kemaluan-nya yang masih sensitif karena baru saja orgasme. Ara nurut dengan permintaan kekasih baru-nya. Dia bersihkan mulutnya yang belopotan. Kemudian segera berbaring di sebelah kanan Santy yang masih saja terpejam.

Dengan lembut dan penuh kasih sayang Ara mengelus tangan Santy. Merasakan itu, dia membuka matanya dan menoleh ke Ara. Terlihat wajah Ara yang cantik nan ayu. Santy tersenyum hangat kepada Ara. Yang ada Ara tersipu malu, lalu dia balas senyum itu. Kini mereka berdua saling terbaring berhadapan-hadapan

Tanpa di minta, Santy mencium bibir Ara. Lantas kedua-nya kembali berpelukan hangat. Cumbuan pelan dan mesra terjadi, meluapkan rasa sayang. Padahal baru sekali ini mereka bertemu. Tapi apa daya, rasa nikmat bercinta dengan Ara menggungah hati Santy.

“Giliran Tante ya sayang” ucap Santy, yang di balas dengan anggukan oleh Ara. Dengan gemas Santy menciumi seluruh wajah Ara. Dan Ara dengan senang hati menerima-nya dan menikmati kecupan demi kecupan di seluruh wajah-nya. Sekarang Santy menindih tubuh Ara yang lebih kecil daripada milik-nya, namun bibir tetap mendaratkan kecupan di seluruh wajah pasangan muda-nya. Ara pun membiarkan Santy meng-eksplorasi seluruh tubuh-nya. Lanjut dia ingin Santy sendiri yang menentukan tempo permainan panas mereka.

Puas menghujani wajah Ara dengan ciuman. Santy merayap turun, mengeksplorasi tubuh yang ada di depan-nya. Dia meremas buah dada Ara yang tidak begitu besar. Dia kulum puting Ara yang sudah menegang keras. Seperti Ara tadi, Santy menggunakan mulut untuk mengemuti nikmat puting kiri Ara dan tangan-nya memelintir puting kanan Ara. Selama itu Ara terpejam dan mendesah-desah kecil.

Santy masih tidak habis pikir, wanita seumur diri-nya diajari lesbi oleh wanita yang lebih jauh muda. Dan sekarang sedang mempraktekan-nya, di rumah temen anak-nya sendiri. Sekarang dirinya berhadapan dengan kemaluan Ara yang mulus berbulu sedikit tapi rapih di rawat. Sedikit ada keraguan, dia binggung harus bagaimana selanjut-nya. Ara yang terbaring merasa di anggurin, lantas dia topang tubuh atas-nya dengan kedua sikut-nya. Dan dia membuka mata-nya dan terlihat Santy yang sedang binggung. Dengan nakal dia kedua buka paha-nya lebar-lebar. Sekarang vagina yang merekah basah itu terpampang di depan Santy.

"Kok diem sih Tante, di maem dong memek Ara. Kayak aku tadi maemin memek Tante" ucap Ara. Kemudian dia goyang pinggul-nya kenan dan kekiri, mengoda Santy untuk melahap vagina-nya.

"Memek Ara juga pengen di sayang-sayang, kayak aku ke memek Tante Santy tadi" kembali Ara berkata, yang kali ini vulgar juga.

Tak enak hati karena sudah di puaskan, Santy menguatkan diri-nya untuk melakukan-nya. Dia gerakan kepala medekati selangkangan Ara. Lantas Santy mengendusi kemaluan Ara, tercium bau khas vagina yang basah. Lalu dia daratkan ciuman di vagina Ara, terlihat benang cairan lengket menjuntai dari bibir Santy ke kemaluan Ara.

Karena sesama wanita, Santy tahu harus mana yang bagian mana yang harus di puaskan. Tak lagi malu, dia belah garis vagina Ara yang masih rapat dengan lidah-nya.

“Tangan-nya Tan, ohhh…yaaa… pake jari juga Tan” perintah Ara di sela-sela desahan. Mendengar itu, Santy menarik kepala-nya dan memasukan satu jemari-nya ke dalam lubang nikmat. Dia maju-mundurkan jari-nya, dia tusuk-tusuk lubang nikmat Ara dengan cepat.

“Ohhhh…yeshh…..tam-tambah lagi tan” pinta Ara. Lalu Santy menambah satu jari-nya yang menusuk ke dalam. Jadi sekarang total sudah dua jari yang menerobos masuk ke dalam tubuh Ara. Cukup lama Santy menarik dan mendorong kedua jari-nya.

“Cepetiinnnnn……” raung Ara yang segara mendapatkan orgasme yang pertama bersama Santy. Tak lama, Ara meraih klimaksnya. Santy merasakan kedua-nya jari terguyur cairan. Reda sensasi orgasme Ara, Santy mencabut semua jari-nya. Dia lahit kedua jari-nya yang basah lengket.

"Jilat aja tan, enak kok" ucap Ara yang mengintip Santy yang sedang memandangi jari-nya sendiri yang basah. Santy menurut dengan ucapan Ara, lalu menghisap dengan rakus jari-nya sendiri. Karena tadi melihat Ara melenggking nikmat, Santy kembali bergairah, ingin kembali di jamah. Begitu juga dengan Ara yang masih bergairah. Oleh karena itu, Tak mau lama-lama, Ara segara memandu Santy untuk berubah posisi. Ara mengenalkan Santy posisi sex bagi para lesbian “Ini nama-nya posisi gunting Tan, kalau sesama cewek, ini salah satu posisi seks-nya.”

Kedua-nya mendesah bersamaan, ketika kemaluan mereka saling bertemu. Santy diam tidak tahu harus apa yang dilakukan. Ara tersenyum, lalu menaik-turunkan pinggul-nya menggesek vagina-nya dengan milik Santy. Santy pun mendesah, merasakan bibir vagina-nya digesek-gesek oleh kepunyaan Ara. Terasa sangat basah pusaka milik-nya. Lantas Santy juga menggerakan pinggul-nya membalas perbuatan Ara. Pasti terlihat menggairahkan pemandangan itu, dua wanita yang saling memuaskan untuk meraih kenikmatan. Desahan kedua-nya pun bersahut-sahutan menggema memenuhi seluk beluk ruangan mereka berada.

Dengan posisi ini, mereka pun keluar bersamaan. Kemaluan mereka saling membasahi dengan cairan yang tersembur keluar. Kedua-nya pun ambruk ke belakang berbaring dengan punggung, dengan paha saling menindih. Santy terpejam dengan raut muka yang bahagia. Tak lama di biarkan istirahat, Santy merasakan kalau Ara menarik paha-nya sendiri melepaskan lilitan mereka.


‘Mau apa lagi anak ini’ ucap Santy dalam hati. Terasa ada sesuatu di depan muka-nya, dia kenal dengan bau-nya. Lantas Santy membuka mata-nya, dirinya langsung terbelalak. Di atas kepala-nya terpampang vagina Ara yang basah merekah. Terlihat Ara sedang berjongkok di atas kepala Santy

“Araaaaa….kamu mau ngapain?” tanya Santy. Tidak di jawab Ara, yang langsung menjatuhkan tubuh kedepan. Dengan begini kepala Ara berada di selangkangan Santy. Tiba-tiba Santy merasakan benda basah lunak kembali menyentuh kemaluan-nya, apalagi kalau bukan lidah mungil milik Ara. Santy tersentak dan mendesah.

“Tannnnn, isepin juga dong” protes Ara yang vagina di anggurkan oleh Santy. Padahal sudah tersaji untuk di nikmati oleh Santy. Kini mereka saling menjilati kemaluan milik pasangan masing-masing. Santy dan Are mendesah, di sela-sela jilatan.

Selama pergumulan birahi sesama wanita itu, Andre hanya menikmati-nya dari jauh. Tak ingin menganggu mereka. Tanpa bicara, dia pun pergi meninggalkan mereka berdua. Meski sudah keluar ruangan, desahan para wanita itu tetap saja terdengar. Kali ini dia biarkan Santy menikmati pengalaman baru-nya. Tentu-nya pacar-nya juga akan senang, karena bisa bergumul seharian ini bersama Santy. Biarlah hari ini milik mereka berdua saja.

Kini Andre memiliki dua kekasih yang memuja diri-nya dan penis besar-nya. Memang pria yang hebat. Sekarang sang pemuda berjalan ke bagian belakang rumah-nya, disana terdapat beberapa kamar yang merupakan milik para pembantu-nya. Dia buka salah satu kamar tersebut, lalu terpampang sepasang manusia yang sudah melakukan persetubuhan dengan panas-nya. Siapa lagi kalau bukan Kiryo dan Ayu, namun saking seru-nya mereka tidak sadar dengan keberadaan majikan-nya. Lalu Andre membuka suara yang mengagetkan dua sosok yang berbeda insan jenis itu “Ikutan dong” pinta sang pemuda.

“Duhhh Mas Dennnn” jawab mesra wanita itu.
“Sok atuh Den” jawab si lelaki tua itu.

Sekarang di rumah besar Andre, terdapat dua pertempuran birahi yang berbeda tempat. Tak mengenal umur, hanya nikmat yang di gapai.

Lalu bagaimana dengan Santy? Ya, selain bermain dengan seorang pria, dia juga tidak lagi malu untuk menggeruk nikmat dengan sesama wanita. Walau harus pilli-pilih dulu. Sejak pertemuan itu seringkali Santy nge-date dengan Ara. Andre pun tidak melarang. Dan pasti orang-orang mengira-nya mereka ada pasangan ibu dan anak. Mereka semua tidak tahu, kalau Santy dan Ara pasangan sesama jenis.

Tak lupa kini, Santy selalu sepedaan dengan sepeda baru-nya. Dan tak lupa, fitur ‘khusus-nya’ akan menemani Santy kemana saja dia mau. Sekarang tak hanya capek, tapi juga nikmat yang akan Santy rasakan ketika gowes.

Bersambung….


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com